cinta tidak bisa memilih mau berlabuh dimana
cinta juga tidak bisa disalahkan tapi waktu saja yang tidak tepat,,,ketika cinta itu hadir
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka nismawati89, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Sudah satu minggu berlalu sejak kejadian pembullyan yang menimpa Adara.Waktu satu minggu itu pula dipergunakan Reno untuk memperbaiki kekacauan di kampus dan mencari pelaku yang menganiyaya Adara.
Sampai hari ini pelakunya belum bisa ditemukan,tidak adanya bukti yang bisa didapat juga saksi mata juga tidak ada.Adara sendiri memilih bungkam.
"Adara!"
Adara yang sekarang lagi duduk dibangku tamannya rumah sakit langsung menoleh ketika namanya dipanggil.
Di belakangnya,Reno berjalan menghampirinya dengan seulas senyuman.
Sudah 1 minggu berlalu setelah dirinya di aniaya,sampai kini dia masih menjalani masa penyembuhan.Dan itu pastinya sangat membuat Adara tersiksa karena masih lama dirumah sakit juga iya akan ketinggalan beberapa pelajaran di kampus.
"Hm?Ada apa?"Tanya Adara begitu Reno dihadapannya.
"pihak kepolisian meminta kamu mengungkapkan identitas orang yang sudah menganiaya kamu"ucap Reno
"Cabut saja laporannya ya kak,aku mohon cukup sampai disini saja.Aku yakin orang itu tidak akan berhenti hanya karena terjerat hukum"jelas Adara
Reno ikut duduk disamping Adara sambil melirik gadis itu.Sungguh iya tidak mengerti kenapa harus semuda itu iya melepaskan orang yang sudah memukulinya.
"Kamu yakin,"
Adara mengangguk sambil rebahan dipundak Reno.Dia bukannya tidak mau melaporkan Ibu Lidya tapi dia akan membalasnya lebih dari masuk penjara,baginya ada sepupunya itu disampingnya akan membuat Ibu Lidya benar-benar gila karena waktu kejadian itu Adara melihat kalau dosennya itu punya kelainan mental.
"Cukup dengan adanya kak Reno disampingku itu akan membuat aku lebih tenang"
Reno pun memandang Adara sungguh dia sangat bahagia mendengar ucapan sepupunya itu.Dia janji akan membahagiakan Adara tidak peduli keluarganya setuju atau pun tidak,dia semakin yakin memperjuangkan Adara sampai menjadi milikku.
"Masuk yukkk sudah sore,aku antar kamu kekamar nanti tante dan om mencari kamu kalau lama kembalinya kekamar",ucap Reno
Lalu Adara pun beranjak dari tempat duduknya dan berpindah ke kursi rodanya.Reno pun medorongnya untuk kekamar.
*****
Lidya termenung sambil duduk dikursi panjang didekat kolam renang rumahnya,gadis itu menatap kolam dengan pandangan kosong.
"Kenapa ,semakin hari Reno seperti menjauh dariku,sia-sia kuaniaya sepupunya kalau akhirnya seperti ini"celetuk Lidya pelan.
Mama berjalan mendekati Lidya sambil membawa jus alpukat menaruhnya diatas meja.Lalu duduk disamping Lidya.Lidya melirik mamanya yang sudah duduk di pinggirnya.Lidya membenamkan kepalanya ke pangkuan ibunya matanya masih tertuju pada kolom renang,hening tak ada percakapan seolah-olah keduanya sama-sama bingung mengungkapkan apa yang ada dihati masing-masing .
"Mama Lidya sudah benar kan"tanya Lidya memulai percakapan,gadis itu merubah posisinya masih dipangkuan mamanya namun kali ini gadis itu melihat kearah ibunya penuh pengharapan.
Mamanya hanya tersenyum.
Lidya kembali merubah posisi kepalanya menghadap kolam sambil merenung"mama Lidya merasa sedih karena akhir-akhir ini Reno sepertinya menjauh dariku,"
"Iya,kamu yang sabar ya".Kata mamanya sambil mengusap kepala anak kesayangannya tak mau berbicara seolah-olah ingin anaknya yang mengungkapkan apa yang ada dihatinya.Kali ini mamanya akan jadi pendengar yang baik sebelum anaknya meminta saran.Takutnya Lidya bertindak lebih jauh lagi yang akan merugikannya.
