NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Istri BOS

Mendadak Jadi Istri BOS

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Dendam Kesumat / Paksaan Terbalik
Popularitas:7.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Setelah dikhianati sang kekasih, Embun pergi ke kota untuk membalas dendam. Dia berusaha merusak pernikahan mantan kekasihnya, dengan menjadi orang ketiga. Tapi rencanya gagal total saat Nathan, sang bos ditempatnya kerja tiba tiba menikahinya.
"Kenapa anda tiba-tiba memaksa menikahi saya?" Embun masih bingung saat dirinya dipaksa masuk ke dalam KUA.

"Agar kau tak lagi menjadi duri dalam pernikahan adikku," jawab Nathan datar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PINDAHAN

Jika pasangan lain akan langsung bahagia setelah sah, beda dengan Embun dan Nathan Tak ada sedikitpun raut bahagia diwajah keduanya. Bahkan saat mencium tangan Nathan, Embun sampai gemetaran. Pikirannya tak karuan, membayangkan kehidupannya kedepan dengan pria yang telah sah menjadi suaminya itu. Sudah bisa ditebak, pasti tidak akan mudah.

Selesai urusan di KUA, Nathan langsung membawa Embun. Sementara Paklik, Dimas yang mengantarkannya pulang.

Didalam mobil, Embun menunduk sambil memainkan jamarinya. Suasananya benar banar canggung. Rasanya masih seperti mimpi, sekarang statusnya adalah istri. Istri dari seorang bos. Hingga mobil tersebut memasuki halaman rumah yang lumayan luas, tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut keduanya.

Embun menatap rumah mewah yang ada dihadapannya. Apakah ini rumah keluarga Nathan? Dan jika benar, apa iya, nanti dia akan serumah dengan Rama? Setahu Embun, Rama tinggal dirumah mertuanya.

"Kau mau turun apa duduk terus disana?" Pertanyaan Nathan membangunkan Embun dari lamunannya. Melihat Nathan yang sudah membuka pintu, buru-buru dia melepas seatbeltnya lalu menyusul keluar.

Jantung Embun berdegup kencang saat pertama kali melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Sepi, dia tak melihat satu orangpun dirumah tersebut.

"Kenapa sepi sekali?" tanya Embun.

Nathan yang berjalan didepannya seketika berhenti dan membalikkan badan kearah Embun. Tatapan matanya sangat tidak bersahabat, membuat Embun langsung ketar ketir. "Ini rumah, bukan pasar, jadi jangan harap akan ramai."

Embun menelan ludahnya susah payah. Berhadapan dengan Nathan, membuat kerja jantungnya makin berat. Semoga saja dia bisa terus sehat kedepannya.

"Aku tak suka keramaian. Jadi jangan pernah bawa teman atau siapapun kerumah ini. Dan satu lagi, jangan pernah menyetel musik terlalu keras, aku tidak suka." Nathan kembali membalikkan badan setelah mengatakan itu. Tapi belum sempat kakinya melangkah, dia kembali berbalik menghadap Embun.

"Dan lagi, aku tak suka binatang. Jadi jangan mimpi mau memelihara binatang apalagi beternak disini. Tak ada satu hewanpun yang aku izinkan berada dirumahku."

"Kalau ada semut gimana?" celetuk Embun. Tatapan tajam Nathan langsung membuat nyalinya menciut. "Becanda," lanjutnya sambil membuat huruf v menggunakan jari.

Astaga, tatapannya mengerikan sekali.

Nathan membuang nafas berat lalu lanjut berjalan, menaiki tangga tanpa mempedulikan Embun yang terus mengekor dibelakangnya.

Embun celingukan, rumah ini tak hanya sepi, tapi sangat sepi, seperti tak ada orang lain selain mereka berdua.

Nathan berhenti didepan sebuah pintu. "Ini kamarku. Dan kamu, kamu bebas memilih mau tidur di kamar yang mana saja."

Embun mengerutkan kening. "Memilih?" apa ini artinya, mereka tak tidur sekamar?

Nathan tersenyum miring. "Kau pikir kita akan tidur sekamar? Jangan mimpi," tekan Nathan sambil melotot didepan Embun. "Aku tak sudi tidur seranjang dengan wanita murahan sepertimu."

