NovelToon NovelToon
Benci-Benci Rindu

Benci-Benci Rindu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:70.8k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Raya Lituhayu (25) kecewa karena sang kekasih menikahi sekretaris pribadinya yang sudah hamil duluan. Bayu Agung Gunawan (27), menyimpan cinta untuk tetangga yang berprofesi sebagai pengacara dengan status janda.

Orangtua Raya dan Bayu berniat menjodohkan mereka untuk semakin mendekatkan dua keluarga. Tentu saja ditolak, apalagi hubungan mereka layaknya Tom and Jerry. Satu insiden membuat mereka akhirnya menerima pernikahan tersebut.

Kehidupan rumah tangga yang penuh drama dan canda, menimbulkan cinta. Namun, semua berantakan ketika kerjasama dua keluarga besar terpuruk. Bunda Bayu terluka dan Papi Raya harus mendekam di penjara. Hubungan Raya dan Bayu semakin renggang dan berujung perpisahan. Tidak mudah bagi Raya menjalani hidup setelah keterpurukan keluarga bahkan dalam kondisi hamil.

“Benci dan rindu itu batasnya tipis, sekarang kamu benci bentaran juga rindu sampai bucin. Ayolah, jangan jadikan kebencian ini mendarah sampai anak cucu kita."

===
Jangan menumpuk bab 😘😘😘🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22 ~

“Yah, udah tidur,” gumam Bayu saat memasuki kamarnya.

Raya sudah terlelap, mengenakan kaos dan training milik Bayu dan terlihat kebesaran. Masih berdiri menatap wajah damai sang istri, Bayu menghela nafas pelan. Ia baru saja membicarakan persoalan Ayah dan Papi Raya. Semoga saja urusan itu cepat selesai, sepertinya Raya belum tahu masalah yang terjadi dan Bayu berniat tidak menyampaikan pada wanita itu hanya berharap semua cepat selesai.

Setelah berganti piyama, Bayu perlahan menaiki ranjang dan berbaring di samping istrinya. baru saja memejamkan mata dan mulai terlelap, terasa gerakan tidak biasa. Terpaksa ia membuka matanya perlahan.

“Astaga, kamu cantik-cantik, tapi gaya tidurnya nggak banget ya,” keluh Bayu karena posisi Raya berbaring sudah bergeser. Saat ini kepalanya sudah berpindah melintang di sisi ranjang dengan kedua kaki berada di atas paha Bayu.

“Bahaya ini, bisa-bisa si Bani ikutan bangun.” Bayu pun berpindah di samping Raya agar kondisi tetap kondusif. Baru saja menguap dan kembali memejamkan mata, dia dikejutkan dengan tangan Raya memeluk dirinya. Bahkan wajah Raya mendusel-dusel di ketika Bayu membuat kegelian dan terkekeh.

“Kalau sadar nggak mungkin mau begini. Harusnya gue abadikan kali ya.”

Bayu masih terjaga, menatap langit-langit kamarnya. Sempat menoleh ke samping lalu mengusap wajah Rara. Teringat kembali masalah yang disampaikan oleh Mario, walaupun ayahnya tidak menduga kalau Pras menipu. Mungkin saja sedang berusaha untuk menyelesaikan tanggung jawab kerja sama mereka.

Kalau terjadi sesuatu pada hubungan kerjasama orangtua mereka yang berujung tidak baik, pasti akan berimbas pada hubungannya dengan Raya. Akan ada kecanggungan dan tidak nyaman.

“Hah. Kayaknya gue harus temui Rama.”

***

Tadi pagi setelah mengantarkan Raya, Bayu menghubungi Rama janjian untuk bertemu. Ternyata Rama masih berada di Bandung. Sempat membahas perihal kerjasama antara orang tua mereka, Rama berjanji akan menjelaskan sebatas yang ia tahu. Sore ini ia akan pulang ke Jakarta dan mereka janji bertemu di rumah … tanpa Raya.

Sambil menunggu pertemuan dengan Rama, Bayu berkumpul bersama Mada dan Erlan. Kali ini bukan di cafe melainkan di apartemen.

“Udah boleh tinggal di apartemen, lo,” seru Bayu.

“Ini unit punya Bang Gilang, gue kadang-kadang aja mampir ke sini. Mana bolehlah tinggal permanen di sini,” sahut Mada.

“Iya, ‘kan lo anak Mami ya,” ejek Erlan yang langsung mendapatkan lemparan bantal sofa dari Mada lalu terkekeh. “Coba ngumpul di rumah lo aja, ‘kan bisa ketemu sama dede Gita.”

“Kagak ada, ogah gue iparan sama lo,” ucap Mada sambil menunjuk Erlan yang masih terkekeh.

“Yaelah bang, masa gitu sih. Gue nggak jelek-jelek aman, kantong juga tebel. Gita bakal tercukupi lahir dan batin,” tambah Erlan dan Mada hanya mendengus.

