NovelToon NovelToon
Dunia Dalam Mimpi

Dunia Dalam Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lekyusi Dj

Mimpi dan dunia nyata adalah hal yang berbeda. Tetapi bagaimana jika ada dunia di dalam mimpi? Seperti yang dialami oleh Devalina, takdir hidupnya seperti sebuah lelucon. Wanita yang terlahir dengan penuh kesempurnaan, kini harus menemukan letak ketidaksempurnaan dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lekyusi Dj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 13 INFORMASI BARU

(HARI KE-7)

Aku memandangi langit yang indah, melihat senja yang begitu indah. Aku menutup mataku saat kurasakan hembusan angin yang menerpa wajahku.

“Devalina”

Aku membalikan badanku dan melihat Roland berdiri di samping bangku.

“Maaf banget ya aku terlambat, tadi masih ada kerjaan.” Jelasnya

“Iya enggak apa-apa kok kak, aku juga baru sampe.” Kataku

Ya, aku dan Roland bertemu di taman. Kemarin dia mengirimiku pesan ingin mengajak aku keluar. umpan sudah kemakan ya tentu saja akan aku sambut dengan baik.

“Ohh iya, ini buat kamu.” Kata Roland sambil memberikan setangkai bunga mawar kepadaku.

“Wahh, makasih banyak kak.” Kataku

“Iya, tadi ada anak kecil yang jualan bunga. Aku kepikiran kamu, jadi aku beli deh bunganya. Semoga kamu suka ya sama bunganya.” Jelasnya

“Suka banget kak.” Jawabku

“Syukur lah kalau begitu, tadi aku takutnya kamu enggak suka sama bunganya.” Katanya

“Enggak lah kak, aku malah senang banget kakak kasih bunga ke aku.” Jawabku

“Langitnya cantik ya kak.” Kataku memandangi langit

“Iya, tapi masih cantikan kamu.” Gombalnya

Mendengar itu membuatku mual, bisa-bisanya aku dulu terpikat dengan gombalan seperti ini.

“Kakak bisa aja, aku jadi malu.” Jawabku

“Benar, keindahan langit masih kalah jauh dengan keindahan makhluk di depan aku.” Gombalnya lagi.

“Udah ah kak, bisa banget gombalnya. Aku tebak pasti kakak gini juga ke yang lain kan?” Tanyaku

“Enggak kok, aku baru pertama kali kayak gini sama wanita. Sebenarnya aku gugup banget, takutnya kamu malah risih sama aku. Tapi yang aku omongin tadi bukan gombalan kok, itu semuanya fakta. Kamu emang cantik banget.” Katanya lagi

“Enggak kak, aku enggak rishi sama sekali. Tapi kakak stop ngomong kayak gitu lagi. Nanti muka aku tambah merah, nanti dikira orang aku kenapa lagi.” Jawabku berbohong

“Risih banget aku sama omongan dia, malah udah di tahap enek dengernya.” Kataku dalam hati

“Oh iya, gimana buku yang kemarin? Kamu udah baca?” Tanyaa Roland

“Baru setengah kak, bagus kok bukunya. Aku suka baca yang misteri-misteri gitu.” Jawabku

“Kamu baca aja sampai abis, bukunya emang bagus banget. Nanti kalau udah selesai baca yang itu, aku bakal rekomendasi lagi buku yang lain.” Katanya

Saat bersama dia dulu, aku sering meminta rekomendasi buku padanya. Bahkan dia punya stok buku-buku yang menarik di apartemennya. Dia adalah orang yang cerdas bahkan dia bisa menjadi CEO di usia yang masih

terbilang muda. Aku harus hati-hati melawan dia, jika terjadi kesalahan sedikit saja bisa-bisa dia akan tahu semuanya.

Kami melanjutkan perbincangan sampai matahari tenggelam. Roland mengajakku makan di restoran yang dikelola temannya.

Saat sampai di restoran, kami menuju tempat duduk yang dekat dengan jendela.

“Bro, apa kabar” Kata seseorang yang tak lain tak bukan adalah Sandro sahabat lama Roland.

“Baik bro, tambah lancer aja ni usaha.” Kata Roland

“Ini juga berkat kamu, makanya usaha aku bisa berkembang.” Jawab Sandro

“Enggaklah, ini juga karena perjuangan kamu sendiri.” Jawab Roland

Sandro memperhatikanku dengan kebingungan.

