Rhys Alban, terpaksa menikah dengan wanita bernama Celine Danayla Matteo, demi mempertahankan harta milik Keluarga Alban. Ia tak mau harta milik keluarganya jatuh ke tangan asisten pribadi Daddynya ataupun pada dinas sosial.
Celine yang sangat senang, menerima pernikahan tersebut, bahkan ia memaksa Rhys untuk menyatakan cinta padanya agar ia tak membatalkan pernikahan itu.
Namun, pernikahan yang didasari dari perjodohan tersebut membuat cinta Celine bertepuk sebelah tangan, juga membuat dirinya bagai hidup di dalam sangkar emas dengan jerat yang semakin lama semakin melukainya.
Hingga semuanya itu meninggalkan trauma besar dalam dirinya, pada cinta masa kecilnya. Apakah ia mampu memutus benang merah yang telah mengikatnya lama atau justru semakin membelit ketika ingatan Rhys kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#13
“Ingat, jaga baik-baik anak kita,” pesan Rhys pada Eve. Secara pribadi Rhys mengantarkan Eve ke bandara.
“Aku akan selau mengingatnya. I love you,” kata Eve yang kemudian mencium bibir Rhys.
“I love you too.”
Rhys melihat ke arah Eve hingga wanita itu hilang dari pandangannya, lalu ia berbalik.
“Finn, kita pulang sekarang,” Rhys menggunakan kembali kacamata hitamnya dan berjalan meninggalkan bandara.
Akhir tahun sebenarnya Rhys ingin bersantai dan menghabiskan waktunya bersama Eve. Namun, wanita itu malah pergi karena urusan pekerjaan.
“Rhys, Tuan Davin ingin bertemu denganmu.”
“Minta ia ke rumah saja. Aku akan menemuinya di ruang kerjaku.”
“Baiklah.”
**
Di kediaman keluarga Alban, Aunty Anna bersorak gembira karena Eve pergi. Meskipun wanita itu akan kembali, tapi setidaknya kini ia bisa fokus untuk membuat Celine segera keluar dari rumah itu.
Aunty Anna juga menyayangkan kepergian Eve karena ia tak bisa lagi memasukkan obat ke dalam susu milik Eve. Tapi, ia akan kembali melakukannya saat Eve kembali nanti.
Aunty Anna langsung menghampiri Celine yang tengah membersihkan dapur. Dengan kasar ia menariknya dan membawanya ke halaman belakang.
“Cepat bersihkan semua salju ini, mengganggu pemandanganku saja!” teriak Aunty Anna.
“T-tapi …”
“Tak ada tapi-tapian, cepat!”
Celine membersihkan taman belakang dengan membersihkan beberapa salju yang menumpuk. Suhu rendah dan udara yang begitu dingin, membuat Celine menggigil.
“Kamu itu, mengapa kamu terus saja menurut. Lawanlah!” kata Alice yang kini sudah berada di belakangnya.
“Al …”
“Setidaknya pakailah sweater ini. Aku tidak mau kamu mati kedinginan.”
“Terima kasih, Al,” kata Celine.
“Kukatakan padamu sekali lagi, janganlah lemah. Jika kamu memerlukan bantuanku, katakanlah. Aku akan membantumu,” kata Alice dengan tersenyum. Celine pun mengangguk.
Setelah selesai membersihkan halaman belakang, Aunty Anna kembali menarik Celine dan menyuruhnya masuk ke dalam perpustakaan.
“Aku ingin kamu bersihkan perpustakaan ini. Dan ingat! Tak boleh ada satupun buku yang berdebu!” perintah Aunty Anna.
Untuk kali ini pun Celine tak membantah. Ia menganggap bahwa semua yang ia alami sekarang karena kesalahannya. Ia terlalu terbawa hati ketika Dad Harry mengatakan bahwa Rhys akan menikahinya. Bahkan ia tak menanyakan dengan jelas alasan Rhys menikahinya, padahal sudah lama Rhys melupakannya.
Celine mulai membersihkan kursi dan meja, kemudian ia beralih pada rak-rak yang berisi buku-buku. Ia mengeluarkan semua buku, kemudian mengelap rak-nya. Bahkan ia memeriksa setiap sampul buku tersebut dan mengelapnya jika berdebu. Jika ia melihat judul bukunya menarik, ia membukanya dan membacanya sebentar.
