NovelToon NovelToon
Love And Destiny

Love And Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Mafia / Aliansi Pernikahan / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

Latar alur cerita diLuar Negeri nan jauh disana ~~~

Suatu malam menegangkan dijalanan gelap gulita, terdapat 3 orang sedang berlari kencang menelusuri jalan demi mendapatkan bantuan, 2 orang bodyguard setia dan 1 orang gadis berusia 19 tahun yang sedang berjuang bertahan hidup
Yang dipapah oleh kedua bodyguard tersebut.

Gadis itu Kimberly Eleonora Romanoff, wajah cantik putih bersih, lesung pipi yg merona dipipi atas, hidung bangir, dan mempunyai garis halis yang cantik
Adik kandung dari Ainsley Eugino Romanoff, seorang pengusaha muda terkenal diberbagai negara dan juga seorang mafia.

Apa yang sebernarnya terjadi ?
bagaimanakah takdir akan mempermainkan kakak beradik ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu kangen Lagi

Kimberly mau memejamkan matanya, ketukan pintu kamarnya membuat matanya terbuka lagi. Kim berjalan gontay membuka pintu kamarnya. Senyumnya mengembang ketika Lucy yang ada didepan pintu kamarnya digendong oleh Ainsley

"Aunty ... Lu, tidul dicini boleh?"

"Hmmm sepertinya Lucy akan mengganggu tidurmu!"

"Boleh donk sayang, ayo sini, cuci kaki dulu yaah, setelah itu kita tidur! Sanah !" Usir Kim pada Ainsley

Ainsley mendengus kesal, ia juga langsung kekamarnya. Edward sudah tidur dibox besar tempat tidurnya.

Semua tertidur nyenyak dimalam itu, Kimberly dan Lucy bagaikan ibu dan anak yang tidak ingin pisah. Hahaha lucu sekali, Lucy tidak melepaskan pelukannya pada Kim.

Besok paginya semua sudah siap dimeja makan, sarapan pagi yang menyenangkan. Gimana tidak ? Lucy sang keponakan begitu nempel pada Kim, Sarra sangat senang Lucy dekat dengan Kim. Beda halnya dengan Ainsley yang merasa makin diabaikan hahaha.

"Aunty ... A .a.. !" Lucy menyuapi Kim makanan yang diatas meja

"Wahh enak sekali Lu, pasti mommy mu yang masak?"

"Iya mommy yang macak, daddy bicanya kelja hahaha!"

Ainsley dan Sarra tertawa lebar melihat ocehan sang anak seolah mengadu pada tantenya..

Ray datang membawa kabar pada Tuan Rumahnya itu.

"Ekhem... Selamat pagi Tuan, Nyonya, dan Nona Kim dan Nona Lucy tercantik !" Senyum Ray ramah

"Ya ampun Ray ... masih pagi loh ini !" Gerutu Kim

"Maaf Non, tapi ada tamu yang ingin bertemu Nona Kim!"

"Siapa !" Tanya Ainsley

Danesh tiba-tiba muncul tidak jauh dari belakang Ray. Wajah Danesh yang terlihat pucat itu menarik simpati Kim. Ray segera pamit dari sana.

Semua yang ada dimeja makan terdiam, Ainsley melirik pada Kimberly. Seolah mengisyaratkan Kim untuk menghampiri Danesh.

Kim mematung sejenak, ia gelapan seperti sedang tertangkap basah. Akhirnya Kimberly menyuruh Danesh untuk ikut sarapan bersama walau sebenarnya Kim merasa gugup sekali

"Aa-ayo ... Sarapan dulu ! Duduk sini !"

Kimberly menyuruh Danesh duduk disebelahnya

Ainsley dan Sarra saling pandang, sementara Lucy langsung pindah tempat duduk disamping Sarra.

"Aunty ... Lucy pelgi cekolah dulu yah !" Lucy turun menghampiri Kim lalu memeluknya.

Lucy dan Sarra pamit pergi karena Lucy harus sekolah pendidikan usia dini. Ainsley tak lama juga pamit karena ada meeting. Tinggalah Danesh dan Kimberly dimeja maka

"Kamu ?" Kim dan Danesh serempak memanggil hehehe

"Kamu duluan !" Ucap Danesh

"Kamu ... Baik-baik saja? Terakhir kita ketemu dihotel, dan kamu tidak ada kabar lagi ! Kau kemana Danesh?" Lirih Kimberly.

Danesh diam sejenak, memegang tangan Kimberly.

"Aku ... Tidak ingin mengganggumu ! Aku hanya menunggu waktu kau sendiri ! Egois kan ? Memang! Tapi aku tak mau kau merasa tidak nyaman saat ada aku !" Danesh dengan tatapan sendu

"Aku ... Aku... !" Kim bingung harus merespon seperti apa

Danesh langsung memotong ucapan Kimberly

"Kita jalan, mau ? Sudah lama kan, kau tidak jalan-jalan. Kata Ainsley hari ini kau free, jadi aku bisa mengajakmu pergi !" Danesh tersenyum manis, Kimberly seolah tersihir senyuman Danesh. Ditambah lesung pipi Danesh membuat Danesh semakin mempesona.

"Ok ... Aku siap-siap dulu, kau ... Ikut aku sebentar !" Kim membawa Danesh ke kamarnya. Kamar Kim sangat luas dan nyaman, ada ruang tamu sebelum masuk kedalam wilayah tempat tidurnya. Danesh duduk disofa nyaman itu...

Kim mengambil sesuatu dari lemarinya, ia membawa syal berwarna hitam untuk Danesh. Kim sempat membuatkan Syal itu untuk Danesh, sewaktu berada dirumah Hyunshik.

