NovelToon NovelToon
GrayDarkness

GrayDarkness

Status: tamat
Genre:Horor / Fantasi / Sci-Fi / Tamat / Iblis / Romansa / Light Novel
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: GrayDarkness

Gray adalah seorang anak yang telah kehilangan segalanya karena Organisasi jahat yang bernama Shadow Syndicate. Dia bahkan dijadikan Subjek Eksperimen yang mengerikan, namun dalam perjalanannya untuk menghentikan Organisasi tersebut, ia menemukan teman yang mengalami nasib sama sepertinya. Bagaimana perjalanan Gray untuk menjadi dewa dalam dunia fantasi yang dipenuhi bahaya dan kekuatan sihir ini akan berjalan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

028 - The Trials (2)

Seketika, dunia berputar dengan kecepatan yang membuat Gray merasa mual. Cahaya menyilaukan itu berubah menjadi kegelapan pekat, lalu sebuah desiran angin dingin menyapu tubuhnya. Ketika penglihatannya kembali fokus, Gray mendapati dirinya berdiri di sebuah tempat yang asing. Langit tampak lebih gelap, lebih pekat, seolah-olah matahari terhalang oleh lapisan awan abadi. Udara terasa lebih berat, dipenuhi aroma tanah yang lembab dan sesuatu yang mirip dengan logam berkarat.

Di sekelilingnya, reruntuhan bangunan-bangunan kuno menjulang, terbuat dari batu-batu yang sudah lapuk dan dipenuhi lumut. Beberapa bangunan masih berdiri kokoh, tetapi sebagian besar telah runtuh, berubah menjadi tumpukan puing yang tak beraturan. Tanaman-tanaman yang aneh dan tinggi menjulang di antara reruntuhan, dengan daun-daun yang berwarna kehitaman dan bentuk yang tak lazim. Suara-suara samar terdengar dari kejauhan, seperti bisikan angin dan gesekan logam.

Serlina berdiri di sampingnya, terengah-engah. Wajahnya pucat, bibirnya sedikit gemetar.

"Ini... ini bukan tempat yang kita kenal,"

Bisiknya, suaranya penuh dengan kekhawatiran.

Tiba-tiba, sebuah suara berat, serak, menggema di antara reruntuhan.

"Selamat datang... di Era Kegelapan."

Suara itu datang dari kegelapan, dari balik reruntuhan yang tinggi. Sosok yang mengeluarkan suara itu tak terlihat, tetapi bayangan yang aneh dan besar tampak bergerak di balik reruntuhan itu.

Gray meraih pedang misteriusnya, gagangnya terasa hangat di tangannya. Detak jantungnya berpacu. Ia merasa ada sesuatu yang jahat dan kuat di sekitar mereka.

"Siapa kau?"

Tanya Gray, suaranya sedikit gemetar tetapi tetap teguh. Ia berusaha untuk tidak menunjukkan rasa takutnya, walaupun jantungnya berdebar kencang. Serlina merapatkan diri ke sampingnya, tangannya menggenggam pisau kecil yang diberikannya sebelumnya.

Bayangan itu bergerak lagi, semakin mendekat. Sekelebat cahaya aneh terlihat di antara reruntuhan. Kemudian, muncullah sebuah sosok yang tinggi dan kurus, dengan kulit yang berwarna abu-abu dan mata yang menyala merah menyala. Sosok itu mengenakan pakaian terbuat dari logam yang sudah berkarat, dan di tangannya, ia memegang sebuah tongkat yang terbuat dari tulang.

"Aku adalah penjaga Era Kegelapan,"

Kata sosok itu, suaranya semakin keras dan mengancam.

"Kalian telah memasuki tempat yang terlarang. Kalian harus membayar harganya."

Gray mengeratkan pegangan pada pedang misteriusnya. Logam dingin pedang itu terasa menenangkan di tengah debar jantungnya yang tak menentu.

"Kami tidak mencari masalah,"

Jawab Gray, suaranya sedikit lebih mantap daripada sebelumnya.