Sudah lebih dari 2 jam ia berada di dalam perpustakaan. Ia tidak keluar untuk makan siang karena pasti ia akan kembali dimarahi oleh Aunty Anna, jadi ia menahannya.
Saat melanjutkan membersihkan, Celine mendengar suara pria dari arah ruang kerja. Ruang kerja itu memang berada persis di sebelah perpustakaan dan hanya digunakan oleh Rhys. Tak ada yang berani masuk ke dalam.
“Ia sudah kembali?” gumam Celine saat mendengar suara yang cukup ia kenali.
Celine menuruni sebuah tangga yang digunakan sebagai pijakan untuk mengambil buku yang posisinya tinggi. Ia mendekat ke arah pintu penghubung yang terbuat dari kayu itu.
Di dalam ruang kerja,
“Berapa lama lagi?” tanya Rhys yang ingin memastikan lama perjanjian pernikahannya.
“1 bulan 5 hari,” jawab Uncle Davin, pengacara Keluarga Alban.
“Setelah pas 3 bulan, aku akan langsung menerima semua aset milik Keluarga Alban kan?” tanya Rhys lagi.
“Ya, sesuai surat yang diberikan oleh Tuan Dave, maka segala aset milik Keluarga Alban akan menjadi milikmu setelah kamu menjalani pernikahan bersama Celine selama 3 bulan.”
“Kalau begitu, Uncle bisa siapkan surat perceraianku. Aku ingin ketika pas 3 bulan 1 hari, aku sudah lepas dari wanita itu.”
“Kamu yakin, Rhys?”
“Sangat yakin! aku tak mencintainya dan aku hanya mencintai Eve. Ia hanyalah alatku untuk mendapatkan kekuasaan penuh atas semua aset milik Keluarga Alban. Lagipula, mengapa Dad bisa memberikan syarat seperti itu? Syarat yang benar-benar tidak masuk akal,” ujar Rhys.
“Bukankah dulu kamu berhubungan baik dengannya? Bahkan aku melihat sendiri kamu sangat dekat dengannya.”
“Jangan membuatku tertawa, Uncle. Aku tak akan mau berdekatan dengan wanita seperti itu. Kalau bukan karena syarat Dad untuk memiliki aset Keluarga Alban, maka aku tak akan pernah menikahinya. Ini seperti neraka bagiku.”
“Apa kamu tidak memiliki rasa sama sekali padanya?” tanya Uncle Davin.
“Aku tidak tahu, tapi rasanya tidak. Aku hanya mencintai Eve dan hanya Eve-lah yang akan menjadi istriku dan ibu dari anak-anakku.”
Di dalam perpustakaan, Celine memegang dadanya yang terasa begitu nyeri. Kenyataan dan kebenaran yang baru ia ketahui karena mencuri dengar pembicaraan antara Rhys dengan seseorang yang dipanggil Uncle oleh Rhys, membuat Celine merasa semakin tak ada artinya dalam hidup Rhys.
**
Kamar tidur Celine yang berada di lantai 3, menjadi tempatnya berdiam dan mengintrospeksi diri. Apakah selama ini ada perbuatannya yang menyakiti orang lain hingga ia mendapatkan karma?
Dad, apa Dad akan marah dan malu jika memiliki putri yang gagal dalam pernikahan? Aku hanya dijadikan boneka di sini, apa Dad tahu? - Celine meremas pakaiannya sendiri di depan dadanya, seakan ia sedang meremas hatinya yang terasa begitu sakit.
Pintu kamar tidur Celine terbuka perlahan, tampak sosok Alice berdiri di sana. Celine dengan cepat langsung mengusap air mata yang ada di pipinya dengan tangan.
“Al, apa kamu memerlukan sesuatu?” tanya Celine.
“Tidak. Justru aku yang ingin bertanya padamu, apa kamu memerlukan sesuatu?”
“Apa maksudmu?”
“Jangan terus memendam apa yang membuat hatimu sakit. Lepaskan semuanya dan hiduplah dengan bahagia. Aku sebagai seorang wanita tak ingin melihatmu menderita seperti ini.”
“Al … aku hanya boneka di sini. Aku … aku memerlukan bantuanmu,” kini Celine tak dapat lagi menahan rasa sakit dan pedih di hatinya. Ia memerlukan tempat untuk mencurahkan semuanya.
“Katakan padaku, apa yang kamu butuhkan. Aku akan membantumu,” kata Alice.
“Aku ingin bercerai.”
🌹🌹🌹