NovelToon NovelToon
Misteri Kampung Ibu

Misteri Kampung Ibu

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / spiritual / Iblis / Kumpulan Cerita Horror / Roh Supernatural / Tumbal
Popularitas:74.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Byiaaps

Peraturan aneh yang ada di kampung halaman mendiang ibunya, membuat Maya dan Dika harus mengungkapnya.

Mereka seakan diminta oleh para tak kasat mata itu untuk membuka tabir kebenaran, akan adanya peraturan tak boleh keluar masuk desa saat hari mulai gelap.

Apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana kisah pasutri ini saat mendapat gangguan para tak kasat mata?

Baca secara runtun tanpa lompat bab agar dapat memahami dengan baik ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Seolah terpaksa mengatakan, Bu Siti menerangkan bahwa dulu, ia pernah diminta memasak di rumah Pak Kades yang sedang ada acara. Tepatnya setahun setelah kejadian pembu**han itu. Tidak sengaja ia menguping pembicaraan Pak Kades dengan adiknya, ayah Roni.

“Apa yang Ibu dengarkan?” tanya Dika antusias.

“Roni tidak dihukum. Ia hanya ditahan selama 60 hari. Semua itu atas kerja sama antara keluarga besar Roni yang merupakan orang berada, dengan oknum yang bersangkutan. Apalagi, keluarga Pak Slamet tidak punya keluarga besar, sehingga dirasa tidak akan ada yang protes. Kasus itu sengaja ditutup dan tak diizinkan siapa pun membukanya lagi. Rumah Pak Slamet juga sengaja dihancurkan, agar warga tak terus teringat dengan kejadian saat itu. Itu lah sebabnya Pak Kades mengadakan peraturan tak boleh keluar atau beraktivitas saat malam hari, berkaitan juga dengan kepercayaan siapa yang membahas, akan terbawa ke dalam mimpi. Warga sengaja ditekan dan dikontrol untuk tutup mulut dalam kasus ini. Semakin banyak interaksi warga, semakin besar kemungkinan kasus ini akan kembali terungkap melalui mulut ke mulut,” jelas Bu Siti.

Seketika Dika paham bahwa rumah yang tersisa puing-puing itu adalah rumah Pak Slamet.

Seolah membenarkan dugaan Fajar kala itu, bahwa bisa saja arwah para korban ini bergentayangan karena tidak terima dan ingin balas dendam. Mereka ingin pelaku mendapatkan balasan sesuai dengan yang ia lakukan. Anehnya, mereka seharusnya bisa saja mengganggu Roni dan keluarganya, mengingat, para arwah ini bisa mengganggu dirinya juga sang istri.

“Roni dan keluarganya memiliki dukun yang bertugas untuk melindungi diri mereka dari gangguan arwah korban. Nyatanya, sampai sekarang mereka bisa hidup tenang. Itu lah alasan mengapa Pak Kades melindungi warga dengan kalung bawang yang sudah didoakan ini, agar para arwah tak mendatangi warga. Takutnya, mereka bisa saja memberi petunjuk pada warga untuk membongkar kasus ini," lanjut Bu Siti.

Bu Siti juga menjelaskan alasan lain yang mendasari peraturan dilarang beraktivitas di malam hari, yaitu karena arwah keluarga Pak Slamet masih bergentayangan saat hari telah gelap, sehingga ditakutkan bisa berinteraksi dengan warga dan berujung pada terkuaknya kasus ini.

Maya kemudian menanyakan perihal larangan warga yang membahas kasus ini akan didatangi arwah para korban dalam mimpi.

“Kalau itu, sebenarnya hanya akal-akalan Pak Kades saja untuk menutup rapat-rapat kasus ini. Yang sebenarnya mendatangi mereka dalam mimpi adalah jin yang diutus oleh dukun mereka, bukan keluarga Pak Slamet. Kalung bawang itu seakan menghalau arwah keluarga Pak Slamet untuk menyentuh warga dari jalur mana pun,” ungkap Bu Siti.

