Daffa Arsenio

Saat ini ketiga para most wanted SMA elit di jakarta itu sedang menikmati makan siang mereka di kantin .

Sebuah hal yang baru mereka lakukan hari ini , ketiganya tampak memesan makanan mereka sendiri hingga membuat murid lain menatap nya heran .

Jangankan murid lain Reza saja juga heran ketika Daffa menyuruhnya untuk memesan makanan sendiri .

" ck... Gila sih ! " gerutu Reza sambil menikmati mie ayam .

" gila kenapa ? " tanya Ares penasaran .

" Lo bayangin aja res , gue pesen makanan sendiri ! " .

" ya bagus donk ! " sahut Daffa .

" ck...aneh ! " .

Saat mereka sedang asyik makan , tiba-tiba Bella datang menghampiri Daffa dan keduanya , gadis centil itu langsung duduk di dekat Daffa .

Daffa sama sekali tidak protes , karna status Bella yang memang masih pacarnya .

" sayang , kamu kok gak ngajak aku sih ? " ucap Bella dengan nada manja khasnya .

Reza yang melihat itu ingin muntah .

" apaan sih Lo za ? " tanya Bella dengan tatapan tajamnya .

Reza tidak menjawab , dia mengendikkan bahunya acuh .

Mata Reza memicing ketika dia melihat Hana yang terlihat baru saja masuk ke dalam kantin dengan Sinta .

Reza terus memperhatikan Hana , hingga membuat Ares bertanya-tanya di dalam hati begitu pula dengan Daffa , dia sudah mengepalkan tangannya di bawah meja.

Daffa merasa tidak terima jika Reza mengamati setiap gerak gerik Hana saat ini .

Sedangkan Reza dia hanya penasaran dengan sosok Hana , gadis lembut yang mampu meluluhkan hati seorang Daffa yang bengis itu pikirnya .

Setelah puas mengamati , Reza pun berbalik dan tanpa sengaja matanya bersibobrok dengan mata elang milik Daffa yang saat ini tengah menatapnya tajam .

Glek

Reza kesusahan menelan salivanya sendiri , tampaknya saat ini Daffa terlihat begitu cemburu .

" sayang , aku pesan dulu ya " ucap Bella yang terlihat langsung beranjak .

Daffa mengangguk singkat .

Seakan tahu akan kesalahannya Reza langsung menyengir lebar dan membentuk dua jari.

" maksudh Lo apa ? " tanya Daffa dingin .

" gue cuma penasaran aja sama dia " sahut Reza .

" awas ya Lo ! " sergah Daffa yang merasa tidak terima itu .

" yaelah posesif banget belum juga pacaran ! " gerutu Reza .

" dia milik gue ! " hardik Daffa tajam .

" siap bosku " .

Daffa melirik Hana yang saat ini sedang asyik bercanda tawa dengan Sinta , seulas senyum tipis itu menghiasi wajah nya .

" dih antri panjang banget aku tadi yang , lihat nih sampai keringetan " gerutu Bella yang baru saja datang itu .

Daffa melirik wajah Bella , gadis itu memang cantik tapi cantik saja tidak cukup . Nyaman itulah yang Daffa cari dan dia hanya menemukan itu pada diri Hana.

Daffa sangat menyukai sensasi gugup , malu-malu yang selalu dia rasakan ketika mendekati Hana .

Rasa yang tidak pernah Daffa dapatkan dari gadis lain , karna dia selalu di kejar dan bukan mengejar .

Daffa merasa tidak tega dengan Bella , dia pun mengusap dahi Bella menggunakan tisuu yang ada di atas meja .

Hana menatap nya dengan cemburu , sedari tadi dia juga mencuri pandang ke arah Daffa dan juga teman-temannya.

Dia mendadak tidak nafsu makan , hingga membuat Sinta mengernyit heran .

" kenapa gak enak ? " .

" kayaknya gue kenyang deh ! " .

" hah kenyang ? , katanya tadi gak sempet sarapan ".

" tiba-tiba gue kenyang sin , gue duluan ya ! " .

Hana pun pergi meninggalkan Sinta yang masih melongo menatapnya , dia heran kenapa Hana seakan menjadi orang lain saat ini .

Hana berlari ke belakang sekolah , di tempat yang sepi itu dia duduk di bawah pohon besar .

