Season 1~
Seorang wanita yang dikhianati sang suami. Memiliki wanita kedua dalam hatinya. Membagi cinta dan kasih sayang.
Akankah dua cinta dalam satu hati akan bertahan?
Dendam, penghianatan dan penyesalan.
Kisah masa lalu yang selalu mengiringi perjalanan hidupnya.
Pemeran utama bukan wanita lemah. Dia licik dan tak berperasaan.
Kimberly lebih mengerikan dari yang di ketahui orang. Bahkan suaminya sendiri.
Ia seperti malaikat maut berwajah polos yang memegang senjata api di balik punggungnya.
Akankah takdir membuatnya bertahan atau melepaskan?! Lalu akankah ia menemukan kebahagiaan setelah melewati hujan badai?!
🌸
Season 2~
Setelah merasakan pengkhianatan mantan suaminya, Kim merasakan hatinya beku.
Sikapnya semakin dingin dan tak tersentuh.
Namun lelaki tak tahu malu itu mampu mengetarkan sudut hatinya yang kosong.
“Oh Mr Mafia.”
Akankah Kimberly berbahagia setelah ini ataukah kisah Wanita Kedua akan terulang kembali?!
Alur lambat,santai, tidak buru-buru! Yang suka cerita dengan ritme cepat, cerita ini bukan pilihan. Namun kalian bisa coba baca aja dulu, siapa tau malah ketagihan ✌😂
Follow IG me @mhemeyyy_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Kedua 6
Follow IG me @mhemeyyy
⤵
"Nyonya akan melahirkan."
Diam!
Alex terdiam, terpaku selama beberapa detik guna memahami ucapan pelayan yang ada di hadapannya.
"Tuan!"
Lagi, Alex tersadar ketika suara pelayan itu membuatnya kembali pada kesadaran. Tanpa banyak bicara ia berlari ke arah kamar tamu.
Di sana Alex melihat beberapa pelayan ada di depan kamar. Ia langsung menerobos masuk.
Dilihatnya istri kesayangannya itu merintih kesakitan.
"Cepat siapkan mobil." teriak Alex segera membopong tubuh lemah Kim yang sudah berkeringat dingin.
Alex berjalan tergopoh diikuti Malla. Wanita yang seumuran dengan Kim, pelayan setia Kim sejak kecil. Dulu keluarga Malla adalah kepala pelayan di mansion Dimitry. Semenjak saat itu, Malla terus berada di samping Kim hingga saat ini.
Malla telah menikah dengan salah satu pengawal yang bekerja di mansion ini juga. Suami istri itu sama-sama mengabdikan diri pada keluarga ini yang telah banyak berjasa dalam kehidupan keduanya.
"Jangan lupa bawakan juga keperluan Nyonya." sahut Yura, wanita paruh baya yang sekarang menjadi kepala pelayan di mansion ini.
"Baik!"
Sedangkan di dalam mobil yang tengah melaju menuju Rumah sakit, Kim terus berteriak kesakitan.
Peluh bercucuran di tubuhnya.
"Tahanlah sebentar Sayang, kau pasti kuat kan."
"Sakit Alex." nafas Kim sudah tidak beraturan lagi.
"Lebih cepat lagi." teriak Alex lagi.
"Ini sudah paling cepat Tuan. Keselamatan Nyonya juga penting." sahut sopir itu dengan takut-takut.
Alex menyadari ucapan sopirnya memang ada benarnya. Ia tidak bisa mengabaikan keselamatan anak dan juga istrinya.
"Tahan Sayang, kau pasti kuat. Okay? Tarik nafas perlahan, keluarkan." intrupsi Alex berusaha tenang.
Kim melakukannya.
Tak lama mobil yang membawa mereka tiba langsung di depan Rumah sakit, para team dokter telah menunggu.
Kim langsung di baringkan di ranjang, tangannya terus memegang jemari Alex.
"Selamatkan istri dan anakku."
"Tuan bisa ikut ke dalam." ucap dokter tersebut. Alex mengikuti masuk ke ruangan. Ia tetap berada di samping Kim.
Tangan Kim meremas jemari Alex semakin kencang, sungguh! ini menyakitkan sekali. Begitulah yang tengah di rasakan Kim saat ini.
Dokter memeriksa Kim lalu berucap pada para perawat.
"Nyonya, ini sudah waktunya. Tarik nafas perlahan kemudian keluarkan."
"Cepat dokter, ini sakit."
"Santai Nyonya, jangan tegang. Anda bisa mengikuti instruksi yang saya berikan."
"Cepatlah bodoh, kau terlalu banyak bicara." marah Kim dengan wajah merah padam.
Mendengar Kim marah membuat dokter tersenyum tipis. Ia adalah dokter yang telah menangani Kim sejak pertama kali ia melahirkan anak pertama, maka dari itu ia sudah sangat paham dengan perangai Kim.
"Jangan marah-marah Sayang."
Drama Nyonya arogan melahirkan benar-benar membuat para dokter dan perawat yang ada di dalam ruangan geleng-geleng kepala, di saat rasa sakit ia sempat memaki.
Astaga!
Wanita satu ini benar-benar.
Kurang lebih satu jam proses lahiran Kim berjalan dengan lancar. Tapi karena kondisi tubuh Kim lemah, setelah melahirkan ia langsung kehilangan kesadaran. Dan itu membuat Alex sangat khawatir.
Tapi dokter berkata bahwa Kim akan baik-baik saja. Alex mendesah lega.