Maya dan Dika pun saling berpandangan. Seketika ia paham bahwa itu lah alasan mengapa saat di hotel Dika bisa mendapat gangguan dari arwah keluarga Pak Slamet. Tujuannya untuk meminta tolong agar si Roni mendapatkan hukuman yang setimpal.

Dika kemudian menyimpulkan bahwa arwah korban tidak mungkin mendatanginya saat di rumah karena kalung bawang tersebut, sehingga mereka akan menampakkan dirinya saat ia berada di tempat lain.

Masih ingin tahu banyak tentang hal ini, Maya juga menanyakan sosok nenek-nenek yang hingga beberapa kali menampakkan dirinya, bahkan hampir melukai janinnya.

“Makhluk-makhluk itu juga utusan dukun keluarga Pak Kades. Ibu rasa, beliau ingin memberikan pelajaran karena kalian terlihat seperti ingin mencari tahu semua ini. Makanya kenapa Ibu selalu ingatkan, jangan bertindak lebih untuk mencari tahu, karena Ibu takut mereka akan melukai kalian,” jawab Bu Siti cemas.

Dika kemudian juga menanyakan suara apa yang pernah ia dengar di malam hari, seperti suara langkah kaki segerombolan orang yang sedang berjalan. “Apa benar itu adalah arwah keluarga Pak Slamet?”

“Bukan. Yang Ibu tahu, kampung ini dijaga oleh jin-jin utusan dukun keluarga Pak Kades. Mereka lah yang sebenarnya menakut-nakuti warga saat malam hari. Suara mereka yang seperti sedang berjalan, terdengar seperti langkah kaki yang menapak tanah. Tapi nyatanya hanya bisa kita dengar, tapi tidak bisa kita lihat. Itu juga yang membuat warga takut untuk beraktivitas di malam hari,” jawab Bu Siti.

Merasa aneh karena arwah para korban seolah bisa masuk ke desa, tapi tidak bisa masuk ke dalam rumah warga, Dika menanyakannya kembali, karena ia pernah mendengar suara perempuan yang menunjukkan jalan pulang padanya. “Padahal di sekitar gerbang ada banyak taburan bunga dan kemenyan.”

Menghela nafas panjangnya, Bu Siti mencoba menjelaskan apa yang diketahuinya. Bahwa sesajen itu sengaja disebar bukan untuk menghalau kedatangan arwah keluarga Pak Slamet, tapi merupakan persembahan untuk para “satpam” yang berada di kampung ini. Para satpam itu yang mengendalikan arwah-arwah keluarga Pak Slamet hingga mereka tak memiliki tempat. Jika ada 1 rumah saja yang melepas kalung bawang, arwah korban itu akan masuk karena dianggap ada tempat untuk mereka. “Makanya, Pak Kades akan sangat marah bila ada warga yang melanggarnya.”

“Bukan kah kalung bawang itu untuk mencegah semua makhluk tak kasat mata? Tapi kenapa jin-jin itu tetap bisa masuk?” lanjut Maya.

“Ibaratnya, kamu mengunci rumah untuk orang lain, bukan berarti kamu tak bisa memasukkan orang lain yang kamu kehendaki, bukan?” Bu Siti mencoba memberikan pemahaman.

Merasa akan terus diganggu oleh arwah keluarga Pak Slamet jika tak membantu mereka, diam-diam Dika bertekad ingin mencari Roni dan menyelesaikan semuanya.

Saat tengah asyik berdiskusi, tiba-tiba warga yang baru saja melayat ke rumah tetangga yang meninggal semalam, berhamburan keluar untuk segera menguburkannya.

“Jadi ini alasan ibu dulu tak memperbolehkan Maya datang ke kampung ini lagi sepeninggalnya?” tanya Maya lirih.

Bu Siti terdiam, seolah ingin mengatakan sesuatu tapi ditahannya.

“Ibu tidak bisa menceritakan semuanya terlalu jauh. Yang penting kalian harus berhati-hati dan banyak berdoa. Suatu saat kalian akan tahu, bahwa diam lebih baik.” Bu Siti kemudian pamit karena ingin bantu-bantu di rumah keluarga yang sedang berduka.

