Allea Hizka Zirah. Wanita polos nan lugu, telah bersepakat dengan pacar nya akan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius lagi. Segala sesuatu yang di butuhkan untuk melangsungkan acara sudah beres, hanya tinggal menunggu hari dan tanggal yang di tentukan.
Namun tak di sangka, mempelai pria tidak menghadiri acara pernikahan yang akan di langsungkan. Sontak hal itu mengundang riuh di acara yang di gelar dengan besar-besaran. Begitu juga dengan keluarga wanita yang menanggung malu.
Apa yang menjadi penyebab mempelai pria tidak hadir? Apakah adanya selisih paham? Apakah setelah kejadian yang menimpah Allea akan menimbulkan trauma yang mendalam? Atau malah sebaliknya?
Mari kita ikuti keseruan cerita ini yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keycapp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CAESSA DAREEN DARMAWAN
Selepas kepergian Daddy Tito, Allea menangis tidak jelas. Sifat egois nya lah yang tidak bisa ia kuasai hingga saat ini, walaupun ia bisa mengubah sikap dan segala nya. Namun hal yang paling susah ia ubah adalah rasa egois nya, benar-benar sangat susah untuk di kontrol.
Yang hanya bisa ia lakukan adalah, menangis dengan menatap anak kecil yang ia temui sore tadi.
" Hay anak kecil, tetap lah jadi anak kecil ya. Jadi dewasa itu gak enak tau, banyak sakit nya tau gak. Aku aja hampir nyerah, tapi kan gak mungkin nyerah ini lah hidup ku. Enak ya jadi anak kecil, di perlakukan seperti raja. Heum.. Seperti nya kamu akan aunty bawa ke Korea, kita akan hidup di sana. Orang tua mu atau keluarga mu tidak ada yang mencari mu, atau mendatangi mu. Jadi besok kamu akan saya bawa, kamu akan menjadi laki-laki pelindung aunty nanti nya sayang." Allea bermonolog sendiri kepada anak kecil itu.
Yang anak kecil itu lakukan, hanya menggeliat lucu karna Allea sesekali menoel-noel pipi nya yang sedang asik tertidur.
" Aunty kasih nama kamu, Caessa Dareen Darmawan. Nama panggilan nya Esa, Caessa memiliki arti sebuah perlindungan, sementara Dareen anak yang bijak, nama Darmawan aunty sematkan di belakang nama mu. Nama yang bagus kan sayang, semoga kamu jadi pembawa rejeki dan keberuntungan nanti nya buat Aunty. Anak baik," senyum Allea tiba-tiba mengembang, merasa senang dengan nama yang ia sematkan kepada anak laki-laki yang ia temukan tadi sore.
" Nyonya... Nyonya...." Hingga suara ketukan pintu, yang memberhentikan pembicaraan Allea dengan bayi yang asik tertidur itu.
" Buka aja bi! Gak di kunci kok," jawab Allea dari arah kamar nya.
Klek!
Pintu terbuka, nampak lah bi Sumiati yang datang ke kamar nya dengan menenteng diapers yang banyak.
" Nyonya makan malam dulu, tuan besar sudah menunggu di bawah. Biar saya yang jaga debay nya, dan menggantikan popok nya. Oh ya perlengkapan nya sudah tiba, bibi Lady hanya akan menyusun nya di sini nyonya," ucap bi Sumiati, mendekat ke arah Anak kecil itu untuk menggantikan diapers nya.
" Saya gak mau makan di bawah bi, saya juga gak lapar kok bi." Tatapan Allea tiba-tiba datar, setelah mendengar perintah dari bi Sumiati.
" Nyonya gak bisa malas makan, walaupun ada masalah yang menghinggapi nyonya. Nyonya harus tetap makan, kalau gak makan apa yang akan menjadi stamina dalam tubuh nyonya. Nyonya juga besok akan berangkat, jadi jangan sampai sakit nyonya. Harus makan yang cukup, dan istirahat yang cukup." Peringat bi Sumiati sembari sibuk mengganti diapers bayi Esa, seakan tahu apa yang menyebabkan nyonya nya berniat melewatkan makan malam. Bagaimana gak paham dengan situasi dan kondisi hati nyonya nya, bi Sumiati sudah mengabdi di keluarga Darmawan sedari Allea masih dalam kandungan. Jadi sangat mustahil rasanya, jika bi Sumiati masih tidak mengetahui tentang apa yang ada di diri Allea.
