Patah hati karena dikhianati oleh tunangan dan adik tirinya, Jiang Shuyi memutuskan untuk membalas dendam dengan meniduri pria perkasa yang dia temukan di club malam.
Ternyata, pria itu adalah paman sang tunangan, sekaligus penguasa kota ....
Bagaimana kelanjutan kisah Jiang Shuyi dengan tunangan dan sang paman?
Apakah Jiang Shuyi bersedia memaafkan tunangannya dan melupakan malam indah bersama 'Paman Perkasa' itu?
Simak kelanjutannya hanya di sini, ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya Ada Aku di Hati A-Yan
Hubungan dirinya dan Shuyi belum jelas akhirnya, Xu Yan tidak ingin menemani Lysa membuat keributan di depan umum.
Lysa membungkam, wajahnya tampak cemberut dan tatapan penuh kebencian dia layangkan pada Shuyi. "Kakak, kenapa kamu di sini?"
Shuyi membalas tatapan Lysa dan membalas, "Apa masalahnya? Kenapa aku tidak boleh ada di sini?"
Lysa melirik Shuyi dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia selalu iri hati saat menyadari saudari perempuannya selalu terlihat cantik meski hanya dibalut pakaian sederhana.
Detik selanjutnya, tatapan Lysa jatuh pada jas pria yang menggantung di pinggang Shuyi. "Kakak, kenapa kamu memegang pakaian pria? Itu bukan punya A-Yan, kan?"
Xu Yan juga mengikuti arah pandangan Lysa, lalu menatap Shuyi dengan sinis dan berbicara dengan nada yang sengaja dinaikkan satu oktaf. "Oh, aku bertanya-tanya kenapa kamu begitu ingin memutuskan pertunangan denganku ... ternyata kamu sedang bergaul dengan pria liar di luar."
Tujuan Xu Yan berbicara dengan lebih keras adalah untuk menarik perhatian orang-orang di sekitar, ini adalah saat yang tepat untuk mengumumkan dan melemparkan kesalahan pada Shuyi atas putusnya pertunangan mereka.
Xu Yan maju selangkah, lalu memegang dagu Shuyi hanya dengan jari telunjuknya dan wajahnya tampak muram saat berkata, "Kamu adalah tunanganku! Jika kamu bermain dengan pria lain, itu artinya kamu tidak menganggapku serius!"
"Eh, bukankah itu Tuan Muda Xu?"
"Iya, benar, itu dia! Ternyata dia sudah bertunangan."
"Dari keluarga mana tunangannya yang cantik itu?"
"Huh, apa gunanya cantik kalau masih kegatalan mencari pria lain?!"
"Dasar wanita ja laang! Sudah ada tunangan yang tampan dan mapan seperti Tuan Muda Xu masih saja mengencani pria liar di luar!"
"Tidak tau diuntung!"
Suara-suara diskusi mulai terdengar dari berbagai arah, tetapi Shuyi masih saja bersikap tak acuh seolah-olah bukan dirinya yang mereka bicarakan.
Shuyi juga tidak menepis tangan Xu Yan dengan kasar seperti sebelumnya, dia justru memasang ekspresi menyedihkan seolah-olah dirinya telah dianiaya selama ribuan tahun. "Xu Yan, jelas-jelas kamu yang tidur dengan adik tiriku di atas ranjang pernikahan kita. Sekarang pun kalian masih bepergian bersama, hal yang tidak pernah kamu lakukan bersamaku sejak kita bertunangan tiga tahun lalu ...."
Saat bicara, air mata Shuyi mengalir deras dari pelupuk matanya hingga membanjiri pipinya. Jika orang tidak tahu, mereka akan mengira Shuyi bersedih karena pengkhianatan yang dilakukan oleh Xu Yan dan Lysa.
Padahal itu hanyalah air mata buaya untuk serangan balasan!
"Namun, sekarang kamu malah menuduhku berselingkuh ...." Air mata Shuyi semakin deras. "Kejam sekali kamu."
"Kau—" Xu Yan menggeram, tetapi geramannya tertahan oleh bisik-bisik pengunjung Angsana Mall yang ingin menyaksikan kesenangan.