“Ohh iya kenalin ini Devalina. Eva kenalin ini Sandro sahabat aku.” Kata Roland memperkenalkan kami.

“Hallo kak, aku Devalina.” Kataku memperkenalkan diri.

“Ohh iya, aku Sandro.”

Dia melihatku dengan tatapan yang sulit kupahami, seperti ada sesuatu yang tersirat di dalam tatapannya.

“Kalau gitu kalian duduk aja dulu, biar aku siapin hidangan terbaik di restoran ini.” Kata Sandro sambil melangkah meninggalkan kami.

“Keren ya teman kakak, bisa buka usaha sendiri.” Kataku

“Iya, keluarga dia punya usaha di bidang kayak gini. Jadi aku bantu dia buat bisa kembangin usahanya.” Jelas Roland

“Kakak baik banget, mau bantu teman kakak.” Kataku memujinya

“Enggak kok, dia juga udah sering bantu aku. Jadi ya aku balas budi dengan bantu kembangin usaha dia. Hitung-hitung juga belajar emang dari sekarang,  supaya nanti waktu aku buka usaha sendiri udah paham.” Jelasnya

Ini adalah hal yang paling aku kagumi dari Roland, bukan hanya pekerja keras  tapi dia juga baik kepada orang terdekatnya. Tapi tetap saja, kekagumanku lenyap seketika diganti dengan rasa benci yang besar untuknya.

Setelah menunggu beberapa lama, makanan kami datang dibawakan langsung oleh Sandro.

“Selamat menikmati makanannya ya, semoga kalian suka sama makanannya.” Kata Sandro

“Iya makasih kak” Jawabku

Aku tidak terlalu mengenal baik Sandro itu siapa karena dulu Roland dan Sandro putus hubungan persahabatannya tidak lama setelah aku dan Roland menjalin hubungan. Yang aku tahu Sandro adalah teman yang mendukungnya dari mereka duduk di bangku SMP, bahkan Sandro selalu ada untuknya saat keadaan terpuruknya. Hanya saja ada satu hal yang Sandro tidak bisa tolerir dari Roland dan itu juga tidak pernah diceritakan Roland padaku.

Aku dan Roland keluar dari restoran diantar oleh Sandro.

“Sekali lagi makasih ya makanannya bro, jadi enggak enak karena makanannya dikasih gratis buat kami.” Kata Roland

“Sante aja kali, lagian juga kamu jarang datang kesini. Jadi sekali-kali biar aku yang traktir kalian.” Jawab Sandro

“Ya udah kalau gitu kita balik dulu ya.” Pamit Roland

Aku menyunggingkan senyuman kepada Sandro dan dibalas dengan tatapan yang sama seperti yang diberikannya tadi. Setelah itu aku dan Roland berjalan menuju tempat parker.

“Kenapa Kak Sandro natap aku segitunya?” Gumamku dalam hati.

“Ayo aku anterin kamu pulang.” Kata Roland

“Enggak usah kak, lagian kita bawa kendaraannya masing-masing. Jadi biar aku pulang sendiri aja, kasihan kak kalau harus ngikut antar aku terus balik lagi ke apartemen kakak.” Jelasku

“Enggak apa-apa, biar aku bisa mastiin kamu sampai dengan selamat di rumah.” Katanya kekeh

“Ya udah deh kalau kak maksa.” Kataku mengalah

Aku memasuki mobilku dan melajukannya sampai di rumah. Dibelakang mobilku, ada mobil Roland yang mengikutiku.

Aku sampai di depan rumahku, lalu aku turun menghampiri Roland.

“Makasih banyak ya kak udah ajak aku keluar hari ini, terus juga udah repot-repot antar aku ke rumah.” Kataku

“Iya sama-sama, enggak ada yang ngerrepotin kalau buat kamu.”Katanya

“Kakak bisa aja gombalnya, udah kakak pulang gih.”Kataku

“Ya udah aku pamit ya” Katanya

Setelah dia pergi, aku memasukkan mobil ke garasi dan masuk ke rumah.

