NovelToon NovelToon
Bos Duda Kesayangan

Bos Duda Kesayangan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintamanis / Duda / CEO
Popularitas:27.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: myafa

Dilarang plagiat, tambal sulam, atau sejenisnya. Jangan mengambil hak orang lain demi keuntungan sendiri. Ingat Azab.
~~~~~~

Neta adalah seorang wartawan majalah bisnis. Dia diminta mewawancarai seorang pengusaha yang bisnisnya sedang naik daun.

Dathan Fabrizio adalah pria yang harus diwawancarainya. Seorang pemilik perusahaan manufaktur yang menjual perabotan rumah tangga bernama IZIO. Toko IZIO sudah tersebar di seluruh dunia. Hal itu menjadi daya tarik kantor Neta untuk mengulik siapa dibalik suksesnya toko perabot rumah tangga terbesar itu.

Sayangnya, tidak semudah itu Neta bertemu dengan duda anak satu itu. Hingga akhirnya, dia membuat strategi menggunakan anak Dathan sebagai jembatan bertemu dengan pria itu.

Perjalanan wawancaranya mengantarkan Neta pada pesona sang duda. Namun, cinta tak seindah bayangan Neta. Perjuangan mendapatkan sang duda lebih berat dibanding mendapatkan wawancara dengan sang duda.


~~~

Instagram Myafa16
Jadwal update 18.00

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengantar Jas

Neta berdandan di depan cermin. Hari ini dia tidak ke kantor. Dia sudah menghubungi pihak kantor memberitahu jika dia akan pergi ke kantor IZIO untuk wawancara. Neta sudah menebak jika di kantor pasti akan heboh saat dirinya bisa mewawancarai Dathan Fabrizio.

Neta bersiap sebaik mungkin. Kali ini dia memakai pakaian kemeja satin dilapisi blazer dan celana panjang. Ke mana-mana Neta menggunakan motor. Jadi celana panjang adalah salah satu outfit yang paling aman.

Tak lupa saat bersiap berangkat dia menyiapkan jas milik Dathan. Neta harus merogoh kocek cukup dalam untuk membayar laundry jas Dathan. Jas mahal itu dicuci dengan sistem dry clean untuk memastikan jika jas akan aman.

Tak masalah bagi Neta mengeluarkan uang lebih untuk mencuci jas milik Dathan. Yang terpenting yang didapatnya setimpal dengan yang dikeluarkannya. Setelah siap, Neta segera berangkat. Jas yang dibungkus rapi itu akan aman saat dibawa naik motor.

Neta melajukan motornya menuju ke kantor IZIO. Perasaannya begitu bahagia karena akhirnya dia bisa bertemu dengan Dathan. Perjalanan ke kantor Dathan memakan waktu satu jam. Jalanan yang begitu macet membuatnya harus menempuh waktu lebih lama. Saat sampai, dia segera memarkirkan motornya. Kemudian turun untuk masuk ke kantor IZIO.

Dengan jas di tangannya Neta masuk ke lobi kantor Dathan. Senyumnya merekah ketika langkahnya terus diayunkan.

“Permisi.”

Sayangnya, senyumnya surut ketika ternyata seorang petugas keamanan menghadang Neta.

“Ada keperluan apa ke sini?” Petugas keamanan tersebut langsung memberikan pertanyaan itu pada Neta.

“Saya ingin bertemu dengan Pak Dathan.” Neta tersenyum percaya diri.

“Apa sudah membuat janji?” Petugas keamanan selalu tahu siapa saja tamu yang datang. Jadi dia akan mempersilakan jika tamu sudah membuat janji.

“Waktu itu saya sudah janjian akan ke kantor. Cuma tidak membuat janji di hari ini.” Neta mencoba menjelaskan. Dia memang hanya mengatakan akan ke kantor saja pada Dathan, tetapi tidak mengatakan kapan datang.

“Kalau begitu buat janji dulu, Nona. Setelah itu baru ke sini lagi.” Petugas keamanan dengan tegas memberitahu.

Neta tidak mau pulang sia-sia hari ini. Apalagi dia sudah mengatakan ke kantor akan datang ke tempat Dathan hari ini. Jika dia tidak bisa bertemu Dathan, tentu saja ini akan bahaya.

“Coba beritahu dulu pada Pak Dathan pasti dia akan mengizinkan saya masuk dan bertemu.” Neta mencoba meyakinkan petugas keamanan.

Petugas keamanan pun menimbang-nimbang apa yang dikayakan oleh Neta. Akhirnya dia mempersilakan Neta untuk ke resepsionis untuk menanyakan kebenaran jika Dathan akan bertemu. Petugas keamanan pun menunggu saat resepsionis menghubungi Dathan.

“Permisi, Pak ada yang mencari dan ingin bertemu dengan Anda.”

“Siapa?” Dathan di seberang sana menanyakan hal itu.

Resepsionis menatap Neta. Tangannya menutup gagang telepon bagian bawah. “Nama Anda siapa?” tanyanya.

