Bianca Adlova yang ingin hidup tenang tanpa ada kemunafikan.
Dia gadis cantik paripurna dengan harta yang berlimpah,namun hal itu tidak menjamin kebahagiaannya. Dia berpura-pura menjadi gadis cupu hanya ingin mendapatkan teman sejati. Tapi siapa sangka ternyata teman sejatinya itu adalah tunangannya sendiri yang dirinya tidak tau wajahnya.
Lalu bagaimana Bianca akan terus menyembunyikan identitas aslinya dari teman sekolahnya? Apakah dia akan kehilangan lagi seseorang yang berharga dalam hidupnya? ikuti kisahnya disini.
Selamat membaca🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alkeysaizz 1234, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Benarkah gue jatuh cinta..
Jojo seketika terbahak,meski saat ini degup jantungnya kian meledak saat sang Ayah menanyakan hal itu.
"Mana ada Jojo jatuh cinta! Ayah ngaco nih! Udah ah ..Jojo mau tidur." Elaknya lagi sambil bangkit.
"Cinta memang menyakitkan Jo! tapi kau akan mengetahui rasa bahagia di dalam rasa sakit cinta itu sendiri." Jojo menahan langkahnya dan kembali berbalik dan duduk di samping Ayahnya.
"Ayah pun sama dulu sama ibu kamu! Dia wanita hebat yang selalu ceria dan tak kenal rasa takut! terkadang Ayah merasa jika dunia ini akan berhenti jika sampai tak bersamanya lagi. Dan hal itu sungguh terjadi tiga tahun lalu. Ayah begitu terpukul karena kehilangan dirinya tapi Ayah juga bahagia karena memiliki kamu sebagai putra Ayah satu-satunya."
Jojo menatap sang Ayah yang kini tengah melepaskan beban di hatinya yang telah lama tersimpan. Ternyata hati Ayahnya lebih hancur daripada dirinya.
"Apa Ayah menyesal karena tidak bisa menemukan jasad Momy?"
Vian menggelengkan kepalanya pelan lalu menatap sang putra lekat.
"Ayah tidak pernah menyesali apapun selama hidup bersama ibu kamu! Begitupun dengan jasad ibu kamu yang bagai hilang di telan bumi! Ayah masih percaya,jika ibu kamu masih hidup hingga sekarang."
"Kenapa bisa begitu? kenapa Ayah begitu yakin?" tanyanya lagi.
"Karena di sini.." tunjuknya pada dada Jojo.
"Karena kenangan ibumu semuanya tersimpan rapih dan utuh di hati Ayah dan juga kamu. Dia yang menjadikan Ayah kuat dan kembali berani menjalankan hidup!"
Jojo terdiam menatap ke arah Foto keluarga yang terus terpasang di dinding.
"Apa Jojo bisa melewati hidup seperti Ayah? Jojo merasa tak berhak mencintai siapapun! Jojo merasa takut untuk memulai dan mengakui perasaan itu sendiri." Lirihnya.
"Tapi Ayah melihat,jika saat ini hidup kamu lebih berwarna. Kamu sering tersenyum sendiri bahkan lebih sering pulang ke rumah sekarang?"
"Masa sih? Perasaan biasa aja..?" Vian pun mengangguk sambil tersenyum lembut.
"Jangan pernah tolak perasaan yang muncul di hati kamu Jo. Jangan sampai kamu menyesal karena terus menahan perasaan itu..Ayah tak ingin kamu terus larut dalam kesedihan karena kehilangan ibu kamu,"
Keduanya kembali menghela nafas lalu saling menoleh.
"Jojo gak tau Ayah..Jojo bingung?"
"Apa yang membuat kamu bingung?" tanya sang Ayah penasaran.
"Entahlah..Detak jantung Jojo mendadak meningkat ketika sedang bersamanya, bahkan merasa bahagia saat dia tersenyum dan kesal karena ulah Jojo."Jedanya sambil terkekeh. " Tapi di samping itu,,Jojo juga takut kehilangannya. Apalagi sampai tau dia terluka dan menangis, seperti ada ribuan pisau yang menancap di hati Jojo dan rasanya begitu menyakitkan."
"Siapa?" tanya kembali sang Ayah tanpa melepaskan tatapan lembutnya ke arah sang putra.
"Hah?"
Vian hanya tersenyum ketika putranya terlihat salah tingkah.
"Ahaha....Lupakan semua yang Jojo omongin barusan !Mm..Jojo ke kamar dulu! Ada tugas yang harus Jojo selesaikan!" Sang Ayah kembali mengulum senyum, menatap kepergian sang putra dengan raut wajah yang memerah sekaligus tegang.
