NovelToon NovelToon
Tidak Pernah Ada Kata Perpisahan Antara Kita

Tidak Pernah Ada Kata Perpisahan Antara Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Lari dari Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: jnxdoe

Selama 2 tahun menjalin mahligai rumah tangga, tidak sekali pun Meilany mengucapkan kata 'tidak' dan 'tidak mau' pada suaminya. Ia hanya ingin menjadi sosok seorang isteri yang sholehah dan dapat membawanya masuk surga, seperti kata bundanya.

Meski jiwanya berontak, tapi Mei berusaha untuk menahan diri, sampai pada akhirnya ia tidak bisa menahan lagi ketika suaminya meminta izinnya untuk menikah lagi.

Permintaan itu tidak membuat Mei marah. Ia sudah tidak bisa marah lagi ketika sudah kehilangan segalanya. Tapi ia juga tidak bisa tinggal di tempat yang sama dengan suaminya dan memilih pergi.

Selama 7 tahun Mei memendam perasaan marah, sampai pada suatu ketika ia menemukan kebenaran di dalamnya. Kebenaran yang sebenarnya ada di depan matanya selama ini, tapi tidak bisa ia lihat.

Bisakah Mei memperbaiki semuanya?

*Spin off dari "I Love You, Pak! Tapi Aku Takut..."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jnxdoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13 -

"Jadi, kau ini lelaki yang membuatnya tidak pernah mau menerimaku?"

"Maaf?"

Rahang Conrad mengencang. Mata hijaunya menatap tajam dan menelusuri lelaki yang berdiri di depannya. Tatapannya terhenti pada tangan kanan Aslan, dan fokus ke cincin yang tersemat di jari manis pria itu.

Pandangannya naik dan kini, ia tidak bisa lagi menyembunyikan kebenciannya pada pria itu.

"Kau suami Mei?"

Jakun Aslan naik-turun. Ia tahu tidak boleh sembarangan bicara. Pria di depannya ini adalah bos besar Mei dan apapun yang keluar dari mulutnya, bisa jadi membahayakan posisi isterinya nanti.

"Maaf, Tuan Conrad. Saya masih tidak paham-"

"Jangan berlagak seperti id*ot kau, Ash! Kalian mengenakan cincin kawin yang mirip! Mungkin tidak banyak yang memperhatikan, tapi dari awal aku sudah tahu kau ini pria br*ngsek! Kau kira aku tidak bisa melihat tatapan laparmu pada Mei? Kau menginginkan wanita itu, tapi kau tidak mau mengakuinya sebagai isterimu? Apa kau tidak mau mengakui darah dagingmu juga? Benar-benar lelaki b*jingan kau, Aslan!"

Hinaan itu hanya bisa ditelan Aslan pahit-pahit. Ia tidak mungkin membalas. Ia tidak bisa membalas, kecuali ia membeberkan semuanya pada pria di depannya. Tapi apapun yang ia katakan, hanya akan jadi aib.

Aib bagi dirinya dan juga untuk isterinya sendiri.

"Tuan Conrad. Saya yakin Anda salah paham. Saya dan Meilany tidak ada hubungan-"

"Kau bersumpah?"

Pertanyaan itu membungkam apapun yang sudah ada di ujung lidah Aslan. Pria itu terdiam.

"Apa kau bersumpah tidak punya hubungan apapun dengan Mei? Bersumpahlah sekarang, Ash!"

Diamnya Aslan dilihat Conrad sebagai kekalahan. Pria bermata hijau itu menatap penuh cemoohan.

"Ternyata kau memang lelaki pengecut. Kau sama sekali tidak punya keberanian mengakui semuanya. Apa sebenarnya yang Mei lihat dari dirimu ini? Kau tidak lebih tampan dariku dan aku yakin, kau ini jauh lebih miskin dari aku! Mungkin juga pendapatanmu tidak melebihi apa yang didapat Meilany sekarang. Kau ini tipikal lelaki 'mokondo' dan penganut patriaki sejati. Yang mengandalkan agama dan juga ketakutan para wanita untuk mendominasi mereka. Tipikal lelaki banyak mau, tapi tong kosong! Tidak ada isinya!"

Kedua tangan Aslan mengepal. Suara beratnya mulai gemetar menahan amarah.

