BADBOY ITU SUAMIKU

Saat sampai di apartemennya, langit sudah mulai menggelap. Dia masuk ke dalam apartemennya namun ia tidak melihat istri kecilnya lagi. Dia berjalan masuk ke dalam kamar dan melihat sang istri yang sedang melakukan ibadah sholat. Elang mengambil handuk lalu berjalan ke arah kamar mandi. Dia mulai membersihkan dirinya di dalam kamar mandi.

Zahra yang baru selesai sholat mulai mengaji di tempat yang sama saat ia sholat tadi. Saat Elang keluar dari kamar mandi, dia mendengar suara menenangkan dari sang istri yang mengaji.

"Assalamualaikum sayang" Ucap Elang mencium kepala Zahra yang masih memakai mukena.

"Waalaikumsalam kak, kakak mau sholat dulu?" Tanya Zahra.

"Iya sayang" Jawab Elang.

Elang mulai menunaikan ibadahnya. Zahra yang melihat pun tersenyum senang. Karena Elang sudah membuktikan pada Dion jika dia kini sudah mulai menjadi imam yang baik untuk Zahra.

Tak lama setelah sholat, Elang berbalik untuk duduk berhadapan dengan Zahra. Dia bingung harus bicara atau tidak pada Zahra soal dirinya yang seornag bos geng motor. Dan juga malam ini dia akan melakukan penyerangan untuk membalaskan rasa sakit anak buahnya yang di keroyok geng musuhnya.

"Ada apa kak?" Tanya Zahra menyelidik.

"Ada banyak hal yang belum aku ceritakan ke kamu Ara. Kakak bingung harus cerita atau tidak ke kamu. Tapi jika kakak cerita, kakak takut jika kamu meninggalkan kakak" Jelas Elang yang mengutarakan apa yang ia rasakan saat ini.

"Kakak tidak perlu takut jika aku meninggalkan kakak, karena aku sudah senang kakak mau jujur sama aku" Ucap Zahra lembut.

"Terima kasih sayang, aku sangat beruntung bisa memiliki istri seperti kamu" Ucap Elang mengusap lembut kepala Zahra.

"Zahra sebenarnya aku bukan pria baik baik seperti yang kamu kira, bahkan aku jauh lebih buruk dari yang kamu pikir" Ucap Elang.

"Ada apa kak? Apa kakak melakukan zina?" Tanya Zahra meremas jemarinya.

"Tidak sayang, aku tidak pernak melakukan hal itu. Aku tidak pernah menyentuh wanita mana pun sayang" Ucap Elang lembut.

"Alhamdulillah, lalu apa? Kenapa kakak gelisah seperti itu?" Tanya Zahra.

"Sebenarnya kakak adalah ketua geng motor Ara. Kakak tidak jauh dari minuman keras dan tewuran. Bahkan kakak sering melakukan balap liar sayang."

"Maafkan kakak sayang, kakak belum bisa menjadi imam yang baik untuk kamu" Ucap Elang merasa bersalah.

Zahra memegang pipi Elang lembut. Dia tersenyum sangat cantik untuk Elang. "Kak, jangan merasa bersalah terus. Hal itu wajar dalam dunia anak muda di Jakarta. Aku sudah pernah memikirkannya bahkan aku sudah menyiapkan hati jika mengetahui kakak masuk ke pergaulan bebas yang menjerumus ke Zina."

"Tapi Alhamdulillah kakak tidak melakukan itu. Terima kasih sudah menjaga diri kakak. Untuk soal geng motor, aku tidak keberatan yang terpenting kakak harus janji untuk menjaga diri kakak dan yang paling utama jangan sampai kakak melupakan kewajiban kakak sebagai seorang muslim" Ucap Zahra lembut.

"Terima kasih sayang, terima kasih banyak" Ucap Elang.

"Apa boleh aku memeluk mu?" Tanya Elang.

"Tentu saja, kakak suami Ara sekarang" Jawab Zahra tersenyum cantik.

Elang menarik tubuh istri kecilnya itu lalu membawa tubuh sang istri ke dalam pelukannya. Elang sesekali mencium kepala Zahra yang masih memakai mukena. "Kakak sayang sama kamu Ara, sangat sayang" Ucap Elang.

"Aku belum bisa membalas perasaan kakak. Tapi terima kasih, Ara akan berusaha mencintai kakak juga" Ucap Zahra.

