aku Lady Aryana de Venetian seorang wanita gemuk berumur 26 tahun yang saat ini sedang berada di depan pisau pancung akibat fitnah suamiku dan juga kekasih nya untuk menyingkirkan diriku dan juga untuk menjatuhkan keluarga ku. ku pandangi lagi wajah tampan yang memiliki tatapan kejam ke arah ku dengan segaris senyum meremehkan.
aku bersumpah di dalam lubuk hatiku yang paling dalam. jika aku di beri kesempatan maka aku akan membalas kan sakit hati ini. dan akan ku pastikan lelaki yang masih berstatus suami ku bertekuk lutut di hadapan ku kelak, dan aku akan benar-benar menjadi monster untuk mereka.
Dan tiba-tiba sebelum hukum penggal ku di laksanakan jiwa ku seperti di tarik keluar dari raga ku. membuat ku sesak dan hampir tak bisa bernafas aku memejamkan kan mata sekejap dan tersentak membuka mataku. betapa terkejutnya diriku yang saat ini tidur di ranjang kamar ku sebelum aku menikah dengan lelaki brengsek itu.
"apa yang terjadi!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terpaksa menolong iblis.
hari ini aku akan berkunjung ke rumah orang tua ku. dan hari ini tepat seminggu setelah kejadian memperebutkan sarung tangan yang akan ku berikan kepada Regrash. Dan sarung tangan tersebut di ambil oleh iblis Nicholas tanpa rasa malu dan bersalah, mengambil hak orang lain.
Karena hal itu aku jadi menyuruh Maya untuk pergi ke pusat kota membeli sarung tangan yang baru. Maya membeli kan sarung tangan di tempat yang berbeda. Dan juga desain yang di beli Maya sedikit sederhana di bandingkan dengan yang ku beli waktu itu, warna nya pada pun berwarna cokelat tua. Sudah lah ku ikhlaskan sarung tangan yang di curi oleh iblis Nicholas.
dan semenjak kejadian itu aku belum melihat lagi kemana perginya pria iblis itu. Dia selalu menghindar dari ku sama seperti di kehidupan sebelumnya. Dan aku bersyukur dengan hal itu. Seperti saat ini aku mendapatkan informasi jika pria iblis Nicholas pagi-pagi sekali sudah pergi ke istana. Jadi aku bersyukur tidak ada penghalang untuk aku pergi ke rumah orang tua ku.
Saat ini aku sedang bersiap untuk berangkat menuju rumah orang tua ku. Maya juga sudah meletakkan barang-barang yang akan ku bawa ke kereta yang akan kami gunakan untuk pergi nanti. Aku segera turun dan berjalan menuju kereta kuda yang akan membawa ku. Namun di depan pintu kepala pelayan Fredly menghentikan langkah ku.
"nyonya Tuan Grand Duke menyampaikan kepada saya jika anda tidak boleh kemana-mana untuk saat ini nona" aku menatap malas kepada kepala pelayan yang dulu tidak peduli dengan semua kelakuan pelayan lain yang menyiksa ku tanpa salah. 'kau juga sudah masuk target pembalasan dendam ku pak tua Fredly!' aku tersenyum mendengar isi kepala ku itu.
"Tuan Grand Duke yang mengatakan pada saya jika saya boleh pergi mengunjungi kediaman keluarga saya di Venetian, dan hal lainnya aku rasa kau tidak perlu mengetahui nya tuan Fredly".
Setelah mengatakan itu tanpa menunggu reaksi nya aku langsung berlalu melewati kepala pelayan tersebut. Aku langsung menghampiri Maya yang berdiri di depan kereta kuda. "ayo segera jalan" perintah ku kepada Maya, aku tidak ingin menunda-nunda.
Jika sesuatu yang tertunda pasti tidak akan baik hasil nya. Maksudnya aku tidak ingin siapapun menghentikan langkah ku untuk pergi menjenguk keluarga ku.
Kemudian kereta kuda ini melaju menuju tempat dimana akan ku tuju. Hah damai nya. aku membuka jendela kereta kuda ini dan menikmati angin sepoi-sepoi menerpa wajah dan membuat rambutku bergerak, suasana yang damai.
"Maya beritahukan pada kusir untuk membuat kereta ini melaju lebih kencang" teriak ku pada Maya yang saat ini duduk di depan lebih tepatnya di sebelah kusir. Setelah aku mengatakan hal itu kereta pun melajukan kecepatan nya. Hahh.. Sungguh keadaan yang menyenangkan.
dan ketenangan ku ini tidak berlangsung lama saat kami melewati perbatasan hutan Flostern di salah satu jalan sunyi yang akan kami lewati jalan di dekat hutan Flostern ini memang rawan akan penyerangan bandit-bandit. Dan saat kami akan melewati nya aku mendengar suara dentingan pedang yang saling beradu.
