Tidak selamanya jodoh itu datang sendiri, terkadang datang satu paket dengan anaknya.
Di usinya yang sudah matang, Arjuna belum juga menemukan tambatan hatinya. Padahal Arjuna dikenal sebagai seorang playboy di masa remajanya dulu.
Namun siapa sangka, takdir malah mempertemukannya kembali dengan sang mantan kekasih yang kini telah berstatus sebagai janda beranak satu.
Akankah mereka bersatu kembali dan hidup bahagia untuk selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Sang Mantan
"Ngajak healing itu ke pantai kek! ke danau kek! Ke mall kek! Ini malah ke gunung!"
Keluh Rinjani sembari menapaki jalan berbatu bercampur tanah menuju base came gunung yang akan mereka daki.
"Gak papa kali Rin, sekali-sekali kita harus menyatu dengan alam kayak gini"
Balas Maya penuh semangat.
Pada akhirnya Rinjani menyetujui juga ajakan Maya untuk mendaki gunung, walaupun dengan keterpaksaan.
Jarak gunung yang akan mereka daki tak begitu jauh dari tempat tinggal bu Dewi, visualnya yang indah bahkan bisa dilihat dari halaman rumah mereka.
Tapi untuk mendaki gunung tersebut, tak pernah sekalipun terpikirkan oleh Rinjani sebelumnya.
"Bawa beban hidup aja udah berat, ditambah lagi harus bawa beban carrier segala!!" keluh Rinjani lagi.
Baru beberapa langkah berjalan rasanya, sudah ingin menyerah saja padahal mereka belum masuk jalur pendakian sama sekali.
"Aduh, udah deh Rin! Berisik tahu! Dinikmati aja prosesnya say. Bayangin ketika kita udah nyampe puncak nanti, pemandangan dari puncak sana pasti indah banget?"
Ujar Maya dengan wajah berbinarnya. Sedangkan Rinjani hanya menyunggingkan bibirnya saja saat mendengar perkataan sahabatnya itu.
"Nah Itu mereka. ayo kesana!"
Ajak Maya ketika melihat teman-teman kuliahnya dari kejauhan.
Maya sudah membuat janji dengan temannya untuk bertemu di base came, dan mereka akan memulai pendakian bersama disana.
"Hi May! Apa kabar?"
Sapa Haikal saat melihat Maya datang.
"Baik dong. Kamu sendiri apa kabar? Sombong banget ya sekarang mentang-mentang udah jadi pengusaha sukses"
Balas Maya sembari memeluk teman kuliah sekaligus sepupunya itu. Pria berambut ikal itupun hanya nyengir kuda sembari mengaminkan ucapan Maya di dalam hatinya.
"Ssst! Ssst! dia siapa May?"
Mata Haikal kini tertuju pada Rinjani.
"Dia bestie gue, yang kemarin gue ceritain itu"
Balas Maya sembari merangkul pundak Rinjani, Rinjani pun tersenyum tipis pada pria yang terus menatap ke arahnya itu.
"Wah cantik juga ya. Boleh dong--"
"Gak!" Tepis Maya yang paham kemana arah pembicaraan pria itu.
Maya tidak rela Rinjani jatuh ke tangan Haikal yang terkenal sebagai playboy sejati.
Haikal pun hanya bisa menelan ludahnya dengan kasar sembari bergumam tak jelas kepada sepupunya itu.
***
Dalam tim pendakian tersebut sudah ada 4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan termasuk Maya dan Rinjani. Jadilah, dalam satu tim itu terdiri dari 8 orang sekarang.
Jumlah yang pas untuk mendaki gunung, karna konon katanya mendaki gunung itu tidak boleh dalam jumlah ganjil.
"Rin... Apa kabar?"
Sapa seorang pria yang merupakan teman satu tim pendakian mereka.
Rinjani yang pada dasarnya cuma ikut-ikut saja, memang tidak terlalu memperhatikan siapa saja anggota satu timnya.
