Li Shen, murid berusia 17 tahun dari Sekte Naga Langit, hidup dengan dantian yang rusak, membuatnya kesulitan berkultivasi. Meski memiliki tekad yang besar, dia terus menjadi sasaran bully di sekte karena kelemahannya. Suatu hari, , Li Shen malah diusir karena dianggap tidak berguna. Terbuang dan sendirian, dia harus bertahan hidup di dunia yang keras, mencari cara untuk menyembuhkan dantian-nya dan membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar seorang yang terbuang. Bisakah Li Shen bangkit dari keterpurukan dan menemukan jalan menuju kekuatan yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chp 16
Setelah menyeruput teh, Feng Han menatap Li Shen dengan mata yang penuh dengan kenangan pahit. Dia meletakkan cangkirnya di atas meja dengan lembut, lalu menarik napas dalam-dalam.
"Li Shen, sebelum kita membicarakan alasan aku mengundangmu ke sini, ada sesuatu yang harus kau ketahui terlebih dahulu. Tentang kota Guangling dan sejarahnya," ujar Feng Han dengan nada serius.
Li Shen mengangguk ringan, menatap Feng Han dengan tatapan penuh perhatian.
"Dulu," Feng Han memulai, "Guangling adalah kota yang indah. Sebuah tempat yang damai dan penuh dengan kehidupan. Kami, Klan Feng, bersama beberapa sekte kecil lainnya, menjaga keseimbangan kota ini. Kami tidak hanya berfokus pada kekuatan, tetapi juga membangun komunitas di mana setiap orang merasa aman dan sejahtera. Pedagang, petani, dan bahkan para pengrajin seni hidup di bawah perlindungan kami. Kehidupan berjalan harmonis selama bertahun-tahun."
Feng Han berhenti sejenak, matanya menerawang seolah-olah mengingat masa lalu yang kini hanya menjadi bayangan.
"Namun," dia melanjutkan, suaranya sedikit bergetar, "semua itu berubah sekitar tiga puluh tahun yang lalu. Sebuah sekte baru muncul, yang menyebut diri mereka Sekte Serigala Putih. Awalnya, mereka hanyalah kelompok kecil tanpa kekuatan yang berarti. Tapi entah bagaimana, mereka berkembang dengan pesat. Mereka mulai merekrut banyak kultivator muda dari berbagai tempat, menawarkan kekayaan dan kekuatan kepada siapa saja yang bergabung dengan mereka."
Li Shen menyandarkan tubuhnya sedikit ke belakang, matanya menyipit mendengar cerita itu.
"Mereka bergerak cepat," lanjut Feng Han. "Dalam waktu singkat, mereka mendapatkan kekuatan yang cukup besar untuk mengancam keseimbangan kota ini. Awalnya kami berpikir itu hanyalah ambisi biasa. Tetapi kenyataannya jauh lebih mengerikan. Mereka mulai menyerang sekte-sekte kecil di kota Guangling. Mereka menghancurkan tempat-tempat itu, mengambil semua murid dan sumber daya mereka. Tidak ada yang bisa melawan mereka. Banyak sekte kecil yang musnah dalam satu malam."
Li Shen meletakkan cangkir tehnya di atas meja, wajahnya menunjukkan ketertarikan yang lebih dalam terhadap cerita ini. "Lalu apa yang terjadi selanjutnya?" tanyanya.
Feng Han menghela napas panjang, raut wajahnya menunjukkan luka yang mendalam. "Sekte Serigala Putih tidak berhenti di sana. Setelah menghancurkan sekte-sekte kecil, mereka mengklaim wilayah-wilayah penting di kota ini. Pasar, tambang, dan bahkan jalur perdagangan mereka kuasai. Mereka memperkenalkan sistem pajak yang menindas, memaksa setiap orang untuk tunduk kepada mereka. Klan Feng, yang dulunya adalah penguasa utama di Guangling, dipaksa mundur ke wilayah kami sendiri, tidak mampu melawan kekuatan mereka yang terus tumbuh."
"Dan sekarang?" tanya Li Shen dengan datar, meskipun ada sedikit kemarahan di matanya.
Feng Han menatapnya tajam. "Sekarang, mereka mengarahkan semua kekuatan mereka kepada kami. Mereka ingin menguasai kota ini sepenuhnya dan menjadikan Guangling sebagai pusat kekuasaan mereka. Kami tahu bahwa pada akhirnya, mereka akan menyerang kami secara langsung. Dan jika itu terjadi... Kota Guangling akan sepenuhnya jatuh ke tangan mereka."
Ruangan itu terasa hening sejenak, hanya suara angin yang meniup lembut dari jendela. Li Shen menatap Feng Han dengan ekspresi sulit ditebak.
"Jadi, kau ingin aku terlibat dalam konflik ini?" Li Shen bertanya, nadanya dingin namun penuh rasa ingin tahu.
