Hati istri mana yang tidak sakit, tiba-tiba suami membawa istri barunya. Adelia, berniat untuk balas dendam. sebelum dirinya meninggal sang suami, tetapi istri baru sang suami diam-diam memiliki rahasia. Apakah terbongkar rahasia istri kedua, sebelum Adelia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Ancaman
"Mas, aku gak suka dengan sikap ibumu. Masa dia mengatur uangmu segala,gimana nasibku mas? Gak bisa shopping dan lainnya, gajihku cuman 5 juta mas. Tidak seperti mu, jauh lebih besar". Devi, menggerutu kepada suaminya. Aaarghhh....Sama aja,aku menikah dengan mas Alfan tidak ada artinya. Masa iya,ibunya yang pegang gajih suamiku.
"Palingan cuman sebentar kok,nanti mas bujuk lagi ibu. Kamu yang sabar yah,ini cuman sementara kok". Alfan, membujuk istrinya.
"Semua ini gara-gara mbak, Adelia. Pasti dia sudah mempengaruhi pikiran ibu, jadinya seperti ini". Devi, langsung menyalahkan istri pertama suaminya itu.
"Gak mungkin Adelia, bersifat seperti itu". Alfan, tidak mempercayai ucapan Devi. Masa iya, Adelia bersifat seperti itu? Aahh...Mana mungkin,karena aku tau bagaimana watak asli Adelia.
"Mas,kamu tidak mempercayai ucapan ku? Seharusnya kamu sadar,mas. Kenapa ibu, tiba-tiba berubah? Jelaslah mbak Adelia, menghasut ibu mu. Cuman mbak Adelia, sangat dekat dengan ibu dan selalu memahaminya". Tegas Devi,mulai mempengaruhi pikiran suaminya itu.
Alfan, mencoba mencerna ucapan istrinya dan mengangguk kepala. "Ada benarnya juga sih, apa yang kamu katakan. Lalu,mas harus apa? Masa marah-marah kepada Adelia,yang ada dia balik marah".
"Itulah kamu mas,lemot dan lemah dengan mbak Adelia. Kamu tegas dong, sebisanya kita mengambil hati ibumu. Biar Adelia, tidak bisa berbuat apa-apa. Enak saja dia, mendapatkan uang perbulan 6 juta. Menyebalkan sekali,dia enak di rumah. Tidak seperti kita,kerja dan capek mikirin berkas-berkas". Sungutnya Devi, dengan kesal. Awas kamu mbak,aku tidak akan tinggal diam.
"Loh,kenapa nyalahin aku Dev? Ikutin saja perkataan ibu,kamu mana mungkin kekurangan apapun. Jika Adelia,keluar dari rumah ini. Kamu mau mengurus ibuku,tidak kan? Adelia, tidak akan mendapatkan uang bulanan sebesar itu. Percayalah kepada mas,karena aku cuman mencintaimu tidak dia". Ucap Alfan,merayu istrinya agar di percayai.
"Iya,aku percaya mas. Jangan lama-lama ibumu yang memegang uang,bisa berabe jadinya. Takutnya mbak Adelia,malah membujuk ibumu dan mengirim uangnya lebih. Aku gak terima loh,mas. Apalagi gak adil terhadap ku,". Gerutu Devi, bergelut manja di pangkuan suaminya.
"Iya,aku akan mengawasi ibu. Nanti aku bicarakan tentang ini, masalah uang bulanan Adelia. Aku tidak menyetujui dengan permintaannya,enak saja mau berfoya-foya dengan gajih ku,". Tegas Alfan, mengusap wajahnya dengan kasar. Dia memikirkan sesuatu,agar istri pertamanya tidak mendapatkan sepersen uang darinya.
Mendengar ucapan sang suami, Devi tersenyum sumringah dan tak sabar menunggu kesengsaraan Adelia. Terus giat mengurus rumah ini dan merawat ibu mertuanya. Tetapi, tidak ada uang imbalan seperti yang di ucapkannya.
Aku harus bisa menyingkirkan wanita tua itu, tetapi bukan aku yang di salahkan. Melainkan mbak Adelia, sekaligus mengusir dari kehidupan mas Alfan.Batin Devi,tak sabar menjalankan rencana liciknya.
Sedangkan Adelia, menyuapkan makanan ke mulut ibu mertuanya. Kali ini bu Norma, tengah sibuk memainkan ponselnya. Sebenarnya dia muak dengan sikap bu Norma,yang berubah-ubah. Terkadang baik, memahami dirinya, marah-marah tidak jelas,ada saatnya manja seperti ini.
