Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 21 — Serangan Malam
Liu Yuwen tidak bisa mengatakan alasan sebenarnya kalau ia membantu gadis itu karena ada kemiripan antara Yun Mao dan dirinya di masa lalu.
Setelah berjalan santai setengah jam, ketiganya kemudian tiba di air terjun yang dimaksud. Sebuah air terjun yang tercipta secara alami oleh alam dari sebuah tebing bukit.
Tidak hanya Yun Mao, Lin Ruo juga ikut terpana dengan pemandangan air terjun tersebut.
"Aku baru pertama kali melihat air terjun di sepanjang hidupku..." Yun Mao sampai enggan berkedip untuk memandangi keindahan alam di depan matanya. "Dulu aku hanya melihatnya di lukisan-lukisan, memandang dan melihatnya secara langsung jelas dua hal yang berbeda."
Liu Yuwen tidak berkomentar apapun namun sebenarnya ia mengerti maksud perkataan Yun Mao.
Liu Yuwen menebak Yun Mao adalah gadis yang mendapatkan pelatihan keras menjadi seorang bangsawan teladan semenjak kecil sehingga membuat hidupnya tidak bebas seperti manusia kebanyakan.
Jangankan untuk bebas seperti manusia normal, Yun Mao bahkan dilarang berpergian kecuali atas izin keluarganya, itupun ia harus bersama para penjaga.
Sebagai seorang bangsawan besar di kehidupannya pertamanya, Liu Yuwen mengerti benar perasaan Yun Mao sesungguhnya karena ia juga diperlukan demikian saat masih kecil.
Pemandangan air terjun seperti ini bisa menjadi hiburan bagi Yun Mao, dimasa depan setelah menikah nanti, gadis itu akan kesulitan mendapatkan waktu di alam luar seperti sekarang.
Liu Yuwen membiarkan Yun Mao menikmati air terjun itu selama beberapa jam, ketika malam tiba, keindahan air terjun itu tidak tertutupi oleh gelapnya malam melainkan semakin indah karena ia bisa bercahaya dalam gelap.
"Saudara Liu, kenapa air terjunnya bisa bercahaya seperti ini?!" Lin Rou ikut takjub, meski ia pernah melihat air terjun beberapa kali dalam hidupnya namun baru pertama kali gadis itu melihat ada air terjun yang bersinar.
"Sebagian besar tebing bukit ini mengandung fosfor, sesuatu yang bisa menyerap cahaya matahari ketika siang dan menyalakannya kembali ketika malam hari tiba." Jelas Liu Yuwen.
Liu Yuwen pernah melihat kejadian serupa di kehidupan pertamanya, jadi ia tidak ikut terkejut ketika menyaksikan fenomena tersebut.
Liu Yuwen ingin membiarkan Yun Mao menikmati waktunya lebih lama namun tiba-tiba ia merasa hawa keberadaan seseorang dari jauh.
"Nona Yun, Nona Lin, segera berdiri dibelakangku!" Perintah Liu Yuwen.
"Ada apa Saudara Liu? Jika itu hewan buas atau sejenisnya, aku bisa mengatasinya." Balas Lin Rou dengan santai.
Liu Yuwen menggeleng, "Tidak, ini lebih berbahaya dari itu, ada sekitar delapan orang yang bergerak kesini dan memancarkan nafsu membunuh yang kuat."
Raut wajah Lin Rou menjadi serius, ia sadar tidak ada alasan bagi Liu Yuwen untuk berbohong mengenai situasi ini.
Disisi lain ekspresi Yun Mao menjadi tegang, ini pertama kalinya gadis itu mengalami situasi yang bisa membahayakan nyawanya.
Benar saja, tidak lama kemudian sebuah senjata tiba-tiba melesat di udara dan mengarah ke arah Yun Mao dengan kecepatan yang tinggi.
Sebelum senjata itu sampai mengenai targetnya, Liu Yuwen segera menangkapnya dengan tangan, ia kemudian menemukan senjata tersebut berupa pisau lempar yang bisa digunakan untuk jarak jauh.
Pisau lempar itu tidak ditembakkan sekali melainkan beberapa kali ke arah Yun Mao, Liu Yuwen kembali menangkap mereka tanpa kesulitan.
"Tidak aku sangka ada kultivator yang memiliki kemampuan menarik sepertimu disini..."
Merasa pisau mereka tidak berguna, orang-orang yang melemparkannya kemudian menampakkan dirinya dihadapan Liu Yuwen.
Orang-orang itu merupakan seorang pria yang memakai jubah hitam dengan motif naga kemerahan.