“Siapa tadi tu kak?” Tanya Endro mengagetkanku

“Astaga dek, kamu ngagetin kakak aja.” Kataku sambil mengelus dada

“Ya maaf, tapi tadi itu siapa yang anterin kakak?”Tanya Endro

“Adalah, kamu enggak usah kepo.”Kataku

“Aku harus tau, itu tadi bukan kak Delon kan? Setauku tangan kak Delon masih sakit, jadi enggak mungkin tadi itu kak Delon.” Katanya

“Astaga dek, ngapain juga kakak keluar sama si kutub itu. Bukan dia, itu tadi teman kakak yang lain.” Jelasku dengan kesal. Bisa-bisanya dia masih mengingat Delon.

“Pokoknya adek enggak setuju kalau kakak sama laki-laki yang itu ya.”Kata Endro

Aku menjetikan jariku ke dahinya.

“Auhh sakit kak” Keluhnya

“Kamu tenang aja, apa yang kakak lakuin ini untuk masa depan kamu juga.”Kataku

“Masa depan? Maksudnya gimana kak? Coba ngomongnya lebih jelas dong kak, aku mana paham.” Katanya kebingungan

“Udah kamu cukup  tahu yang kakak lakuin ini untuk kamu juga.” Kataku menutup pembicaraan dengannya.

Setelah itu aku menuju ke kamarku dan merebahkan diri di kasur.

“Ternyata berat banget harus akting depan si bre**sek itu.” Keluhku

Setelah puas rebahan, aku memutuskan mandi menyegarkan diriku.

Setelah selesai mandi, aku duduk di depan meja rias untuk melakukan rutinitas perawatanku. Saat asik-asiknya maskeran, tiba-tiba aku teringat dengan satu hal. Dengan cepat aku mengambil hanphoneku dan membuka

aplikasi yang menghubungkan perangkatku dengan penyadap suara yang sudah kusimpan di tas Roland.

Tadi saat dia ke toilet di restoran, aku menyimpan penyadap suara di dalam tasnya.

Saat aku membuka aplikasi itu, aku bisa mendengarkan suara di seberang sana.

“Ngapain kamu suruh aku kesini lagi?” Tanya Roland pada seseorang disana

“Apa dia orangnya?” Tanya seseroang pada Roland yang kuyakini adalah Sandro

“Iya dia orangnya” Jawab Roland dengan dingin

“Apa tidak bisa kamu menghentikan obsesi gila kamu itu? Balas dendam lewat anaknya bukan hal yang pantas dilakukan, dia tidak tau apa-apa tentang yang dilakukan orangtuanya.” Kata Sandro

“Tapi hanya dengan ini aku bisa mencapai tujuanku.” Jawab Roland

“Apa jika kamu berhasil balas dendam nanti, hidup kamu bakal tenang? Tidak Roland, balas dendam ini akan terus berlanjut. Dia tentu akan membalas dendam ke kamu setelah mengetahuinya, dan sampai kapan hidup kamu akan

hanya diliputi perasaan dendam? Ayolah akhiri saja semuanya.” Jelas Sandro

“Kamu tidak akan paham dengan semuanya karena kamu enggak ada di posisi aku.” Jawab Roland

“Iya aku tau, aku tidak pernah alamin yang kamu alamin. Tapi balas dendan tidak akan membuat kamu bahagia bro.” Jelas Sandro

“Udah, stop jangan bahas lagi tentang ini.” Jawab Roland

Setelah itu aku hanya mendengar langkah kaki dan bunyi pintu mobil yang tertutup.

“A-apa yang mereka bicarakan? Dia yang mereka maksud pasti aku. Berarti Sandro tau semuanya?” Bingungku

“Sebenarnya apa yang telah dilakukan oleh Bunda dan Ayah? Balas dendam apa yang mereka maksud?”

Banyak sekali pertanyaan yang muncul di otakku.

Belum sempat aku memproses semuanya, tiba-tiba saja aku mendengar suara seseorang yang kukenal di seberang sana.

“Bagaimana tadi kak, apa pertemuannya berjalan dengan lancar?” Tanya Abriela

“Iya berjalan dengan lancar dek.” Jawab Roland

“Baguslah kak, berarti semuanya akan berjalan sesuai rencana kak kedepannya.” Kata Abriela

“Iya dek.”

Setelah itu aku tidak mendengar lagi suara dari seberang sana, mungkin saja tas yang dipegangnya telah disimpan.

“Agar semuanya bisa lebih jelas, aku harus bertemu dengan Kak Sandro untuk mengetahui semuanya.”

“Kalian tunggu saja pembalasanku.”

1
Ayang
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!