Dunia Dalam Mimpi
Aku tersenyum bahagia melihat penampilan diriku hari ini, impian yang sudah lama ku nanti akhirnya akan terwujud sebentar lagi.
“Wahhh cantiknya calon pengantin baru Pak CEO ini”
Ku melihat di cermin dan kudapati sahabat yang kusayangi sedang berjalan menuju ke arahku.
“Biel, kamu dari tadi disitu?” Tanyaku dengan wajah yang sudah memerah karena ucapannya.
“Enggak, baru aja masuk.” Katanya dan berdiri di samping diriku.
“Biel, aku bahagia banget sebentar lagi aku bakal nikah sama orang yang sangat aku cintai.” Kataku dengan berbinar
“Aku turut senang kalau kamu senang. Itu gunanya sahabat kan? Bakal bahagia dengan pilihan sahabatnya.” Kata Abriela kepadaku.
“Makasih banyak ya Biel karena kamu aku bisa ketemu sama belahan jiwa aku. Aku akan selalu berhutang budi sama kamu.” Kataku dengan mata yang mulai berkaca-kaca
“Jangan keluarin air mata berharga kamu itu. Kasihan make up nya bisa luntur loh. Kita ini sahabatan jadi enggak ada namanya balas budi, apapun yang aku lakuin saat ini karena emang aku emang pengen lihat kamu bahagia.” Jelasnya.
Aku tersenyum bahagia, aku bersyukur karena diliputi orang-orang baik dan sayang kepada aku. Aku merasa hidupku sangat sempurna karena mereka.
Pembicaraan kami terpotong, ketika mendengar suara Ayah.
“Putriku, ayo sekarang kita keluar. Calon suamimu sudah menunggumu.”
Aku menghampiri Ayah dan merangkul lengan ayahku.
“Sebentar lagi, hidupku akan semakin sempurna.” Kataku dalam hati.
…
WARNING
VIOLENT/BLOOD
Alunan iringan musik terdengar sangat jelas di telingaku. Aku berdiri di depan sebuah pintu yang tertutup, pintu yang akan menjadi jalan kesempurnaan kebahagiannku.
Aku pandangi wajah Ayahku yang begitu tegas, dia adalah sosok yang begitu ku andalkan dan juga superhero bagi diriku.
“Ada apa putriku? Ada sesuatu di wajah ayah?” Tanyanya
“Enggak Ayah, aku hanya bersyukur karena bisa menjadi putri Ayah.” Kataku menahan air mataku
“Ayah lebih bersyukur karena bisa mendapatkan putri secantik dan sesempurna kamu.” Kata Ayah
“Ayo sayang, pintunya sudah terbuka.” Lanjut Ayah
Aku melangkah bersama Ayah dan kulihat di depan sana berdiri laki-laki yang kucintai. Seseorang yang akan menjadi tempatku pulang nantinya. Berdiri dengan tampan dan penuh berkarisma.
Ayah melepaskan tanganku dari lengannya dan menuntunku untuk berdiri dihadapan calon suamiku. Setelah itu kulihati Ayah berjalan menuju wanita yang dicintainya, yaitu Bunda yang ku sayangi. Bunda tersenyum ke arahku.
Ku tatapi kembali lelaki di hadapanku dan tersenyum kepadanya.
“Sebentar lagi, sebentar lagi kami akan menjadi satu ikatan yang sempurna” Kataku dalam hati.
Prosesi pernikahan sudah dimulai dan kami sampai pada pertukaran cincin sebagai tanda kami sah menjadi suami istri. Tetapi belum sempat cincin terpasang di jari manisku, tibia-tiba terdengar suara ledakan
dari arah pintu.
Aku melirik ke arah pintu dan kulihat ada banyak laki-laki bertopeng yang menyerbu masuk dan mulai menyodorkan senjatanya kepada semua orang yang ada di dalam ruangan. Wajahku pusat pasi dan bingung dengan apa yang terjadi di hadapanku.
Sebelum aku memproses apa yang terjadi di hadapanku. Aku mendengar suara Ayah yang berteriak sambil berlari ke hadapanku dan memeluk diriku. Di belakang Ayah berdiri laki-laki bertopeng dan pisau yang menusuk
pundak ayah dari belakang.
“AYAH” Teriaku saat kusadari apa yang terjadi.
“Putriku, maafkan Ayah karena gagal membuat hidup kamu sempurna. Ini adalah penebusan dosa Ayah yang terakhir untuk kamu.” Kata Ayah lalu menghembuskan nafas terakhirnya. Aku berteriak histeris mengetahui bahwa Ayah sudah tiada di pelukanku.
Belum sempat aku berhasil menguatkan diriku, Aku mendengar suara teriakan Bunda dan kulihat Bunda sudah tiada.
Aku melihat ke arah belakang, suamiku sedang berdiri disana. Berharap dia bisa menguatkan dan menenangkan diriku dengan tatapan teduhnya. Tetapi apa yang kulihat di matanya sangat berbeda, matanya penuh dengan sorot
kebencian. Aku merasa asing dengan tatapannya, seolah-olah dia bukanlah orang yang ku kenal.