"Jatuh cinta lah putraku! temukan kebahagiaan mu sendiri lewat gadis yang benar-benar mencintai kamu setulus hati." Do'a Vian pun terucap begitu saja dari bibirnya lalu bangkit dan pergi ke kamarnya.
Jojo langsung duduk di dekat jendela,menatap ke arah langit yang kian menggelap. Bibirnya tersenyum saat terlihat ada bayangan wajah Bianca di awan itu. Lalu saat di rumah sakit,Jojo kembali menyentuh bibirnya pelan, merasakan debaran jantungnya yang kembali tak beraturan.
"Benarkah gue jatuh cinta sama si cupu?" Lirihnya pelan.
Hal yang sama pun kini di rasakan oleh Bianca. Matanya sulit terpejam bahkan bayangan wajah Jojo kian memenuhi relung hatinya.
"Kenapa sih sama jantung gue? kenapa ingat sama Jojo terus!" Dengusnya kesal berbalik ke kiri dan ke kanan lalu bangkit dan duduk.
Ting..
"Selamat tidur Cupu jelek! jangan lupa mimpiin gue ya!" Di iringi emoticon orang tertawa terbahak.
"Dasar stres!!" lirih Bianca saat membaca isi pesan tersebut. Namun hatinya kian berbunga dan tanpa sengaja tangannya menyentuh bibirnya yang terasa kering.
Wajah Bianca pun merona merah saat mengingat kejadian yang di luar prediksi BMKG. Begitu cepat dan spontan tanpa di luar dugaan dan juga dadakan, seperti suara kilat yang begitu mengejutkan mendebarkan hatinya.
"Ciuman pertama gue..." gumamnya kembali sambil menyelusup kan seluruh tubuhnya ke dalam selimut.
"Kenapa gue gak marah saat itu terjadi? Kenapa perasaan gue merasa berbunga bunga? seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam tubuh gue? gak mungkin kan,jika gue jatuh cinta sama Jojo?"
Senyum Bianca kembali merekah sambil memeluk bantal gulingnya erat. Membayangkan wajah Jojo yang menggodanya hingga tertidur lelap.
*****
Dua hari telah berlalu setelah kejadian itu. Bianca kembali ke sekolah dengan begitu semangat. Kali ini,Jojo menunggu Bianca di tempat biasa, yang di antar oleh Rubi hingga ke jalan raya.
"Makasih ya Rubi! Kamu udah anterin aku sampai ke sini."
"Tidak apa-apa Nona. Saya lebih takut jika tak benar-benar melihat Nona pergi ke sekolah bersama Jojo."
"Makasih ya Rubi,udah percaya sama saya." Rubi pun tersenyum dan mengangguk.
"Tolong jaga Non Bianca! jangan sampai dia bikin ulah lagi!" Bianca langsung melotot ke arah Rubi membuat Jojo terbahak.
"Tenang aja! Singa ini udah jinak kok sekarang!" goda Jojo sambil perlahan menjalankan motornya.
"Hati-hati di jalan.." teriak Rubi sambil melambaikan tangan.
"Gimana perasaan Lo? masih ada yang sakit gak?" Jojo bertanya sambil memperhatikan wajah Bianca yang berdandan cupu kembali di kaca spion.
"Gak ada yang sakit,Gue udah sehat sekarang, " Jawabnya enteng membuat bibir Jojo tersenyum.
"Baguslah kalau begitu,"
"Kenapa? ada hal pentingkah?!" Jojo terdiam tak menjawab pertanyaan Bianca membuatnya mengerucutkan bibir.
"Kebiasaan!!" cibirnya mendengus sebal.
"Udah sampe! sekarang Lo cepet turun dan lihat di lapangan sekolah." Kening Bianca mengkerut dan merenung sesaat yang masih berdiam diri di depan motor Jojo.
"Cupu!! Ayo!!" panggil Jojo dari kejauhan membuatnya berlari cepat menyusul.
Langkah keduanya masuk ke dalam lapangan sekolah dan terlihat spanduk akan di adakannya lomba tahunan antar sekolah.
"Waw..Pasti ini acaranya seru banget!"
"Yang pasti setiap kelas harus berpartisipasi dan ikut tanding."
"Seriusan?!" Jojo pun mengangguk.
"Ini keren dong! Gue juga boleh ikut kalau begitu?" Antusias Bianca yang terus di angguki Jojo kembali.
"Satu hal lagi! kita akan kedatangan lawan yang tangguh dari sekolah lain. Gue denger sekolah mereka gak pernah terkalahkan setiap ada lomba beginian."
Bianca terperangah menatap Jojo lekat. " Itu baru tantangan.." lirih Bianca yang langsung di sentil keningnya pelan.
Tuk..
Awsh..
"Tantangan gundul mu!! Jangan macam-macam lagi Cupu! ingat ya, kondisi Lo masih belum stabil!" Peringatan Jojo yang di balas anggukan kecil oleh Bianca.
"Sorry Jo..! Apapun yang terjadi,gue harus ikut semua lomba ini.." Batin Bianca tersenyum puas.
"Hey cupu!" panggil Remon dari kejauhan sambil berlari menghampiri.
"Udah baikan Lo?" sambungnya yang langsung di tanggapi oleh Bianca.
"Udah dong! gue kangen banget suasana sekolah!" sahutnya cepat.
"Kalau sama gue,kangen gak?" Bisik Jojo membuat Bianca langsung berbalik dan memicingkan matanya.
"Gak! mana ada gue kangen sama elo yang super duper nyebelin!!" tekan Bianca kembali berbalik dan langsung meninggalkan Jojo dengan senyumnya yang menawan.
"Dasar Cupu.." lirihnya sambil berjalan mengikuti Bianca yang berjalan bercengkrama dengan Remon di depan.
Setelah hari itu,Bu Amanda mulai kembali masuk untuk mengajar, setelah sebelumnya dia merasa tertekan karena ucapannya yang begitu terdengar menyakitkan di hati Jojo.
Bu Amanda masuk sambil membawa formulir bagi siapa saja yang akan ikut lomba tahunan ini,termasuk lomba seni, sains,materi sekolah,olah raga dan ketangkasan.
"Apa di kelas ini ada yang mau mendaftarkan diri ?"
Semua anak-anak hanya saling menoleh dan menggelengkan kepalanya pelan. Bu Amanda kembali menghembuskan nafasnya pelan dan bergegas keluar ruangan.
"Tunggu Bu!"
Seru Jojo membuat langkah Bu Amanda terhenti.
"Saya akan ikut salah satu lombanya," Bu Amanda pun tersenyum sambil duduk kembali di kursi. Jojo melangkah dan mengisi formulir itu dengan segera,lalu tiba-tiba anak yang lain pun mulai mengikuti,mendaftarkan diri untuk ikut lomba dengan kemampuan masing-masing.
"Baiklah,lomba kali ini akan berbeda dari lomba sebelumnya! dimana setiap anak yang berbakat di dalam bidang tertentu akan di satukan dengan kelas yang lain dalam satu tim."
"Maksud ibu,kita akan berbaur dengan kelas yang lain saat salah satu dari kita yang terpilih?"
"Betul sekali! Setiap kelas akan ikut berpartisipasi dan siapapun yang terlihat berbakat dalam bidang tertentu akan di ambil lalu bergabung dengan anak dari kelas lain,untuk ikut tanding melawan sekolah lain!" Tegas Bu Amanda membuat Bianca semakin tersulut andrenalin nya.
"Ibu serius kan?!"
" Tentu saja ibu serius Bianca. Tahun ini pak kepala sekolah ingin sesuatu yang berbeda. Beliau ingin menunjukan jika anak murid perempuannya pun bisa sama tangguhnya dengan anak murid laki-laki,terutama di bidang olah raga. Apapun jenisnya."
Jojo menatap ke arah Bianca lekat, perasaannya mulai tak enak saat melihat binar matanya yang berubah terang.
"Elo gak punya pikiran yang aneh-aneh kan' cup?" tanyanya penuh selidik.
"Enggak lah! emangnya elo! yang suka berpikiran di luar nalar manusia! dan yang jelas elo itu mahluk teraneh yang pernah gue kenal!!" Jojo terperangah saat mendengar jawaban Bianca yang tak biasa. Seperti ada sesuatu yang sedang ia rencanakan dan itu sangat sulit Jojo jelaskan.
Keduanya saling menatap sinis lalu membuang mukanya masing-masing.
"Gue harap,elo gak berbuat ulah lagi Cupu...!!" batin Jojo.
"Haha..Bukan Bianca Adlova namanya,jika gak ikut semua tantangan ini..!" Batin Bianca tersenyum puas.
Keduanya saling menatap kembali dan mengangkat sebelah alis mereka masing-masing.
"Apa?!"
"Apa?!"
Keduanya kembali duduk berjauhan membuat seisi kelas hanya menggelengkan kepalanya heran.
"Mulai lagii...." Seru Remon yang sepertinya menangkap isi kepala mereka masing-masing.
hapoy Reading semuanya 🥰🥰🤗