“Marsya Kineta.” Neta menjawab namanya.

“Namanya Nona Marsya Kineta, Pak.” Resepsionis menjawab pada Dathan.

Dathan di seberang sana terdiam. Dia memikirkan siapa gerangan wanita yang disebut resepsionisnya itu. “Aku tidak kenal nama wanita itu.” Dia pun menyampaikan pada resepsionisnya.

“Jadi Anda tidak kenal, Pak.” Resepsionis memastikan kembali.

“Iya.”

Neta membulatkan matanya ketika Dathan tidak mengenali dirinya. Namun, sejenak Neta teringat jika memang dirinya belum pernah menyebutkan namanya. Jadi wajar saja jika Dathan tidak mengenalinya.

“Baik, Pak.” Resepsionis pun segera meletakkan kembali teleponnya.

“Katakan jika saya mengantarkan jas.” Neta langsung memberitahu resepsionis tersebut sebelum telepon tertutup.

Sayangnya, telepon langsung tertutup. Sehingga Dathan tidak tahu siapa dirinya. “Maaf Pak Dathan sudah bilang tidak mengenal Anda.” Resepsionis pun mencoba menjelaskan ketika Neta berusaha untuk memintanya bicara pada Dathan.

“Memang benar jika dia tidak akan tahu jika aku menyebut namaku, tetapi dia pasti tahu jika kamu mengatakan jika saya mengantarkan jas pada Beliau.” Neta berusaha meyakinkan resepsionis.

“Sayangnya Pak Dathan tidak mengatakan jika akan ada yang mengantarkan jas. Jadi saya mohon Anda pulang saja.” Resepsionis kembali memberikan penjelasan pada Neta.

Pulang? Pantang bagi Neta untuk pulang. Dia harus dapat bertemu dengan Dathan. Tidak bisa dia kehilangan kesempatan itu. Apalagi dia sudah dengan bangganya memberitahu pihak kantor kalau hari ini dia akan bertemu dengan Dathan.

“Coba katakan sekali lagi jika aku mengantarkan jas.” Neta berusaha kembali meyakinkan resepsionis. Dia tak mau kedatangannya sia-sia.

Resepsionis melihat Neta yang begitu memaksa sekali. Hal itu membuatnya segera menatap petugas keamanan untuk membawanya keluar.

“Mari Nona, Pak Dathan tidak mengenal Anda.” Petugas keamanan pun meminta Neta untuk meninggalkan kantor.

Neta membulatkan matanya. Ini adalah pengusiran. Tentu saja itu artinya, dia akan kehilangan kesempatan untuk bertemu Dathan.

“Coba berikan kesempatan saya menjelaskan jika saya ingin mengantarkan jas.” Neta masih bersikukuh untuk bertemu Dathan.

Resepsionis memberikan kode pada petugas keamanan untuk membawa Neta.

“Nona, silakan pergi, atau saya akan berbuat kasar.” Petugas keamanan pun memberikan peringatan pada Neta.

Neta mengembuskan napasnya. Merasa kesal sekali. Sungguh kali ini dia akan kehilangan kesempatan.

“Ayo, Nona, silakan pergi!” Petugas keamanan kembali memberikan peringatan pada Neta.

Pupus sudah harapan Neta. Dia pun berbalik. Kali ini dia harus pergi. Karena tak mau sampai diusir paksa oleh petugas keamanan.

Tepat saat Neta yang pergi, suara telepon resepsionis kembali berdering. Resepsionis segera mengangkat sambungan telepon tersebut.

“Nona,” panggil resepsionis pada Neta.

.

.

.

.

.

1
Runik Runma
seru
Hera Puspita
apakah maureen pelaku nya 🤔🤔🤔
Hera Puspita
mungkin kah maria yg cerita ke martin
Zurita Fanani
Luar biasa
Hera Puspita
laki² sebaik Dathan kamu lepaskan ariel, nah sekarang penyesalan yg ada 🤭🤭🤭
Hera Puspita
😁😁😁😁
Hera Puspita
aq berharap Brian adion org tua nya neta thor 🤭🤭😁😁
Cristabel Ier
Yes,
sehari di kantor, sehari di rumah
🤣🤣🤣
Cristabel Ier
Lumayan
Dedek Aja
Luar biasa
Cristabel Ier
Mantap isi hati-Nya 🤭🤭🤭
Cristabel Ier
Sapaan yg sangat formil🤭🤭🤭
Emai
mauren ni mah
Endah Lestary
Luar biasa
Ida. Rusmawati.
/Smile/
Asiyah
Luar biasa
Hera Puspita
mungkin pesta ultah kawan nya cinta 🤭🤭, memang kl jodoh tak kan kemana
Hera Puspita
langsung tancap pak duda, bawa sekalian ke pelaminan 😁😁😁
Hera Puspita
senyum² sendiri baca nya 🤭🤭🤭
Hera Puspita
jangan² klien nya neta suka lg sama neta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!