Hanya karena dipuji ketampanannya oleh seorang wanita, Miko justru menjadi target perundungan sang penguasa kampus dan teman-temannya.
Awalnya Miko memilih diam dan mengalah. Namun lama-kelamaan Miko semakin muak dan memilih menyerang balik sang penguasa kampus.
Namun, siapa sangka, akibat dari keberanian melawan penguasa kampus, Miko justru menemukan sebuah fakta tentang dirinya. Setelah fakta itu terungkap, kehidupan Miko pun berubah dan dia harus menghadapi berbagai masalah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbongkar Semua
William nampak menyeringai melihat tiga orang yang sangat dia percaya, tak bisa mengatakan satu katapun kala nama Seruni disebut.
"Seruni? Siapa Seuni, Will?" tanya sang Daddy.
"Seorang wanita yang telah aku sakiti karena pengaruh mereka. Gara-gara ulah Kelvin sialan itu, aku hampir melenyapkan nyawa anak kandungku sendiri, Dad."
"Apa! Anak kandungmu sendiri?" tanya wanita tua yang nampak syok mendengar pengakuan anaknya.
"Iya, Mom," jawab William dengan suara agak melemah. "Aku dulu menghamili seorang wanita. Karena hasutan mereka, aku terpaksa tidak mengakui anak itu, Mom," jawab William sembari menatap tajam tiga orang yang wajahnya memucat.
Plak!
Wanita yang dipanggil Mommy justru melayangkan tamparan kepada anaknya. "Bagaimana kamu bisa bertindak sekejam itu, William?" Sang Mommy terlihat sangat murka. "Bagaimana kamu bisa merahasiakan hal itu sama kita?"
"Itu semua karena hasutan mereka, Mom," William kembali bersuara menggelegar. "Mommy mau tahu, apa yang mereka lakukan di belakangku?"
Tanpa menunggu jawaban, William kembali memutar video yang sudah tersimpan dalam laptopnya.
Semua orang yang ada di sana kembali dibuat terkejut dengan semua rekaman yang mereka saksikan. Hanya tiga orang tersangka yang wajahnya semakin pucat, sedangkan yang lain nampak begitu marah.
"Will, semua itu tidak benar, Will, semua itu bohong," pria bernama Daniel masih berusaha untuk menyangkalnya.
"Bohong?" tanya wanita yang sedari tadi terdiam dengan luapan emosi. "Apa kalian masih menganggap kami keluarga bodoh?"
"Bukan begitu, Sayang," Daniel nampak gelagapan.
"Pantes, kalian sering pergi bertiga, dengan alasan mengurusi usaha bersama kalian. Ternyata aslinya ini usaha bersama kalian, main ranjang bertiga? Astaga!" tuding wanita muda yang tak lain adalah adiknya sepupu William.
"Udah, William, cabut semua fasilitas mereka dan bekukan semua rekening yang berhubungan dengan mereka," seru seorang wanita lain.
"Tidak, Will, jangan, ini semua tidak benar," ucap Renata dengan wajah paniknya. "Ini pasti cuma akal-akalan Seruni saja."
William sontak menyeringai. "Akal-akalannya Seruni?" Renata mengangguk. "Bukankah kalian sendiri yang bilang, kalau Seruni meninggal karena kecelakaan? Siapa yang sedang bermain akal di sini?"
Renata terperanjat. Begitu juga dengan Daniel serta John.
"Kebohongan apa lagi ini, Will?" tanya Sang Daddy.
William tersenyum masam. "Karena aku terus dihantui rasa bersalah, aku meminta mereka untuk mencari Seruni, Dad. Tapi yang mereka lakukan, justru merekayasa kematian Seruni dengan segala cerita dan bukti yang mereka buat. Bodohnya lagi, aku percaya sama mereka."
"Terus, tadi Seruni menemui kamu?" tanya pria lain yang usianya tak jauh beda dengan usia William.
"Ya," jawab William lantang. "Seruni berdiri di hadapanku, menamparku penuh amarah. Jadi, siapa yang bermain akal di sini?"
Semua mata kembali melempar tatapan penuh amarah pada tiga orang yang wajahnya semakin nampak pucat.
"Sudah, Will, buang mereka semua, termasuk anaknya," titah sang Daddy.
"Tidak, Will, tidak," Renata semakin ketakutan. "Aku mohon, Will, aku minta maaf. Aku hanya dimanfaatkan oleh mereka, Will. Mereka yang telah merencanakan semuanya."
"Jaga ucapanmu, Renata!" teriak Daniel. "Dialah dalang semuanya, Will. Renata lah yang merencanakan ini semua."
"Cihh!" William berdecih. "Thomas! Panggil para pengawal, buang mereka ke tempat sampah!"
