Di khianati dan dijebak oleh saudara tirinya, hingga diusir oleh ibu kandungnya sendiri karena dianggap telah mencoreng nama baik keluarga besar Sanjaya.
Hamil dan melahirkan tanpa didampingi keluarganya. Aurora berhasil membesarkan putri semata wayangnya, bekerja sebagai pengasuh cucu keluarga kaya tak membuatnya gengsi dan putus asa.
Pertemuan Aurora dengan Almer cucu laki-laki keluarga Gilbert membuatnya merasakan ikatan batin antara ibu dan anak bukan hanya itu saja Aurora harus terlibat dengan permasalahan anak majikannya Anggara Gilbert, CEO tampan tak tersentuh yang menolak segala cara perjodohan orang tuanya.
Bagaimana perasaan Aurora saat tahu Anggara lah sosok pria yang menidurinya malam itu ? Bagaimana dengan Anggara saat mengetahui jika Aurora lah sosok wanita yang dirinya cari selama ini ? Apakah Anggara akan bertanggung jawab atas kejadian malam itu ? Jangan lupa untuk mampir !
follow ig : dlbtstae_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hak asuh
Sesampainya di ruangan Arisha, Dokter Verz dan istrinya langsung saja masuk ke dalam dimana semua orang sedang berkumpul.
“Halloooo, maaf kami datang terlambat ! “
Anggara dan lainnya menoleh ke arah pintu yang terbuka, Dokter Verz datang bersama istrinya dan membawa beberapa leker dan paper bag di tangannya. Arisha yang matanya sangat jernih tentu saja melihat leker dalam jumlah banyak membuat dirinya tergiur.
“Kakek doktel, apa itu lekel buat Lisa ? “
“Heee, Lisa KW ! Olang belum duduk, yang kau tanyakan makanannya ! Nda copan kali mulutmu !! “ tegur Reza yang masih stay disana sementara supir sudah pulang dua jam yang lalu.
“Heh, Lejana ! Kau diam cajalah nda usah nyinyil ! Bau mulutmu ! “
“Eee kau Lisa KW !! Kau kila aku kamu yang nda pelnah sikat gigi ! “ kata Reza menatap sengit Arisha yang juga melototkan matanya.
“Makcudmu apa, Lejanaaaa !! “
“Nda dengel kau, kau nda sikat gigikan ? “ tuduh Reza.
“Sikat gi,—. Ih aku dah sikat belum ya, pelasaan nyentuh ail cuma buat c3b0k bel4k sama pip1s, “ gumam bocah itu lalu menatap daddynya yang masih sibuk mengobrol dengan sikembar J dan Vino.
“Naaaaaahkaaannn ketahuannnnnnn ! “ ledek Reza, langsung mendapatkan tabokan dari Almer.
“Diamlah, kau sudah lama disini, nda ingat pulang ? “ tegur Almer.
“Malas pulang, papa nda tau kemana, mama tidul telus tidulll telusss !! “ katanya dengan raut wajah kesal.
“Reza, tadi kesini nenek kamu tahu nggak ? “ tanya Arumi yang berjalan menghampiri brankar.
Reza menggeleng, “ nenek Losa kelja, oma Dea setlok tapi Leja nda tau kamalna dimana.. “.
“Reza mau jenguk oma Dea ? “ tanya Arumi lembut, bocah itu menggelengkan kepalanya.
“Nda mau lah, nanti di teliakin lagi. Cakit telingana Leja… “
Arumi ingin bertanya lagi, namun saat melihat tatapan suaminya, Arumi memilih diam dan melihat keadaan cucu perempuannya.
Sementara itu, seorang perempuan dengan rambut kusut berantakan tengah menatap rumah dihadapannya.
“Maaf kalau rumahnya sederhana, tapi kamu suka kan ? “ tanya pria itu kepada wanita disebelahnya.