"Welcome to the world baby boy." ucap Alex ketika ia mengendong bayi mungil tersebut.
Mata dan hidungnya mirip seperti Kim, alis tebal dan juga rambut hitam legam mirip sepertinya.
Perpaduan sempurna antara Kimberly Queensa Dimitry dan Alexavier Hansel Greyson.
***
Waktu berlalu begitu cepat, senja sudah berada di ujung. Tetapi tak ada tanda-tanda Kim akan bangun.
Malla telah membawa Kia dan juga Kalvin ke rumah sakit saat pulang sekolah tadi. Mereka berdua menyambut dengan antusias kehadiran sang adik.
Mereka semua berkumpul di dalam kamar perawatan Kim. Namun tak ada yang bersuara di antara mereka. Baik Kia maupun Kalvin hanya duduk diam bersama dengan Malla di sofa ruang tamu.
Kamar ini terdiri dari ruang tamu, dua kamar tidur dan juga dapur.
Tempat perawatan Kim sudah seperti rumah singgah.
Alex masih setia berada di samping istrinya. Menggenggam tangan wanita itu, mencium setiap jari jemari Kim dengan penuh cinta. Seakan Alex melupakan tentang perseteruan yang telah terjadi. Pandangan penuh cinta yang tersirat di manik mata Alex membuat siapapun yang menatapnya akan tenggelam di dalam pesonanya.
"Bangunlah Sayang, maafkan aku yang telah melukai perasaanmu dengan ucapanku."
"Aku mohon, bangun! Kasihan aku dan anak-anak. Kau tahu putra ketiga kita sangat tampan sepertiku." lanjut Alex lagi. Ia sudah seperti lelaki frustasi.
Baru juga di tinggal satu hari udah begitu, bagaimana kalau Kim meninggalkan mu untuk selamanya?
Alex, Alex kau terlalu serakah.
"Tuan, anak-anak menunggu untuk makan bersama." Malla datang dengan sopan, menunduk dalam ketika berdiri di belakang sang Tuan.
"Hm, kau tunggu disini."
"Baik!"
Kepergian Alex membuat Malla berani memegang tangan Kim. Ia sangat menyayangi Kim seperti saudaranya sendiri. Mereka tumbuh bersama, belajar bersama dan berlari bersama. Ikatan yang terbentuk walaupun tanpa hubungan darah.
Malla bukan hanya sekedar pelayan biasa. Ia juga wanita terpelajar yang pintar. Tapi ia lebih memilih berada di samping Kim daripada harus bekerja di perusahaan.
"Nyonya, cepatlah bangun. Kasihan saya yang sudah tidak memiliki siapapun, hanya Nyonya keluarga yang saya punya." ucapnya sedih. Tangannya dengan sigap menghapus air mata yang berhasil lolos dari matanya.
Hubungan itu tak melulu soal ikatan darah yang terjalin. Bahkan darah yang sama bisa juga mengkhianati.
***
Pagi telah mengeluarkan sinar mentari yang menghangatkan tubuh. Tapi kehangatan yang tercipta tak membuat Kim membuka mata.
Ia masih tetap tenang menutup mata.
Bahkan saat Alex dan anak-anak bercerita, berharap istrinya merespon. Tapi nihil, tidak ada tanda-tanda apapun.
Alex, Kia dan juga Kalvin telah rapi dan juga wangi. Bersiap melakukan kegiatan hari ini.
"Kia, Kalvin bisa berangkat sekolah dulu. Pulang sekolah nanti kesini lagi."
"Aku tidak ingin meninggalkan Mommy." sahut Kia dengan wajah sedih.
"Mommy akan baik-baik saja Sayang, kalau Mom tahu Kia membolos sekolah nanti Mommy akan lebih marah sama Kia." Alex memberikan pengertian.
"Ya sudah. Mom, Kia pulang dulu ya. I love you Mom!" bocah 8 tahun itu mencium pipi Kim.
"Kalvin juga mau sekolah, Mommy jangan lama-lama ya tidurnya. Kalvin sayang Mommy."
Anak-anak yang baik. Ajaran Kim yang tegas membuat mereka memiliki pengertian yang luar biasa. Keadaan tidak membuat mereka menjadi anak-anak yang manja.
"Malla, setelah mengantar anak-anak cepat kembali kemari." tegas Alex menatap pelayan kesayangan istri cantiknya.
"Baik Tuan."
"Bye Dad!" ucap Kia dan Kalvin sebelum pintu ruangan kembali tertutup.
Hening!
Setelah kepergian anak-anak tak lama dokter datang untuk memeriksa Kim.
"Kenapa istriku belum juga bangun?"
"Anda tenang saja, Nyonya baik-baik saja. Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Beliau hanya kelelahan dan sedikit stres." ungkap dokter wanita itu gamblang.
"Kalau dia baik-baik saja kenapa tak juga sadar?" tersenyum tipis mendengar suara Alex yang mengintimidasi.
"Paling lama besok pagi Nyonya pasti akan bangun, Tuan."
Dokter wanita itu berucap dengan yakin.
"Kalau sampai besok istriku tak juga bangun, ku pastikan kalian semua akan terkubur bersama rumah sakit ini." dingin, datar dan juga sorot mata mengancam.
"Saya pastikan itu tidak akan terjadi Tuan."
🌸🌸🌸🌸🌸
JANGAN LUPA LIKE • KOMENT • DAN BERIKAN VOTE! •