Walau hanya sebatas wanita simpanan bagi James, Silvia sangat mencintai pria itu. Namun, Silvia harus menelan pil pahit ketika James memutuskan mengakhiri hubungan mereka. Akhirnya, Silvia pergi meninggalkan James karena banyak tekanan yang memintanya menjauh dari pria yang amat dicintainya. Dia pergi dan menyembunyikan kehamilannya dari James.
Akankah Silvia dan James bertemu dan bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
James ingin membantah ucapan Silvia, dia ingin perempuan yang menjadi istrinya hanya tinggal di rumah dan mengurus rumah tangga. Namun, ucapan Silvia menyadarkan James bila dia tidak boleh egois. Pria itu harus dapat membahagiakan Silvia dengan membiarkan wanita itu tetap mengembangkan kariernya.
"Aku tidak akan menghalangimu berkarier. Usaha itu telah membuatmu dapat bertahan membesarkan Nathan dengan baik. Jadi, aku akan tetap mengizinkanmu mengelola usaha tersebut, asalkan kamu dapat membagi waktu dengan keluarga," ucap James dengan bijak.
Silvia tersenyum seraya mengangguk. "Tentu aku akan membagi waktu dengan baik. Tidak akan pernah aku melupakan kewajibanku sebagai seorang ibu dan istri. Kalau pun aku melakukan kesalahan, kamu dapat menegurku," balas Silvia.
Hubungan mereka di masa lalu sudah layaknya suami istri. Akan tetapi, James dan Silvia tidak mengikat hubungan mereka menjadi sebuah hubungan resmi. Tentunya ada banyak perbedaan ketika berhubungan dengan sebuah kesepakatan dan menikah.
Sonia tersenyum, salah satu kelebihan dari Silvia adalah perempuan itu memiliki usaha. Walau belum sebesar perusahan yang memiliki nama. Setidaknya, Silvia telah membuktikan kalau dirinya dapat bertahan walau tanpa bantuan dari James. Hal itu mematahkan dugaan Sonia bila Silvia hanya menginginkan harta James.
Teringat bila di masa lalu, Sonia selalu bersikap ketus pada Silvia karena mengingat perempuan itu adalah simpanan sang putra. Dia mengira kalau Silvia hanyalah perempuan matre seperti kebanyakan perempuan yang mendekat pada sang putra.
"Maafkan Mama karena telah membuatmu kesulitan di masa lalu. Kamu bisa tetap mengelola bisnismu. Tunjuklah seorang yang dapat menjadi kepercayaanmu untuk mengelola bisnismu di Kota S. Kamu bisa membuka cabang lagi di Jakarta bila menginginkan hal itu. Tentu James akan membantumu mengembangkan usahamu. Perusahaan Starfood hanya bagian kecil dari Perusahaan Davis. Kamu dapat memanfaatkan hal itu untuk memperbesar pangsa pasar bisnismu," ucap Sonia memberi masukan pada Silvia.
"Terima kasih atas sarannya, Ma. Aku sangat menghargainya. Untuk kejadian di masa lalu, aku harap kita dapat mengambil pelajaran dari hal itu. Aku pun bukanlah wanita suci karena membuat sebuah perjanjian hanya karena uang. Namun, aku melakukan semua itu karena terdesak. Jadi, aku rasa, Mama tidak perlu mengungkit hal itu lagi," balas Silvia.
"Ya, yang lalu biarlah berlalu. Sekarang, Kak James telah mendapatkan tambatan hatinya. Aku harap rencana pernikahan kalian berjalan dengan lancar," ucap Bianca tersenyum senang sambil merangkul suaminya.
***
Kerabat dan keluarga Davis berdatangan karena mengetahui James akan melangsungkan pernikahan. Tentu saja, Sonia menyambut mereka semua dengan baik. Sonia ingin segera memamerkan sang menantu pada keluarga dan kerabat mereka.
Berbeda dengan Silvia yang gugup karena baru dikenalkan oleh keluarga James. Sebenarnya, beberapa dari mereka telah dikenal oleh Silvia. Hanya saja dia tidak mengenalnya dengan baik karena dulu hanya memiliki status sebagai sekretaris James.
"Jadi, Kak James akan menikah dengan Silvia? Mantan sekretaris kakak dulu? Mengapa harus menikahi seseorang yang status sosialnya di bawah kita? Aku tidak setuju bila Kak James menikah dengan Silvia," ucap Natalie yang merupakan adik sepupu dari James.
Meskipun, mereka adalah sepupu, memiliki perasaan lebih pada James. Bagi Natalie, kekerabatan keluarga mereka cukup jauh. Oleh karena itu, dia dapat menjadi pasangan James. Perempuan itu tidak dapat menyembunyikan kekesalannya ketika mengetahui James akan menikah.
Belum lagi kenyataan bahwa Silvia yang tidak memiliki status sosial yang tinggi adalah saingannya. Dulu, ketika James digosipkan bersama dengan Wilona saja, Natalie berusaha setengah mati untuk menarik perhatian James. Namun, dia baru mengetahui bahwa James memiliki hubungan dengan Silvia setelah reputasi Wilona memudar karena skandal dirinya sendiri.
"Memangnya, apa pentingnya status sosial dalam pernikahan? Semua orang memiliki derajat yang sama di mata Tuhan. Jadi, kamu tidak berhak memberikan persetujuan atau penolakan pada Silvia," ucap James sambil memandang Natalie dengan kesal.
Dari dulu, James tidak menyukai keluarga besar mereka yang selalu menjunjung tinggi status sosial. Oleh karena itu, dia tidak begitu suka dengan perkumpulan keluarga seperti ini.
"Status sosial dapat membuatmu semakin disegani di dunia bisnis. Kamu tidak membutuhkan wanita biasa untuk mendampingimu. Harusnya kamu menikah denganku, Kak. Keluarga Davis akan semakin kuat dengan didukung oleh keluarga Brown," balas Natalie.
"Aku tidak membutuhkan itu semua. Jadi, hentikan ucapan konyolmu itu," tukas James.
Silvia hanya diam melihat James saling berdebat dengan Natalie. Dia merasa tidak membutuhkan validasi dari keluarga besar James karena baginya sudah cukup keluarga inti James menerimanya.
"Papa! Ayo ikut bermain denganku!" ucap Nathan menghampiri James.
"Pa? Papa?" Kening Nathalie berkerut ketika melihat bocah berumur tujuh tahun itu menghampiri Nathan.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca.
rumah tangga tampa goncangan itu luar biasa