System Fantasy

Chaos. Kekuatan mata, yang berasal dari dewa kenakalan itu sendiri.

Memiliki kemampuan untuk merubah aturan, ataupun menembus aturan yang telah ditetapkan.

Dari ruang lingkup kecil, sampai skala alam semesta. Karena Chaos, dewa kenakalan mampu mengurusi mahluk hidup di bawahnya secara langsung.

Seperti yang sudah dituliskan dalam catatan takdir. Dewa pencipta melarang 10 ciptaannya itu, secara langsung untuk mengurusi, mencampuri, dan membunuh mahluk di bawahnya.

Aturan yang membuat para dewa seperti dikekang tali pengikat. Mereka harus mendapatkan kesetiaan penuh mahluk di bawahnya, untuk melakukan apa yang diinginkannya.

Tapi, karena Dewa Kenakalan lahir dengan mata Chaos, larangan itu menjadi tidak berarti.

Dalam sekejap, menciptakan jutaan pengikut yang sangat setia padanya.

Salah satu dari jutaan pengikut itu adalah, istri dari sang Dewa Kenakalan sendiri.

Si Ratu Angsa.

Karena perasaan yang menggumpal di dalam hati, Dewa Kenakalan memberi mata Chaos pada si ratu angsa.

Saat itulah dunia mulai berubah. Dewa Kenakalan tidak mampu lagi mencampuri urusan duniawi.

Semua urusan Dewa Kenakalan, seluruhnya dilakukan oleh Ratu Angsa.

Hingga waktu kematian Ratu Angsa telah tiba. Dia dibunuh oleh pengikut Dewa Lain saat perang sedang terjadi.

Karena terikat dengan aturan, Dewa Kenakalan tidak bisa mengambil matanya kembali.

Dan mata itu akan berpindah tempat, ke satu orang dalam setiap zaman.

Zaman sekarang.

***

Luke dan Klein beradu pedang. Suara dentingan kedua besi itu, menghasilkan percikan api yang mengkilat.

"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Luke penasaran, sebab dia tidak pernah melihat Klein sama sekali.

Orang sekuat Klein, seharusnya berasal dari keluarga terkenal. Tapi, Luke tidak pernah melihat keluarga dengan baju seperti Klein.

Klein tidak ada mood untuk menjawab. Yang dia lakukan, hanyalah terus menyalurkan elemen kegelapan ke pedangnya.

"Jangan berharap kau bisa pulang."

Energi pedang berwarna hitam, meluncur menuju Luke dengan ganas. Elemen kegelapan yang menghancurkan, ditambah elemen cahaya super cepat.

Menghasilkan hasil yang destruktif.

BOOM!

Luke kembali terbang puluhan meter. Kali ini, dia terlempar sampai ke luar kota Glant.

Tepatnya, di hutan awal Klein datang ke tempat ini.

"Ah, menyebalkan." Luke benar-benar kesulitan melawan Klein. Seorang Saint, dibuat kerepotan oleh pemuda tanpa nama.

"Elemen cahaya saja sudah menyebalkan, sekarang elemen kegelapan?" Luke yakin, Klein harus mati saat ini. Jika tidak, dia akan menjadi ancaman terkuat.

Klein kembali muncul dihadapan Luke. Pedang Kaisarnya terangkat tinggi untuk memenggal Luke.

Luke tersenyum, dia menunjukkan tubuhnya yang terbuka lebar.

SRING!!!

Jejak serangan sejauh puluhan meter tercipta. Asap-asap mengepul, menutupi pandangan.

Dalam pandangan yang buram, sebuah Great Sword mengarah ke leher Klein.

Klein menutupi lehernya dengan perisai petir. Namun, Great Sword itu menembusnya dengan mudah.

"Apa?"

[HP -700]

Luke dan Klein sama-sama terkejut.

"Bagaimana dia tidak mati?!"

"Kenapa pedang itu bisa menembus perisaiku?"

Luke dan Klein melompat untuk mengambil jarak.

[HP: (19.300/20.080]

Dalam situasi saling berpikir. Portal besar tiba-tiba muncul.

Aura mengerikan, bau yang menyengat, keluar bersamaan dengan para iblis yang melangkah masuk.

Klein merasakan firasat buruk. "Ada apa ini?"

Berbeda dengan Klein, Luke malah tertawa saat melihat kejadian itu. "Oh dewa! Kau ingin melihat neraka di tanah ini? Aku akan membantumu dengan senang hati!"

Senjata ke-5 Luke muncul dari udara kosong. Senjata dengan bentuk paling unik, di mana memiliki ukuran luar biasa besar, yang sampai menutupi langit merah.

Bentuknya seperti piringan tipis, dan banyak dekorasi api di permukaanya.

Rasa panas yang menyengat kulit, membuat darah Klein sedikit mendidih.

"Ini adalah senjata pamungkasku! Helios!"

____________________