"Mama tau kan aku itu sudah menyuakinya selama tiga tahun,aku juga sudah sabar hanya dijadikan sahabat selama tiga tahun ini,aku benar-benar tergila-gila dengannya"ucap Lidya sambil menangis.
Hikss...hiks...hiks...
"Aku menyembunyikan perasaanku dibalik kata persahabatan.Aku mau Reno mama",ujar Lidya.
Mamanya hanya bisa memeluk anaknya dan mengusap-usap kepalanya,sungguh anaknya ini sudah terobsesi dengan Reno.
*****
Sedangkan Naura secara diam-diam menyelidiki siapa yang membuat Adara sampai terluka parah.Iya pun mendatangi gadis yang pertama kali melihat keadaan Adara digudang itu.Sangat sulit untuk membuatnya buka mulut,dia takut berurusan dengan orang yang sudah melukai Adara.
"Aku sungguh tidak bisa mengatakannya,lagian berbahaya jika harus berurusan dengan orang itu",ucap gadis itu
",Kamu taukan kalau laporannya sudah dicabut,,jadi tidak ada yang akan menjadikan kamu saksi,aku cuma ingin mengetahuinya dan berjaga-jaga nantinya",ucap Naura
,"Hm....eee..itu.....aku tidak bisa,,takutnya dia mengetahui kalau aku adalah satu-satunya mahasiswa yang melihat kejadiannya,"ucap gadis itu.
Naura pun memutar otaknya agar mendapatkan ide supaya ini anak mau memberitahunya,karena dia yakin Adara belum aman saat ini.
"Hm......Bagaimana kalau kamu tulis saja dikertas lalu setelah aku membacanya langsung aku sobek?"tawar Naura
Lalu mahasiswa itu pun mengambil bukunya Naura seolah-olah dia menjelaskan sesuatu ke juniornya itu lalu dia pun memberikan buku itu dan berlalu dari tempat itu agar dia tidak dicurigai.Naura pun mengambilnya dan berjalan kekelasnya.Pulang dari kampus baru dia membacanya.
Tidak tersa jam pulang kampus pun tiba,iya pun berencana menjenguk sahabatnya itu.ketika iya sampai digerbang kampus dia pun menyebrang karena ingin ketaman sambil melihat apa yang ditulis mahasiswa itu.
Naura pun duduk di taman tapi sebelum dia buka buku itu terdengar ada orang yang menyapanya dari samping.
"Permisi..!Kamu bukannya sahabatnya Adara ya?" tanya Lidya
"Benar bu,maaf ada apa ya bu?" ucap Naura
"Kamu jangan tegang begitu dong,Ibu kan cuma bertanya,apa ada yang salah dengam perkataan Ibu?"tanya Lidya
"eeee......aaaa,!Maksud ibu apa ya,wajar ya bu kalau mahasiswa bersikap canggung gitu apa lagi ini pertama kalinya aku dan ibu berbicara langsung di luar kampus lagi",jelas Naura
Lidya pun menatap Naura,seakan -akan dia mencari sesuatu,,dia cukup curiga dengan gadis ini ketika aku melihatnya berbicara dengan gadis yang pertama kali melihat Adara waktu itu.tapi dilihat dari respon dari mahasiswa ini dia yakin tidak ada yang dia ketahui.
"Ibu hanya ingin menanyakan khabar sahabatmu itu soalnya Ibu belum sempat menjenguknya,kamu pasti taukan akhir-akhir ini semua dosen dikampus ini sibuk untuk mengembalikan situasi kembali aman,"jelas Lidya
"Kalau Ibu mau menjenguk Adara silahkan atau mau barengan dengan saya Ibu kebetulan aku mau kesana ini,"tutur Naura.
"Memangnya boleh?"tanya Lidya
Inilah kesempatanku untuk melihat keadaan gadis itu,,aku berharap iya benar-benar mendengarkan ancamanku.
"Kalau begitu kita naik mobilku saja?Bagaimana apa kamu mau?"tawar Lidya
Naura pun mengangguk,Iya pun mengikuti Ibu Lidya masuk ke mobil.iya pun merasa canggung satu mobil dengan dosennya.Naura pun menoleh ke dosennya itu dia merasa kagum dengan dosen itu yang ramah terhadap mahasiswanya.selain ramah,dia juga cantik beruntungnya nanti suaminya.
Tanpa diketahui Naura kalau orang yang membahayakan sahabatnya itu ternyata dekat sekali dengan dirinya.
******