NovelToon NovelToon
Hati Seluas Samudera

Hati Seluas Samudera

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: nurilmi

Perjalanan hidup yang berliku-liku harus diterima dengan penuh keikhlasan. Sebagai seorang single parents yang memiliki seorang anak laki-laki itu tak mudah. Setelah kehilangan pekerjaan di salah satu perusahaan di ibukota.
Akankah berakhir dengan bahagia di perjalanan hidupku ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurilmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 13

Tak terasa waktu telah berlalu, aku telah siap mengantarkan ke sekolah Fahri. Ternyata tetanggaku dea sedang di teras rumahnya sedang menyuapi anaknya makan.

"Shanum cantik sedang makan apa nak", tanyaku seraya tersenyum melihat anaknya Dea yang diberi nama shanum usia satu tahun.

" Makan nasi sama sop ayam bude", ucap Dea

menirukan suara anak kecil.

"Bude mau antar mas Fahri sekolah dulu ya nanti sore main sama shanum ya nak", ucapku gemas menghampiri shanum bocah imut dan cantik.

" Hati-hati bude mengantar mas Fahrinya".

"Assalamu'alaikum", ucapku saat akan jalan melewati teras rumah Dea.

" Walaikumsalam", shanum dan dea melambaikan tangan kearah fahri dan diriku. Fahri membalas lambaian tangan ke shanum bocah imut menggemaskan.

Tidak sampai setengah jam sudah sampai di sekolah fahri, setelah memastikan Fahri masuk kelas akupun melajukan motorku untuk pulang ke kontrakan. Kulihat suami Dea akan berangkat kerja.

Saat aku akan masuk rumah, Shanum dan Dea menegurmu.

"De...de...",panggilan shanum terhadapku hanya panggilan belakangnya saja.

" Shanum cantik sedang apa ini...", ucapku gemas seraya mendekati shanum yang berada dalam gendongan dea.

Shanum tersipu malu-malu menatapku dan meminta gendong olehku. Akupun menggendongnya dan menciumnya gemas. Shanum tertawa lucu saat melihat barisan giginya yang mulai tumbuh rapi putih bersih.

Drrrrt drrrrt drrrrt

Ponselku bergetar kulihat nama Ratna adikku yang ternyata meneleponku. Kuserahkan shanum ke dea ibunya saat aku akan menjawab telepon.

"Hallo assalamu'alaikum Ratna", jawabku dengan suara datar.

" Walaikumsalam, mbak Sarah kita ketemuan di mall Ciputra bisa enggak mbak? ujar Ratna. Kulihat jam di ponselku agar aku bisa mengira-ngira waktu antara menjemput fahri.

"Ok bisa Ratna tapi aku tidak bisa lama-lama karena waktu menjemput Fahri", kataku seraya membatin pasti di suruh mbak Fani si Ratna menemuiku.

" Jam 10 ya mbak Sarah", ucap Ratna mengakhiri pembicaraan di telepon.

"Ok", ucapku seraya mematikan tombol merah.

Telepon berakhir aku bersiap-siap untuk mencuci dan menyapu serta mengepel rumah kontrakan ku yang sedikit berantakan setelah pindahan kemarin.

Waktu telah menunjukkan pukul 09.00 aku langsung siap-siap untuk mandi dan pergi menemui adikku Ratna.

 Beberapa waktu kemudian aku telah sampai di mall yang di maksud adikku Ratna.

" Hallo assalamu'alaikum rat kamu di mana...?" tanyaku setelah masuk ke dalam mall.

"Walaikumsalam mbak sarah, aku ada di restoran xx mbak", ujarnya kepadaku.

"Ok, aku menuju ke sana", ucapku seraya beranjak ke lantai atas.

Aku melangkah dengan sedikit tergesa karena waktu nanti menjemput fahri tidak terlambat seperti waktu lalu. Saat aku masuk ke restoran xx, kuarahkan pandangan ke sekeliling dan kulihat Ratna sudah memesan meja dan makanan yang siap di santap.

" Ratna....",panggilku saat berada di hadapannya.

"Mbak Sarah,ayo mbak mari duduk kita makan dulu ya ini sudah aku pesankan makanan kesukaan mbak sarah...setelah itu mengobrol", ucapnya tersenyum padaku.

Aku menganggukkan kepala saja tapi kulihat dibalik senyuman Ratna seperti ada yang disembunyikan entah itu masalah apalagi aku tak ingin suudzon.

Lalu aku duduk saling berhadapan dengan Ratna. Hening kami makan tanpa ada yang bicara terlebih dahulu, benar-benar menikmati makanan yang tersaji di meja yang telah di pesan oleh Ratna. Beberapa waktu kami berdua telah selesai makan.

" Mbak Sarah nanti tinggal sama aku saja ya daripada mengontrak rumah", ucap Ratna memelas.

"Tidak Ratna, lagipula aku dan Fahri sudah tidak tinggal di rumah itu lagi, kami sudah pindah di rumah kontrakan", ucapku miris melihat adikku yang merayu untuk aku dan Fahri tinggal di rumahnya.

" Mengapa mbak Sarah pindah dengan cepat dari rumah itu? tanyanya padaku dengan tatapan sendu,

"Tidak apa-apa lebih cepat lebih baik dari waktu yang telah di tentukan oleh mbak Fani", ucapku menatapnya lekat.

" Mbak Sarah apa Fahri bisa tinggal di rumah kontrakan", ujar adikku Ratna yang mengkhawatirkan Fahri.

"Alhamdulillah Fahri sejauh ini bisa hidup sederhana dengan apa adanya dan ini kunci rumah itu tolong berikan pada mbak Fani pasti ini yang dia tunggu-tunggu aku keluar dari rumah itu", ucapku dengan nada sedikit tinggi.