"Wah, ternyata Tuan Muda Xu yang berselingkuh dengan adik tiri tunangannya sendiri. Dasar baji ngan!"
"Huh, mereka malah ingin menyiramkan air kotor ke kepala nona itu. Tidak tahu malu!"
"Heh, Nona! Segatal apa pun kau, jangan pernah merebut pasangan saudaramu sendiri! Wanita ja laang di luar sana pun, tidak seja laang kau!"
"Kakak, lidahmu tajam sekali." Lysa merasa tertekan dengan tatapan dan kata-kata sinis semua orang yang tertuju padanya, dia pun turut memasang ekspresi menyedihkan.
"Aku tahu kamu tidak pernah menyukaiku karena aku hanya anak haram ayah kita, tapi kamu tidak boleh membuat tuduhan palsu! Aku tidak pernah berselingkuh dengan Tuan Xu Yan, dan kami pergi bersama karena aku adalah sekretarisnya."
Lysa melihat orang-orang di sekitar yang mulai menilai, dia yakin mereka akan berbalik membelanya karena berpikir Shuyi berhati jahat.
Tanpa sepengetahuan siapa pun, Lysa tersenyum dingin pada Shuyi dan bergumam di dalam hatinya. 'Kita lihat, siapa yang lebih manipulatif. Aku atau kau?'
"Tidak masalah jika kamu membenciku, tapi kamu tidak boleh menuduh Tuan Xu Yan yang mencintaimu dengan tulus."
Shuyi tidak terpancing dengan senyuman Lysa, dia yang awalnya ingin pergi ke Kediaman Xu untuk memutuskan pertunangan secara baik-baik, langsung berubah pikiran.
Shuyi juga diam-diam tersenyum miring dan bergumam di dalam hati. 'Sepertinya kalian sangat ingin menjadi artis dadakan! Baiklah, aku akan mengikuti permainan kalian.'
"Untuk menutupi kesalahanmu, kamu tidak boleh menuduhku dan Tuan Xu Yan dengan kejam." Lysa sepertinya tidak ingin berhenti menyudutkan Shuyi dan dengan sengaja menabur perselisihan di sana. "Lagipula jas di pinggangmu itu pasti bukan jas yang kamu beli sendiri, kan?"
"Jelaskan!" Xu Yan yang sejak tadi diam, mengikuti alur permainan dan mulai angkat bicara dengan penuh tuntutan. "Apa kamu benar-benar menyimpan pria liar di luar?"
"Tuan Xu Yan, kakakku tidak mungkin bermain-main dengan pria liar." Lysa menyentuh lengan kekar Xu Yan dan berbicara dengan suara manja mendayu-dayu. "Jika dia benar-benar tidur dengan pria liar, pasti ada bekas di tubuhnya."
Di permukaan, Lysa terlihat seperti sedang membela Shuyi, tetapi nyatanya dia mencoba menjerumuskan wanita yang dirinya panggil kakak.
Lysa yakin tebakannya pasti benar dan keyakinannya semakin dalam saat melihat ekspresi bersalah yang sempat terlintas di wajah mulus Shuyi.
"Kamu mungkin akan mendapatkan petunjuk setelah membuka pakaian dan memeriksa tubuhnya!"
Shuyi memang sempat panik saat Lysa menyebut bekas di tubuhnya karena memang ada begitu banyak tanda cinta yang ditinggalkan oleh Zhiming, tetapi dia yakin tidak akan ada yang berani menelan jangy dirinya selama Sang Penguasa Kota Harapan berada di belakangnya.
"Xu Yan, saat aku membawa pakaian pria di bersamaku, reaksi pertamamu pasti bukanlah rasa cemburu, kan? Sepertinya, kamu benar-benar tidak peduli dan tidak pernah mencintaiku ...." Shuyi masih mempertahankan ekspresi menyedihkan, membuat orang-orang merasa iba dan bingung harus menilai siapa yang benar dan salah dalam masalah ini.
"Ternyata kamu di sini dengan membawa pakaian pria hanya untuk menarik perhatianku."
Shuyi sangat ingin mentertawakan Xu Yan yang kepercayaan dirinya setinggi langit, bahkan sepertinya mengalahkan Zhiming.
