Perjuangan Anak Yatim Piatu.

Perjuangan Anak Yatim Piatu.

Bab.01. Inilah aku

Sudah setahun ayahku pergi meninggalkan aku, ibuku lebih dulu 6 sebelum ayahku menyusul.

Kesedihan ku, segera ku tepis, karena aku harus bertahan hidup, warisan rumah sederhana dan ladang setengah hektar, itulah harta satu-satunya yang kumiliki.

Setiap hari aku menjalani hidup layaknya seorang petani, pagi berangkatlah kebun, sore pulang sambil membawa sayuran untuk di jual, setiap hari aku menitipkan sayuran kepada Bu Maria.

Kacang Panjang, terong, kemangi, serei dan daun selasih, itulah hasil dari kebunku, sedangkan pisang, singkong dan ubi jalar, hasilnya buat ku makan sendiri untuk menghemat beras.

Di sungai dekat kebun, aku juga menanam jebakan untuk ikan atau udang, aku belajar dari ibuku untuk menganyam bambu agar bisa buat menangkap ikan atau udang.

Kalau mujur dapat 2 ekor ikan dan beberapa ekor udang, atau kepiting, tapi kadang juga tidak apa-apa.

Soal makan aku tak kuatir, jadi aku bisa menabung sedikit demi sedikit, lewat BRI rekening untuk anak-anak.

di umur 10 tahun, aku harus bisa hidup, beberapa warga mereka mengusulkan agar aku di masukkan ke panti asuhan di kecamatan, tapi aku tidak mau, Yoh aku sudah baca, berhitung dan menulis, pikirku.

Setiap bulan ada beras bagi orang miskin, lumayan 15 kg, cukup lah untukku selama 1 bulan, udang dan ikan sungai adalah lauk yang hampir setiap hari aku makan.

Jika tidak dapat ikan dan udang di sungai,, biasanya aku makan asin, atau beli 2 ekor ikan tongkol atau kembung, daging sapi aku tak sanggup beli.

Jika tak punya uang, aku makan telur ayam atau potong ayam sekalian, toh ayamku sangat banyak, terkadang aku jual sebagian.

Soal listrik, aku berhemat menggunakannya, apalagi cuma 450 wat, tiso bulan hanya 50 ribu jadi aku masih sanggup bayar.

Soal pergaulan, sungguh menyedihkan, karena tidak ada yang berteman denganku, bahkan sepupu ku menjauhiku, tapi aku tidak masalah.

Walau pun murah, aku mampu beli handphone, hasil tabunganku berbulan-bulan, padahal uang sumbangan kematian ayah dan ibu, masih utuh mu simpan dalam tabungan.

Untuk kepasar hanya saat mau beli kaos atau celana dan pakaian dalam saja.

Oh ya di halaman rumahku, penuh dengan serei dan kemangi serta daun selasih, belakang rumah kandang ayam dan toilet.

Sumur ku ada di dapur, sudah di kasih beton oleh ayahku, jadi aku mandi di belakang rumah yang yang sudah buat ayahku dulu, ada pipa penghubung ke bak mandi jadi tidak perlu mengangkat air.

Itulah sekelumit kehidupan ku, gadis kecil yang hidup sendirian.

Walau sendirian, aku menjalani hidup dengan baik dan berusaha selalu tetap bersyukur, dan beruntung selama beberapa hidup sendiri, aku tidak pernah sakit, kadang aku berpikir konyol tapi ada benarnya.

Aku tak pernah jajan, makan bakso saja sebulan 2 kali, sisanya aku makan yang alami, ikan saja selain di goreng aku rebus atau aku panggang.

Semua itu di ajarkan ibu dan ayah, dari usia 7 tahun aku sudah membantu ibuku, usia 8 tahun aku selalu kebun dan belajar bertani, walau hanya sekedar melihat-lihat atau membantu seadanya.

Aku bertani, mengandalkan ingatanku, dan mengikuti bekas kebun ayahku, dan akhirnya aku bisa, badanku berubah karena keadaan, beruntung kebunku tidak jauh, jadi pagi selesai sarapan, aku berangkat dengan membawa bekal.

Gubuk kecil peninggalan ayahku cukup membuat ku tidak kehujanan, ada panci untuk ku sekedar merebus pisang, singkong atau ubi jalar jika hujan dan minum Teh tawar, kadang jika hujan sampai sore, aku pasti tidur di kebun, dan paginya pulang bawa sayur sebelum ibu Maria ke pasar.

Tak terasa, saat ini sudah lebih setahun ayah dan ibuku pergi meninggalkan aku, teringat kenangan waktu bersama ayah dan ibu.

Hari ini aku baru saja pulang dari pasar, aku baru saja membeli bibit kacang panjang dan terong, karena hasilnya sudah mulai berkurang, jadi sebagian lahan sudah ku bersih kan, apalagi jati ini cuacanya hujan, pasti tanahnya lembut.