"Tuan Conrad. Anda sudah menghina saya. Saya-"

Jari telunjuk Conrad menusuk kencang d*da Aslan. Ekspresinya mengancam.

"Jauhi Meilany! Ceraikan dia! Meilany pantas mendapat pria yang jauh lebih baik dari dirimu ini! Kau telah meninggalkannya sekali, tidak masalah untuk meninggalkan dia selamanya, kan? Tinggalkan Mei!"

Makna yang terkandung dalam kata-kata pria di depannya membuat wajah Aslan memucat. Ia baru tersadar, bahwa selama pernikahannya, ia tidak pernah 'ada' untuk isterinya.

Ia telah 'meninggalkannya' dulu. Ia tidak mendampinginya sama sekali ketika Mei harus berhadapan dengan bundanya dulu. Ia mempercayakan semuanya pada ibunya dulu untuk mendidik wanita itu menjadi seorang isteri yang baik. Isteri sholehah versi ibunya dan bukan versi mereka sendiri.

Sesuatu di benak Aslan serasa pecah berkeping-keping di dalam, saat kesadaran perlahan menghantamnya.

'Maaf, Mei... Tapi ini bunda yang minta...'

'Kan bunda yang pengen aku berhenti dulu. Bukannya mas pengen supaya aku fokus untuk program anak?'

'Kata bunda dulu, seorang isteri harus melayani suaminya. Mas cukup duduk saja.'

'Aku mengerti mas. Aku akan menerima keputusan mas Aslan. Apapun itu.'

'Engga usah repot mas. Beneran kok, aku ga butuh apa-apa. Aku juga ga pengen apa-apa.'

Otaknya mulai dibanjiri kata-kata isterinya dulu. Kata-kata yang dulu tidak pernah ia tanggapi serius, tapi ternyata membuat masalah dalam rumah tangganya meruncing tanpa ia sadari.

Dalam hatinya ia tahu ia telah bersalah pada isterinya, tapi saat itu, ia sendiri tidak punya keberanian untuk mengambil keputusan. Ia hanya menuruti keinginan ibunya yang meski hal itu memiliki niat baik, tapi lama kelamaan justru mengikis hubungan mereka sebagai suami-isteri.

'Mei tahu, mas akan tetap mengabulkan keinginan bunda kan? Maaf mas, kalau begitu, Mei ga akan pernah bisa kembali lagi. Mei ternyata bukan isteri sholehah seperti yang diinginkan bunda... Mei bukan wanita kuat yang sanggup didua. Mei hanya wanita biasa yang bisa sakit hati dan cemburu... Lebih baik Mei melepaskan mas Aslan, kalau memang mas mau dengan wanita lain.'

Aslan merasakan tubuhnya mulai gemetar. Nafasnya terasa sesak. Tanpa sadar, kakinya perlahan mundur. Ia akhirnya tahu apa yang membuat isterinya pergi dulu.

Semua adalah kesalahannya. Ia tidak bisa jadi sosok suami yang baik. Ia telah gagal menjadi Imam isterinya.

"Aslan?"

Kedua alis Conrad mengerut dalam. Ia tidak menyangka lelaki di hadapannya akan terlihat shock karena kata-katanya barusan. Ia mulai merasa tidak enak. Tangannya terulur ke arah Aslan.

"Hei, As-"

"Anda benar, Tuan Conrad. Saya memang lelaki pengecut. Saya tidak pantas jadi suami Mei."

Conrad membeku melihat wajah Aslan yang seputih kapas. Mata pria itu nanar, dan tampak memerah.

Tidak ada maksud Conrad untuk membuat lelaki saingannya seperti ini. Ia hanya ingin sedikit menyakitinya, tapi bukan berarti menyerang sisi emosionalnya sejauh ini. Apa yang dilakukannya saat ini sama saja seperti berbuat kecurangan. Ia tidak memberi kesempatan pada Aslan untuk bersaing jujur dengannya.

"Aslan. Maafkan aku. Tadi aku-"

"Tuan Conrad! Kopi Anda."

Sapaan gembira itu menginterupsi apapun yang ingin dikatakan Conrad tadi. Tampak pria itu tersenyum ceria dan menerima uluran kopi dari Mei.