"nyonya seperti nya di depan perkelahian, apa kita akan mengambil jalan memutar atau terus berjalan nyonya?" ucap kusir yang duduk di sebelah Maya.
Aku penasaran dengan apa yang terjadi di depan sana tapi aku tidak ingin membahayakan keselamatan kedua orang ini. tapi jika aku mengambil jalan memutar pasti kami akan sampai di malam hari dan itu lebih berbahaya lagi. Jadi... "terus berjalan ke depan tuan!" aku berkata dingin kepada kasir itu.
"tapi nyonya..??" kasir nampak ragu dengan perintah ku tersebut.
"kau ingin melawan perintah ku!" kusir itu takut dan menjalankan kereta ini menuju tempat perkelahian.
hingga kami sampai pada kereta kuda yang kosong dan tak jauh dari tempat nya 30 bandit sedang berkelahi dengan dua orang yang sedikit kewalahan. Lagi-lagi aku melihat pertarungan yang tidak adil di depan mata ku. Aku mengambil night Rose sword milik ku dan turun dari kereta.
"Maya masuk lah dalam kereta ini akan sangat berbahaya." perintah ku kepada Maya untuk menyelamatkan diri nya.
"tapi nona,, saya seperti kenal dengan kereta kuda ini..." teriakan Maya yang aku abaikan. Menolong dua pria itu lebih penting sekarang. Aku berlari dan menerjang salah seorang dari bandit tersebut. Sementara kedua Pria itu masih sibuk dengan bandit-bandit yang lain. Dan belum menyadari diriku ikut membantu mereka hingga saat pedang ku berdenging melawan pedang bandit yang menjadi lawan ku. Membuat salah satu Pria memanggilku dengan sebutan nyonya.
"nyonya grand duchess!!" teriak Pria itu sambil terus melawan bandit-bandit yang ternyata lumayan kuat. Aku dan pria yang lain nya saling menoleh dan betapa terkejutnya nya aku ternyata pria yang memanggil ku itu adalah pengawal pribadi si pria iblis Nicholas. Dan yang membuat ku terkejut lagi pria yang menoleh ke arah ku itu adalah si pria iblis Nicholas yang menatap ku dengan tatapan tidak percaya.
hilang semangat ku yang tadi membara. Jika tau yang ku tolong ini si iblis Nicholas pasti aku tidak ingin ikut menolong nya malah akan aku mendukung bandit-bandit ini untuk membunuh iblis itu. Nasi telah menjadi bubur. Aku masih melawan satu bandit. Dan saat aku lagi bertarung ku dengar teriakan si pria iblis itu.
"APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI ARYANA!!" tidak bisakah pria iblis ini fokus pada lawan nya tanpa harus meneriaki ku seperti itu.
"TIDAK KAH KAU LIHAT AKU SEDANG BERTARUNG! APA KAU LIHAT AKU SEDANG MEMASAK!" balas ku dengan berteriak tak kalah keras. Hingga perasaan ini muncul lagi. Sebuah kekuatan yang bertolakan bergejolak di tubuh ku, namun aku masih bisa menahan nya seperti biasa hingga aku menebas kepala lawan ku hingga tetesan darah nya mengenai pedang night rose sword yang kau gunakan sekarang juga darah ini sedikit mengenai wajah dan tangan ku.
Pedang yang ku pakai saat ini bergetar hebat dan tiba-tiba darah yang mengotori pedang tersebut di serap oleh pedang ini. Dan reaksi tubuh ku sama saat aku menolong pemuda bernama Orlando itu.
Detak jantung ku pun terpompa begitu cepat entah kenapa aku menyukai bau darah ini dan aku mengangkat pedangku ke atas, kemudian mensejajarkan mata pedang ini ke wajah ku untuk melihat pantulan wajah ku, terlihat jelas aku tersenyum mengerikan dengan mata sedikit menghitam. sekitar kedua mata ku muncul tulisan kuno. Apa ini.. Aku begitu bersemangat. Hingga aku tertawa terbahak-bahak dengan sangat keras dan mengundang seluruh orang di sana untuk melihat ku. Seperti Ecthunter princess kegelapan pada abad kuno. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan tubuh ku.
"HAHAHAHAHAHA BERIKAN NYAWA KALIAN UNTUK KU!!!"
saya baca nya Ampe narik napas bekali kali.../Sob//Sob//Sob//Sob/