“Bro, coba lo pada diem dulu. Gue mau ngomong.” Bayu pun menceritakan sepintas persoalan keluarganya dengan keluarga Raya dan meminta masukan dari kedua sahabatnya itu.

“Perjodohan atas dasar bisnis nggak enaknya ya begini. Gue pernah dengarlah cerita Mama, yang modelan begini. Hubungan pernikahan bisa ikut bermasalah kalau urusan bisnis juga hancur,” tutur Mada. “Kecuali keluarga lo, bisa legowo dan memaklumi kerugian dan kecurangan yang ada.”

“Gue nggak mikir Papinya Raya curang sih, pasti ada penyebab masalahnya.”

“Nah, itu. Itu yang harus keluarga lo pahami juga.”

“Masalahnya, Ayah kesal karena Papi Raya masih belum melaporkan apapun. Kalau memang gagal, rugi, bangkrut atau apa gitu, nggak ada datang dia. Malah susah dihubungi.”

“Raya tahu?” tanya Erlan.

Ketiga pria itu duduk bersandar pada sofa dengan posisi berjauhan.

“Kayaknya belum.”

“Ya lo jangan terpengaruh dong. Walaupun ada masalah di keluarga kalian, rumah tangga lo beda urusan,” tutur Mada lagi.

“Nah, betul itu.” Erlan ikut setuju dengan saran dari Mada.

“Ya iyalah. Biar itu jadi urusan mereka, selama tidak ada yang saling menyakiti gue sih asik aja. Duit masih bisa dicari. Lagian kalau gue malah menjauh dari Raya, gue juga yang rugi.”

“Halah, paling urusan sarang menyarang senjata lo.” Bayu tergelak karena tebakan Mada benar.

Bukan sengaja meninggalkan Raya pulang dan di apartemen sendirian, tapi ia tidak ada alasan untuk pamit pada Raya kalau Rama sudah tiba. Lebih baik ia menunggu sampai Rama datang.

“Kembaran lo udah punya anak berapa?” tanya Bayu pada Mada yang asyik dengan gadgetnya.

“Lagi hamil anak kedua, kayaknya kembar. Makanya gue males ketemu dia, ledek mulu. Padahal kangen juga sih.”

Sepintas terbersit tanya dalam benak Bayu, bagaimana kalau Raya hamil. ukan hanya mereka berdua saja yang berbahagia, orangtua pun sama. Tersadar dari lamunan karena dering ponsel, panggilan telepon dari Rama.

“Halo, Bang,” ujar Bayu.

“Gue udah di Jakarta, kita ngobrol di rumah aja ya.”

“Oh, oke. Gue ke sana.”

“Eh, Bay. Lo nggak ngajak Raya ‘kan?” tanya Rama di ujung sana.

“Nggak Bang, Raya di apartemen. Gue otw sendirian.”

“Oke, gue tunggu.”

Panggilan berakhir, Bayu berdiri dan mengantongi ponselnya.

“Perlu ditemenin nggak?” tanya Erlan.

“Lo pikir mau tawuran,” sahut Bayu. “Gue cabut, lo berdua yang akur. Mana tahu jadi iparan.”

“Aamiin.”

“Ogah.”

Mada dan Erlan menjawab berbeda dengan serempak.

 

1
bunda DF 💞
aaah gemes sm bayu yg tengiiil
Nurwana
mudah mudahan nantinya Bayu tidak menyesal.
Nurwana
sabar raya, ayahmu lagi dijebak.
Yuliani Latif
di bab ni sy dah subscribe...sy rasa cerita ni kelakar....
Atala Putri
bagus semua lah pokoknya novel mu thor
ᵉᴸiˢ🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
nunggu penjelasan knp papi pras begitu
Ersa
Luar biasa
Sri Widjiastuti
pagi nya kerja, dihh malu2 in gak ya? klo jalan kek pinguin??
Sri Widjiastuti
bukannya bayu bilang dada rata ya??? 😂😂
Sri Widjiastuti
😂😂😂ada ya modelan kek bayu
dina
karya yang bagus dan menghibur
Okta Liska
masak bayu kayak gitu... walau salah papinya tp yg kena imbasnya
Tri Handayani
akhirnya cerita raya dan bayu berakhir happy ending,,d tunggu karya selanjutnya thorrr'sukses selalu dan semangat berkarya.
Zuhril Witanto
ah dah tamat
Zuhril Witanto
biarlah si bdni puasa dulu...
Zuhril Witanto
😂😂🤭
Ilfa Yarni
happy ending akhirnya mereka semua bahagia duh senangnya
Defi
Abang Zayn punya adik kembar duo cantik 🥰
Defi
eh ada Mada dan Erlan
Defi
meski sulit berdamai dengan masa lalu tapi hidup harus terus berjalan 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!