Keesokkan harinya, saya berangkat ke kebun ku, dengan membawa bibit dan bekal ku.

Tiba di Gubuk, aku langsung berganti pakaian dan mengambil alat-alat tempurku, cangkul kecil dan pipa besi tajam di ujungnya, peninggalan sang ayah,untuk melubangi tanah.

Aku menanam bibit kacang panjang dengan penuh sukacita, sambil mendengarkan musik di handphone ku.

Jam 4 sore semuanya sudah selesai, aku ke sungai untuk melihat perangkap ku, ternyata setelah 2 hari, 5 perangkap ku, cukup banyak hasilnya, aku bersyukur, karena, seminggu aku panen hanya sedikit, jadi aku tidak keluar uang untuk beli ikan asin.

Selesai dari sungai, bahkan aku sempat mandi, walau hanya sekedar, yang penting sudah segar dan baju ganti ku tidak terlalu kotor saat pulang ke rumah.

Tiba gubukku, hujan tiba-tiba turun, dengan sangat deras, aku langsung bersiap untuk menginap, karena pasti jalanan akan licin, lagian aku sudah kirim pesan ke Bu Maria bahwa aku tidak panen.

Aku bersihkan ikan mujair sekitar 10 ekor, begitu juga udang, ku rendam dengan jeruk dan garam, dan ku panggang udang ku rebus, agar besok pagi tidak ada yang busuk.

Dengan mantel hujan aku keluar dari gubuk dan memetik cabe, kemangi, tomat dan serei serta jahe, dan buat sambal.

Aku rebus singkong dan ubi jalar beberapa biji, cukup buat aku makan malam.

Sejam beraktivitas dalam gubuk, akhirnya makanan ku selesai dan siap untuk di santap.

Hujan deras terus mengguyur gubukku, untung angin tidak terlalu kencang, jadi lampu minyak tidak mati, Porno perapian terus ku tambah kayu, agar tetap menyala.

Petir seolah sedang pesta dangdutan, yang begitu berisik dengan suaranya yang begitu besar menyertai malam ku.

Saat aku hendak mengambil jaket bekas ayahku, jariku terkena paku hingga terluka.

Dengan penerangan seadanya, aku melihat Darahku terserap kedalam Cincin warna hitam peninggalan ibuku.

Badanku terasa hangat, sambil melihat luka di jariku, rasa hangat dan menenangkan membuat ku tertidur, sambil bersandar, aku memang biasanya tidur jam 8 malam.

Jadi tidak heran jam segitu aku sudah mengantuk, aku mengambil jaket, karena mau tidur di bale-bale yang cukup buat tidur 1 orang.

Dalam tidurku aku bermimpi bertemu kedua orang tua ku, aku bahagia bisa melihat mereka.

Namun hal itu ternyata mimpi biasa, aku seolah berada di dunia lain, hingga ayah dan ibuku terasa sangat nyata.

Aku berbicara dengan mereka sama seperti aku bicara dengan manusia pada umumnya atau saat mereka masih hidup.

"Selamat datang Putriku, sapa Ibuku.

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

nah bisa berkebun nih...