Hingga Rinjani tidak menyadari jika salah satu diantara mereka adalah seseorang yang sangat Ia kenal.
"A-Arjuna?"
Ucap Rinjani sembari mendongakan kepalanya ke atas, agar bisa menatap wajah orang yang menjadi lawan bicaranya dengan lebih jelas. Karna pria itu jauh lebih tinggi dari Rinjani.
"Kamu Arjunakan?!"
Rinjani memicingkan matanya, mencoba memastikan bahwa dia tidak salah mengenali orang.
"Iya aku Arjuna. Kamu apa kabar? lama ya kita gak ketemu?"
Tanya pria itu lagi sembari mengulurkan tangan kanannya ke arah Rinjani.
"B-baik, k-kamu ikut mendaki juga?"
Jawab Rinjani tergugup. Sampai Ia lupa untuk menerima uluran tangan pria itu.
"Hmm. Udah lama gak ketemu ternyata kamu makin cantik aja sekarang?"
Kata Arjuna diiringi senyuman.
"I-iya udah lama banget"
Balas Rinjani malu-malu. Bak ABG yang tengah kasmaran Rinjani menjadi salah tingkah dibuatnya.
Rinjani tak pernah menduga akan bertemu lagi dengan mantan kekasihnya semasa SMA dulu.
***
Sekitar pukul 10.00 pagi merekapun memulai pendakian ke gunung yang tersohor karna kemistisannya itu.
Awalnya semua berjalan lancar. Namun karna Rinjani dan Maya adalah pendaki pemula, mereka tertinggal jauh dari rombongan.
Maya yang awalnya sangat antusias dengan pendakian ini, entah kenapa menjadi orang yang paling kepayahan diantara yang lainnya sekarang.
Berjalan 5 menit, berhenti 5 menit. Begitu saja terus sampai mereka tertinggal cukup jauh dari rombongan.
"Rin, kayanya gue udah gak sanggup lagi deh"
Ucap Maya dengan napasnya yang terengah-engah.
Jalur yang sulit seakan memaksanya untuk menyerah.
"Jangan ngomong gitu dong May. Semangat! Kita baru aja mulai loh"
Rinjani mencoba menyemangati sahabatnya itu.
Untunglah teman satu team mereka menyadari kalau mereka tertinggal jauh dari rombongan hingga beberapa dari mereka menyusul Rinjani dan Maya ke bawah, termasuk Arjuna dan Haikal.
Mereka juga paham kalau Rinjani dan Maya adalah pendaki pemula, jadi mereka masih memakluminya.
"Ayolah May! Semangat jangan nyusahin gini. Kalau kamu kenapa-napa disini. Aku harus ngomong apa sama tante Cindy nanti."
Gerutu Haikal pada sepupunya itu.
"Ah sialan lo. Bukannya nolongi. Malah ngatain yang gak-gak"
Maya melempar trekking pole miliknya ke arah Haikal, namun pria itu hanya terkekeh saja karna lemparan Maya tak berhasil mengenai dirinya.
"Kamu gak papa kan Rin? sini aku bantu bawain tas Carrier kamu"
Ucap Arjuna sembari mengambil tas Carrier dari pundak Rinjani.
"Makasih, tapi aku masih bisa bawa sendiri kok"
Rinjani menolak tawaran dari Arjuna untuk membawa tas carriernya karna memang dia masih sanggup membawanya sendiri.
"Ok. Tapi kalau butuh bantuan bilang ya"
Ucap Arjuna lagi dengan wajah cemasnya, karna diam-diam pria itu masih menyimpan rasa pada Rinjani.
Rinjani tidak tahu saja jika pada saat Ia menikah dengan Ryan, Arjuna menjadi orang yang paling terpuruk. Hingga ia memutuskan untuk mendaki gunung Rinjani seorang diri demi melupakan rasa sakit hatinya karna ditinggal nikah oleh sang mantan.
