"Simpanan Suamiku selama ini ... MAM4?!!! nggak mungkin, nggak mungkin mam4 tega melakukan ini padaku. Aarrgghhh!!!"
Ungkapan kekecewaan Kimberly terdengar melalui jeritan kerasnya setelah menemukan kebenaran yang tersembunyi di ponsel suaminya. Mam4 yang selama ini dihormatinya dan sangat disayanginya, ternyata adalah simpanan dari suaminya sendiri.
Bagaimana jadinya jika orang yang kau anggap sebagai mam4 tiri yang begitu kau cintai melebihi siapapun, dan kau perlakukan dengan penuh kasih sayang seperti mam4 kandungmu sendiri, tiba-tiba menjadi sumber konflik dalam pernikahanmu?
Di depannya ia terlihat begitu baik, namun di belakangnya ia bermain peran dengan licik. Penasaran dengan kisahnya? Segera simak perjalanan emosional Kimberly hingga akhir cerita!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24. Salah dan Benar
Setelah Dania turun dari mobilnya, Kimberly segera memacu mobilnya menuju ke rumahnya. Di tengah perjalanan, pikiran Kimberly dipenuhi oleh kata-kata Dania yang terus terngiang dalam benaknya, membuatnya tak henti-hentinya mengingatnya.
"Kok aku rasa dia bohong ya. Dari ucapannya sih terlihat serius, tapi matanya kayak gugup gimana gitu. Ehm, tapi yaudahlah mau dia bohong kek enggak kek itu bukan urusanku ...,"
"Toh aku sama William udah cerai dan dia udah aku usir, jadi bagi aku dia atau apapun masalahnya sudah bukan urusanku. Mau dia ngelakuin apapun itu terserah dia," Kimberly menjeda ucapannya saat pikirannya tiba-tiba terlintas nama Tasya. Adik kecilnya yang sangat menyebalkan, namun juga sangat lucu.
Dengan sorot mata sedih, Kimberly melanjutkan perkataannya. "Kok aku jadi kepikiran Tasya ya. Dia gimana di rumah barunya? Apa dia betah atau justru merengek terus minta pulang ke rumah? ehm, sebenarnya untuk Tasya aku nggak tega. Mau gimanapun dia adik aku, satu darah sama aku. Tapi soal ibunya ...?
"Nggak. Aku nggak bisa nerima dia di rumahku. Dia sudah menghancurkan pernikahanku. Tasya? kalo aku minta Tasya tinggal di rumah, pasti ibunya nggak ngebolehin, atau malah minta sekalian dia ikut pergi tinggal di rumahku. Gimana ya? aku kangen juga sama Tasya. Tapi kalo minta dia balik?"
Kimberly terus terdiam dan berpikir, hingga akhirnya sampailah dia di rumahnya. Setibanya di rumah, Kimberly segera memasukkan mobilnya ke dalam garasi, kemudian masuk kedalam rumah.
Setibanya di dalam, Kimberly segera bergegas pergi ke kamarnya di lantai atas untuk mandi dan bersih-bersih.
...............................
Keesokan harinya, Kimberly bangun lebih awal dari biasanya. Dia terlihat terburu-buru, menyiapkan segalanya dengan cepat. Kabarnya, semalam bosnya memberikan tugas mendadak padanya, yang membuat bosnya menuntut agar Kimberly datang lebih awal ke kantor.
Selain itu dia juga ada tugas penting untuk mengantarkan seorang pembeli untuk melihat sebuah tanah yang sudah ditanyakan pembeli tersebut pada Kimberly melalui chat semalam.
Setelah mandi dan sarapan, Kimberly segera bersiap-siap untuk pergi. Dia memastikan semua dokumen dan informasi terkait tanah tersebut sudah siap. Kemudian, dia pun meluncur ke lokasi pertemuan dengan pembeli.
Sesampainya di lokasi, Kimberly melihat seorang pria yang tampak bingung sedang menunggu di depan mobilnya. "Selamat pagi, saya Kimberly. Anda pembeli yang ingin melihat tanah ini, bukan?" sapa Kimberly ramah.
Pria itu mengangguk. "Ya, saya adalah Alex. Senang bertemu dengan Anda, mbak Kimberly."
Mereka pun mulai berjalan ke sekitar tanah tersebut. Kimberly menjelaskan segala informasi yang dia ketahui tentang tanah tersebut dengan jelas dan detail. Alex terlihat sangat tertarik dan mulai bertanya banyak hal.
Kimberly pun dengan sabar menjawab semua pertanyaan Alex. Mereka berjalan-jalan di sekitar tanah tersebut sambil berbincang-bincang. Kimberly merasa senang melihat antusiasme Alex dalam mencari tanah yang sesuai dengan keinginannya.
Setelah beberapa jam berlalu, mereka kembali ke mobil dan duduk di dalamnya. Kimberly menawarkan untuk membawa Alex ke kantor notaris untuk melihat dokumen-dokumen yang terkait dengan tanah tersebut. Alex setuju dan mereka pun meluncur ke kantor notaris.
Di kantor notaris, Kimberly dan Alex duduk bersama sambil melihat dokumen-dokumen yang disiapkan oleh notaris. Mereka membahas hal-hal teknis terkait kepemilikan tanah dan proses pembelian yang harus dilalui.
Kimberly menjelaskan dengan detail dan Alex pun semakin yakin dengan keputusannya untuk membeli tanah tersebut.
Setelah semua proses selesai, Alex pun memutuskan untuk membeli tanah tersebut. Dia sangat senang dan berterima kasih kepada Kimberly atas bantuannya. Kimberly pun merasa puas bisa membantu Alex dalam mencari tanah yang sesuai dengan keinginannya.