Adelia, pasrah melayani ibu mertuanya sampai sekarang. Namun kali ini,dia tidak akan tinggal diam. "Bu,besok mas Alfan gajihan. Jangan lupa transfer ke rekeningku,gajih selama sebulan 6 juta. Jika ibu tidak mau mengirim uang yang aku minta, siap-siaplah untuk kehilangan ku. Lebih baik aku pergi dan cari pekerjaan yang bergajih. Tidak seperti sekarang, capek-capek ngurus ini dan itu. Nyatanya tidak ada menghasilkan uang apapun, sudah cukup aku menghabiskan waktu ku. Tetapi, sia-sia dan di khianati".
"2 juta aja, ngapain 6 juta segala. Sama aja kamu menguras uang anakku, ingin menikmatinya. Anggap saja,4 juta potong makan,dan yang kamu gunakan sehari-hari. Seperti sabun, listrik,air, kamar, pokoknya banyak lah. Kamu itu menantu ku, sudah sepatutnya mengabdi kepada keluarga suami. Mau jadi menantu durhaka ha?". Bentak bu Norma,sama saja mengeluarkan tanduk Adelia. "Sama mertua dan suaminya, perhitungan sekali. Mau jadi apa kamu Adelia,masih untung tidak di ceraikan Alfan". Lanjutnya lagi, membuat Adelia naik pitam amarahnya.
Brak!
Adelia, meletakkan piring di atas meja. Suaranya lumayan keras, beruntung tidak pecah. Mampu melonjak terkejut, ibu mertuanya. "Kalau begitu,aku permisi bu dan mencari pekerjaan di luar sana. Ngapain aku mengabdi di keluarga ini, sedangkan suamiku menikah lagi. Lalu,aku di jadikan babu gratiskan begitu? Lantas, bagaimana dengan Devi? Dia enak-enak tidur dan bekerja, tidak memikirkan lainnya dan lelah mengerjakan tugas rumah ini". Kata Adelia, berusaha untuk mengontrol emosinya. "Aku juga bisa bu, bekerja seperti Devi. Umurku masih muda, tidak sebodoh kalian kira" lanjutnya lagi, mengatur nafasnya yang memburu.
Bu Norma, menatap tajam ke arah menantunya. "Ck,mau kemana kamu ha? Cuman kami keluarga mu, Adelia. Menantu durhaka kamu,suka sekali mengancam ibu. Emangnya ibu, mempercayai ucapan mu ha? Hahahaha...Kali ini tidak,enak saja mau menikmati uang anakku. Kami tidak berhak atas uang anakku, ancam kan".
"Mas! Mas Alfan!Mas!". Adelia, berteriak-teriak memanggil suaminya itu. "Oke,jika ibu anggap ancaman ku main-main saja. Akan aku buktikannya bu dan jangan menyesalinya".
"Ngapain kamu memangil anakku,ha? Mau ngadu kamu,ck". Bu Norma, tersenyum meremehkan Adelia.
"Maassss...! Mas Alfan!". Teriak Adelia, sekeras mungkin karena kesal dengan ibu mertuanya. "Aku memanggil mas Alfan, tidak mengadu. Melainkan pamit pergi dari rumah ini, memintanya untuk menjaga ibu". Tegas Adelia, memanggil suaminya lagi.
"Astaga Adelia,kamu kenapa teriak-teriak ha? Gak jelas banget,aku pusing dan mau beristirahat sejenak. Karena besok mulai bekerja, seperti biasanya". Alfan,datang dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Iya,mbak. Jangan ganggu kami deh,karena besok masuk kerja lagi. Gak kaya mbak, enak-enak di rumah". Sambungnya Devi,sama saja mengobarkan api lagi.
"Apa tadi,kamu bilang aku enak-enak di rumah? Oh,apa Kamu ingin mengerjakan tugas rumah ini dan mengurus ibu mertuamu. Ayo,kita tukar posisi dan aku bekerja. Bagaimana,mau gak? Ck, tidak mau kan membersihkan bab ibu mertuamu dan menggantikan pampers juga". Kata Adelia, dengan tatapan tajam.
Devi, langsung diam dan tidak berbicara apapun lagi. Kurang ajar sekali,mbak Adelia benar-benar membantah perkataanku.Batinnya, mengepalkan kedua tangan.
"Kenapa diam,ha?". Teriak Adelia,yang sudah marah padam.
"Adelia,jangan teriak-teriak. kamu ini yah,semakin hari semakin ngulanjak aja. Apa tidak malu di dengar tetangga sebelah, pusing ibu jadinya". Sahut bu Norma, langsung.
Alfan, memejamkan matanya dan menghirup udara dalam-dalam. "Adelia, apa lagi ha? Belum cukup kah,membuat keributan lagi".
Mendengar ucapan sang suami, sudah pasti Adelia menyeringai tajam tak sabar membuat suaminya gelabakan karena kepergiannya.
Sadar, eling lah bu dah tua, cacat pula eh masih doyan banget harta duniawi..
Alfan berbakti siy ke ibunya cuma ga bisa kontrol nafsu syah*at nya..
Semangaat thor, ditunggu karya2 lainnya..
Tengkyuuuu..