Dadanya terasa sesak saat ini , melihat Daffa yang bersikap manis dengan Bella .

Berulang kali dia menghela nafasnya kasar , harusnya dari awal Hana sadar jika dia dan Daffa adalah dua orang yang berbeda .

Sama dengan dia dan Bara dulu , status mereka tidak akan mungkin bisa menyatukan keduanya .

Daffa terus berlari , dia baru saja keluar dari perpustakaan mencari Hana , setelah tadi dia melihat Hana keluar Daffa langsung menyusul nya yang dia kira Hana pergi ke perpustakaan .

Nyatanya gadis itu tidak ada .

Daffa mengambil ponselnya dan mendial nomer Hana , tapi tidak tersambung yang artinya ponsel Hana mati .

Dia pun frustasi dan memilih ke belakang gudang untuk sekedar merokok , guna menetralisir rasa khawatirnya.

Langkah Daffa terhenti ketika dengan jelas dia melihat Hana yang sedang duduk sendiri an di bawah pohon rindang .

Senyum Daffa tercetak begitu jelas , dengan mantap dia mendekati Hana yang tampak sedang melamun itu .

" Hana " sapa Daffa dengan suara beratnya .

Hana mendongak dia melihat sorot mata Daffa yang begitu teduh hingga membuat senyumnya merekah tanpa dia sadari.

Sejenak kedua mata itu saling bertatapan , seakan berbicara lewat tatapan mata .

Daffa duduk di samping Hana , tanpa mengalihkan pandangannya saat ini baginya Hana terlalu indah untuk dia lewatkan .

Keduanya masih saling tatapan , berusaha menyelami perasaan masing-masing .

Hana memutuskan pandangan terlebih dahulu , dia pun malu dengan wajah yang merona dia menunduk menyembunyikan nya .

" kenapa disini ? " tanya Daffa yang berusaha untuk menutupi rasa gugupnya saat ini .

" h-hah ? " sahut Hana terbata , entahlah kenapa dia menjadi segugup ini .

" ngapain Lo disini ? " .

" oh ini lagi ngadem ? " .

" tumben ? " .

" kenapa emangnya ? " .

" ya gak papa sih " .

Hening ! .

Tak ada lagi yang bersuara , keduanya sama-sama bingung sekaligus canggung , berulang kali Daffa berdehem .

Daffa suka sekali sensasi ini , sensasi gugup yang dia rasa seakan dia menjadi laki-laki seutuhnya yang berusaha mengejar gadis yang dia mau .

" daf , aku duluan ya ! " ucap Hana saat dia mendengar bel yang baru saja berbunyi .

" ok , Lo nanti kerja ? " .

" iya kan baru masuk harus rajin " .

" oooo , hati-hati kalo kerja " ucap Daffa sambil tersenyum manis .

Hana mengangguk , dia pergi lebih dahulu .

Daffa masih menatap Hana yang tampak sudah menjauh itu , lagi-lagi dia menyentuh dadanya sendiri .

Deguban itu , dia suka sekali .

" Farhana , gue sayang sama Lo " ucapnya lirih .

Tak ingin berlarut Daffa pun juga pergi dari tempat itu , bahkan dia juga sudah lupa tujuannya ketempat itu untuk merokok .

Ini semua karna Hana , hanya gadis itu yang mampu membuat seorang Daffa melembut .

" noh si Daffa ! " ucap Ares sambil menunjuk Daffa yang baru saja datang .

" ck...kebiasaan ya Lo ninggalin kita ! " gerutu Reza .

" sorry ya Reza " sahut Daffa lembut .

Reza melongo tak percaya , dia bergidik ngeri dengan tingkah Daffa yang berubah menjadi lembut itu .

" sumpah anjir gue merinding ! " ucap Reza sambil menunjukkan tangannya .

" Lo sehat kan daf ? " sahut Ares yang ikut menatap aneh Daffa .

" sehat lah Ogeb ! " sahut Daffa dengan senyum riang .

" aneh Lo ! " .

" kenapa sih mas ? " sahut Daffa dengan senyum jahil .

" bangke Lo daf ! " ucap Reza sambil melempar Daffa dengan tas miliknya .

Daffa tidak marah sama sekali , dia justru tertawa terbahak bahak , hingga membuat teman sekelas nya menatap aneh dirinya .