"Tidak, William, tidak. Maafkan aku," rintih Renata.
"Hari ini juga, aku ceraikan kamu Renata Mendoza."
Renata semakin syok.
"Daddy, jangan usir aku, Daddy. Aku anak Daddy."
William hanya melirik anak itu tanpa ada niat untuk menahannya. Hatinya terlalu sakit karena anak yang selama ini dia banggakan, ternyata bukan anak kandungnya.
Begitu juga dengan Mommy dan Daddy. Mereka memilih diam, menahan rasa kecewa karena telah salah memberikan kasih sayang.
Keempat orang itu terus berteriak, meminta belas kasihan. Namun, tidak ada satupun yang peduli karena rasa kecewa begitu besar.
"Bagaimana bisa kamu bertahun-tahun, tertipu sama mereka, Will?" tanya Sang Daddy heran. Bagaimana bisa kamu... ahh.."
"Sudah, Dad, sudah," sang Mommy mencoba menghibur suaminya. Tapi dia juga tidak tahan ingin meluapkan kekesalannya juga.
"Padahal dari dulu, Mommy sudah mengingatkan, jangan terlalu percaya sama mereka. Tapi kamu malah menentangnya habis-habisan dan memilih membela mereka. Kalau sudah begini, siapa yang patut disalahkan?" oceh Mommy.
"Dari dulu Mommy sudah curiga, ada yang tidak beres dengan kehamilan Renata, tapi apa tanggapan kamu? Sungguh sangat menyakitkan."
"Kehamilan Renata tidak beres, Tante?" tanya seorang wanita muda.
"Ya," jawab sang Mommy tanpa bisa membendung rasa kesalnya. "Masa, nikah baru lima bulan, dia sudah melahirkan. Padahal sebelum menikah, Renata ngaku baru kehamilannya baru dua bulan."
"Apa!" lagi-lagi semuanya dibuat terkejut.
"Kenapa kamu bisa sebodoh itu si, Will? Apa yang membuatmu bisa percaya sama mereka dengan mudah?" tanya pria lain heran.
"Sekarang kalian tahu bukan, alasan aku tidak pernah menunjukkan rasa sayangku pada Kelvin?" ucap sang Mommy lagi.
"Ya sudahlah, Mbak, yang penting sekarang semuanya sudah terbongkar," ucap seorang wanita yang tak lain adalah adik iparnya Mommy.
"Meskipun kebongkarnya baru sekarang, setidaknya perusahaan tidak jadi jatuh ke orang yang salah. Bayangkan saja, kalau William jadi menyerahkan kekuasaannya pada Kelvin, kita pasti bakalan disingkirkan oleh mereka."
"Benar," ucap suami dari wanita yang baru saja berbicara. "Ya sudah, Will, jika benar, anaknya Seruni adalah anak kandung kamu, maka kamu harus segera melakukan sesuatu, Will."
William mengangguk. "Saya sudah merencanakan semuanya, Om," jawab William.
"Tapi, apa mungkin mereka akan menerima kamu?" tanya pria muda yang merupakan sepupu dari William.
"Ya pasti susah," celetuk sang Mommy. "Anak itu pasti sudah tahu, kalau ayahnya tidak pernah menganggap dia ada."
William terdiam.
"Tapi itu resiko yang harus William tanggung," ujar sang Daddy. "Biar bagaimanapun, kita butuh penerus untuk keluarga kita."
William menghela nafasnya dalam-dalam. Apa yang dikatakan Daddy benar, kalau dirinya butuh seseorang yang bisa meneruskan semua usaha yang dia bangun sampai William dinobatkan seorang Miliarder nomer satu.
####
Peristiwa yang terjadi di sebuah kampus ternama siang ini, sontak menjadi perhatian banyak pihak. Banyak yang sangat menyayangkan kejadian tersebut, karena peristiwa itu menunjukan betapa lemahnya rakyat miskin yang begitu mudah ditindas oleh pihak yang memiliki kekuasaaan.
Namun, yang lebih menarik perhatian adalah, tindakan seorang wanita yang menampar pria paling ditakuti banyak orang karena kekuasaanya. Kejadian itu pun menjadi viral dan ramai diperbincangkan di berbagai media dan lapisan masyarakat.
Tentu saja mereka yang menyaksikan peristiwa penamparan tersebut, menjadi penasaran dengan sosok wanita pemberani itu.
Bahkan, beberapa orang yang ingin menghancurkan William, mulai menyusun berbagai rencana, untuk mencari sosok wanita itu. Mereka sangat yakin, sosok wanita yang menampar William, pasti bisa dijadikan alat untuk menumbangkan kekuasan Lion heart.
dikhianati org yg disayang memang amat sangat sulit sembuh, cinta 100% akan berubah menjadi benci 1000%