Haura, seorang gadis pengantar bunga yang harus kehilangan kesuciannya dalam sebuah pesta dansa bertopeng. Saat terbangun Haura tak menemukan siapapun selain dirinya sendiri, pria itu hanya meninggalkan sebuah kancing bertahtakan berlian, dengan aksen huruf A di dalam kancing itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGTB And CEO BAB 5 - Adam Malik
Hotel Marina Bay Sands, Singapura.
Seorang pria dengan tatapan dingin, berdiri didekat jendela kaca, ia memperhatikan indahnya Singapura dimalam hari. Gemerlap cahaya itu tak kalah indahnya dari bintang yang bertebaran di langit.
Jauh dari hiruk pikuk yang mengelilinginya, Adam hanya menerawang masa lalu, mencari sesuatu yang bisa membuatnya menemukan seorang wanita, gadis yang sudah ia renggut kesuciannya.
Malam itu, ia ingat betul jika wanita yang ditidurinya bukanlah Monica. Namun saat pagi ia bangun, ia menemukan Monica yang berbaring di sampingnya, lengkap dengan tubuhnya yang tak terbalut kain.
Seperti sudah tersusun rapi, saat masih berada di atas ranjang. Sang ibu, Zahra menangkap basah mereka. Hingga mau tidak mau, Adam harus bertanggung jawab, menikahi Monica yang baru ia kenal selama 3 bulan.
Terlahir di keluarga yang taat Agama, buat Adam tak bisa berkelit. Menikahi Monica adalah keputusan Final yang tak bisa di ganggu gugat.
Kala itu, pernikahan mereka digelar begitu mewah. Layaknya royal wedding para raja dan ratu.
Tapi sayang, tak ada cinta didalam pernikahannya mereka, meski waktu berlalu pun tetap tak bisa merubah apapun. Adam pun masih sibuk sendiri dengan ingatannya pada malam itu. Tentang isak tangis seorang wanita yang sudah ia nodai dengan paksa.
5 tahun berlalu dan Adam masih terus mencari, namun sayangnya ia selalu gagal. Akhirnya kini Adam tahu apa penyebab kegagalanya itu, Monica sang istri ternyata selalu menggagalkan rencananya.
"Luna!" teriak Adam memecah keheningan.
Luna asisten pribadi Adam segera berlari menghampiri tuannya.
"Ya, Tuan," jawab Luna, ia menundukkan kepalanya sekilas lalu menatap sang tuan. 8 tahun ia sudah mendampingi Adam, awalnya hanya sebagai sekretaris. Namun berkat kegigihannya dalam bekerja, Adam mengangkatnya menjadi seorang Asisten.
"Berapa lama aku harus menunggu?" tanya Adam dengan suara dingin. Luna tahu betul, saat ini Adam dalam keadaan tidak baik. Menyadari jika selama 5 tahun terakhir ia sudah memelihara rubah di dalam rumahnya sendiri.
"Maaf Tuan, tunggulah sebentar lagi. Tuan Mark akan segera datang," jelas Luna.
Mark, adalah detektif bayangan yang diperintahkan Luna untuk mencari detail informasi tentang Monica. Juga mencari salinan data para tamu undangan pada pesta malam tahun baru di hotel Raflles 5 tahun silam.
Data tamu yang dipegang Luna saat ini, sudah dimanipulasi oleh Monica.
Mark, adalah detektif bayangan tingkat internasional. Hanya berkerja untuk sang penguasa yang mampu membayarnya dengan jumlah fantastis. Monica tidak akan mampu mencapainya.
Tak berselang lama, ponsel Luna bergetar.
Ada sebuah pesan masuk dari Mark.
"Tuan, Tuan Mark sudah datang," jelas Luna setelah membaca pesan itu.
"Bukalah pintunya," titah Adam.
Luna berlalu, membuka pintu kamar hotel tempat mereka berada. Seseorang bernama Mark, sudah berdiri didepan sana. Pria berbadan besar, menggunakan masker dan topi untuk menutupi wajah. Tak sembarangan orang bisa melihat wajah Mark.