Liu Yuwen tidak mengenalinya namun tidak untuk Yun Mao dan Lin Rou, dalam sekali lihat saja keduanya langsung mengetahui kalau orang-orang di depan mereka berasal dari Sekte Darah Naga.
"Bagaimana bisa mereka ada disini?!" Lin Rou menjadi ketakutan, mendadak lututnya terasa lemas.
Disisi lain Yun Mao kesulitan berkata-kata, tapi dari sorot matanya terpancar ketakutan yang mendalam pada orang-orang itu.
"Kalian mengenal mereka?" Tanya Liu Yuwen kebingungan.
Lin Rou patah-patah mengangguk. "Mereka berasal dari Sekte Darah Naga Saudara Liu, sekte besar aliran hitam yang ditakuti semua orang."
Alis Liu Yuwen terangkat, ini benar-benar cukup membuatnya terkejut.
"Baguslah kalau kalian mengenali kami, ini akan berjalan mudah. Sekarang serahkan gadis bangsawan itu pada kami dan mungkin setelahnya aku akan membiarkan kalian hidup." Kata salah satu dari mereka sambil tertawa.
'Mereka mengincar Nona Yun? Sebermasalah apa Keluarga Yun hingga bisa menyinggung sosok sekte besar aliran hitam?' batin Liu Yuwen yang masih menganalisa situasinya.
"Cepat serahkan gadis bangsawan itu sebelum aku berubah pikiran dan membunuh kalian bertiga?!" Anggota Sekte Darah Naga itu melotot karena Lin Rou dan Liu Yuwen tidak merespon tawarannya. "Tidak mau? Kalau begitu aku bunuh saja kalian bertiga..."
Anggota Sekte Darah Naga yang berbicara tiba-tiba melemparkan pisaunya kembali, berbeda dengan sebelumnya, kali ini pisau yang ditembakkan diarahkan pada Liu Yuwen langsung.
Liu Yuwen menangkap pisau itu dengan cepat, tidak sampai di sana, ia langsung melemparkannya balik ke salah satu dari mereka.
Pisau yang dilepaskan Liu Yuwen bergerak jauh lebih cepat dibandingkan anggota sekte itu, alhasil anggota yang di targetkan tak bisa menghindar saat pisau itu menancap di lehernya, membuatnya seketika kehilangan nyawa.
Tujuh anggota Sekte Darah Naga yang tersisa mematung di tempat, mereka sama sekali tidak menduga Liu Yuwen akan bertindak demikian.
Tidak hanya cepat, tetapi pisau yang dilemparkan Liu Yuwen mengarah tepat pada titik vital lawannya.
"Kau! Siapa sebenarnya dirimu!?" tunjuk salah seorang dari mereka dengan tubuh bergetar.
Liu Yuwen menghela nafas panjang sambil menggelengkan kepalanya pelan. 'Mereka pembunuh terlatih tapi tidak mengetahui banyak tentang target incarannya, sulit dipercaya mereka adalah pembunuh yang sudah berpengalaman...'
Liu Yuwen tidak menjawab melainkan langsung bergerak cepat pada tujuh anggota sekte aliran hitam tersebut.
Para anggota sekte itu seketika menjadi waspada, mereka segera melemparkan beberapa pisau pada Liu Yuwen namun dengan mudah pemuda tersebut menangkis senjata mereka dengan pedangnya, Liu Yuwen terus bergerak sambil mempersempit jarak antara keduanya.
Ketika jaraknya sudah dekat, Liu Yuwen mengayunkan pedangnya, para anggota sekte itu tidak tinggal diam dan langsung menahan serangan tersebut dengan pisau-pisau mereka.
Liu Yuwen dan tujuh anggota Sekte Darah Naga kemudian terlibat pertarungan jarak dekat, meski lawannya bertujuh Liu Yuwen tampak mendominasi pertarungan bahkan menekan lawan-lawannya.
Ketujuh anggota sekte itu hanya berada di puncak Alam Spirit, sama sekali bukan tandingan Liu Yuwen sehingga dalam waktu yang singkat, Liu Yuwen berhasil menorehkan beberapa luka pada mereka.
Dalam belasan jurus berikutnya, satu persatu anggota sekte itu mulai kehilangan nyawanya di tangan Liu Yuwen dan ketika Liu Yuwen ingin menghabisi anggota sekte yang terakhir tiba-tiba ayunan pedangnya berhenti di udara.
Dari jauh Liu Yuwen merasakan ada nafsu membunuh yang kuat sedang bergerak ke lokasinya, terlebih tidak hanya satu tetapi mereka berjumlah puluhan orang.