Apa yang akan kalian pilih, jika kalian di minta untuk memilih antara menikah dengan pria yang tak lain adalah sahabat kecil kalian, atau dengan pria yang kalian cintai, tapi tanpa adanya hubungan yang pasti?
Pilihan seperti itu lah yang kini di hadapi oleh Alisya, si gadis bodoh perihal cinta. Tapi siapa sangka di cintai dan menjadi hasrat cinta dua pria tampan, kaya dan terbilang incaran para kaum hawa lainnya.
Akankah salah satu dari mereka akan menjadi jodoh Alisyah? atau malah tak dari satupun mereka yang dapat menjadi jodoh Alisya.
*lebih bijak dalam membaca yah kakak*
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Terlalu rumit, tapi aku cinta
Berada di atas ranjang dengan tubuh yang kini sama-sama polos, tanpa sehelai kain pun yang membalut.
Setelah percintaan panas Alisya dan Adriel tadi.
Kini seakan ada rasa yang berbeda dalam diri Alisya. Dirinya terlalu takut, tatapannya mengarah kearah pria yang masih memeluk tubuhnya.
Benda keras milik Adriel, masih Alisya rasakan di bagian bawahnya.
"Sayang!" Panggil Adriel dengan membelai lembut punggung Alisya.
"Em, ada apa mas?"
"Kamu sangat nikmat, semua tentang mu aku sangat suka."
Alisya terdiam.
Tapi tak lama Alisya bertanya dengan penuh keberanian. "Hanya tubuh ku yang nikmat?"
"Bukan, semuanya. Aku suka semua tentang kamu." Jawab Adriel, masih dengan mata yang terpejam.
'Lalu kenapa menyembunyikan hubungan kita?' tanya Alisya dalam hatinya.
Pelukan semakin dieratkan oleh Adriel. Seraya berbisik pelan. "Mulai hari ini, boleh kan aku minta tubuh kamu."
"Mulai hari ini?"
"Em, dan seterusnya." Jawab Adriel.
Belum sempat Alisya menjawab. Adriel menyelak, sambil sengaja menggesek payu dara Alisya kearah dada bidangnya. "Nggak perlu di jawab, karna mulai hari ini aku nggak akan pernah lepasin kamu."
Deg
'Apa arti kata itu? Apa itu tandanya ia ingin menikahi ku, tapi kapan? Mempublis hubungan saja dia tak mau, semua ini rumit, tapi aku cinta.' Monolog yang kini Alisya lontarkan dalam hatinya.
Kepala Alisya merasa pusing memikirkan semua itu.
Tanpa ia sadari, jari Adriel merangsang kembali masuk dengan bebasnya kearah gua Alisya.
"Kita tambah lagi yah?"
"Apa? Ta-tapi..."
Adriel meraih selimut untuk menutupi mereka berdua.
Malam itu pun Alisya benar-benar telah memberikan mahkotanya pada Adriel. Sang pria yang baru ia temui, dan menyatakan cinta secara ugal-ugalan padanya.
*******
(Pagi harinya)
Drrrtt
Drrrtt
Suara ponsel Alisya terdengar.
Perlahan tangan Alisya meraih ponsel yang berada di meja dekat ranjang.
"Em, hallo!"
"Kamu masih tidur?"
Alisya mendengar suara pria yang begitu tak asing di telinganya. Ia pun langsung melihat kearah layar ponsel. Nomor nggak dikenal, akan tetapi ia seakan tau suara siapa itu.
"Alisya! Kamu masih bisa denger aku kan?"
"Ha! Emm... Iyah, Ini... "
"Bastian, aku Bastian. Sekarang aku ada di depan apartemen kamu."
"Apa?"
Sontak Alisya terkejut. Pelukan yang tadinya Adriel berikan langsung terhempas begitu saja.
"Kamu kenapa Sya? Kok kaget gitu?"
"Emm... Aku... "
Belum sempat Alisya hendak menjawab. Tiba-tiba suara Adriel pun menyeruak begitu saja.
"Sayang! Kamu kenapa? Kok teriak-teriak."
Bibir Adriel di bungkam langsung oleh Alisya.
"Sya! Kamu ngomong apa? Kok putus-putus jaringannya."
"Entar aku telfon lagi, dah... " Ucap Alisya.
Panggilan di akhiri secara sepihak oleh Alisya.
"Hufftt.... "
Perlahan mata Adriel terbuka. Diahinya berkerut, menatap tangan Alisya yang sudah membungkam mulutnya.
Melihat itu, Alisya pun melepaskan tangannya. "Maaf!" ucapnya.
Adriel duduk berselonjor mengikuti posisi Alisya. "Kamu tadi nelfon siapa? Kok kayak ketakutan gitu," Tanya Adriel.
"Bastian telfon aku tadi, dia bilang di depan apartemen aku sekarang."
"Ngapain?"
"Mungkin mau ketemu aku, kan aku sama dia udah lama nggak ketemu."
Mata Adriel menatap tak suka ketika Alisya mengatakan nama Bastian di depannya.
Sedangkan Alisya yang memang dasarnya tidak peka. Gadis itu bersikap acuh, dan memilih untuk meraih baju tidurnya yang berada di pinggir ranjang.
