NovelToon NovelToon
Hamil Diluar Nikah

Hamil Diluar Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:447.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Butterfly93_

Nadia Nata hamil diluar nikah tanpa sepengetahuan kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun. Karena janji manis dan rayuan sang kekasih, mereka melakukan hubungan yang tidak sepantasnya hingga Nadia mengandung.

Aditya Bima Mahendra, seorang CEO salah satu perusahaan terkenal milik keluarganya. Dia sudah satu tahun menjalin hubungan dengan sekretarisnya bernama Nadia Nata.

Tetapi saat mantan kekasihnya Nindi muncul kembali, satu tahun pengorbanan Nadia seolah-olah tidak berarti bagi Aditya. Dia lebih memilih Nindi dan berencana menikahinya tanpa tahu jika Nadia sedang mengandung anaknya.

Merasa dibuang dan tidak dihargai lagi. Lagi pula hubungan Aditya dan Nadia tidak mendapat restu dari orang tua Aditya karena alasan asal usul Nadia yang tidak jelas, membuat Nadia akhirnya memilih menyerah dan pergi.

Bagaiman kisah mereka selanjutnya? Ikuti ceritanya hanya eksklusif di NOVELTOON saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27. Merasa Diikuti Pengunt*t

Setelah kepergian Aditya mengejar Nadia yang sudah jauh dari jangkauannya, kedua karyawan tadi langsung bergosip.

"Aku pikir dia wanita polos, ternyata..."

Keduanya yang melihat Aditya dan Nadia tadi berbisik-bisik sambil cekikikan setelah Aditya pergi dari pandangan mereka.

"Kita harus kasih tahu Rika, nih. Dia pastika akan gila jika tahu kalau dia ditikung si admin" kata salah satu dari mereka.

Keduanya tertawa terbahak-bahak kalau doyan mengadu domba antar divisi. Padahal tujuan mereka kerja di situ sama, yaitu untuk memajukan perusahan di mana mereka mencari nafkah.

Lantai sepuluh itu tempat yang lebih terbuka, karena di sana khusus digunakan itu tempat nongkrong para karyawan jika ada yang ingin istirahat di atas. Lantai sepuluh itu difasilitasi dengan cafe mini. Di salah satu kursi di sana, tampak Nadia sudah duduk dengan kepala menengadah ke atas melihat langit cerah berwarna biru.

Aditya berhasil menyusulnya ke sana dan duduk di samping Nadia. Menyadari Aditya berada di sampingnya, Nadia buru-buru menggeser tubuhnya agar menjauh.

"Apa tidak ada lagi maaf untukku, Nadia?" tanya lelaki itu dengan nada nyaris tak terdengar karena suara riak angin yang berhembus menerpa-nerpa tubuh mereka.

Nadia tersenyum kecut lalu menoleh ke arah Aditya dan bersuara. "Anda ingin saya maafkan?"

Aditya langsung mengangguk penuh semangat. "Apa pun itu, aku akan melakukannya" ujar Aditya.

"Pergi dari hidup saya dan jangan ganggu saya lagi."

"Jangan yang satu itu, minta yang lain saja" balas Aditya langsung menolak permintaan Nadia tersebut. Demi apa pun Aditya sudah bertekad tidak akan melepaskan Nadia lagi. Apa pun yang akan terjadi.

"Sayangnya saya tidak lagi bernegosiasi dengan anda!"

Selesai mengatakannya Nadia langsung beranjak dari kursinya, lalu pergi meninggalkan Aditya. Tidak ada lagi yang ingin dia katakan kepada mantannya itu. Semuanya benar-benar sudah berakhir sejak pria itu lebih memilih wanita lain. Yang Nadia harapkan sekarang hanyalah kembalinya kehidupannya tenang sebelum Aditya menemukannya. Hanya itu saja.

Setelah Nadia pergi, Aditya lebih memilih untuk tinggal di sana lebih lama. Dia menatap pemandangan yang sangat indah dari atas sana. Tapi di matanya, keindahan alam yang terhampar luas di depannya seperti gurun tandus tak berpenghuni.