Hingga saat Arjuna mendapat kabar bahwa Rinjani telah berpisah dengan suaminya, Arjuna tidak ingin membuang waktu untuk segera mendekati Rinjani lagi.
Desir aneh mulai Rinjani rasakan, sekujur tubuhnya terasa meremang kala menyadari Arjuna tepat berada di sampingnya.
"Kalau cape, istirahat dulu aja?"
Ucap Arjuna ketika melihat wanita di sampingnya itu nampak kelelahan.
Rinjani pun tersenyum sembari mengangguk kecil, mereka menepi dan duduk di atas bebatuan yang berbaris tak beraturan di jalur pendakian tersebut.
"Kamu temennya Maya?"
Rinjani memulai pembicaraan.
"Iya kita temen kuliah"
Jawab Arjuna, lewat bantuan Maya pula akhirnya Ia bisa bertemu dengan sang mantan lagi. Arjuna tahu kalau Maya dan Rinjani bersahabat, jadi Ia meminta Maya untuk mengajak Rinjani dalam pendakiannya kali ini.
Desir aneh kembali Rinjani rasakan ketika tatapan mereka saling bertemu. Apalagi sosok mantan kekasihnya itu terus saja menatap ke arahnya penuh arti.
"Kayaknya cukup deh istirahatnya. Ayo kita jalan lagi"
Ajak Rinjani. Ia tidak bisa berlama-lama berduan dengan Arjuna. Tidak baik untuk jantungnya yang semakin berdebar tak karuan.
"Ok" Pria itupun mengangguk tanda setuju.
Sesampainya di shelter empat, hari sudah mulai gelap. Beberapa dari mereka sibuk mendirikan tenda, satu tenda untuk laki-laki dan satu tenda untuk perempuan. Sedangkan yang lainnya sibuk menyiapkan makan malam.
Mie instan dengan toping telur rebus, sayur dan sosis menjadi menu yang terasa sangat mewah kala mereka sedang berada di atas gunung.
Seusai makan malam, mereka asik bersenda gurau. Beberapa kali mereka saling melempar canda hingga membuat yang lainnya terbahak.
"Ternyata Arjuna tidak banyak berubah, masih tetap lucu seperti dulu" Batin Rinjani.
Ketika malam semakin larut, mereka memutuskan untuk istirahat. Memulihkan tenaga yang telah terkuras habis, agar kembali terisi. Supaya esok bisa melanjutkan pendakian.
***
Rinjani yang tak bisa tidur karna kedinginan akhirnya memutuskan untuk membuat minuman hangat untuk sekedar menghangatkan tubuh.
Udara pegunungan yang bersih tanpa polusi, membuat Rinjani bisa melihat bintang di langit dengan sangat jelas.
"Indahnya ciptaan tuhan" Gumam Rinjani seraya menikmati indahnya malam itu.
Gunung yang terkenal akan kemistisannya itu justru kini terasa syahdu di mata Rinjani.
"Kenapa belum tidur Rin?"
Arjuna menghampiri wanita itu dan duduk tepat di sebelahnya.
"Gak tau nih gak bisa tidur, di sini terlalu dingin kayaknya" Jawab Rinjani.
"Mau aku peluk?" Ucap Arjuna diiringi senyum nakalnya.
Spontan Rinjani pun mendorong tubuh lelaki itu hingga nyaris terjatuh. Namun gagal karna keseimbangan tubuhnya yang baik.
Gelak tawa pun pecah diantara mereka.
"Sejak kapan pria itu berani mesum seperti ini"
Batin Rinjani. Karna selama pacaran dengan Arjuna jangankan pelukan, pegangan tangan saja mereka jarang melakukannya.
"Hmm, kayaknya enak tuh?"
Arjuna melirik ke arah gelas yang berisi susu coklat panas yang di genggam Rinjani.