“Maya ikut ya, Bu,” pinta Maya yang diiyakan oleh Bu Siti.

***

Saat di rumah duka, Maya hanya diam mendengarkan pembicaraan Bu Siti dengan keluarga jenazah.

“Dua hari lalu, setelah Bapak menemui seorang petugas sensus yang datang ke rumah dan bercerita panjang lebar, lalu malamnya bapak terlihat gelisah, omongannya ngelantur. Katanya ada yang sedang mengawasinya dan beliau sempat demam yang tak kunjung reda, hingga kemarin malam. Padahal, bapak adalah orang yang jarang sekali sakit, kalau pun demam, pasti tak lama. Terus juga katanya beliau sering mendengar suara-suara aneh di kamar. Padahal juga, adik saya yang laki-laki terus menemani beliau tidur, tapi tidak mendengarkan apa-apa. Tahu tahu semalam tubuhnya sudah terbujur kaku,” terang salah seorang anak jenazah.

Salah seorang warga yang juga sedang berada di sana, tiba-tiba teringat akan Pak Slamet. “Ceritanya kok seperti Pak Slamet sebelum kejadian waktu itu, karena beliau sempat cerita dengan suami saya kalau tiba-tiba satu keluarga mengalami demam bersamaan dan merasakan hal-hal aneh selama beberapa hari ke belakang. Terus juga saat badannya disatukan dalam 1 kantong paska pembunu**n, potongan-potongan badan mereka juga kaku.

“Hus, sudah jangan dibahas!” tegur salah seorang warga yang lain.

Selesai membantu, Maya pamit kembali ke rumah.

Setibanya di rumah, ia langsung menceritakan hal ini pada suaminya.

Tak fokus dengan cerita sang istri, Dika hanya ingin berusaha mencari keberadaan Roni, melalui bantuan teman-temannya.

Hingga keesokan paginya ketika di hotel, Dika sudah meminta tolong Agung untuk mempertemukan kembali dirinya dengan Fajar. Sebelum berangkat kerja menjaga toko, Fajar mampir ke hotel menemui Dika. Mereka lalu tampak mengobrol di depan hotel.

“Ya susah kalau mau mencari keberadaan Roni saat ini. Lalu kalau pun sudah ketemu memang mau apa? Mau menjebloskan dia ke penjara? Lha wong dia saja sudah dibebaskan. Lagi pula kita tidak punya power untuk itu,” jawab Fajar ketika selesai mendengarkan penjelasan dari Dika.

Tampak bingung, Dika juga merasa kesulitan untuk melakukan hal ini.

“Ya paling yang bisa dilakukan ketika sudah bertemu dengan si Roni itu adalah melepaskan pelindungnya, biar arwah-arwah itu bebas mau membalas dendam,” lanjut Fajar.

...****************...

1
Eva Nietha✌🏻
🌹
Eva Nietha✌🏻
Kadesnya jahat ini
Nur Bahagia
🤣
Nur Bahagia
walahh kok mati nya gampang banget si roni.. aturan di teror dulu sampe kejang2 😅
Nur Bahagia
Alhamdulillah dibantuin pak kyai 🤩
Nur Bahagia
jangan2 arwah nya keluarga pak slamet yg bantuin Dika untuk neror dio
Nur Bahagia
jangan2 mereka yg meninggal kaku di jadiin tumbal sama pak kades 😱
Nur Bahagia
😱😭
Nur Bahagia
kasian banget.. sendirian, bu siti juga udah ga ada 🥺
LILIANI LATIF
Luar biasa
LILIANI LATIF
Biasa
Nur Bahagia
tuh kan jahat
Nur Bahagia
sadis banget 😱
Nur Bahagia
Dika apes bener.. diliatin penampakan 2 langsung 😅
Nur Bahagia
jiaakhh pak spv ganggu orang lagi ngegosip aja 😁
Nur Bahagia
jangan2 pak kades nya jahat ini
Nur Bahagia
bagus nih cara berfikir nya Dika.. 👍
Nur Bahagia
wuahh ngagetin 😱
Cahaya
Luar biasa
Lina Suwanti
kasihan Agung.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!