Dalam pikirannya yang sedang berkelana jauh, tiba-tiba Aditya teringat dengan perkataan Rama beberapa waktu lalu. Dia pun langsung merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya dan langsung menghubungi seseorang.

💕💕💕

Nadia sedang berjalan pulang dari halte bus ke rumah kontrakannya dengan langkah tergesa-gesa. Dia merasa tidak nyaman sejak dia turn dari dalam bus tadi. Seperti ada seseorang yang memperhatikannya dengan diam sambil mengikutinya.

Untuk memastikan Nadia sesekali menoleh ke kana dan kiri. Dia semakin mempercepat langkahnya. Dia merasa kali ini sangat berbeda. Padahal selama ini dia merasa aman-aman saja meskipun dia berjalan sendirian.

Sesampai di rumah Ibu Imah, Nadia langsung menghampiri Leonel dan memeluknya sangat erat hingga si bocil itu merasa sedikit susah bernapas. Tindakan Nadia yang seperti itu baru kali ini Ibu Imah lihat membuatnya kebingungan.

"Nadia, ada apa? Apa yang terjadi? Apa laki-laki sudah tahu kamu di sini dan mengikutimu?" tanya Ibu Imah dengan perasaan cemas melihat tingkah Nadia yang jauh dari kebiasaannya.

Nadia melepaskan pelukannya dan menatap Leonel. Karena Leonel sudah mulai mengerti jika Nadia membicarakan orang lain, meminta sang anak pergi.

"Onel, mami mau bicara sama nenek Imah bentar. Onel nonton TV aja dulu, ya?" ujar Nadia dengan lembut.

Onel anak yang baik dan penurut mengangguk. Dia langsung beranjak dari hadapan sang mami menuju ruang TV.

"Bu, Nadia takut." Nadia buka suara sambil menghampiri wanita paruh baya tersebut dan duduk di sampingnya.

"Tadi Nadia merasa ada yang ngikutin Nadia semenjak turun dari bus. Bukan dia yang ngikuti Nadia, tapi sepertinya dia meminta seseorang diam-diam mengikuti Nadia sampai ke sini. Bagaiman ini, bu?"

Tampak sekali Nadia ketakutan. Tergambar jelas wajahnya yang memucat. Jujur, Nadia tidak ingin Aditya mengetahui keberadaan Leonel.

"Astaga...! Apa sebenarnya maunya orang itu? Oh, iya. Bapak juga cerita kalau kemarin pagi itu waktu kita pergi mendaftarkan Leonel ke sekolah, ada seorang anak muda yang katanya sangat mirip dengan Leonel datang ke sini. Pada awalnya bapak katanya tidak memperhatikan laki-laki itu. Kata bapak juga kalau lelaki itu menanyakan kamu. Karena bapak pikir dia adalah teman kamu, jadi bapak bilang kalau kamu pergi mendaftarkan Leonel sekolah."

Nadia terdiam sejenak. Dia mengingat kembali percakapannya dengan Aditya tadi pagi. Kalau ternyata pria itu tahu Nadia punya anak bukan karena obrolannya dengan Tina, melainkan dari Pak Bayu.

"Tenang saja, bapak sudah bilang kalau kamu sudah menikah. Tapi, ketika bapak bilang kalau kamu sudah menikah, laki-laki itu terlihat sangat kecewa kata bapak."

Ibu Imah bisa menilai dari perkataan sang suami jika ayah Leonel itu tidak sejahat yang mereka bayangkan. Dia dia hamil dan membesarkan Leonel seorang diri tanpa sepengetahuan laki-laki itu.

"Apa kamu ingin ibu menyembunyikan Leonel? Jika itu yang kamu inginkan, ibu bisa melakukannya. Serahkan saja sama ibu" ucap Ibu Imah.

Nadia menatap wanita paruh baya itu dengan tatapan sendu. Melihatnya membuat Ibu Imah meraih tangan Nadia dan menggenggamnya erat. Nadia sadar kalau dirinya sudah terlalu banyak merepotkan pasangan suami istri itu. Dia tidak ingin menambah lagi.