Feng Han tidak menjawab langsung, tetapi pandangannya menunjukkan bahwa dia memiliki sesuatu yang lebih besar dalam pikirannya. "Itu akan kita bahas nanti, Li Shen. Untuk saat ini, aku hanya ingin kau mengerti betapa pentingnya situasi ini."
Li Shen menatap Feng Han dengan sorot mata dingin yang menyimpan amarah tersembunyi. Setelah mendengar cerita panjang tentang kebobrokan Sekte Serigala Putih, ia menarik napas dalam, lalu berkata dengan nada tajam, "Aku sudah melihat sendiri apa yang mereka lakukan. Mereka bukan hanya merampas hak orang-orang, tetapi juga memperlakukan semua orang seperti pion yang tidak berharga. Aku bahkan harus membayar setengah hadiahku kepada mereka setelah bertarung mati-matian di arena judi mereka. Kebencian terhadap mereka sudah lama mengendap di hatiku."
Feng Han mengangguk perlahan, mendengarkan dengan seksama. "Kau memiliki pandangan yang sama denganku, Li Shen. Kebobrokan mereka adalah luka yang tidak hanya merusak klan ini, tetapi juga seluruh kota Guangling."
Li Shen menatap Feng Han tajam. "Kau sudah menceritakan masa lalu kota ini, dan aku memahami situasinya. Tapi, aku masih belum mendengar tawaran besar yang kau sebut-sebut itu. Apa yang sebenarnya kau tawarkan untuk seseorang yang cukup kuat untuk membantumu?"
Feng Han tersenyum kecil, seperti sudah memprediksi pertanyaan itu. Dia mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada seorang pelayan yang segera keluar dari ruangan. Beberapa saat kemudian, pelayan itu kembali dengan membawa sebuah kotak kayu panjang berhiaskan ukiran naga yang indah. Feng Han sendiri membuka kotak itu perlahan, memperlihatkan sebuah cincin perak dengan motif naga emas yang melingkar di permukaannya.
Li Shen memandang cincin itu dengan penuh perhatian. Ada aura misterius yang terpancar darinya, meskipun kekuatan yang disembunyikannya tidak langsung terasa.
"Ini," kata Feng Han, suaranya terdengar bangga dan serius, "adalah artefak kuno yang telah diwariskan dalam Klan Feng selama ratusan tahun. Sebuah cincin perak dengan motif naga emas. Konon, cincin ini menyimpan kekuatan terpendam yang luar biasa, kekuatan yang hanya bisa diakses oleh mereka yang benar-benar layak memilikinya."
Li Shen mengangkat alis. "Kekuatan terpendam? Apakah kau tahu apa sebenarnya yang ada di dalamnya?"
Feng Han menggeleng perlahan. "Tidak ada yang tahu pasti, bahkan para tetua klan kami. Tetapi ada catatan kuno yang mengatakan bahwa cincin ini adalah hadiah dari seorang kultivator legendaris yang dulu melindungi kota Guangling. Kekuatan yang tersimpan di dalamnya bisa menjadi kunci untuk melawan Sekte Serigala Putih. Namun, kami tidak memiliki seseorang yang cukup kuat atau layak untuk membuka rahasianya... sampai sekarang."
Feng Han menatap Li Shen dengan tajam. "Aku percaya kau adalah orang itu, Li Shen. Orang yang mampu mengembalikan keseimbangan di kota Guangling."
Li Shen mendekat ke meja, mengambil cincin itu dengan hati-hati. Saat jarinya menyentuh logamnya, dia merasakan sedikit kehangatan yang aneh, seolah-olah cincin itu mengenalinya. Dia mengamati cincin itu dengan serius, lalu bertanya, "Dan apa yang kau inginkan dariku sebagai gantinya?"
Feng Han tersenyum tipis. "Kami hanya menginginkan keadilan untuk kota ini. Jika kau bersedia membantu Klan Feng memerangi Sekte Serigala Putih dan menyingkirkan mereka dari kota Guangling, cincin ini akan menjadi milikmu sepenuhnya."
Li Shen mengamati cincin itu sejenak, lalu memasangnya di jarinya. Aura misterius cincin itu terasa semakin kuat, membuatnya yakin bahwa artefak ini bukanlah benda biasa. Dia menatap Feng Han, wajahnya penuh keyakinan.
"Baik," kata Li Shen dengan tegas. "Aku akan menerima tawaran ini. Tidak hanya untuk cincin ini, tetapi juga untuk menghancurkan kebobrokan Sekte Serigala Putih."
Feng Han tersenyum puas. "Keputusan bijak, Li Shen. Mari kita rencanakan langkah berikutnya. Kau adalah harapan terakhir kami."