"Kami hanya mencari cara untuk mendapatkan kekuatan untuk mengalahkan Jordan Rottsch Bishop. Kami datang dari masa depan."

Penjaga Era Kegelapan tertawa, suara yang menggema dan menggetarkan. Tertawa itu bukan tawa yang riang, melainkan tawa yang dingin dan penuh kebencian, seperti suara batu yang bergesekan.

"Kalian bocah-bocah bercerita omong kosong. Di Era Kegelapan, tidak ada masa depan, hanya kehancuran yang berkelanjutan."

Sosok itu melangkah maju, bayangannya jatuh di atas Gray dan Serlina seperti selubung kematian.

Serlina, yang tadinya gemetar, menemukan sedikit keberanian. Ia maju selangkah, berdiri di depan Gray.

"Kami tahu tentang kekuatan yang menyebabkan kegelapan ini,"

Katanya, suaranya meskipun masih gemetar, namun terdengar tegas.

"Kami tahu tentang sumber korupsi yang menyebar di dunia. Kami datang untuk menghentikannya."

Penjaga Era Kegelapan berhenti. Mata merahnya yang menyala mengamati mereka berdua dengan saksama, seakan-akan menilai seberapa besar ancaman yang mereka wakili. Setelah beberapa saat hening yang mencekam, ia berkata,

"Berani sekali kalian. Kalian hanya dua anak kecil, tetapi kalian berani bicara tentang menghentikan Era Kegelapan? Apakah kalian tahu apa yang kalian hadapi?"

"Kami tahu bahwa Jordan bukanlah satu-satunya ancaman,"

Jawab Gray.

"Kami telah melihat kekejamannya, tetapi kami juga melihat sumber kekuatan yang lebih besar di belakangnya. Kami datang untuk menghadapinya, apapun risikonya."

Penjaga Era Kegelapan terdiam lagi, tenggelam dalam kesunyian yang terasa sangat berat. Angin berdesir di antara reruntuhan, membawa aroma tanah lembab dan logam berkarat. Setelah beberapa saat, ia berkata, suaranya lebih rendah dan lebih berat daripada sebelumnya,

"Kalian memiliki keberanian yang luar biasa... atau kebodohan yang luar biasa. Baiklah. Aku akan menguji kalian. Jika kalian berhasil melewati ujianku, aku akan memberitahu kalian apa yang kalian perlu ketahui."

Ia menunjuk ke arah sebuah gerbang batu yang tersembunyi di balik reruntuhan. Gerbang itu tampak kuno dan usang, namun memancarkan aura yang kuat dan misterius.

"Lewati gerbang itu. Di sana, kalian akan menghadapi ujian sesungguhnya."

Sebuah gelombang energi menyapu tubuh Gray dan Serlina ketika mereka melangkah melewati gerbang batu. Dunia berputar, pemandangan reruntuhan kuno lenyap, digantikan oleh pemandangan yang jauh lebih mengerikan. Mereka berdiri di tengah medan perang yang luas, berlumuran darah dan dipenuhi mayat. Ribuan prajurit bertempur dengan sengit, pedang dan tombak beradu, teriakan dan erangan memenuhi udara. Bau darah dan keringat memenuhi hidung mereka, membuat perut mual. Di atas hiruk pikuk pertempuran, sebuah bisikan halus namun mengerikan terdengar di kepala mereka berdua, berulang-ulang, menusuk pikiran mereka: Bunuh semua orang di sini.

Serlina tersentak, tangannya menutupi telinganya. Wajahnya pucat pasi, keringat dingin membasahi dahinya.

"Apa itu?"

Bisiknya, suaranya gemetar hebat. Ia tampak ketakutan, tubuhnya gemetar hebat.

Gray, meskipun merasa jijik dan ngeri dengan pemandangan di sekitarnya, mencoba untuk tetap tenang. Pedang misterius di tangannya terasa semakin berat, aura dingin yang dipancarkannya terasa seperti penguatan dalam menghadapi situasi mengerikan ini. Bisikan itu masih terus bergema di kepalanya, berusaha mengendalikan pikirannya. Ia berusaha fokus, mencoba mengabaikan perintah jahat itu.