"Tidak usah, bu. Nadia akan menghadapinya" jawab Nadia mengumpulkan kepercayaan dirinya. Dia akan menghadapi Aditya apa pun yang terjadi.

"Tapi Nadia mohon. Kalau laki-laki itu datang ke sini dan ingin membawa Leonel, tolong ibu langsung hubungi Nadia ya bu?"

"Kamu tenang saja. Ibu akan menjaganya untukmu. Tapi ada sesuatu yang mengganjal di hati ibu" ujar Ibu Imah.

"Apa itu, bu?"

Ibu Imah tampak berpikir sebentar. Dia sebenarnya tidak enak menanyakannya sama Nadia, namun pikirannya sejak kemarin sudah terganggu dengan hal itu. "Bukannya sebelumnya kamu bilang kalau Aditya tidak tahu jika kamu hamil Leonel?"

Nadia pun mengangguk mengiyakan ucapan Ibu Imah.

"Kalau dia tahu sedari awal kamu kamu sedang mengandung anaknya, bisa saja situasi sekarang ini berbeda. Maksud ibu, Nadia maafkan ibu. Ibu bukan bermaksud menyalahkanmu. Hanya saja..."

"Tidak apa-apa, bu. Nadia paham apa maksud ibu. Nadia sebelum memutuskan pergi dan tidak memberitahu kalau Nadia sedang hamil Leonel kepada laki-laki itu, karena Nadia sudah terlebih dahulu bertanya. Dia meminta Nadia untuk menggugurkannya."

"Dia yang belum tahu Nadia hamil saja sudah Nadia hamil tanpa berpikir panjang dia langsung mengambil keputusan seperti itu. Dari situ aku menila, jika aku ngotot memberitahukan kalau Nadia sedang hamil Leonel waktu itu pasti dia akan menyeret Nadia pergi untuk menggugurkannya."

Nadia memang akui kalau dirinya juga salah tidak jujur waktu itu. Tapi ketakutannya sudah lebih besar menghantui pikirannya kalau-kalau Aditya benar-benar menjalankan seperti apa yang dia katakan untuk menggugurkan janinnya saat itu.

1
Rossmawar
lanjut
Cahaya
bukannya paragraf sebelumnya sudah mengeluarkan semua kartu Thor?
Cahaya
lah bukannya dia suruh bunuh anaknya yang belum lahir jika hamil.
bahkan sebelum tau hamil Thor?
Cahaya
bukannya mau empat tahun Thor?
Queeny Geulitz Syahputri
up
Lee Mba Young
kasian nadia, dulu di buang sekarang ngotot mau di pungut lagi tanpa mikirin perasaan nadia yg hamil dan berjuang sendiri. bgitulah laki laki gk mikir mau menang sendiri.
semoga nadia dpt jodoh yg baik gk kayak aditya itu. buang dan pungut orang seenaknya.
Rizal Zal
Kecewa
Rizal Zal
Buruk
Jannah Mumtaz
Luar biasa
Rossmawar
lanjut dong
Noona Han
Peran bapaknya aditya gak ada apa, sampai istrinya keg lepas kendali gak ada yg mantau, udah kya binatang liar yg dilepas dari kandang, gak sadar²😂🙏
Hesti Bonitinho
alur ceritanya sama bngt SMA novel sebelah..
Ifan Richaniyah
q kok sedih y liat aditya , emak ny aditya egois bgt , pen tak hiiiiiiihhhh
RATNA
maaf Thor masih menyimak alur cerita nya,🙏🙏🙏
RATNA
Lumayan
RATNA
Kecewa
Rohmi Yatun
iihh dikit amat.. double up dong Thor 🙏👍
Endah Nigel Moms Nigel
kenapa di waktu seru" nya malah kepotong muluu thour🥺🙏
Widi Widurai
halah mbelgedhes. ga kangen nindii?? kan jg pernah sempet tinggal bareng
Rossmawar
lanjut dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!