Namaku Kinanti Prayoga
Umur : 10 Tahun
Yatim-piatu.
Aku hidup dari hasil ladang warisan Ayahku, walau tidak besar, tap cukup untukku bertahan hidup.
Aku bertani sayur dan bumbu dapur, Kacang panjang dan terong itulah yang bisa ku tanam, serei, kemangi dan daun selasih itulah tanaman tambahan di kebun ku yang kecil.
Tapi walau kecil, aku bisa menghidupi diriku sendiri, 30 hingga 40 ribu bisa ku hasilkan, dan itu sudah sangat baik.
Di kebun ku juga ada pisang, singkong dan ubi jalar, itu bisa kupakai sebagai tambahan panganku selain beras.
Ayam yang kumiliki juga cukup banyak, jika aku ingin makan, tinggal ambil seekor, cukup aku makan seharian bahkan hingga esok juga.
Aku tak bisa mengeluh, tak ada yang lain warisan dari orangtuaku selain Cincin berwana Hitam.
Ibuku berkata sebelum dia meninggal, bahwa cincin itu warisan turun temurun, jadi aku pakai saja, kebetulan pas di jariku, saat aku mencobanya.
ikuti terus ceritaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.13. Anugerah Konveksi dan Anugerah Supermarket
Waktu kembali berputar, kini Kinanti sudah naik kelas 2 SMP atau kelas 8, kedua temannya sibuk berlibur, sementara dia sendiri tetap bekerja.
Pabrik konveksinya, sudah selesai, tinggal menunggu kedatangan mesin jahitan dan segala peralatan lainnya, total investasi untuk peralatan menjahit dari nol hingga menjadi sebuah pakaian, 250 milyar, mesin jahit 1000 unit.
Untuk bahan baku, seperti kain dan benang sudah datang, untuk desain, sudah banyak di buat, dan hari ini, mesin jahit dan mesin obras akan datang bersama mesin potong kain, semuanya dari Jerman, walau lebih mahal, tapi banyak kelebihannya, juga jaminan kerusakan.
Rencana akan memproduksi, kaos,pria dan wanita, celana panjang dan pendek, termasuk jeans atau bahan lainnya, juga memproduksi kemeja resmi dan menerima pesanan khusus.
PT Anugerah Konveksi, sudah memiliki ijin operasional, dan akan pimpin Seorang Pemuda, berumur 32 tahun, bernama Yudistira.
Karyawan yang di rekrut sudah masuk dalam tahap pelatihan dan sudah di bagi per divisi, Tukang ojek, menjadi mandor disini untuk butuh lepas, dan ada tugas khusus, yaitu kurir, seluruh dokumen, akan di antar ke rumah Kinanti.
Akhirnya kelas 8 pun di mulai, pagi Kinanti sudah mempersiapkan sarapannya, ubi keladi rebus dan SOP ayam serta ikan goreng.
Dia juga membawa beberapa biji pisang rebus, dan ikan goreng serta SOP ayam, untuk bekal makan siang.
Banyak temannya yang merasa aneh dengan Kinanti, tapi dia cuek saja, Lidya dan Chintya awalnya tidak bisa makan, tapi lambat laun mereka juga jadi terbiasa.
Terkadang Kinanti bawa ubi keladi, sapi di buat rica-rica, sayur cah, dan sepotong ayam goreng, sungguh membuat teman-temannya bingung.
"Kamu yang bernama Kinanti ya, yang suka makan yang aneh-aneh, tanya seorang siswi.
"Aneh bagaimana, aku makan biasa saja hanya jarang bawa nasi, lebih sering ubi, singkong dan keladi juga pisang, terus anehnya dimana? tanya Kinanti bingung sendiri, di katai orang dia aneh.
"Memangnya kamu tidak punya uang untuk beli beras? Lanjut siswi itu.
"Uang ada, hanya saja aku terbiasa seperti ini, kalau kamu besok aku kubawa untukmu, tawar Kinanti.
"Jangan, aku tidak terbiasa makan-makanan seperti itu, aku lebih suka nasi, roti dan kentang, bukan singkong atau ubi, lanjut siswi itu.
"Baiklah, jawab Kinanti dan berlalu.
Keesokkan harinya, selesai jam kedua, lanjut dengan istirahat, seperti biasa ke tiga orang itu, duduk menyendiri di kantin dan memesan, bakso tanpa mie, Kinanti memotong ubi rebus nya dan merendamnya dalam kuah bakso.
Kembali lagi siswi kemarin itu, dan melihat menu makanan Kinanti. Ubi, sayur dan juga daging atau ikan beserta ayam.
Siswi itu terkejut melihat menu yang ada,walau makanannya terdapat ubi, tapi pasangan nya sungguh menakjubkan.
Tapi karena gengsi dia tetap menghina makanannya Kinanti.
"Masih makanan kucingku lebih berharga dan berkualitas dari makanan kamu, ucap gadis bernama Sonya.