“Suka sih, tapi—”
“Tenang saja, aku akan transfer perbulan untukmu ! Tapi ingat, ini hanya kamu dan aku saja”
“Baiklah, asal kamu menepati janjimu padaku !! “ katanya senang.
Pria itu mengangguk, tanpa wanita itu sadari jika pria yang bersamanya hanyalah memanfaatkan dirinya saja. Apalagi pria itu tidak memberitahukan identitas aslinya membuat wanita yang bersamanya terlihat sangat bodoh.
“Ayo, kita lihat ke dalam.. ! “ ajak pria itu.
“Ayo, “
Keduanya melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah sederhana itu, tidak besar dan tidak terlalu kecil tapi semua peralatan rumah sudah lengkap.
“Ini kamar kamu, semua fasilitas di rumah ini sudah aku lengkapkan. Kamu tinggal menggunakannya saja, “ jawab pria itu sombong.
Wanita yang bersamanya sangat terpukau dengan kerendahan hati pria disampingnya itu.
“Bagaimana jika kita mencobanya di kamar barumu ? “ Wanita itu tampak berpikir.
“Boleh juga, “ ujarnya menyetujui keinginan pria itu.
Terjadilah bunyi-bunyi yang menggelitik hati dari dalam kamar, dimana kedua orang itu sedang melabuhkan percintaan.
*
*
*
*
*
Sore hari, Aurora dibantu pelangi membereskan pakaian si kembar. Arisha sudah berada dalam gendongan Anggara dan Almer memegang tangan vino. Arisha merebahkan kepalanya di dada bidang daddy-nya.
Reza bocah itu, menatap iri ke arah Arisha yang di gendong Anggara. Jeno yang menyadari tatapan Reza segera menggendongnya membuat bocah itu terkejut, dia sudah siap dengan masker yang menempel sempurna di wajah tampannya
“Cabe lewat lumah cakit ! “ latah Reza kesal. Wajah bulatnya yang menunjukkan raut kesal terlihat menggemaskan dimata Jeno.
“Om Cenoooo !! Bica nda janan ngaggetin Lejaaaa !! Celempit jantung na Leja “ pekik Reza kesal.
“Wajahmu sangat menggemaskan mirip… siapa ya ? “ kata Jeno mengingat-ingat.
“Mirip papa Leja lah, maca milip citu ! “ sewotnya.
“Haisss, Sudahlah ayo pergi ! Kamu mau diantar kemana ? Rumah orang tua kamu apa rumah si kembar ? “ tanya Jeno kepada bocah yang kini memeluk lehernya.
“Lumahna kembal, “ sahut Reza menatap wajah Jeno.
Kening Reza mengerut melihat sisi wajah Jeno mengelupas. Dia berbisik di telinga Jeno membuat Jeno geli.
“Kulitna om melupas, boleh di cabut nda ? “ bisiknya polos.
“Eh ?! “
“Ehhh, ayo jalan ! Malah berhenti lagi ! “ tegur Anggara saat Jeno menghentikan langkahnya.
Mobil yang dikendarai Vino mulai meninggalkan basement rumah sakit, begitu juga mobil yang ditumpangi Gilbert dan Jeno mengikuti dari arah belakang.
Mobil yang dikendarai Jeno hanya ada kembarannya dan Reza yang menikmati satu leker yang diberikan Valenzy kepadanya. Dokter Verz dan Valenzy tidak ikut mereka berdua memilih untuk kembali ke rumah. Hari ini, beliau sedang libur sehingga bisa menemani istri bertemu si kembar.
*
*
*
*
Sesampainya di kediaman Gilbert, Anggara langsung membawa putrinya ke kamar dimana dia sudah merenovasi kamar tersebut untuk Arisha.
Tentu saja hal tersebut disambut senang oleh Arisha, apalagi saat melihat tema princess Elsa membuatnya sangat bahagia.
“Daddy tau dali mana kalau Lisa suka plinces elsa ? “ tanya Arisha heran.
“Tentu saja dari abangmu,” sahut Anggara puas saat melihat wajah ceria putrinya.
