melati adalah seorang wanita cantik dari kampung yang ikut merantau suaminya ke Surabaya, dengan berbekal ijazah SMA ia pun di terima kerja di sebuah perusahaan dengan posisi hanya sebagai karyawan produksi biasa, tapi di saat itulah anak dari bosnya jatuh cinta pada nya, akankah melati bisa sepenuhnya setia atau malah jatuh cinta pada bos nya, ikuti terus kisahnya ya guys.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seindah Permata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13
Segera melati ganti dengan botol air mineral biasa yang tidak di masukkan ke kulkas.
"Makasih yang" ujar Athar
"Sama-sama" melati mengangguk lalu mencari-cari sesuatu di kulkas, tapi tidak ada yang bisa ia masak karena memang isinya tidak ada bahan makanan, lalu melati membuka lemari di atas kompor, hanya ada beberapa mi instan di dalamnya.
"Mau makan mi instan nggak??" Tanya melati karena ia takut Athar tidak menyukainya, melati juga tidak pernah melihat Athar makan mi instan.
"Ee... Kan nggak sehat yang, sama mama juga nggak boleh" ujar Athar.
"Daripada kamu laper mas? Emang tahan semaleman gini?" Tanya melati, Athar masih berpikir memang perutnya sangatlah lapar.
Akhirnya ia pun menyetujui melati, "toh sekali ini juga, mama juga nggak bakal tau" batin Athar
"Iya deh, aku laper banget" jawab Athar. melatipun mulai memasak, melati mengikat rambutnya ke atas sehingga terpampang jelas leher jenjangnya yang putih mulus.
melati memasak mi kuah nya dengan di tambah beberapa bahan dapur dan sayur kol yang masih tersisa sedikit di kulkas, ia juga menambahkan potongan sosis dan bakso yang masih tersedia di kulkas nya.
Butuh waktu sekitar lima belas menit melati kemudian membawa dua buah mangkok berisi mi instan kuah di tangannya.
"udah jadi mas, silahkan di makan" ujar melati meletakkan dua mangkok itu satu untuk Athar satu untuk nya.
Wangi mi yang di masak melati sangat menggugah selera Athar. Athar mulai mencicipi sedikit kuahnya.
"Hmm.. enak banget yangg" Athar segera memakan mi nya dengan lahap.
"Pelan-pelan mas, masih panas banget itu, kayak nggak pernah makan mi instan aja" ujar melati mengingatkan Athar.
"Iya sayang, ini mas pelan-pelan, emang belum pernah sama sekali" ujar Athar sambil meneruskan makannya.
"Hah.. seriusan, terus di dalem lemari itu mie siapa?? " Tanya melati kaget.
"Kayaknya punya Bu Santi, yang beresin apartemen ini dua hari sekali. Di rumahku nggak pernah ada mie instan, mama ketat banget soal makanan sehat, apalagi buat aurel" ujar Athar menceritakan keluarga nya. Aurel adik Athar yang masih duduk di bangku SMA. melati hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, mencoba mengerti kehidupan orang kaya.
"Emang beda ya mas kalau Sama orang miskin, aku aja kalau di kampung satu mi instan bagi dua sama si Faiz" kekeh melati membedakan antara keluarga nya, Faiz adik laki-laki melati yang berumur 12 tahun sekarang.
"Nggak tau juga sih" ujar Athar
"Besok kamu izin gak masuk dulu ya, mas mau ajak kamu ke suatu tempat" lanjut Athar, melati seketika menoleh.
"Kemana mas? Aku alesan apa besok?"
"Udah ikut aja, kamu izin kepentingan apa kek"
"Yaudah mas besok pagi aku telpon pak Rudi" Athar mengangguk.
Mereka meneruskan makan mie instan, setelah selesai mereka masuk kamar tanpa membereskan mangkuk sisanya karena sudah terlalu malam.
Athar langsung berbaring di ranjang, melati segera mencegahnya.
"Duduk dulu mas, jangan langsung tidur" ujar melati, Athar pun menurut. Segera Athar merengkuh tubuh melati mencium leher melati dalam.
"Ihh mas apaan sih" melati agak terkejut, tapi membalas pelukan Athar.
"Habisnya mas gemes banget dari tadi pengen cium pas kamu masak, tapi perut mas laper banget, mana s*ksi banget dari belakang, apalagi gak pake Daleman " tangan Athar kemudian memegang dada melati tanpa br*, mengusap-usap ujung kecil yang menonjol Disana.