Kimberly dan Alex pun berpisah dengan senyum bahagia di wajah masing-masing. Kimberly merasa puas dengan pekerjaannya hari ini dan bersemangat untuk membantu pembeli lainnya dalam mencari properti yang sesuai dengan keinginan mereka.
Hari-hari berikutnya, Kimberly terus sibuk mengatur jadwal pertemuan dengan calon pembeli dan mengantarkan mereka untuk melihat properti yang mereka minati. Setiap kali berhasil menjual sebuah properti, Kimberly selalu merasa bangga dan senang bisa membantu orang lain dalam menemukan tempat yang mereka inginkan.
Suatu hari, Kimberly mendapat telepon dari seorang wanita yang sedang mencari rumah impian untuk keluarganya. Mereka berbicara panjang lebar tentang kebutuhan dan keinginan wanita tersebut. Kimberly pun dengan sigap mencarikan beberapa opsi rumah yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan wanita tersebut.
Setelah beberapa hari mencari, akhirnya wanita tersebut memutuskan untuk melihat salah satu rumah yang direkomendasikan oleh Kimberly. Mereka pun bertemu di lokasi rumah tersebut dan wanita tersebut langsung jatuh cinta pada rumah tersebut.
Kimberly pun membantu wanita tersebut dalam proses negosiasi harga dan proses pembelian rumah tersebut. Wanita tersebut sangat bersyukur atas bantuan Kimberly dan mereka pun akhirnya menyelesaikan proses pembelian dengan lancar.
............................
Setelah diusir oleh Kimberly dari rumahnya, Dania segera mencari tempat tinggal baru dan mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan Tasya, putri kecilnya yang akan naik ke kelas tiga SD.
Setelah mencari-cari, akhirnya Dania mendapat pekerjaan sebagai art di salah satu rumah di pinggiran kota. Meskipun pekerjaan itu tidak seberapa, Dania bersyukur karena setidaknya dia bisa mendapatkan penghasilan untuk menyambung hidupnya dan Tasya.
Dania bekerja keras setiap hari. Dia membersihkan rumah, memasak, dan merawat anak majikannya dengan penuh kasih sayang. Tasya juga ikut membantu ibunya dengan membersihkan rumah dan merawat hewan peliharaan majikan ibunya.
Hari-hari Dania berlalu begitu cepat. Meskipun lelah, dia merasa bahagia bisa bekerja dan merawat Tasya dengan baik.
Suatu hari, ketika sedang membersihkan kamar anak majikannya, Dania mendengar percakapan antara majikan dan temannya. Mereka sedang membicarakan rencana untuk mengadakan pesta besar di rumah tersebut.
Dania pun merasa senang karena ini berarti dia akan mendapatkan tambahan uang dari pekerjaan tambahan yang akan dilakukan untuk persiapan pesta.
Dania pun bekerja lebih keras untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk pesta tersebut. Dia membersihkan rumah dengan teliti, memasak makanan enak, dan merapikan dekorasi rumah.
"Yaampun capek. Dulu sewaktu masih tinggal dengan Kimberly aku hanya tinggal duduk dan masak. Nonton tv dan main hp. Tapi sekarang, aku harus susah payah hanya demi mendapatkan sebutir nasi.
Ya Tuhan, ampunilah dosa hamba. Kembalikanlah kehidupan hamba yang dulu Tuhan. Hamba tidak kuat hidup seperti ini." keluh Dania.
Meski berusaha untuk semangat, Dania tetaplah Dania. Dia merasa lelah dan rindu kehidupannya yang dulu. Kehidupannya yang serba kecukupan, tidak kurang suatu apapun, kini sangat di rindukannya. Dia ingin menikmati kenyamanan itu. Namun, karena kesalahannya dia akhirnya kehilangannya.
Betapa Dania sangat menyesal atas semua yang pernah dilakukannya pada Kimberly. Dia mengakui jika dia salah dan khilaf. Namun, semua nafsv dan apa yang telah dia lakukan dengan William dia anggap benar.
Dia telah berjuang sejauh ini untuk mendapatkan cinta William kembali, jadi apa saja yang sudah di lakukannya ia anggap benar dan sudah sepantasnya untuk dia lakukan.
Dania tidak bersama dengan William setelah dia di usir dari rumah Kimberly. Sebenarnya Dania telah membujuk William untuk mereka tinggal bersama, namun William menolak. William langsung marah dan pergi begitu saja.
Kini dengan hanya tinggal berdua bersama dengan Tasya, Dania meratapi nasibnya. Dia menangis sedih dan berharap apa yang dahulu di milikinya bisa kembali lagi. Waktu yang telah berlalu bisa terulang dan membawanya pada masa dimana dia masih menikmati semuanya tanpa masalah. Tanpa ada benih-benih kebencian yang Kimberly sematkan untuknya.
Dania terus berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi Tasya. Meskipun hidupnya tidak seindah dulu, dia tetap bersyukur memiliki putri kecil yang selalu menjadi sumber kebahagiaannya dan semangat untuk terus hidup.
Tasya adalah alasan Dania untuk terus maju dan menjalankan tugasnya tanpa henti atau berpindah ke profesi lain.
Pesta akhirnya tiba, dan rumah majikan Dania dipenuhi dengan tamu yang ramai. Dania sibuk melayani para tamu dan memastikan semuanya berjalan lancar. Dia tersenyum bahagia melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah Tasya saat bermain dengan anak-anak majikan.
Bersambung ...