Happiness

Saat jam istirahat Aruna memutuskan untuk menemui Fahri di kelasnya. Tapi ternyata Fahri sedang tidak ada di sana. Mungkin sudah ke kantin pikirnya.

Aruna pun akhirnya pergi ke kantin dan benar saja Fahri berada di tempat itu. Tapi yang membuat dia kesal dengan siapa saat itu Fahri di sana. Tiara, cewek yang harusnya Fahri jauhi.

Di sana terlihat Fahri dan Tiara yang sedang asyik makan bersama sembari mengobrol. Aruna hendak mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan cowok itu tapi tiba-tiba Tiara berseru ke arahnya.

Aruna menoleh dan Tiara juga mengajaknya untuk bergabung dengan mereka. Akhirnya dengan langkah ragu Aruna mendekati meja mereka berdua.

“Kamu kok tahu Aruna?” tanya Fahri pada Tiara.

“Iya dong, dia kan yang sudah bantuin aku buat deket sama kamu,” jelas Tiara malu-malu pada cowok itu.

“Iya kan Aruna? Ayo duduk, berdiri saja dari tadi.”

ujar Tiara.

Aruna hanya mengangguk kecil lalu duduk bersama dengan mereka berdua. Aruna sungguh kagum dengan akting Tiara yang bertingkah seolah cewek itu tidak melakukan apa-apa padanya tadi pagi.

“Oh ya? Pantesan dia kemarin maksa aku buat ngedate sama kamu.”

jawab Fahri kala ingat jika Aruna yang terus memaksa dirinya agar mau kencan bersama Tiara.

Tiara terdiam saat mendengar balasan Fahri. Apa iya Aruna yang memaksa cowok itu agar mau ngedate dengannya? Tiara kira Fahri mau ngedate dengannya karena memang setuju dengan ajakan darinya.

Lalu kenapa Aruna tidak mau membantunya kemarin saat dia minta bantuan memberikan bungkusan hadiah untuk Fahri?

“Waah, kayaknya aku berhutang banyak sama Aruna. Oke deh kalau gitu aku traktir kamu hari ini. Tinggal pilih kamu mau pesan apa nih,” seru Tiara bersemangat menyodorkan lembaran menu pada Aruna.

Aruna hanya diam, dia benar-benar canggung menghadapi drama yang di mainkan oleh Tiara saat ini. Jujur saja rasanya dia ingin pergi meninggalkan tempat ini jika bukan karena Fahri.

"Tiara, kamu hanya baik di depan Fahri, kamu memang benar-benar pandai berakting." seru Aruna dalam hati.

“Dia suka ini nih. Kalau minumnya dia suka es lemon dingin,” tunjuk Fahri ikut bersemangat menunjuk salah satu menu makanan di daftar menu itu.

“Kayaknya kamu tahu banyak soal Aruna ya Fahri.

Jadi benar nih desas-desus kalau kalian yang sebenarnya adik-kakak?”

tanya Tiara yang sengaja ingin membuat malu Aruna.

Aruna mengepalkan tangannya kesal saat mendengar pertanyaan dari cewek itu. Padahal sudah tahu tapi Tiara sengaja bertanya hanya untuk memanasi Aruna.

“Aku sama Aruna bukan adik-kakak kok. Tapi hubungan kami berdua sudah sangat dekat. Dia terman main, tukar cerita, belajar, dan yang paling penting sejak kehadiran dia hidup aku jadi lebih berwarna. Tanpa dia aku gak tahu bakal jadi seperti apa aku dulu,” jelas Fahri menatap tulus pada Aruna.

Aruna tersenyum kecil, dia sangat senang mengetahui sangat berartinya dirinya bagi cowok itu. Meski kesal dengan pertanyaan yang diajukan oleh Tiara tapi Aruna

senang mendengar balasan dari Fahri.

Sementara Tiara sendiri memasang wajah masam saat melihat Fahri dan anak pembantu itu saling tatap. Aruna tidak pantas diperhatikan seperti itu oleh Fahri!

Dia sengaja batuk pelan untuk membuyarkan suasana yang membuat dirinya geram saat ini. Lalu memanggil pelayan kantin untuk memesankan anak pembantu itu makanan.

Dia kasihan pada kondisi Aruna jadi berbagi sedikit kepada cewek itu sekali-sekali tidak apalah pikirnya. Lagi pula ini bagus untuk memperlihatkan kebaikan hatinya di depan cowok pujaannya.

Saat mereka sedang sibuk menyantap makanan.

Tiara mengambil selembar tisu lalu menyuruh Fahri untuk berdiam sebentar. Tiara lalu membersikan noda makanan di sisi bibir cowok itu sembari tertawa geli.

“Kamu ini makan kayak anak kecil aja." komentar Tiara setelah membersihkan noda makanan di wajah

Fahri.

Aruna yang melihat itu hanya mendengus jengah. Agresif sekali pikir Aruna cewek itu. Padahal kemarin sok lugu sekali sampai harus mengemis bantuan

dirinya agar mau dekat dengan Fahri.

"Aku bisa sendiri kok." ujar Fahri yang langsung mengambil tisu dari tangan Tiara.