Sekuel Touch Me, Hubby
🍁🍁
Perjodohan karena hutang budi, membuat Sherinda Agastya, gadis cantik dan sedikit ceroboh itu terpaksa menerima pernikahan yang tidak dia inginkan sama sekali. Parahnya lagi orang yang dijodohkan dengannya merupakan kakak kelasnya sendiri.
Lantas, bagaimana kehidupan mereka setelah menikah? Sedangkan Arghani Natakara Bagaskara yang merupakan ketua Osis di sekolahnya tersebut sudah memiliki kekasih.
Bagaimana lanjutan kisah mereka? Baca yuk!
Fb : Lee Yuta
IG : lee_yuta9
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cenayang
Bab. 22
Rinda merasa aneh. Meskipun ia sadar tubuhnya jatuh, tetapi ia tidak merasakan sakit yang teramat. Justru Rinda merasa nyaman. Bahkan di saat seperti itu, sempat-sempatnya Rinda mengusap permukaan di bawah tubuhnya yang terasa keras, namun juga hangat sambil memejamkan mata.
"Kok ada suara detak jantung, ya?" gumam Rinda saat merasakan ada sesuatu yang janggal. Karena Rinda pikir ia jatuh di lantai.
"Itu tandanya gue masih hidup," sahut seseorang yang membuat Rinda terkesiap kaget. Sangking kaget nya, Rinda mendongak dengan cepat serta kedua siku yang kini bertumpu pada permukaan tadi. "Arghh!" rintih seseorang yang ada di bawah Rinda. Karena dadanya di tekan dengan kedua siku lancip milik Rinda.
"Bisa lo segera minggir? Berat banget," pinta cowok yang ada di bawah tubuh Rinda.
Gegas, Rinda segera menyingkir dari sana. "Pantesan nyaman dan nggak sakit, ternyata ada yang gantiin," celetuk Rinda.
Cowok yang tidak lain ialah Nathan pun meringis, antara menahan sakit dan juga ingin tertawa dengan ucapan Rinda barusan.
"Ya jelas nyaman. Orang lo malah tiduran di atas tubuh gue," sahut Nathan sambil tertawa kecil. Hal yang tak pernah diperlihatkan selama ini.
Tidak enak hati dengan kakak kelasnya itu, Rinda pun mengulurkan tangannya ke arah Nathan. Berniat ingin membantunya untuk berdiri. Namun, ketika tangan Nathan hampir menyentuh tangan Rinda, gadis itu menarik cepat.
"Nggak jadi nolongin?" tanya Nathan yang saat ini duduk di lantai. Lalu perlahan berdiri sendiri.
"Bukan gitu, Kak. Kalau aku bantuin Kakak, yang ada malah jatuh menimpa Kakak lagi," jujur Rinda yang sadar dengan perbedaan tubuh mereka.
Nathan semakin dibuat tertawa dengan kejujuran Rinda yang memang benar.
Sedangkan Felisha segera berlari ke arah mereka. Gadis itu membungkuk sambil menekan kepala Rinda dengan paksa agar gadis itu juga mengikutinya.
"Maafkan teman saya yang ceroboh ini, Kak. Dia nggak sengaja," ucap Felisha yang seolah takut dengan Nathan.
Tentu hal itu membuat Rinda tidak terima dan mencubit pinggang Felisha.
"Apa-an sih, Fel! Main nekan kepala orang. Ntar kalau otak gue pada berjatuhan gimana? Lo nggak punya temen pinter lagi, loh!" protes Rinda kesal.
Felisha menggeleng kepala. Memberi isyarat ini bukan waktu yang pas buat mereka berdebat. Namun, isyarat itu sepertinya tidak tersampaikan dengan baik.
"Nggak gitu juga konsepnya, Rinda!" geram Felisha menekan nadanya.
"Terus apa? Mau bikin gue gagar otak?" tanya Rinda dengan muka ditekuk. Benar-benar ingin Felisha wujudkan saat itu juga.
Lagi dan lagi Nathan dibuat tertawa oleh kelakuan gadis yang ada di hadapannya saat ini. Dia benar-benar terhibur.
Dan tawa Nathan berhasil membuat para siswi yang melihatnya pun terbius. Terpesona dengan sosok cowok berkacamata bening itu. Di mana selama ini dia selalu terlihat dingin dan tak banyak bicara.
Jika ditanya di sekolah Dahlia ini siapa murid yang paling tampan, mereka akan dengan kompak menjawab ketua dan wakil ketua osis. Mereka sama-sama tampan dan memiliki keunggulan masing-masing.
Namun sayangnya Ghani sudah memiliki kekasih, dan beruntungnya Nathan masih betah dengan statusnya, jomblo. Hal itu lah yang membuat banyak siswi yang lebih mengejar Nathan. Meskipun wajahnya datar dan tanpa ekspresi.
"Udah deh, jangan banyak debat dulu. Yang penting minta maaf ke Kak Nathan dulu. Baru protesnya nanti aja," ucap Felisha dengan suara lirih.
Rinda menyengir ke arah Nathan. Ia ingat kalau belum berucap maaf dsn terimakasih.
Nathan yang seolah tahu apa yang mau dikatakan oleh Rinda, cowok itu mengangguk sembari tersenyum begitu lembut.
"Iya, gue tahu. Nggak apa-apa dan sama-sama," ucap Nathan.
Membuat mata Rinda membulat dengan mulut yang terbuka. Lalu tangan gadis itu memukul mukul lengan Felisha dengan sangat keras.
"Fel! Lo liat sendiri, kan? Kak Nathan tahu apa yang mau gue ucapkan. Dia cenayang deh kayaknya, Fel!" tebak Rinda di depan orangnya secara langsung dan dengan suara yang keras.
Benar-benar gadis unik. Batin Nathan.
Felisha semakin menunduk dan tersenyum kaku ke arah Nathan karena tingkah temannya ini.
Sedangkan Nathan semakin tertawa mendengar Rinda yang membicarakan dirinya bukan di belakang, namun di depan orangnya secara langsung.
Keceriaan itu tidak sebanding dengan apa yang di rasa oleh seseorang tidak jauh dari mereka berada. Entah kenapa melihat Rinda tertawa dan bercanda begitu lepas, membuat perasaannya aneh.
"Ck! Kekanak kanakan banget," gumamnya melirik sekilas ke arah mereka.
"Hah? Apanya Beb?" tanya sang kekasih yang tidak mengerti maksudnya.
"Tidak ada apa-apa," jawab cowok itu datar.
"Kamu kok aneh banget sih dari kemarin, Beb? Ada apa memangnya? Sini, cerita sama aku," cecar gadis yang ada di sampingnya.
Namun, Ghani sama sekali tidak menjawabnya. Cowok itu lebih memilih melanjutkan langkah kakinya menuju ke ruang osis.