"Ini ... Pakai, bagus dicuaca seperti ini. Aku membuatnya sendiri semoga kau suka !" Kim langsung memakaikan ke leher Danesh.

Mata mereka bertemu ! Kim tak kuasa menahan gejolak rindu pada Danesh. Tapi ia pun tidak mau menyakiti Min Yeong. Baginya Min Yeong bukan pelarian. Dia juga mencintai Min Yeong.

Danesh memeluk Kim saat Kim memakaikan Syal itu, posisi kim setengah berdiri, Danesh menyandarkan kepalanya di dada Kim yang empuk itu. Jantung Kim serasa mau copot.

Danesh lalu berdiri, ia makin erat memeluk Kimberly. Ia juga mencium lehernya, men-ji-lat-nya dengan lembut. Kim meremas jas Danesh dengan kencang, seolah ada sengatan listrik yang menyengat .

"Da-Danesh !! Sst-Stop ... Ahh !" Kim yang akhirnya mengeluarkan desahan kecil dari bibir imutnya itu

"Syalaaaan kenapa juga harus ngedesah sih!" Gerutu Kim dalam hatinya

Danesh melepaskan syal, dan jasnya melemparnya kesembarang arah. Lalu melahap bibir ranum Kim. Ia tak kuat lagi menahannya selama 5 tahun ini. Entah Danesh kerasukan apa hingga ia nekad seperti ini.

Kim juga sama gi-la-nya ia terbawa arus Danesh. Mulutnya menolak tapi tubuhnya seakan rindu sentuhan Danesh

Kim mengalungkan tangannya keleher Danesh. Meremas rambut lembut itu. Danesh terus menciumnya tanpa henti, lalu mendorong Kim pelan kearah kasur.

Tubuh Kim sudah terkukung Danesh dibawahnya. Danesh terus men-ci-cipi wajah indah itu, turun lagi keleher menyesapnya dengan rakus. Tangannya membuka Kaos oversize yang dipakai Kim. Kim bagaikan anak kecil yang penurut ia pun tak menolak. Hanya tersisa bra berwarna merah yang membuat isinya menyembul padat. Danesh membuka bra itu melemparnya jauh.

Danesh sungguh gi-la, ia memainkan gunung kembar nan padat itu. Menyesapnya tanpa henti. Ia juga membuka kemejanya, terlihat tubuh atletis Danesh.

"Ahh .. Danesh ... Ssst !" Kim terus meracau tak karuan, matanya terpejam menikmati setiap sentuhan Danesh.

"Shit .... Kau ... Menggoda sekali sa-sayang !" Danesh pun tak kuasa menahannya lagi.

Tangan Danesh menjalar keperut rata itu, lalu menjalar kebagian Area sensitive Kimberly. Danesh mengelusnya, memainkannya dibawa sana. Kimberly sudah ba-sah dibuatnya. Danesh langsung membuka hotpant Kim yang hanya 2 jengkal dari pinggang itu.

"Da-danesh ... Ahhhh... Ahhh cukup.. aku ... Ahhh !" Kim terus mendesah sementara Danesh terus memainkan jarinya dibawah sana, Danesh juga menyesapnya seperti orang kelaparan. Danesh membawa Kim melayang ke nirwana.

Kim mengeluarkan pelepasan pertamanya seumur hidupnya, ini membuatnya gi-la. Badannya bergetar hebat sambil meremas punggung lebar Danesh. Mungkin punggung Danesh sudah penuh dengan cakaran jari Kim.

"Danesh ... Aku sudah tidak kuat cukup !" Kim terus menetralkan nafasnya yang sudah naik turun.

Danesh membuka celananya membuangnya jauh dari kasur, ia sudah siap untuk me-ma-su-ki Kim. Juniornya bahkan sudah menegang ga-gah per-kasa.

"Argh .... Danesh sakittttttttttt !" Suara Kim melengking dikamar itu, ia menangis kesakitan tubunya bergetar seakan ada yang menghantam lembah surgawi itu. Untungnya kamar Kim memakai peredam suara. Jadi tidak akan terdengar keluar. Suara-suara desahan itu memenuhin kamar Kimberly. Noda merah dikasur Kimberly itu pun menjadi saksi cinta mereka dipagi cerah itu.

"Maafkan aku sayang, ini sebentar, setelah itu tidak lagi aku janji !" Dengan suara seraknya, Danesh terus memompa Kimberly dengan ritme yang tadinya pelan kini cepat. Danesh bahkan mencoba berbagai posisi. Pertama kalinya bagi mereka berdua. Kim yang tadinya sakit kini ia merasakan kenikmatan itu.

"Terima kasih ... Sudah menjaganya untukku, aku mencintaimu !" Danesh terus meracau disela-sela kegiatannya.

Danesh akan segera mencapai puncak laharnya akan segera keluar, ia menahan pinggang Kimberly mengeluarkan didalam rahim Kimberly. Danesh pun ambruk diceruk leher Kimberly

"Terima kasih sayang!" Danesh mengecup singkat bibir Kimberly.

Kim seperti sedang marathon, nafasnya naik turun, tubuhnya lengket. Mereka melakukan penyatuan hampir 2 jam

Pupus sudah rencana mereka jalan-jalan, malah berakhir ditempat tidur berdua.

1
Yus Warkop
awal baca udah dagdigdu gini jantung
tasha angin
Kayanya aku gak bisa tidur lagi kalo gak baca kelanjutannya sekarang juga 😩
Fathi Raihan
Duh, kalau dikasih pilihan 1 antara jalan-jalan atau baca cerita ini, pasti saya milih ini 😍
Maris
Setiap halaman penuh kejutan yang mengagetkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!