Mata Embun langsung melotot dikatakan murahan. "Apa maksud An_"

BRAKKK

Embun langsung terjingkat sambil memegangi dadanya. Hampir saja jantungnya copot gara gara ulah Nathan yang tiba tiba masuk kamar dan membanting pintu dengan keras.

"Untung saja aku tak punya penyakit jantung, kalau tidak, aku pasti sudah mati," gerutu Embun. "Kalau saja dia bukan bos sekaligus suamiku, sudah pasti aku maki habis habisan. Dimana sopan santunnya, tiba tiba masuk kedalam kamar dan membanting pintu dengan kasar, padahal aku belum selesai ngomong. Dan apa tadi, dia bilang aku murahan? Astaga, minta dirobek mulutnya." Embun terus terusan mendumal sampai lelah sendiri. Dan akhirnya, dia menyusuri ruangan demi ruangan untuk mencari tempat tidur yang dirasa cocok. Dan akhirnya, pilihannya jatuh pada kamar yang ada dilantai 1.

.

.

Embun kaget saat baru membuka mata, ternyata sekarang sudah sore. Lama juga dia tidur. Gegas dia kekamar mandi, tapi keluar lagi saat ingat, dia tak ada baju ganti. Semua pakaiannya masih ada di kosannya.

Embun memutuskan pergi ke tempat kos, tapi saat hendak keluar rumah, dia teringat Nathan. Saat ini, dia sudah menikah, jadi mana bisa dia pergi tanpa pamit dulu.

Tok tok tok

Embun mengetuk pintu kamar Nathan beberapa kali.

"Pak Nathan, Pak."

Tak ada sahutan, dia kembali mengetuk dan memanggil. Tapi tetap sama, tak ada sahutan.

"Sebenarnya dia tidur apa mati sih?" gerutu Embun.

"Aku belum mati."

Deg

Embun langsung terjingkat mendengar suara dari belakang. Saat dia berbalik, ternyata Nathan ada dibelakangnya. Pria itu membawa sebotol air mineral ditangan.

"Maaf," ujar Embun sambil nyengir.

Keduanya lalu sama sama diam, hingga Embun teringat tujuan dia mencari Nathan. "Saya mau ambil barang-barang saya ditempat kos."

"Lalu?"

"Hah?" Embun malah bingung. "Saya mau ijin, mau ambil barang ditempat kos," dia kembali mengulang.

"Tidak udah diulang, kamu pikir saya budeg?"

Embun langsung menelan ludah. Astaga, kenapa rasanya susah sekali untuk berkomunikasi baik baik dengan Nathan.

"Emang apa urusannya dengan saya? Kalau mau pergi, ya pergi saja." Nathan berlalu begitu saja, melewati Embun dan masuk kedalam kamarnya.

Mulut Embun menganga lebar. Menyesal dia minta izin pada Nathan. Tahu gini, dia langsung pergi saja tadi. Dengan perasaan kesal, Embun menuruni tangga sambil memesan ojek online.

Sesampainya di tempat kos, Embun berpamitan pada pemilik kos dan tetanganya. Beruntung mereka semua baik, mau membantunya untuk membereskan barang barang dan mengangkutnya kedalam taksi online.

Turun dari taksi, driver membantunya menurunkan barang dihalaman. Tak bisa membawa masuk semua sekaligus, Embun menarik sebuah koper dan meninggalkan beberapa kotak barang diluar.

"Kenapa malam sekali pulangnya?"

Embun terkejut saat baru masuk, Nathan sudah menyemprotnya dengan pertanyaan bernada pedas. Ternyata Nathan ada diruang tamu dan terlihat sedang sibuk dengan laptop dihadapannya.

"Namanya juga pindahan," sahut Embun santai. Dia lalu memasukkan kopernya kedalam kamar. Sebenarnya dia sudah lelah, tapi masih banyak barang diluar yang harus dia bawa masuk.

Embun kembali keluar, mengangkut barang-barangnya satu persatu hingga dia harus bolak balik. Sementara Nathan, pria itu hanya melirik melalui ekor mata, tanpa ada niatan membantu.

"Pak," panggil Embun dengan nafas tersengal. Rasanya lelah sekali setelah bolak balik beberapa kali. "Pak," dia memanggil lagi dengan sedikit lebih keras karena Nathan tak menyahuti. Tapi tetap saja, Nathan tak merespon. "Pak Nathan," teriak Embun yang mulai kehabisan kesabaran.

"Kau pikir ini hutan, pakai teriak teriak," sahut Nathan.