“Abang ? “
“Ya, Abang Almer. Bagaimana kamu senang sayang ? “ tanya Anggara lagi.
Arisha mengangguk kuat, dia tersenyum seraya berlari mengitari ruang kamarnya yang cukup luas.
Aurora tak kalah bahagia melihat senyuman terbit di kedua sudut putrinya. Dia juga merasa tersentuh saat pria yang dihadapannya ini sangat menyayangi putrinya.
“Bundaaaaa !!! Lihattt ! Lisa bisa mantul-mantul !! “ teriak bocah itu memanggil Aurora agar melihat dirinya yang sedang melompat-lompat.
“Hati-hati ! “
“Siap bundaaa !! “ ujar Arisha patuh.
“Anggull melaaah, Lejanaaaa lihat !!! Aku bisa mantul-mantul !!! “ teriak Arisha heboh memamerkan dirinya.
“Cih, balu lasa lompat di ceplingbat yaaa ! Nolak kali ! “ ejek Reza dan lagi-lagi mendapatkan jepitan dari jari Almer.
“Jadi cowok itu punya mulut jangan lemes ! Perbaiki sana ! “ tegur Almer.
“Kemana ? “ tanya Reza polos.
“Bengkel ! “ sahut Almer datar. “ Ditanya selius, jawab na halus selius ?! “pekik Reza kesal.
“Terserah kamu, bawel ! “
Reza membulatkan kedua matanya kesal, dia tak terima disebut bawel. Dia hanya mengatakan hal yang dirinya tidak suka kenapa disebut bawel.
“Haisss sudahhhh ! sudah ! Reza, kamu tidak menghubungi nenekmu ? “ tanya Arumi meleraikan kedua cucunya yang akan siap berdebat.
Reza menggelengkan kepalanya, “ kenapa ? Nanti nenek kamu tantrum kalau kamu nggak ngabarin.. “
“Leja nda diulus ngapain tantlum ! “ sahutnya membuat Arumi dan Aurora melongo mendengar ucapan Reza yang menurut mereka sudah tidak dikontrol.
“Kenapa dia bicara seperti itu ? “ tanya Aurora heran, pasalnya Aurora tidak tahu jika Reza adalah cucu ibunya yang merupakan adik dari saudara tirinya.
“Entahlah, mungkin faktor dikeluarganya begitu… “ jawab Arumi malas untuk membahas keluarga Rosa dan Dea teman arisannya itu.
Aurora mengangguk, ia kembali menatap Arisha yang masih asyik melompat-lompat di atas kasur. Anggara, entah sejak kapan pria itu berjalan mendekati Aurora yang tidak sadar jika Anggara sudah berada di sebelahnya.
“Rora, ikuti saya ke ruang kerja sekarang ! “.
“ Ahh, ba-baik tuan “.
Anggara langsung pergi keluar diikuti Aurora yang turut mengikuti langkah lebar Anggara sementara Arumi menatap heran keduanya.
“Mau ngomongin apasih ? Heran, gitu amat mulutnya ! “ gumam Arumi saat melihat mulut putranya yang komat kamit.
“ Ada apa tuan ? “ tanya Aurora gugup.
Tanpa menjawab dan melihat Aurora, Anggar segera mengambil map dan melemparkannya di atas meja membuat Aurora terkejut.
“Apa ini tuan ? “ tanya Aurora bingung.
“Buka dan bacalah ! Kamu akan tahu nantinya ! “ Aurora langsung membuka map tersebut dan membaca isinya.
Setelah membaca isinya, Aurora menatap marah Anggara. “Maksud tuan apa ini !! “.
Aurora melemparkan map itu dengan kasar ke arah wajah Anggara. “ Seperti yang tertulis disana, hak asuh Arisha akan aku ambil alih !! “.
“TIDAKKKK KAU TIDAK BISA MELAKUKAN HAL ITU KEPADAKU !! “
...***...