Disebuah ruangan khusus bernuansa hitam, Adam duduk menyambut kedatangan Mark.
"Maaf membuat Anda menunggu," ucap Mark ketika sampai di ruangan itu, sejauh ini Adam Lah yang sudah membayarnya paling tinggi.
Karena itu, kini Mark bersedia menemui Adam secara langsung, biasanya ia hanya akan mengirimkan hasil pencariannya melalui email atau post.
Mark duduk di hadapan Adam, sementara Luna berdiri di samping sang tuan.
"Ini berkas yang Anda minta," ucap Mark lagi, seraya mendorong map coklat yang tertutup rapi mendekat ke arah Adam.
Tapi Adam hanya bergeming, dan Luna yang bergerak mengambil berkas itu.
Namun dengan cepat pula, Mark mencekal tangan Luna. Ini adalah informasi penting, maka hanya Adam lah yang boleh tahu.
"Biarkan dia melihat berkas itu," ucap Adam dingin, dengan suara berat yang menakutkan.
Mark tak punya kuasa untuk melawan, akhirnya ia membiarkan Luna yang melihat berkas itu lebih dulu.
Dalam berkas itu, ada beberapa lembar kertas yang sudah dibagi menjadi 2 bagian. Satu tentang Monica dan satu tentang pesta topeng malam tahun baru 5 tahun silam.
Luna, sama sekali tidak tertarik dengan berkas yang berhubungan tentang wanita rubah itu. Luna malah lebih dulu membaca tentang data para tamu undangan.
250 tamu undangan kala itu, Luna sampai menghapal semua namanya. Dengan teliti, Luna membaca tiap nama. Mencari jika saja ada satu nama yang baginya asing.
Hingga sampai di urutan 249, Luna berhenti membaca.
Haura? batinnya mengingat-ngingat.
Dan setelah nama itu, ada pula nama Pandu. Dua nama yang tidak pernah ada di daftar tamu undangan yang dimiliknya.
"Siapa dua orang yang berada di urutan terakhir ini?" tanya Luna pada Mark, mendengar itu Adam mulai melirik keduanya.
"Informasi pribadi tiap tamu undangan juga ada di sana, silahkan anda cari di bagian akhir," terang Mark dan Luna segera bergerak dengan cepat.
Haura dan Pandu adalah dua orang pengantar bunga malam itu. Tapi diberkas yang ia punya, pengantar bunga malam itu bukanlah Haura dan Pandu, melainkan Amel dan Rudi. Toko bunganya pun berbeda, jika ini bernama Salma Florist, sedangkan dulu yang mereka periksa adalah Golden Florist.
Tersenyum menyeringai, Luna membaca semua itu.
Ternyata memang benar, datanya sudah dimanipulasi sejak dulu. Ternyata memang ini semua adalah akal-akalan sang Nyonya besar, Monica.
"Dapat Tuan, kita bisa segera menyelidiki satu nama ini, Haura," terang Luna, seraya menyerahkan berkas tentang Haura itu pada Adam.
Dilihatnya dalam sebuah foto berukuran sedang, seorang wanita berhijab dengan senyumnya yang menawan.
Wanita berhijab, sama seperti wanita yang ia tarik malam itu. Namun Adam tak mengingat dengan jelas bagaimana rupanya, dan Adam pun belum bisa memastikan benarkah Haura adalah wanita di malam itu atau bukan, sebelum ia melihat sendiri pergelangan tangan Haura.
Malam itu, Adam dapat merasakan dengan jelas. Jika di pergelangan tangan wanita itu terdapat luka yang membekas, seperti sebuah sayatan. Dan ia tak menemukan itu di tubuh Monica.
"Carilah wanita ini, ku beri waktu 1 bulan dan kita kembali bertemu disini," titah Adam pada Mark seraya melemparkan berkas itu kembali ke atas meja.
Dengan patuh, Mark mengangguk.
Haura, batin Adam menyebutkan satu nama.