"Kita harus keluar dari sini,"

Kata Gray, suaranya terdengar tegas meskipun dadanya sesak.

"Bisikan itu… itu bukan kita. Itu manipulasi."

Ia melihat sekilas ke arah Serlina, yang masih ketakutan. Ia menyadari perlu untuk menenangkannya.

"Serlina, dengarkan aku. Kita harus fokus. Kita tidak boleh terpengaruh oleh bisikan itu."

Di tengah hiruk pikuk pertempuran, mereka berdua harus membuat keputusan. Keluar dari medan perang ini nampaknya tidak mudah. Di sekeliling mereka, prajurit dari kedua belah pihak bertempur dengan brutal, tanpa menghiraukan keberadaan mereka. Lalu, dari arah mana mereka harus memulai? Dan apakah mereka mampu mengabaikan bisikan jahat itu? Pertempuran ini, bukan hanya pertempuran fisik, tetapi juga pertempuran melawan sugesti jahat yang mengendalikan pikiran mereka. Dan bisikan itu, semakin kuat.

Gray mengerutkan dahi, mendengar bisikan itu—bukan bisikan, lebih tepatnya—suara, suara yang membuatnya merinding. Suara itu terdengar seperti ejekan, penuh dengan kepuasan jahat.

"Bodoh,"

Suara itu bergema lagi dalam pikirannya, lebih keras kali ini,

"Aku adalah suara yang memberikan tantangan ini, kalian harus menjadi satu-satunya yang bertahan di sini."

Gray melirik Serlina yang masih terhuyung-huyung, ketakutan jelas terpancar dari wajah pucatnya. Pertempuran di sekitar mereka berlanjut dengan brutal, tetapi Gray telah menemukan celah, sebuah celah di antara dua kelompok tentara yang sedang bertempur sengit.

"Aku punya rencana,"

Kata Gray, suaranya tenang dan tegas, berusaha meyakinkan Serlina sekaligus dirinya sendiri.

"Mari kita menyamping dari medan perang ini. Kita cari tempat aman untuk sementara waktu."

Dia meraih tangan Serlina, menariknya menjauh dari pusat pertempuran. Mereka bergerak cepat, memanfaatkan celah yang semakin sempit di antara kedua pasukan. Pedang misterius di tangan Gray terasa berat, namun juga memberinya kekuatan, sebuah kekuatan yang terasa aneh dan baru. Serlina, meski masih gemetar, mengikuti Gray tanpa protes. Kemampuannya untuk menghilang belum ia gunakan, mungkin karena ia masih sangat ketakutan.

Mereka berhasil mencapai sisi medan perang, di balik reruntuhan sebuah bangunan tua yang setengah hancur. Di sana, di balik tumpukan batu dan kayu yang berserakan, mereka menemukan sedikit perlindungan dari hiruk pikuk pertempuran. Gray bersandar pada dinding reruntuhan, menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih berdebar kencang.

Serlina masih terengah-engah, matanya masih tertuju pada pemandangan mengerikan di seberang reruntuhan. Gray menepuk pundaknya pelan.

"Tenang, Serlina,"

Katanya, suaranya lembut.

"Kita aman untuk saat ini."

Namun, keheningan hanya berlangsung sesaat. Suara itu kembali, lebih lirih, namun lebih menusuk. Kali ini bukan perintah untuk membunuh, tapi bisikan-bisikan yang meragukan kemampuan mereka, yang menanamkan keraguan dan rasa takut.

"Kau lemah,"

Bisik suara itu,

"Kau tak akan bertahan. Putus asa saja."

Gray mengepalkan tangannya, merasakan kekuatan dalam dirinya meningkat. Ia merasakan kekuatan gelap dalam dirinya berdenyut, melawan bisikan itu.

"Kita akan bertahan,"

Gumamnya, matanya menyala dengan tekad.

"Kita akan mencari cara untuk keluar dari sini, dan kita akan mengalahkan suara ini."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!