“M-mas” panggilku dengan ketakutan berharap dia akan menolongku yang sudah tidak memiliki tenaga lagi.
Dia melirik ke arahku dan matanya semakin berubah. Aku melihat ada dendam di matanya. Dia berjalan ke arahku dan menarik diriku dengan paksa.
“M-mas, apa yang kamu lakukan?” Tanyaku heran
“Jangan panggil saya dengan sebutan itu. Tidak sudih saya mendengarnya dari mulut busuk kamu.” Katanya penuh dengan amarah
Tatapanku langsung kosong, siapa orang yang berdiri di hadapanku ini. Dia begitu asing bagiku, bahkan tatapannya membuat aku takut.
Dia lalu mencengkeram wajahku dan menyuruhku untuk menykasikan semua yang terjadi di hadapanku.
“Lihat semua yang terjadi di hadapanmu dan rekam itu dalam memorimu. Saya ingin kamu merasakan sakit yang teramat karena keluarga yang kamu cintai pelan-pelan terbunuh. Lalu setelah itu kamu lah yang akan dibunuh
terakhir.” Katanya yang membuatku tercengang
“A-apa semua ini Mas, apa yang kamu lakukan? K-kenapa kamu melakukan ini kepada ku?” Tanyaku dengan suara terisaku
“Kamu mau tau sebuah kebenaran?” Katanya
“Kebenaran? Kebenaran apa yang kamu maksudkan Mas?” Tanyaku
“Sudah kukatakan jangan memanggilku dengan mulut kotormu itu.” Katanya sambil menampar pipiku.
Perih dari tamparannya tidak seberapa dengan perih yang ada di hatiku. Aku tidak menyangka, hari yang kunantikan dalam hidupku menjadi hari tragis yang tidak ingin kuingatkan. Dan penyebab dari semua ini adalah pria yang sudah aku percaya dan kuanggap sebagai rumah untukku.
“Hidupmu tidak akan lama lagi, jadi akan kuceritakan kebenarannya kepadamu. Keluargamu adalah seorang pem**nuh.”
“Apa maksudmu?” Tanyaku dengan tidak percaya
“Tidak mungkin keluargaku adalah seorang pembunuh. Mereka adalah orang-orang yang begitu baik, bahkan semua orang mengakui itu.” Kataku dengan amarah
Tamparan kembali melayang di wajahku.
“Jangan sebut keluargamu itu orang baik. Itu hanyalah topeng untuk menutupi semua kebusukan mereka.” Katanya dengan berteriak.
“Kamu pembohong, aku tidak percaya dengan yang kamu katakan.” Kataku penuh dengan linangan air mata.
“Saya tidak perduli kamu mau percaya atau tidak dengan semua fakta ini. Kamu sebenarnya tidak bersalah, dan adik kecilmu itu juga tidak bersalah. Hanya saja kalian terlahir dari keluarga yang busuk.” Katanya
Mendengar itu aku buru-buru melihat ke sembarang arah dan mendapati adikku menangis histeris sedang dipegang oleh seseorang dengan senjata di tangannya.
“Jangan sentuh adikku” Teriaku kepada penjahat itu.
“Jangan sok berkuasa kamu disini. Kamu bukanlah seorang tuan putri yang seenaknya bisa memerintah kepada orang lain. Disini akulah yang berkuasa dan adikmu itu akan menyusul ayah dan ibumu. Kamu tenang saja, tidak
lama lagi kamu juga akan menyusul keluarga busukmu itu.” Katanya sambil tersenyum licik.
“Hentikan, aku mohon jangan sentuh adikku. Dia tidak bersalah, hukum saja aku. Jangan adikku.” Kataku memohon kepadanya
“Jangan memerintahku, disini semua aku yang tentukan, dan mengakhiri hidup kalian adalah mimpiku dari dulu.” Katanya sambil melepaskan tanganku.
Dia lalu pergi meninggalkan aku dengan seorang pria bertopeng disana. Aku berusaha memohon ampun kepadanya, tetapi semuanya terlambat. Adik yang kusayangi sudah jatuh tak bernyawa di hadapanku. Hancur sudah hidupku, semuanya hancur di hari yang selalu kunantikan.
Ku merasakan sesuatu yang masuk ke dalam tubuhku, lalu tubuhku jatuh terkapar. Samar-samar kulihat laki-laki yang selalu kupuja dan kucintai mengkhianati aku dan menaruh luka yang begitu besar di hatiku sedang berdiri dengan seseorang yang kukenal.
Wajahku tersenyum perih saat ku sadari orang yang berdiri dihadapannya.
“Dua orang yang kusayangi dan kuanggap sebagai tempat ku pulang selain keluargaku ternyata bukanlah rumah tetapi sebuah labirin yang membuatku tersesat di dalamnya.”
“Tuhan, izinkan aku untuk membalas luka yang ada di hatiku.Kumohon, jangan dulu ambil nyawaku. Aku tidak ikhlas dengan pengkhianatan yang ku alami saat ini.”
Pandanganku mulai kabur saat kulihat orang yang selalu ku anggap sahabat berlari ke arahku.
“Aku membencimu.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments