Di balik wanita yang selalu di bully dan di hina culun ini ternyata mempunyai kehidupan yang begitu misterius dan tidak ada yang mengetahui siapa dia yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xialin12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13
Setelah pertemuan mereka hari itu, Leon sering menyapa dan membantu Xixi tanpa Xixi minta, dan itu semua membuat Lulu curiga, karena tidak biasanya Leon seperti itu pada Xixi.
Tapi saat Lulu bertanya pada Leon atas perubahan sikapnya itu, Leon hanya berkata jika dia ingin menjadi teman baik Xixi dan tidak ingin ada orang lain yang mengganggunya.
Kebetulan besok adalah hari dimana kampus mengadakan camping untuk memberikan tugas beberapa mata kuliah bagi para mahasiswa.
"Xixi, aku akan membawa tenda yang besar untuk kita berdua nanti." Ucap Lulu penuh semangat.
"Iya, jangan lupa membawa beberapa jaket dan selimut. Disana akan sangat dingin."
"Kau selalu mengingatkan ku, kau adalah teman terbaik, Xixi." Lulu memeluk tubuh Xixi.
Leon melihat kedekatan mereka, dia berfikir bagaimana reaksi Lulu jika nanti Lulu tahu identitas Xixi yang sebenarnya.
Xixi dan Lulu pergi meninggalkan kelas mereka, di susul oleh Leon di belakang.
"Tuan muda Damian, kau tidak akan mengikuti kami terus bukan?" Ucap Lulu yang melihat Leon berjalan di belakang mereka.
"Tidak, aku hanya mau jalan-jalan karena tidak ada kelas lagi."
"Baguslah, aku pikir kau akan mengikuti kami."
Leon menghela nafas, dia lalu menepuk bahu Xixi dan melewati dua wanita itu.
Lulu melihat tingkah Leon pada Xixi, dia bertanya-tanya apa yang sudah terjadi pada Leon yang pernah menjadikan Xixi barang taruhan menjadi dekat seperti itu.
"Xixi, apa yang terjadi dengan Leon?" Tanya Lulu yang bingung.
Xixi menggelengkan kepalanya "Aku juga tidak tahu."
"Hmm sudahlah, ayo kita ke toko kue yang baru buka itu."
"Iya."
Lulu menggandeng tangan Xixi, dan mereka pun berjalan keluar dari gedung kampus.
"Aku harus cari waktu yang tepat untuk memberitahu pada Lulu, sikap Leon sudah membuat Lulu sedikit curiga."
Mereka pun pergi ke toko kue yang Lulu katakan, di dalam toko kue itu ternyata sudah banyak pengunjung yang datang, dan di antara mereka ada Rachel dan tiga orang temannya.
"Lulu, lebih baik kita pergi saja, dan kembali lagi besok." Ucap Xixi yang melihat Rachel duduk di salah satu kursi.
"Tidak apa-apa, dia tidak akan berbuat macam-macam disini."
"Tapi...."
"Sudah, ayo." Lulu menarik tangan Xixi masuk kedalam toko.
Lulu dan Xixi mengambil nampan yang di sediakan oleh toko kue itu, lalu mereka mengambil kue yang mereka inginkan.
"Apa kau hanya ingin mencoba itu saja, Xixi?" Lulu melihat dua kue yang Xixi ambil.
Xixi mengangguk pelan "Iya, ini saja."
"Kau ini, ku harus lebih banyak makan."
"Tidak apa-apa, ini sudah cukup."
"Hmm baiklah, berikan padaku."
Xixi lalu memberikan nampan berisi beberapa kue pada Lulu, yang kemudian di berikan pada pelayan toko untuk di hitung dan di pindahkan ke piring.
Setelah membayar kue dan minuman, Lulu dan Xixi membawa kue yang mereka beli dan berjalan ke arah kursi yang kosong.
Kursi itu terletak tepat di belakang kursi Rachel, dan itu membuat Xixi ragu untuk melewatinya.
Lulu yang melihat itu melihat ke arah lain.
"Ayo, kita lewat dari sana." Lulu menunjuk ke jalan yang lainnya.
Xixi mengangguk, dia lalu mengikuti kemana Lulu berjalan.
Sementara itu di meja Rachel, dia menatap Xixi dengan penuh kebencian. Bagaimana pun dia masih mencurigai Xixi yang sudah membuat perusahaan keluarganya dan perusahaan milik keluarga teman-temannya di ambang kehancuran.
Di tambah sekarang dia di skors oleh kampus, yang membuat Rachel berfikir jika Xixi bisa bebas menggoda Leon.
"Rachel, kau kenapa?" Tanya salah seorang teman Rachel.
"Tidak apa-apa, aku hanya sedang banyak pikiran saja."
"Hmm, oh iya aku dengar besok kampus mu mengadakan camping. Apa kau tidak mau mempersiapkan barang-barang mu, Rachel?"
Rachel terkejut sejenak lalu menggelengkan kepalanya "Aku tidak ikut."
"Tidak ikut?"
Rachel mengangguk "Papa ku tidak membolehkan aku untuk ikut."
Rachel yang tidak mau teman-temannya tahu jika dia di skors oleh pihak kampus terpaksa berbohong. Itu karena jika teman-temannya tahu, sudah pasti mereka tidak mau pergi keluar dengan Rachel lagi.
Teman-teman yang saat ini duduk bersama dengan Rachel adalah anak-anak dari pengusaha ternama, yang pasti mereka tidak akan mau berteman dengan orang yang bermasalah atau yang membuat malu.
Rachel yang paham akan hal itu, tentu harus pintar menyembunyikan kebenaran tentang apa yang sudah terjadi padanya di kampus.
Xixi dan Lulu yang mendengar kebohongan Rachel hanya diam.
Dalam hati Lulu, dia sangat kesal dan ingin sekali memberitahu kepada mereka yang sebenarnya. Tapi dia tidak mau membuat keributan di toko kue itu.
"Xixi, setelah ini kita pergi ke supermarket untuk membeli beberapa makanan. Saat camping nanti asti sangat sulit mencari makanan ringan." Ucap Lulu di sela makan mereka.
"Kau sangat suka sekali makan, Lulu."
"Itu bisa membuat mood ku bagus, tidak seperti seseorang yang menutupi kebenaran demi mendapatkan mood yang baik dan juga teman-teman yang terkenal."
Lulu yang duduk tepat di belakang Rachel sengaja mengatakan hal itu, dan itu berhasil membuat Rachel yang mendengarnya menahan kesal.
"Lulu, kau tidak boleh mengatakan itu."
"Kenapa, aku mengatakan yang sebenarnya."
Xixi yang tidak tahu maksud perkataan Lulu hanya menggelengkan kepalanya.
Rachel yang tengah kesal melihat ke arah pintu, dan wajahnya seketika berubah. Senyumnya mengembang saat melihat seseorang yang baru saja masuk ke dalam toko kue.
Ya siapa lagi yang bisa membuat Rachel terlihat senang seperti itu, kalau bukan Leon.
Leon dan Joseph masuk ke toko kue itu untuk menghilangkan penat setelah mengikuti mata kuliah yang memusingkan.
"Rachel, bukankah itu Leonardo?" Tanya seorang teman Rachel.
Rachel mengangguk dengan cepat "Iya, itu memang kak Leon."
"Tidak di sangka dia terlihat lebih tampan dari pada di foto yang kamu tunjukan."
"Tentu saja. Ah dia melihat ke arah sini."
"Siapa laki-laki di sampingnya, tampan juga."
"Aku tidak tahu."
"Wah, mereka berjalan kesini."
Rachel tersenyum dengan senang melihat Leon dan Joseph berjalan ke arah mereka.
"Kak...."
"Hai Xixi, Lulu." Ucap Leon.
Rachel terdiam saat Leon dan Joseph melewati meja nya. Mereka bahkan seperti tidak melihat jika Rachel duduk disana.
"Rachel, kenapa Leon tidak menyapamu. Malah menyapa wanita culun yang ada di belakang kita?" Tanya teman Rachel.
Rachel diam, dia merasa semakin kesal dan di permalukan di depan teman-temannya. Pasalnya dia selalu menceritakan kedekatan dia dengan Leon pada teman-temannya itu.
"Mungkin dia tidak melihat ku, nanti aku akan menyapanya." Ucap Rachel menutupi rasa malunya.
Teman-teman Rachel hanya menganggukan kepala mereka.
"Kak Leon, kamu jahat sekali. Mempermalukanku di depan teman-temanku."
Rachel lalu mencoba menglihkan pembicaraan mereka, agar mereka tidak terus bertanya tentang hubungan dia dan Leon.
Sementara di meja lain, Xixi dan Lulu tidak menyangka jika Leon dan Joseph juga akan ke toko kue itu.
"Kakak, tumben sekali kakak makan makanan manis seperti ini?" Tanya Lulu heran.
Joseph melirik ke arah Leon yang duduk dengam Xixi.
"Hanya sedang ingin saja."
"Aneh sekali, padahal..."
"Sudah makan saja kue nya, setelah ini kita pulang."
"Tidak, aku dan Xixi mau ke supermarket. Besok kampus kita ada acara camping, dan aku belum membeli persediaan makanan."
"Kau ini mau camping, bukan mau membuka warung makanan disana, Lulu." Ucap Leon.
"Aku tahu, tapi disana tidak ada toko. Dan aku tidak bisa tahan lapar kalau malam."
Leon melihat tubuh Lulu "Kamu ini suka makan, tapi badan mu tetap kecil."
"Kenapa, apa tidak boleh?" Ucap Lulu tidak terima.
"Boleh tuan putri, sudah lanjutkan saja makannya."
Joseph memberikan tatapan tajamnya pada Leon.
Xixi yang tadi berbicara berubah jadi pendiam saat Leon duduk di sampingnya.
Leon sendiri tidak melakukan apa-apa melihat Xixi yang seperti itu.
"Xixi, kau baik-baik saja?" Tanya Lulu yang melihat Xixi diam saja.
"Ah, iya. Aku... baik-baik saja."
Xixi melirik ke arah Joseph sejenak lalu meminum jus yang ada di depannya.
"Berapa hari kalian camping?" Tanya Joseph.
"Sekitar 4 hari."
"Leon, kau harus menjaga adikku dan temannya dengan baik."
Leon mengangguk.
"Kakak, aku bisa jaga diri sendiri. Dan aku juga tidak mau di jaga oleh Leon."
"Jika kau mau ikut camping, kau harus menurut pada ku."
Lulu menghela nafas dan menatap Leon dengan tidak suka.
"Aku akan menjaga adikmu dengan baik, tapi untuk Xixi... aku rasa dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri."
"Leon!" Lulu menatap Leon dengan tajam.
Sementara Xixi memegang garpunya dengan erat saat mendengar perkataan Leon.
Xixi tahu Leon mengatakan itu karena dia sudah mengetahui identitas Xixi yang sebenarnya. Dan menurut Leon, Xixi pasti akan mendapatkan perlindungan dari keluarga William secara diam-diam, jadi tidak memerlukan perlindungan darinya.
Setelah selesai makan, Xixi,dan Lulu keluar dari toko kue di ikuti oleh Leon dan Joseph.
"Aku akan mengantar kalian ke supermarket." Ucap Joseph.
"Itu bagus, kakak bisa membantu membawa belanjaanku."
Joseph menganggukan kepalanya.
"Kak Leon."
Leon dan yang lainnya berhenti dan melihat Rachel juga beberapa temannya mendekat.
"Ternyata benar kak Leon."
Leon menatap Rachel dengan datar, dia masih ingat apa yang dia dan teman-temannya lakukan pada Xixi di atap kampus.
"Ada apa?" Tanya Leon dingin.
Rachel tersenyum canggung mendapat tatapan itu dari Leon.
"Ka.. kakak mau kemana?"
"Beli perlengkapan camping."
"Wah, pas sekali. Rachel juga harus membeli beberapa perlengkapan camping juga. Bagaimana kalau kalian pergi bersama?" Ucap salah seorang teman Rachel.
Leon mengerutkan dahinya, dia tidak mengerti apa yang teman Rachel katakan.
"Orang yang di skors dari kampus, kenapa harus susah-susah mempersiapkan barang untuk camping?" Celetuk Lulu.
"Lulu." Xixi menarik tangan Lulu dan menggelengkan kepalanya.
"Di skors? Maksudnya, Rachel di... skors?" Ucap teman Rachel tidak percaya.
Leon mneghembuskan nafasnya dan menatap Rachel dengan tajam.
"Mau sampai kapan kamu seperti itu, membohongi orang demi kehidupan yang penuh sandiwara, Rachel? Apa kamu tidak lelah?" Ucap Leon.
Teman-teman Rachel saling bertatapan, mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
"Kak Leon, aku tahu aku salah. Aku minta maaf."
"Minta maaf, bukankah orang yang harus kamu mintai maaf ada disana?" Leon menunjuk Xixi yang berdiri di belakangnya.
Xixi yang di tunjuk Leon hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Tunggu. Ini... ini sebenarnya ada apa? Kenapa Rachel harus minta maaf sama wanita culun itu, dan kenapa Rachel di skors?" Tanya teman Rachel yang penasaran.
"Oh jadi memang benar dia tidak mengatakan pada kalian?" Lulu berjalan mendekati Leon di susul Joseph yang tidak mau terjadi sesuatu pada adiknya.
"Katakan, apa yang sebenarnya terjadi pada kami."
"Dia, dia wanita jahat! Dia dan teman-temannya sudah memukuli temanku hingga harus di rawat di rumah sakit dan dia juga menahanku dan menamparku, makanya dia di skors dari kampus selama 3 bulan."
Teman-teman Rachel terkejut mendengar itu.
Rachel menggelengkan kepalanya karena tidak mau teman-temannya tahu bagaimana dia yang sebenarnya.
"Tidak, aku tidak melakukan itu. Dia berbohong, aku tidak pernah melakukan hal yang kejam seperti itu. Kalian tahu bagaimana aku, bukan?" Rachel menarik tangan salah satu temannya, agar mereka percaya padanya.
Leon menggelengkan kepalanya "Sudahlah, dia tidak akan mengaku dan tidak akan meminta maaf."
Leon berbalik dan berjalan meninggalkan Rachel dan teman-temannya.
Lulu yang sangat membenci Rachel menatapnya dengan geram, dan berjalan pergi dengan kesal.
"Jika kalian tidak percaya, kalian bisa bertanya pada pihak kampus dimana dia kuliah. Kebetulan adikku dan temannya satu kampus dengan dia. Dengan begitu kalian akan tahu bagaimana sifat teman kalian yang baik ini." Ucap Joseph sebelum ikut pergi meninggalkan mereka.
Setelah Leon dan yang lainnya pergi, teman-teman Rachel menatap Rachel dengan curiga.
"Rachel katakan pada kami, yang mereka katakan itu benar atau tidak." Ucap salah seorang teman Rachel padanya.
"Tidak, tentu saja tidak, aku bukan wanita yang seperti itu. Mereka sangat tidak suka padaku, makanya mereka mengatakan itu untuk memfitnahku. Kalian harus percaya padaku, kalian tahu siapa aku."
"Sudahlah, kita akan tahu nanti. Aku sudah menghubungi seseorang untuk mencari tahu. Kau tahu Rachel, kita tidak suka dengan orang yang suka membuat masalah, apalagi orang-orang yang jahat."
Rachel hanya mematung mendengar perkataan temannya itu, dia tentu akan kehilangan teman-temannya setelah mereka tahu apa yang sudah dia lakukan di kampus.
Dia benar-benar akan kehilangan kepercayaan dari teman-temannya dan tentu saja dia akan di hiraukan oleh mereka yang selama ini berteman dengannya.
"Kak Leon, dan kalian. Aku akan membalas semuanya."
Rachel tidak tahu, jika apapun yang dia lakukam tidak akan berguna bagi Xixi. Mau dia menggunakan koneksi keluarganya atau tidak, semuanya akan sia-sia.