"Kakak akan menunggu sayang" Jawab Elang.

"Ya sudah, Ara mau menyiapkan makan malam dulu untuk kita" Ucap Zahra yang bangkit dari duduknya.

Namun dengan cepat Elang menarik tangan Zahra dan membawa Zahra ke pangkuannya. "Ada apa kak?" Tanya Zahra.

"Tidak ada. Kakak hanya ingin memeluk mu seperti ini saja" Jawab Elang.

"Kapan kamu rela untuk memberikan hak ku Ara?" Tanya Elang.

Mendengar pertanyaan Elang membuat Zahra tertunduk malu. Dia malu karena Elang bertanya sesuatu yang belum pernah ia pikirkan sebelumnya.

"Ada apa? Apa kamu belum siap?" Tanya Elang memegangi dagu Zagra agar menatapnya.

"Zahra memang belum siap kak. Tapi jika kakak menginginkannya, Zahra iklas" Jawab Zahra.

"Terima kasih sayang" Ucap Elang mencium kening Zahra lembut.

"Pergi lah, kakak mau membereskan ini dulu." Ucap Elang.

"Iya kak" Jawab Zahra bangkit dari pangkuan Elang.

🌹🌹🌹

Elang saat ini sudah sampai di camp Naga Darat. Tadi sebelum pergi dia sudah meminta izin pada Zahra dan Zahra pun memperbolehkannya. Zahra juga memberikan tasbih kesayangannya yang setiap harunya ia gunakan untuk berzikir.

Elang turun dari motornya lalu berjalan ke arah teman temannya. "Apa semua sudah siap?" Tanya Elang.

"Sudah bang" Jawab anak buah Elang.

"Di mana Langit dan Dika?" Tanya Elang.

"Sudah di lokasi bang. Katanya mau meluhat situasinya di sana"

"Ok, kita berangkat sekarang ke sana" Ucap Elang.

"Siap bang" Jawab semua anak buah Elang serentak.

Hanya butuh waktu 30 menit saja anggota Naga Darat sampai di depan camp geng motor Jack. Elang turun dari motornya lalu memakai masker hitamnya dan mengalungkan tasbih pemberian Zagra di lehernya. Dia juga memakai sarunga tangan hitamnya.

Langit dan Dika heran melihat kalung yang di pakai Elang karena selama ini mereka tidak tau bahwa Elang memiliki kalung itu. "Kalung dari siapa yang dia pakai?" Tanya Dika.

"Jangan pikirkan itu. Fokus saja pada penyerangan" Ucap Langit yang tentu tau siapa orang yang memberi kalung pada Elang tentu saja Zahra sang istri kecil Elang.

Langit dan Dika bergabung dengan kelompoknya. Dika mengikat rambutnya tinggi dan terlihat jelas tato naga yang ada leher belakangnya. Tato yang sama yang di milik oleh Langit dan Elang tentunya. Namun yang menbedakan adalah tato naga di leher Elang memiliki pedang yang di lingkari oleh Nga itu.

"Bagaimana kondisi di dalam?" Tanya Elang.

"Mereka sedang party, ini kesempatan bagus untuk kita habisi mereka" Ucap Dika.

"Bagus" Jawab Elang.

"Naga Darat, apa kalian siap?" Teriak Elang.

"Siap" Jawab anak buah serentak.

"Habisi mereka samua" Ucap Elang.

Seluruh anak buah Elang berlari mendobrak pintu camp Jack. Sedangkan Elang Dika dan Langit berjalan di belakang mereka. "Hah, akhirnya bisa pelemasan juga" Ucap Dika tersenyum licik.

"Hajar Dika" Ucap Langit yang sudah mulai bersenang senang.

Dika berlari menebus anak buahnya yang sudah bertarung. Dia membabi buta menghajar musuh dengan senyumannya yang sangat menyeramkan. Sedangkan Elang duduk di sebuah kursi melihat anak anak buahnya yang bmsaling baku hantam. Elang hanya ingin bertarung dengan Jack. Namun saat itu Jack tidak ada di camp jadi dia hanya melihat pertarungan itu.

⚜⚜⚜

Uang parkirnya kaka, jangan lupa ya..😁

👍 Like

♥️ Favorit

💬 Komen

⭐⭐⭐⭐⭐ bintang 5 juga

# Selamat membaca ya kak

# Terima kasih banyak

🙏🙏🙏😊😊😊