" Lea lagi gak mood bi, Lea lagi malas lihat Daddy. Entah kenapa akhir-akhir ini Daddy ngomong nya ketus-ketus, Lea kan gak suka di gituin. Lea kesal sama Daddy pokok nya," jawab Allea yang juga terkagum dengan kemahiran bi Sumiati mengganti diapers anak kecil itu, melakukan dengan sangat hati-hati dan lembut.
" Nyonya dengar bibi ya. Bibi bukan orang baru di sini, sebelum nyonya lahir ke dunia ini. Bibi udah lebih dulu mengenal karakter Tuan besar, tuan besar bertindak seperti itu bukan nya gak sayang lagi sama nyonya. Tuan besar hanya mau yang terbaik buat nyonya, tuan besar rela melakukan hal apapun untuk memenuhi keinginan nyonya. Tuan besar sadar bahwa nyonya udah dewasa, nyonya harus bersiap menghadapi dunia yang sudah semakin kejam. Masalah pengucapan tuan besar yang terasa ketus itu, bisa jadi bukan hanya satu hal. Bisa jadi tuan besar sedang memiliki masalah atau kekesalan hati nya yang tertahan di kantor atau di mana pun itu, jadi mendengar hal seperti ini mungkin menimbulkan emosi yang tak terkendali. Jadi nyonya harus lebih berfikir luas," bibi Sumiati memberikan wejangan, dan menyadarkan pemikiran Allea yang suka negatif.
Allea memikirkan ucapan bi Sumiati, yang memang benar ada nya.
" Besok pagi nyonya akan berangkat, gak mungkin kan nyonya pergi dengan kekesalan hati yang tertanam. Nyonya akan sadar, betapa sulit nya berjauhan dengan keluarga. Bukan bibi menakut-nakuti nyonya, namun memang itu lah kebenaran nya. Jadi saran bibi, nyonya berbicara dengan tuan besar dan nyonya besar. Minta maaf lah kepada mereka, supaya segala apapun yang akan nyonya lakukan di perantauan berjalan dengan baik. Doa orang tua itu, sangat berpengaruh besar bagi masa depan kita. Nyonya turun saja ke bawa," bujuk bi Sumiati kepada Allea, sedikit memberikan nasihat untuk bekal hidup Allea nanti nya ketika mereka sudah berbeda negara nanti nya.
" Baik bi, makasih ya bi. Hanya bibi yang mau memberikan nasihat mahal seperti ini kepada Allea, hingga saat ini hanya bibi yang selalu bisa menyadarkan Allea. Allea senang bibi ada di rumah ini," hingga saat ini, setiap ucapan bibi Sumiati, mampu membuka pemikiran Allea yang sempit menjadi luas.
" Sama-sama nyonya. Sudah menjadi tugas saya," senyum bi Sumiati mengembang, setelah Allea mau berbicara dengan orang tau nya tanpa menahan rasa egois nya lagi.
Allea keluar kamar menuju ruang makan, memilih naik lift aja malas jika harus menaiki anak tangga yang banyak. Sementara bibi Sumiati berjaga bayi Esa, dan memberikan makan malam.
" Mari makan sayang," sambut Mommy Queen, melihat kedatangan putri nya.
" Iya Mom,"
Allea segara duduk di kursi yang semestinya ia tempati, dan mendapati suguhan piring yang sudah di isi nasi oleh Mommy nya.
" Allea minta maaf Dad atas kejadian tadi," ucap Allea dengan menundukkan kepala nya.
" Tumben kamu bisa semudah itu menurunkan egois mu nak," ucap Daddy Tito yang tersenyum begitu juga dengan Mommy Queen.
" Allea sadar Dad, setelah mendapat nasihat dari bi Sumiati. Ternyata tindakan Allea banyak salah nya, tolong Mommy dan Daddy memaafkan segala kesalahan yang Allea perbuat." Ucap Allea lagi.
" Iya nak, Mommy dan Daddy sudah memaafkan nya. Semoga kamu bisa sukses jika berjauhan dengan kami, anak Mommy hebat." Ucap Mommy Queen yang sudah bisa menerima, bahwa sudah waktunya ia dan putri nya akan berpisah.
" Tapi Allea ada satu permintaan. Lea harap Mommy dan Daddy setuju," pinta Allea.
" Apa nak?"
...****************...
Hay... Hay...