"Terima kasih, Mei."

"Sama-sama, sir."

Kening Mei berkerut saat menatap raut suaminya yang tidak baik. "Pak Aslan? Bapak-"

Tidak menjawab, Aslan melewati Mei dan bergegas pergi dari sana. Kepalanya tertunduk.

"Pak Aslan!"

Wanita itu hampir menyusul Aslan saat tangannya ditahan kuat.

"Jangan pergi, Mei!"

"Sir?"

Wajah Conrad memerah dan mata pria itu berkaca-kaca. Ia masih mencengkeram tangan Mei.

"Please. Jangan pernah menyusulnya, Meilany. Aku mohon padamu."

Bahu Mei naik-turun dan dengan kasar, ia menepis lengannya. Rautnya mengeras memandang atasannya.

"Apa yang sudah Anda katakan padanya, sir?"

"Mei..."

"Katakan, sir! Apa yang sudah Anda lakukan pada suami saya!?"

1
Sri Mulyati
lanjut Thor ceritanya seru
Anis Rohayati
jujur gua malah jiji klu smpe mei balikan lagi sma si smpah aslan ingat laki2 modelan kya gini ga harus di pertahan kan pantes di buang
Sunaryati
Segera urai kesalahpahaman kalian, mulai dari awal jika sudah kembali bangun komunikasi yang baik jangan ada hal yang harus ditutpi
Harun Gayam
hadeuh muter² tetuss
Sunaryati
Itu akibat tak ada komunikasi yang jelas tujuh tahun yang lalu
Sunaryati
Dobell up Thoot makin menarik ceritanya
Sunaryati
Makin ada kejelasan, tapi tetap saja penyebabnya Ashlan telat menjelaskannya pada Mei sehingga Mei menyimpulkan jika Ashlan bersedia menikahi Cristine apalagi dugaan itu dikuatkan dengan kebersamaan Ashlan dan Cristine di kedai kopi dan terlihat Ashlan memegang tangan Cristine
Sunaryati
Itu sepenuhnya bukan salahmu, karena Ashlan tidak menjelaskan setelah kamu kecelakaan yang menyebabkan keguguran, seharusnya waktu itu mengurai kesalahpahamanmu memergoki Ashlan dan Cristine di kedai, karena sebelumnya Ashlan minta izin menikah
Ma Em
Aku kasihan pada Aslan kalau memang Aslan tdk menikah dan tdk pernah tidur dgn Cristine bilang sama Mei dan buktikan agar Mei percaya
Ma Em
Luar biasa
Sunaryati
Selidiki duli Mei, dan kamu Ashlan jika kamu tidal menikahi Cristine buktikan. Kesalahan kamu dulu minta izin menikahi Cristine, dua kamu ketemuan sama Cristine yang dipergoki Mei sehingga Mri kecelakaan dan keguguran
kesalahau besar Ashlan
Sunaryati
Lanjuut donel up Thoor, ceritanya semakin seru dan menarik
Sunaryati
Jelaskan dulu Ashlan Mei dan pembaca juga penasaran, kamu jadi menikahi Cristine? Jika ya kabulkan permintaan Mei untuk menceraikannya, jika tidakk kejar dan perjuangkan cintami, karena Mei sangat setia padamu
Sunaryati
Ceritanya menarik jika berkenan tolong up tiap hari Thoor
Sunaryati
Jika Ashlan tidak jadi menikah dengan Cristin, kembalilah. Namun jika sudah menikah lebih baik mundur dari pada sakit hati
Sunaryati
suka, jika penasaranku terjawab ttg Cristine tak kasi bintang 5
Sunaryati
Lanjuut fobel up, ya
Sunaryati
Bagaimana pernikahan Ashlan dengan Cristine, Thoor, bukankah kepergian Mei karena Ashlan akan menikahi mantannya itu
Sunaryati
Oh ternyata Mei keguguran ketika kecelakaan saat melihat Ashlan dan Cristin di Cafe, kasihan Mei
jnxdoe: Terima kasih kak buat komentarnya... Tetep baca sampai tamat ya... 🥰🙏
total 1 replies
Sunaryati
Sebelum pergi kan mengabarkan kehamilan Mei pada Ashlan, mana anak Mei?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!