"Ya gak apa-apa, kamu orang kaya, saya orang miskin, jadi terserah kamu mau bilang apa, orang kaya bebas mau ngomong apapun, jawab Kinanti.
'Tapi orang kaya akan mati jika orang miskin seperti kami sudah tidak ada, jadi lebih baik kamu minggir dan silahkan cari makanan orang kaya disini, ucap Kinanti.
Sonya pun pergi dengan rasa jengkel, di sekolah yang dulu, tidak ada yang berani membantahnya, tapi sekarang, Kinanti tanpa rasa takut membantah omongan Sonya.
Kinanti dan kedua temannya hanya bisa geleng-geleng kepala, mereka tidak habis pikir dengan keberanian Kinanti.
Keluarga Sonya adalah orang terkaya di Provinsi mereka, dan masuk daftar orang terkaya ke 6 di Indonesia.
Sonya di pindahkan ke SMP Negeri, karena sudah banyak berbuat ulah, seluruh sekolah swasta baik yang termahal hingga yang termurah, sudah mem-blacklist dia.
Jika bukan karena Pamannya seorang seorang Pejabat, mustahil Sonya bisa menjadi siswa di SMP tersebut, itulah yang membuat Sonya bungkam.
Hari-hari terus berlanjut, terkadang hujan deras terkadang panas terik, tapi hati terus berganti, Yudistira sebagai Direktur, telah memberikan informasi bahwa, Anugerah Konveksi siap beroperasi, karena segala sesuatu sudah selesai 100%, staf dan operator produksi semua sudah komplit,bahkan Shelter untuk istirahat karyawan sudah selesai.
Akhirnya, hari ini, Anugerah Konveksi siap beroperasi dan siap bersaing dengan sehat dengan pabrik yang lain.
Kinanti ikut hadir, tapi dia datang hanya sebagai tamu, katering diambil dari restoran miliknya, begitu selanjutnya, restoran miliknya akan menyediakan catering bagi karyawan untuk makan siang, dengan harga terjangkau.
Fokus pembangunan kini terletak pada Supermarket, yang sudah hampir selesai, karena pengerjaan nya di kebut, dengan anggaran yang tak pernah terputus.
Kinanti menatap semuanya dengan hati gembira, secara perlahan usahanya di kabupaten tempat dia lahir, mulai terlihat.
Bulan berganti, hari ini di mulai nya libur kenaikan kelas, Sonya selama ini tidak lagi mencari gara-gara, dia takut di keluarkan, tapi dia tetap membenci Kinanti entah apa alasannya.
Pembangunan Supermarket, dan pertokoan, sudah selesai, yang berjumlah, 200 unit, berdiri di kiri dan kanan Gedung Supermarket, menghadap ke jalan Raya dan menghadap ke supermarket.
Gerbang besar untuk Masuk area supermarket sungguh megah, terdapat 3 pintu utama untuk masuk dan keluar area Supermarket dan pertokoan itu.
Kinanti Menyewakan Ruko-ruko miliknya bervariasi, dan paling murah, 35 juta setahun, dan paling mahal 60 juta setahun, untuk ketertiban, di dalam Kompleks tidak pedagang berjualan di depan Ruko, dan penyewa Ruko tidak boleh menutup trotoar.
Terdapat 2 Food court disana, dengan harga stand terjangkau, 1.5 juta perbulan, dan masing-masing food court, terdapat 150 stand siap pakai.
Di Supermarket itu juga tersedia sayur mayur, daging segar dan ikan segar, area 10 hektar, terasa lega bagi pengunjung, khususnya parkiran mobil dan motor, di basement terdapat parkiran yang bisa menampung 1000 unit mobil dan 2000 unit motor, supermaket itu di gadang-gadang akan jadi yang terbesar dan terlengkap di Propinsi itu.
Kinanti membaca setiap laporan yang ada, Ribka Amanda, yang menjabat sebagai Manajer di Anugerah Grosir, di tarik menjadi Direktur umum di Supermarket.
Tanah yang tersisa, masih terdapat 3 hektare, rencananya, akan di bangun Hotel, tapi fokuskan, karena menunggu jalan utama di selesaikan, oleh pemerintah, dan berbatasan dengan lahan Kinanti, terdapat tanah kosong yang sudah di incar oleh, Kinanti sendiri, luasnya luasnya 150 hektar, hampir 2 x lipat dari lahan sebelumnya.dan seberangnya yang sedang di bangun jalan Utama, terdapat lahan sekitar 350 hektar.
Kinanti sudah menjual, 1000 biji gingseng berusia 10 ribu tahun, dan dibayar 5 triliun, Berlian dan Giok juga sudah dia Jual, hingga mendapatkan dana segar, 100 triliun.
Jika di total semua uangnya, diluar uang yang sudah di sendiri kan untuk pembangunan sekolah dan universitas, saat ini uangnya menjadi 320 triliun, belum rekening pendapatan dari usahanya.