Sambil memakainya. Alisya berjalan kearah kamar mandi.
Akan tetapi langkah nya terhenti dan berkata. "Mas nanti kita berangkat sendiri-sendiri aja yah, soalnya aku mau pulang ke apartemen aku."
"Mau ketemu Bastian?" Seakan ada nada kecemburuan dalam lontaran katanya.
"Iyah sih, tapi kayaknya dia paling udah pergi sekarang. Lebih tepatnya mau ambil perlengkapan kuliah aku di apartemen." Jawab Alisya sembari tersenyum, dan benar saja gadis itu masih tak terlampau paham dengan apa yang Adriel rasakan sekarang.
Setelah menjawab dengan tanpa rasa bersalah sedikitpun. Alisya memilih melangkah kembali ke arah kamar mandi.
Sedangkan Adriel menatap penuh rasa tak percaya.
Tanpa sehelai kain pun, Adriel melangkah kearah pintu kamar mandi.
Tok tok tok
Adriel mengetuk pintu kamar mandi.
Cek lekk
Hanya kepala Alisya yang di perlihatkan nya.
"Ada a...." Ucapan Alisya terhenti, ketika melihat tubuh Adriel terekspos jelas semua nya. "Mmmas ng-ngapain berdiri disitu?"
Bukannya menjawab. Adriel mendorong pintu kamar mandi.
Kini Adriel dan Alisya berada di kamar mandi berdua. Dengan tubuh yang sama-sama polos.
Alisya menelan ludahnya sendiri. Berbeda dengan Alisya yang malu, akan tetapi Adriel malah terlihat biasa melihat tubuh Alisya dan menampakkan tubuhnya sendiri.
"Aku ingin kita mandi bareng, kamu nggak keberatan kan?" Tanya Adriel, sembari tangan yang meraih sikat giginya.
"Em, aku nggak keberatan."
'Apa ini? Kenapa aku selalu tak dapat mengatakan tidak di depan mas Adriel?' imbuh Alisya dalam hatinya.
Mereka berdua pun mandi bersama. Adriel membuat Alisya yang polos, kini mengetahui semua adegan dewasa.
.
.
.
(15 menit kemudian)
Setelah sarapan bersama di rumah Adriel tadi.
Kini Alisya hendak melangkah pergi meninggal kan rumah pria nya itu.
"Biar aku antar." Ucap Adriel.
"Nggak perlu mas, aku bisa sendiri. Lagi pula kamu udah minta supir untuk nganter aku aja. Udah lebih dari cukup kok."
"Baiklah! Tapi, kamu harus ingat. Kalau kamu sekarang mempunyai kekasih, jadi jangan terlalu dekat dengan Bastian." Imbuh Adriel.
Serasa ingin mengiyakan ucapan Adriel. Akan tetapi melihat ketampanan Bastian kemarin, yang hampir sama dengan Adriel. Tak dapat membuat Alisya janji untuk tak tergoda dengan teman kecilnya itu.
Apalagi dulu Alisya pernah menyukai Bastian semasa kecil.
Kedua tangan Adriel menangkup wajah Alisya. Dan berkata lembut. "Alisya! Kamu denger aku kan? Aku cuman nggak ingin wanita yang aku cintai di dekati pria lain."
'Lalu kenapa kau ingin menyembunyikan hubungan ini? Apa kau sedang mempermainkan ku?' hati Alisya tak henti-hentinya bertanya.
Akan tetapi, lagi-lagi perkara pesona Adriel. Membuat Alisya tak berdaya, dan tak mampu mengatakan apa yang ada dibenak nya sekarang.
"Em, aku paham." Jawab Alisya. "Kalau gitu aku pergi dulu yah."
"Iyah, Hati-hati. Dan sampai jumpa nanti malam." Balas Adriel.
Alisya tersenyum. Sambil melangkah kedalam mobil.
Mobil pun melaju meninggal kan pekarangan rumah megah Adriel.
******
Tak lama mobil pun sampai di apartemen Alisya.
"Makasih yah pak." Ucap Alisya pada sopir Adriel.
"Em, Iyah non."
Sambil menatap mobil yang sudah melaju pergi dari depan apartemen nya.
Alisya pun hendak melangkah masuk. Akan tetapi, ternyata suara Bastian terdengar dari arah belakang.
"Alisya!"
Langkah Alisya pun terhenti. Tubuhnya menatap kearah ke sumber suara.
"Bastian! Kamu masih disini?"
"Em, kamu tidur dimana tadi malam?"
Alisya dibuat salah tingkah. Tak mungkin ia mengatakan kalau dirinya tidur di rumah pacarnya.
Bersambung.
Coba komen kalau kalian jadi Alisya gimana? Masih bisa nggak kalau nolak modelan cowok kayak Adriel?
Tampan, Kaya raya, pinter, perhatian, mode bucin tingkat tinggi kalau udah jatuh cinta. Tapi...Red flag nya nggak ketulung. Cuman minta hubungan kayak suami istri, tapi nggak mau nikah.
Gimana tuh? Silahkan keluarkan unek2 kalian, asal dalam kata yang sopan yah!!!🥰