"Kamu mau? Aku bisa bi..."
Belum juga Rinjani menyelesaikan ucapannya, pria itu sudah merebut gelas miliknya dan menenggak isinya hingga tandas.
"Ihh!! Kenapa minum punya aku sih? Aku kan bisa bikinin yang baru!"
Ucap Rinjani yang merasa risih dengan tingkah pria yang duduk disebelah itu.
"Gapapa, segelas buat berdua jadi lebih romantiskan"
Jawab Arjuna diiringi senyuman manisnya.
Tak ada kecanggungan lagi diantara mereka, seolah mereka adalah sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu dan kini sedang melepas rindu.
***
Keesokan paginya mereka mempersiapkan diri untuk mendaki puncak atau yang biasa di sebut dengan summit attack.
Sebagian dari mereka, ada juga yang lebih memilih untuk tetap tinggal di dalam tenda. Maya salah satunya.
Maya yang dari kemarin sudah kepayahan, memutuskan untuk tetap tinggal didalam tenda saja.
Sedangkan Rinjani memutuskan untuk tetap mendaki kepuncak gunung.
"Kamu yakin gak mau ikut muncak May? Rugi loh udah jauh-jauh kesini?"
Rinjani mencoba untuk membujuk Maya agar ikut summit attack dengannya.
"Gak Rin, kamu aja. Aku udah gak sanggup mendaki lagi"
Jawab Maya dengan malas. Rinjani pun tak mau memaksa Maya untuk ikut dengannya lagi.
"Kamu hati-hati ya disini. Jaga diri baik-baik"
Pesan Rinjani sebelum Ia meninggalkan Maya.
"Yang ada aku yang harus ngomong gitu sama kamu Rin. Kamu hati-hati ya"
Ucap Maya. Rinjani pun mengangguk sembari tersenyum.
***
Arjuna memandangi Rinjani dari kejauhan, dari tadi wanita itu sibuk berpose di depan kamera ponselnya dengan berbagai gaya. Membuat Arjuna gemas sendiri melihat tingkah mantan kekasihnya itu.
"Juna, kenapa diem aja? Ayo sini, kita foto bareng"
Ajak Rinjani kala melihat pria itu hanya duduk termangu diatas sebongkah batu sembari menyeruput minuman kemasannya.
"Baiklah" Jawab Arjuna sembari berjalan mendekat pada wanita yang dicintainya itu.
"Satu, dua, ti--ga"
Arjuna dan Rinjani berpose bersama di depan kamera.
Entah mengapa Rinjani merasa tidak memiliki jarak dengan pria di sampingnya itu sekarang.
Padahal dulu mereka putus karna hal yang rumit. Bahkan setelah hubungan mereka berakhir Arjuna maupun Rinjani memutus kontak satu sama lain.
Rinjani tidak tahu saja walaupun mereka sudah lama putus, tapi Arjuna selalu memantau kehidupan sang mantan lewat akun media sosialnya.
"Kamu mau?"
Arjuna memberikan sepotong roti isi pada Rinjani.
"Boleh. Kayaknya enak tuh"
Rinjani pun meraihnya dengan senang hati.
Setelah itu gantian Rinjani yang menawarkan bekal miliknya pada Arjuna.
Usai puas menikmati keindahan puncak gunung yang cukup tersohor di jawa barat itu, merekapun memutuskan untuk turun.
Jalur turun gunung yang terjal, cukup menyulitkan Rinjani untuk melangkah. Arjuna mengulurkan tangannya untuk membantu wanita itu.
Jangan tanya bagaimana perasaan Rinjani sekarang. Rinjani merasa seperti ada ribuan bunga yang bermekaran di dalam hatinya saat ini.
sakit nih ryan
kelakuan astaghfirullah.
healjng ke gunung bs2 hilang.. bnr jg 😀
jika suami setia seribu pelakor dtg aman RT