2024-11-04

0

martina melati

martina melati

br terjawab dparagraf berikutny... hehehe

2024-11-04

0

martina melati

martina melati

ayam??? gk pelihara ayam y? bisa dmkn ato djual telurny

2024-11-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.01. Inilah aku
2 Bab.02. Warisan
3 Bab.03. Melawan Paman
4 Bab.04. Memulai hidup baru
5 Bab.05. Balas Dendam vs Balas Budi
6 Bab.06. Nasib Sang Paman
7 Bab 7. Vonis hukuman
8 Bab. 08. Kinan Anugerah
9 Bab.09. Menghajar Preman
10 Bab.10. Memiliki bawahan
11 Bab.11. Rencana mendirikan Pusat pendidikan
12 Bab.12. Mulai membangun dan Sekolah lagi
13 Bab.13. Anugerah Konveksi dan Anugerah Supermarket
14 Bab.14. Membeli tanah besar-besaran
15 Bab. 15. laki-laki cerewet
16 Bab. 16. Ketulusan tukang Ojek
17 Bab. 17. Teman Pengkhianat
18 Bab. 18. Sonya
19 Bab.19. Pembatalan Proyek
20 Bab.20. Pembalasan Sonya
21 Bab. 21. Mereka bilang Kinanti miskin
22 Bab.22. Selesai SMA
23 Bab. 23. Anak durhaka
24 Bab. 24. ibunya si kembar
25 Bab.25. Anugerah Universitas
26 Bab.26. Pembangunan terus berjalan
27 Bab.27. Sangat maju
28 Bab. 28. Anugerah Citizen Bank
29 Bab. 29. Jonathan Arlington
30 Bab.30. Kekaguman Jonathan
31 Bab. 31. Donny dan Melky
32 Bab.32. Fortuner Gratis
33 Bab. 33. Orang Kaya vs setengah kaya
34 Bab. 34. Rencana Kinanti dan Samuel
35 Bab. 35. Jonathan Arlington kumat lagi
36 Bab.36. Nasib tragis Melky
37 Bab. 37. Beli Tanah lagi
38 Bab.38. Mendapatkan seorang Guru
39 Bab.39. Perintah sang Guru
40 Bab. 40. Berangkat ke Desa
41 Bab. 41. Bertemu Keturunan guru
42 Bab.42. Warisan dan Bantuan untuk warga Desa
43 Bab. 43. Pembangunan di mulai
44 Bab. 44. Pembangunan terus berjalan
45 Bab.45. Merusak vs merampok
46 Bab.46. Kerugian Keluarga Arlington
47 Bab. 47. Calon korban baru
48 Bab.48. Tantangan Baru
49 Bab. 49. Pertarungan di mulai
50 Bab. 50. Terus Berkembang
51 Bab. 51. Masalah baru
52 Bab. 52. Raka beraksi
53 Bab.53. Masalah di kampung
54 Bab. 54. Perjuangan Franki
55 Bab. 55. Tak tertandingi
56 Bab. 56. Psy War
57 Bab. 57. Kinanti mulai kesal
58 Bab. 58. Kedatangan Pengganggu
59 Bab 59. Membeli Modern World Landmark
60 Bab. 60. Anugerah Landmark and Property Development (ALPD).
61 Bab.61. Pensiunan orang Sombong
62 Bab.62. Pak Kades yang pintar
63 Bab. 63. Tak Peduli
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab.01. Inilah aku
2
Bab.02. Warisan
3
Bab.03. Melawan Paman
4
Bab.04. Memulai hidup baru
5
Bab.05. Balas Dendam vs Balas Budi
6
Bab.06. Nasib Sang Paman
7
Bab 7. Vonis hukuman
8
Bab. 08. Kinan Anugerah
9
Bab.09. Menghajar Preman
10
Bab.10. Memiliki bawahan
11
Bab.11. Rencana mendirikan Pusat pendidikan
12
Bab.12. Mulai membangun dan Sekolah lagi
13
Bab.13. Anugerah Konveksi dan Anugerah Supermarket
14
Bab.14. Membeli tanah besar-besaran
15
Bab. 15. laki-laki cerewet
16
Bab. 16. Ketulusan tukang Ojek
17
Bab. 17. Teman Pengkhianat
18
Bab. 18. Sonya
19
Bab.19. Pembatalan Proyek
20
Bab.20. Pembalasan Sonya
21
Bab. 21. Mereka bilang Kinanti miskin
22
Bab.22. Selesai SMA
23
Bab. 23. Anak durhaka
24
Bab. 24. ibunya si kembar
25
Bab.25. Anugerah Universitas
26
Bab.26. Pembangunan terus berjalan
27
Bab.27. Sangat maju
28
Bab. 28. Anugerah Citizen Bank
29
Bab. 29. Jonathan Arlington
30
Bab.30. Kekaguman Jonathan
31
Bab. 31. Donny dan Melky
32
Bab.32. Fortuner Gratis
33
Bab. 33. Orang Kaya vs setengah kaya
34
Bab. 34. Rencana Kinanti dan Samuel
35
Bab. 35. Jonathan Arlington kumat lagi
36
Bab.36. Nasib tragis Melky
37
Bab. 37. Beli Tanah lagi
38
Bab.38. Mendapatkan seorang Guru
39
Bab.39. Perintah sang Guru
40
Bab. 40. Berangkat ke Desa
41
Bab. 41. Bertemu Keturunan guru
42
Bab.42. Warisan dan Bantuan untuk warga Desa
43
Bab. 43. Pembangunan di mulai
44
Bab. 44. Pembangunan terus berjalan
45
Bab.45. Merusak vs merampok
46
Bab.46. Kerugian Keluarga Arlington
47
Bab. 47. Calon korban baru
48
Bab.48. Tantangan Baru
49
Bab. 49. Pertarungan di mulai
50
Bab. 50. Terus Berkembang
51
Bab. 51. Masalah baru
52
Bab. 52. Raka beraksi
53
Bab.53. Masalah di kampung
54
Bab. 54. Perjuangan Franki
55
Bab. 55. Tak tertandingi
56
Bab. 56. Psy War
57
Bab. 57. Kinanti mulai kesal
58
Bab. 58. Kedatangan Pengganggu
59
Bab 59. Membeli Modern World Landmark
60
Bab. 60. Anugerah Landmark and Property Development (ALPD).
61
Bab.61. Pensiunan orang Sombong
62
Bab.62. Pak Kades yang pintar
63
Bab. 63. Tak Peduli

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!