Embun mengepalkan kedua telapak tangannya sambil menggeram tertahan. Nathan sungguh mencabar kesabarannya. Tapi dia tak boleh marah karena sedang butuh bantuan Nathan untuk mengangkut kotak yang paling besar.

"Bolehkah saya min_"

"Tidak," potong Nathan cepat sebelum Embun menyelesaikan kalimatnya. Pria itu lalu menutup laptop dan beranjak dari sofa.

Embun menghentakkan kaki kelantai. Ingin sekali dia mencakar cakar pria menyebalkan itu. Dia lalu lanjut membawa masuk barang-barangnya.

Embun menatap kardus terakhir yang ukurannya paling besar. Jika tadi dikos, dia mengangkatkan berdua, kali ini, meski berat, terpaksa harus dia angkat sendiri. Saat membungkuk hendak mengangkat kardus tersebut, Embun melihat Nathan berjalan kearahnya. Suaminya itu membawa sebotol air mineral yang sepertinya baru diambil dari kulkas. Terlihat dingin dan sangat segar.

Ternyata dia peduli juga, batin Embun sambil tersenyum.

Nathan berhenti beberapa langkah didepan Embun. Dia membuka tutup botol lalu meminumnya sendiri.

Glek glek glek

Embun melongo sambil menelan ludah. Tadi dia pikir Nathan mengambilkan minuman itu untuknya.

"Kau mau?" tanya Nathan saat minumannya tinggal separuh.

Karena Nathan tak menempelkan bibir saat meminum, Embun langsung mengangguk. Selain itu, dia memang sangat kehausan saat ini.

"Ambil aja sendiri," sahut Nathan sambil menahan tawa melihat ekspresi mupeng Embun. Dan tanpa perasaan, dia menghabiskan sisa minuman didalam botol hingga tandas.

1
Eli Elieboy Eboy
𝚌𝚒𝚞𝚖𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚛𝚘𝚖𝚊 𝚝𝚎𝚖𝚙𝚎 🤣🤣🤣
Eli Elieboy Eboy
𝚢𝚊 𝚊𝚖𝚙𝚞𝚗 𝚎𝚖𝚋𝚞𝚗 𝚔𝚊𝚝𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕𝚊𝚗 𝚙𝚒𝚗𝚐𝚜𝚊𝚗 𝚔𝚘𝚔 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚓𝚍 𝚠𝚘𝚘𝚘𝚠𝚠𝚠 𝚜𝚒𝚑 🤣🤣🤣
Eli Elieboy Eboy
𝚙𝚎𝚙𝚎𝚝 𝚝𝚛𝚞𝚜 𝚎𝚖𝚋𝚞𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚗𝚒𝚎𝚕
Kuswaty Darra
Makasih untuk novel nya
Eli Elieboy Eboy
𝚞𝚗𝚝𝚞𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚗𝚊𝚝𝚑𝚊𝚗 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝟸 𝚍𝚒 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚙𝚎𝚗𝚍𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊𝚊𝚗 𝚎𝚖𝚋𝚞𝚗
𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚍 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚠 𝚋𝚞𝚌𝚒𝚗 𝚔𝚎 𝚎𝚖𝚋𝚞𝚗
Eli Elieboy Eboy
𝙿𝚊𝚛𝚝 𝚊𝚠𝚊𝚕 𝚞𝚍𝚑 𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚍𝚞𝚔𝟸 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚎𝚖𝚘𝚜𝚒
Pipit Aprilianti
Luar biasa
Saya Baru
bagus sy suka bacanya dari awal smpe akhir ko tamat sih thor
Rida Arinda
suka bgt novel yg ceritanya benci jd cinta 🤗🤗 bahasanya kaya d rmh tangga kita2 saling ledek2an😁😁 mksh othor story' y seru 🤗🤗🤗
endang nastusil
pokok e apik tenan
endang nastusil
saya suka ceritanya thor. makasih
aria
Luar biasa
🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁❣️🥑🤎㊍㊍
confirm bau tempe nih hahahahahahaha
🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁❣️🥑🤎㊍㊍
Luar biasa
🏠⃟ᵐᵒᵐરuyzz𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁❣️🥑🤎㊍㊍
hahhahahahhah
sari tambang
Kecewa
sari tambang
Buruk
rehanul karim
/Drool/
Astuti Tuti
Luar biasa
vinagia_syari/pku
baguss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!