Li Shen menatap cincin di jarinya dengan intens, perasaan aneh yang familiar memenuhi dirinya. Sebuah firasat kuat muncul di benaknya, mengingatkannya pada kalung yang dulu ia miliki, artefak yang terhubung dengan warisan Spirit Naga Langit. Dia tiba-tiba menghentikan Feng Han, yang hendak beranjak dari tempat duduknya.
"Tunggu," ucap Li Shen dengan nada tegas. "Aku ingin mencoba sesuatu."
Feng Han memandangnya bingung, tetapi Li Shen tidak menjelaskan lebih jauh. Dia mengangkat tangannya, menggulung lengan bajunya, lalu menggunakan jari untuk melukai telapak tangannya. Darah segar mengalir dari lukanya, dan dia meneteskan darah itu langsung ke permukaan cincin perak dengan motif naga emas.
Begitu darahnya menyentuh cincin, reaksi luar biasa terjadi. Cincin itu langsung bersinar terang, memancarkan cahaya emas yang menyilaukan seluruh ruangan. Feng Han terkejut dan mundur beberapa langkah, wajahnya penuh kebingungan dan keterkejutan.
"Apa yang terjadi?" seru Feng Han, suaranya terdengar gentar.
Namun, Li Shen tidak sempat menjawab. Dalam sekejap, ia merasakan kesadarannya ditarik keluar dari tubuhnya. Pemandangan di sekitarnya berubah drastis, seolah-olah waktu dan ruang hancur berkeping-keping. Dalam hitungan detik, ia mendapati dirinya berdiri di sebuah tempat asing yang disebut Koridor Jiwa.
Koridor itu luas dan megah, dengan lantai yang memancarkan cahaya keemasan dan dinding yang dihiasi ukiran naga langit. Suasana di sana terasa agung, dengan energi spiritual yang begitu kuat mengalir di setiap sudut. Li Shen menatap sekelilingnya dengan penuh kekaguman dan kewaspadaan.
Tiba-tiba, suara gemuruh memenuhi ruangan, dan dari kejauhan, muncul sebuah sosok besar yang tampak seperti naga raksasa. Tubuhnya bersinar keemasan, dan matanya yang menyala terang seperti matahari menatap langsung ke arah Li Shen. Itu adalah Spirit Naga Langit, entitas agung yang menjadi bagian dari warisan legendaris.
"Kau akhirnya datang," suara naga itu bergema, dalam dan penuh wibawa.
Li Shen menatap naga itu dengan serius, namun matanya menunjukkan rasa hormat. "Siapa kau?" tanyanya, meskipun firasatnya sudah memberikan jawaban.
"Aku adalah Spirit Naga Langit, penjaga kekuatan yang diwariskan kepada para pewaris sah. Cincin itu adalah bagian dari warisan ini, sama seperti kalung yang dulu kau miliki," jawab naga itu. "Dan sekarang, kau telah membangunkan kekuatan yang tersembunyi di dalamnya."
Li Shen mengepalkan tangannya, merasakan hubungan kuat antara dirinya dan cincin itu. "Jadi, cincin ini memang ditakdirkan untukku?"
Naga itu mengangguk perlahan. "Benar. Darahmu yang membawa garis keturunan kuno telah membangkitkannya. Namun, kekuatan ini tidak akan datang dengan mudah. Kau harus membuktikan dirimu layak untuk menguasainya."
Li Shen tersenyum tipis. "Aku sudah melawan banyak hal dalam hidupku. Jika itu yang diperlukan, aku siap."
Naga itu menyipitkan matanya, seperti sedang menilai kesungguhan Li Shen. "Baiklah. Tapi ingat, setiap kekuatan besar membawa tanggung jawab besar pula. Gunakanlah kekuatan ini untuk tujuan yang benar, atau kekuatan itu sendiri akan menghancurkanmu."
Dengan itu, naga raksasa itu menggerakkan tubuhnya, dan cahaya keemasan menyelimuti seluruh koridor. Li Shen merasakan energi luar biasa memasuki tubuhnya, seolah-olah cincin itu kini menyatu sepenuhnya dengan jiwanya.
Ketika ia membuka matanya, ia kembali berada di ruangan Feng Han. Cincin di jarinya tampak bersinar redup, menunjukkan bahwa sesuatu yang besar telah terjadi.
Feng Han, yang masih berdiri di dekat meja, memandang Li Shen dengan tatapan penuh kebingungan. "Apa yang baru saja terjadi? Apa yang kau lakukan?"
Li Shen tersenyum samar, tetapi tidak menjawab langsung. "Hanya sesuatu yang perlu aku pastikan," ucapnya singkat, matanya memandang cincin di jarinya dengan penuh tekad. "Dan sekarang, aku lebih siap dari sebelumnya."
gq nyqmbung bahasa bart nya..
pantas ga ada yg baca