" Iya mbak Sarah nanti aku sampaikan ke mbak Fani", jawab Ratna dengan tersenyum.

"Aku pulang ya Ratna nanti terlambat menjemput Fahri di sekolah", ucapku seraya berdiri bersiap untuk pamit mohon diri.

" Iya hati-hati ya di jalan mbak Sarah", ujar Ratna.

Aku hanya mengangguk kepala tanpa memeluk Ratna seperti biasanya. Sebenarnya aku ingin menangis tapi aku tahan untuk tidak mengeluarkan air mata di hadapan adikku Ratna.

Kuhela nafasku yang terasa berat saat di parkiran motor. Saat ku mencari motorku yang di parkir di sisi sebelah mana tak sengaja aku menyenggol bahu orang.

Bugh

"Maaf mas saya tidak sengaja", ucapku memelas seraya mengatupkan kedua tanganku.

"Iya mbak lain kali hati-hati jalan jangan sambil melamun", kata cowok di hadapanku.

Aku hanya mengangguk saja tanpa menatapnya lagi karena tatapan matanya yang teduh dan tajam saat menatapku.

Akhirnya aku menemukan motorku yang ternyata parkir di sisi motor cowok yang tak sengaja aku menabrak bahunya.

Dengan canggung aku menatapnya sepintas saat tuh cowok menatapku lekat. Astagfirullah ada apa denganku ini dia bukan mahram ku.

Kulajukan motorku mendahuluinya dari kaca spion kulihat cowok itu mengendarai motornya di belakang motorku. Saat motorku keluar dari area parkiran mall ternyata tuh cowok masih di belakang motorku dan saat lampu merah motor cowok itu bersisian dengan motorku, akhirnya terpisah saat lampu hijau menyala. Motorku belok ke kanan, motor cowok itu melaju lurus kedepa.

Satu setengah jam aku telah sampai di depan gerbang sekolah Fahri, waktunya tepat Fahri keluar kelas dan melihatku parkir motor tak jauh dari pintu gerbang sekolah.

" Assalamu'alaikum ibu", ucap Fahri menyalami tanganku.

"Walaikumsalam nak", ucapku tersenyum saat Fahri menyalami tanganku.

" Bu aku ada tugas sekolah membuat mobil-mobilan dari kardus bekas akan tetapi isi lem tembak (glue gun) ku habis, bolehkah kita mampir di toko buku terdekat sebelum sampai di rumah kontrakan ya bu", ujar Fahri menatapku sendu.

"Ok siap nak, let's go", seruku memberi semangat anakku Fahri.

Kulajukan motorku ke arah toko buku terdekat dari sekolah Fahri. Setelah membeli isi lem tembak (glue gun) kami berdua pulang ke rumah kontrakan.

Saat sampai di rumah,setelah Fahri berganti pakaian rumah dia pun langsung membuat mobil-mobilan dari kardus.

" Fahri istirahat dahulu nak,nanti sore bisa kamu buat prakarya itu", ucapku seraya mendekatinya.

"Sekarang saja ibu karena nanti aku ada pr dari bu guru selain prakarya ini", ujar Fahri yang fokus membuat mobil-mobilan dari kardus bekas.

"Ya sudah kalau begitu nak, jangan terlalu lelah kamu harus bisa jaga kesehatan", ucapku seraya mengelus kepalanya dan kutinggal ke dapur memasak untuk sampai malam nanti.

Satu jam kemudian kulihat Fahri sudah menyelesaikan tugas prakaryanya dan menuju ke kamar untuk istirahat. Rumah kontrakan ini hanya ada teras depan, ruang tamu,kamar tidur, dapur dan kamar mandi dalam yg berada di dekat dapur.

Akupun ikut istirahat sejenak menghilangkan lelah. Dalam kamar hanya ada kasur lantai ada dua buah yang disekat di tengah-tengah kasur lemari plastik yang berisi pakaian aku dan Fahri.

Dua jam berlalu aku terbangun dan langsung mandi kebetulan saat ini aku sedang berhalangan libur sholat alias haid. Selesai mandi aku membangunkan Fahri.

" Fahri ayo nak, bangun mandi dan sholat ashar dahulu ini sudah sore loh", ucapku seraya menepuk bahunya.

Dengan malas-malasan Fahri menggeliat dan bangun dari tidurnya.

"Bu ini jam berapa ya, boleh enggak aku tidur lagi masih mengantuk nih", ucapnya bermalas-malasan.

" Ayo nak mandi lalu sholat ashar keburu waktu sholat ashar habis", ucapku tersenyum menatap Fahri.

"Baik bu", ujar Fahri dan berlalu ke kamar mandi.

Aku menyapu dalam rumah hingga ke teras depan rumah, dan kulihat Shanum sedang di suapi makan sore oleh Dea ibunya.

"Hallo cantik Shanum sedang makan sore ya nak", ucapku seraya mendekatinya mencolek pipinya yang tembem.

"Iya bude Shanum sedang makan, mas Fahri mana bude", ujar Dea menirukan suara anak kecil.

" Sedang mandi", ucapku tersenyum melihat Shanum makan dengan lahap.

Saat aku sedang mengobrol dengan Shanum dan Dea, Fahri pun keluar rumah dan menghampiri Shanum dengan menggodanya. Shanum pun tertawa cekikikan lihat tingkah laku Fahri yang menggodanya.

Tak terasa adzan maghrib pun berkumandang, aku dan Fahri masuk ke dalam rumah begitu pula dengan Shanum dan Dea.

1
Nụ cười nhạt nhòa
Update secepatnya thor! Kami sudah tidak sabar ingin tahu kelanjutannya!
ISIMPFORMITSUKI
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
Isabel Hernandez
Jangan berhenti menulis thor, karyamu bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!