Namun, dia tetap memaksa air matanya membasahi wajahnya yang terlihat pucat hanya demi mendapatkan simpati orang-orang.
Tidak sia-sia di mobil tadi Zhiming melahap bibirnya sampai melunturkan lipstik, bahkan membuat bibirnya sedikit pucat.
Untung tidak sampai bengkak!
"Apa kamu masih ingin seseorang melepaskan pakaianku? Tidak perlu meminta orang lain, biarkan aku sendiri yang melakukannya. Biarkan orang lain melihat apakah aku bersalah atau tidak." Selesai bicara, Shuyi sudah memegang jas yang menutupi bekas muntahan adik kecil Zhiming di gaun putihnya.
Namun, gerakan tangan Xu Yan dengan cepat menghentikan Shuyi.
"Cukup!" Xu Yan menatap tajam pada Shuyi.
"Tuan Xu Yan ...." Lysa tampak tak setuju dengan keputusan Xu Yan.
"Dia adalah tunanganku, melepaskan pakaiannya di depan umum bukan hanya menghilangkan wajahku, tapi seluruh Keluarga Xu."
Bagaimanapun, dia sudah terlanjur mengumumkan status pertunangannya dengan Shuyi.
Bersalah atau pun tidak, membuka pakaian Shuyi di depan umum adalah tamparan keras bagi Xu Yan, terutama Keluarga Xu.
Mana mungkin dia rela kehilangan wajah dan membuat keluarganya menjadi lelucon!
"Namun—" Lysa hanya bisa menelan sisa kata-katanya ketika Xu Yan menyela dengan dingin.
"Tidak masalah, Keluarga Xu memiliki bimbingan belajar yang ketat. Dia tidak akan melakukan kesalahan yang keterlaluan."
"Aku peringatkan padamu, berhentilah melakukan hal-hal membosankan seperti ini untuk menarik perhatianku!" Xu Yan kembali menyentuh dagu Shuyi saat berbicara, lalu melepasnya dengan kasar begitu selesai. "Itu hanya akan membuatku muak!"
Shuyi merasakan sakit yang tak tertahankan di hatinya hingga membuat matanya perlahan memanas, dia pun kembali menumpahkan air matanya.
Hanya saja, air mata kali ini benar-benar mewakili rasa sakitnya.
Meskipun yang tersisa kini hanyalah perasaan benci, Shuyi tidak bisa memungkiri bahwa Xu Yan adalah orang yang pernah dia cintai.
Jadi, tentu saja kata-kata Xu Yan rasanya bagai belati tajam yang menghiris hatinya.
Tanpa menghiraukan perasaan terluka Shuyi, Xu Yan berlalu pergi begitu saja.
Tindakan Xu Yan seperti mengkonfirmasi bahwa Shuyi bersalah, hingga membuat dirinya pergi dengan membawa kekecewaan
Perlahan, orang-orang kembali berbisik mencemooh Shuyi sambil meninggalkan tempat kejadian dan Lysa yang masih tertinggal mulai mendekati Shuyi dan menunjukkan warna aslinya.
"Hanya dengan dua atau tiga kalimat saja kamu sudah bisa menghilangkan keraguan Xu Yan. Kakak, kamu benar-benar ahli dalam hal ini."
Shuyi juga tidak ingin bersandiwara lagi dan tersenyum cerah. "Terima kasih atas pujiannya, Adik. Namun, keahlianku mana bisa dibandingkan denganmu."
Lysa menggertakkan giginya hingga hampir membuat gusinya berdarah. "Untuk apa kamu bangga? Hanya ada aku di hati A-Yan!"
"Yah, tapi kasihan sekali." Shuyi maju selangkah, lalu berbicara dengan penuh percaya diri. "Selama aku masih menjadi tunangan Xu Yan walau satu hari saja, kau akan selalu menjadi pihak ketiga yang tidak bisa berdiri di atas panggung!"
"Kau—" Lysa sudah mengangkat tangannya untuk memukul Shuyi, tetapi wanita itu berhasil menahan pergelangan tangannya.
Detik selanjutnya, Shuyi berbalik melayangkan telapak tangannya dengan kejam dan tanpa ampun di wajah mulus Lysa.
"Ja laang sialan! Kau berani memukulku?!"