"Euuhh mass.." desah melati
Mereka pun melanjutkan ronde ke dua malam ini sampai jam setengah 4 pagi baru mereka kelelahan dan tidur.
Jam setengah 7 pagi hp melati berdering pak Rudi atasannya menelfon. melati yang terganggu suara telponnya meraba-raba meja di samping ranjangnya, setelah mendapatkannya melati menjawab panggilannya.
"Halo melati" suara pak Rudi di sana.
"Ha..halo.. pak" melati agak terkejut karena suara pak Rudi agak keras.
"Jadi kamu ada kepentingan apa kok jam 2 pagi kirim pesan mau izin hari ini?"
"Ee .. ada .. kepentingan keluarga pak" bohong melati.
"Oke, tapi besok masuk kan??"
"Iya besok masuk lagi kok, hari ini aja"
"Ya sudah, hari ini saya kasih izin, tapi besok nggak ya, soalnya kamu tau sendiri kalau satu orang nggak ada agak repot produksi nya"
"Siap pak" pak Rudi menutup telponnya.
"Huhh, tegang banget sih aku kalau bohong gini" melati kemudian melepaskan pelukan Athar dan menuju kamar mandi, segera ia membersihkan diri, kemudian mengenakan baju, setelah selesai pakai krim siang yang selalu di belikan Athar dan berdandan seadanya, melati segera membangunkan Athar.
"Mas bangun, udah pagi ini" melati menggoyangkan tubuh Athar agak kuat agar Athar segera bangun.
"Euuhhhh.." Athar mulai membuka matanya, melihat melati tersenyum manis di depannya segera ia bangun, mencium pipi melati dan memeluk tubuh melati dengan erat.
"Cepet mandi mas, katanya mau pergi kita"
"Iya sayang bentar dulu" agak lama melati membiarkan Athar memeluknya mungkin sebagai pelukan terakhir nya, pikir melati.
Athar melepaskan pelukannya.
"Mandi ya mas? melati siapin air anget dulu" Athar mengangguk, melati beranjak ke kamar mandi, menyiapkan air hangat untuk Athar.
Setelah selesai Athar pun mandi, sedangkan melati mengambil beberapa pakaian nya yang ada di kamar Athar, ia memasukkan nya ke dalam tasnya yang melati bawa hanya pakaian miliknya sendiri, sedangkan yang Athar belikan ia tinggal disini.
Athar keluar mengenakan handuk di pinggangnya, melihat kamarnya sudah rapi dan bersih, dan melati sedang sibuk memasukkan barangnya ke dalam tasnya.
"Udah beres-beres?" Tanya Athar membuka lemari mencari baju yang akan ia kenakan.
"Udah mas" jawab melati menoleh sebentar.
"Mau berangkat habis ini mas?" Tanya melati Athar mengangguk.
"Aku nunggu di mobil kamu boleh nggak, soalnya barangnya lumayan banyak" melati selesai dengan kegiatannya.
"Biar mas bawain aja nggak apa-apa"
"Nggak papa mas aku bisa kok, aku nunggu di bawah, sekalian di mobil ada beberapa barang aku juga" melati segera mengambil kunci mobil Athar dan melangkah keluar.
"Yaudah tunggu dibawah ya, lima menit mas selesai " ujar Athar.
"Siap bos" melati keluar apartemen Athar.
Saat keluar dari lift melati berpapasan dengan wanita paruh baya, cantik dan elegan dengan gaya pakaian ibu-ibu kekinian yang semakin membuatnya tampak lebih muda dari usianya yang seperti nya sudah akan menginjak 50 tahun, melati tersenyum menunduk sopan.
"Permisi Bu" ujar melati wanita itu membalas senyum lalu melangkah masuk ke lift.
"Manis banget itu gadis, adem banget liatnya, pengen jadiin mantu, hihihi" Ambar bicara sendiri di lift karena memang ia sendirian.
"Beda banget sama Marissa, sombong dan angkuh kalau jalan kayak orang paling cantik aja" lanjutnya mengingat pacar anaknya yang gayanya selangit, "apalagi paling kesel kalau sama orang yang lebih tua nggak ada sopan-sopannya " greget Ambar.
Ia pun berhenti bergumam karena tujuan lift nya sudah berhenti. Ambar segera keluar dari lift menuju unit anaknya.
semoga p Chandra secepatnya mengetahui keburukan istrinya ya