Hati Seluas Samudera

Hati Seluas Samudera

Episode 1

Setelah kehilangan pekerjaan karena PHK, membuat ku harus berpikir untuk langkah selanjutnya mencari pekerjaan agar dapat membiayai hidup untuk anakku yang masih sekolah di bangku sekolah dasar.

Hari ini aku menjemput anakku di sekolah dan aku melihat jam di pergelangan tanganku sambil melihat ke arah pintu gerbang sekolah.

Tak lama bel berbunyi menandakan waktu anak- anak pulang sekolah.

Ibuu...anakku Fahri berlari melihatku yang sedang menunggu menghampiri ku langsung memelukku.

Bagaimana sekolah mu hari ini nak? Dengan tersenyum aku menyapanya.

Baik bu, hari ini aku ada pr dari bu guru bu nanti tolong ajarin aku ya bu kalau ada soal yang tidak aku mengerti.

Sudah pasti itu nak...ibu akan mendampingi kamu nanti dalam mengerjakan PR sekolah mu.

Akhirnya aku dan anakku pulang dengan naik angkot menuju ke shelter busway kearah kalideres.

Tiba di shelter busway aku dan anakku menunggu antrian untuk menaiki busway arah kalideres.

Kebetulan di jam siang ini tidak terlalu padat seperti biasanya.

Ibu kenapa hari ini ibu pulang cepat tidak seperti biasanya? aku terdiam saat fahri anakku menanyakan tentang keadaanku yang banyak diam.

Aku hanya tersenyum dan mengatakan, nanti ibu akan cerita setelah sampai di rumah ya nak.

Fahri hanya terdiam sambil menatapku lekat. Aku hanya diam memandang ke arah lain.

30 menit kami telah sampai di tempat pemberhentian yang kami tuju.

Dan aku langsung menuju ke tempat penitipan motorku kemudian langsung melakukan ke arah rumahku 5 menit untuk sampai di rumah yang tepatnya adalah rumah peninggalan orang tuaku.

Sesampainya di rumah,aku dan anakku Fahri menuju kamar masing-masing setelah melakukan perjalanan yang cukup lelah.

Fahri...ayo nak makan siang dulu setelah berganti pakaianmu..!! Aku memanggil anakku sambil menyiapkan makan siang untuk kami berdua.

Dan kulihat Fahri menuju ke meja makan setelah mendengar panggilan dariku.

Kami berdua makan dalam diam tanpa ada kata yang harus di bicarakan.

Setelah selesai makan aku merapikan meja makan dan mencuci piring di dapur.

Selesai sudah aku menuju ke kamar anakku Fahri yang sedang belajar dan aku memperhatikan Fahri yang fokus mengerjakan PR sekolah nya. Sesekali Fahri menanyakan apa yang tidak di mengerti.

Hampir 30 menit Fahri sudah selesai mengerjakan PR sekolah nya.

Ibu katanya mau cerita kenapa ibu pulang kerja cepat? Aku menghela nafas berat untuk mengatakannya ke anakku tapi aku harus tetap mengatakan dengan jujur tentang keadaan saat ini.

Ibu sudah tidak bekerja lagi nak,mulai saat ini dan seterusnya.... ibu harap kamu mengerti keadaan kita selanjutnya. Kutatap anakku Fahri dengan menahan air mata di pelupuk mataku.

Ibu jangan sedih...aku sayang ibu...susah senang kita akan selalu sama-sama dan pasti ada jalan yang terbaik untuk kita ke depannya bu....

Kupeluk anakku hanya anakku sumber kekuatanku setelah kepergian almarhum suamiku ayah dari anakku Fahri.

Iya nak...kita akan selalu sama-sama dan sebaik-baiknya penolong hanya Allah yang menolong kita.

Kemudian kami berdua tidur siang setelah aku mengungkapkan apa yang telah aku pendam beberapa hari ini.

Kutatap anakku...anak yang tumbuh menjadi anak yang cerdas, pintar,sholeh yang telah di tinggal almarhum ayahnya sejak usia 7 tahun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!