"Masa lalumu biarlah menjadi masalalumu, dan masa depanmu adalah masa depan kita."
"Tapi aku takut mengecewakanmu."
"percayalah jika seseorang mencintaimu dengan tulus dia tak akan pernah mempermasalahkan masalalumu, tidak semua orang memiliki masa lalu yang indah ataupun sebaliknya jadi tak semua orang harus mengetahuinya."
Novel ini mengisahkan perjuangan seorang gadis yang harus meninggalkan keluarganya dan oramg ia sayangi demi ketenangan hidupnya dan brusaha keras untuk mewujudkan semua impiannya.
Meski harus menikah di usianya yang terbilang masih muda dan menjadi gelar seorang Ibu baginya tak menjadi penghalang untuk mengejar apa yang telah ia impikan selama ini.
Apakah Alindia bisa bangkit dari keterpurukan dan menemukan kebahagiaan? Yuk baca novelnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosdiana meida sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 menjelang hari pernikahan
Waktu yang ditentukan telah tiba, 3 hari lagi Alin dan Aldi akan menikah, semua sudah dipersiapkan jauh - jauh hari sebelum tragedi itu terjadi dan undangan juga telah disebar, Alin bingung harus gimana, dia ingin membatalkan pernikahannya saja karena sakit hati melihat calon suaminya tidur dengan saudara tirinya sendiri.
Pak Danuarta dan Bu Fara serta Aldi datang ke rumahnya Alin di Jakarta, Alin memang sudah kembali lagi ke Jakarta setelah dia oprasi, Pak Wirawan dan Bu Liliy menyambut kedatangan mereka dengan baik, sedangkan Alin hanya menunggu dikamar tidak mau menemui Aldi.
"Maaf, kedatangan kami kemari untuk menanyakan kelanjutan hubungan Alin dan Aldi, kami juga menyesal atas kejadian yang menimpa putra kami waktu lalu." ucap Pak Danuarta mengawali.
"Sebenarnya saya sangat amat kecewa sama kamu nak Aldi, tapi saya serahkan semua sama Alin." ucap Bu Liliy sambil menui Alin dan menyuruhnya keluar.
"Gimana nak Alin, apa kamu masih bersedia melanjutkan pernikahan ini, atau batal.?" kali ini Bu Fara yang bertanya.
Alin bingung harus menjawab apa, dia menatap Uminya dengan penuh pertanyaan.
"Lin, apapun pilihanmu, umi dukung, ikuti kata hatimu nak."
Mendengar ucapan itu, Alin melepaskan cincin pertunangannya dan memberikannya kepada Aldi
"Maaf Al, kita batalkan pernikahan ini."
"Aku gak mau Lin." Aldi langsung berdiri dari tempat duduknya "Kenapa sedikitpun kamu gak mau dengerin penjelasanku, apa emang secepat itu rasa cintamu hilang, apa karena sudah ada pria lain yang kamu sukai?".
"Aku tidak seperti itu Al,, lagian apalagi yang mau dijelaskan? semua sudah jelas."
"Aku mohon Lin, kasih aku kesempatan sekali ini aja please."
Tetapi Alin tetap bersih keras menolak Aldi.
"Sudah cukup! buat apa kamu ngemis - ngemis cinta sama dia Al, mana harga dirimu, lebih baik kita pulang."
"Aku gak mau Pah."
"Ayo pulang!" bentak Pak Danu dan menarik tangan Aldi untuk masuk ke dalam mobil.ini benar - benar terasa seperti mimpi buruk baginya, ia tak menyangka jika hal ini harus terjadi.
Alin masih sangat lemas dan dia juga masih terus meratapi nasibnya, sebenarnya dia masih sangat mencintai Aldi dan takut kehilangannya, Chandra datang ke rumah Alin untuk melihat kondisi adiknya itu, Keisya mengantarkannya menuju kolam renang belakang rumah.
"Kak Alin setelah pulang dari rumah sakit sering melamun seperti itu mas, sudah kayak orang stres, aku kasian melihatnya."
"Sabar ya dek, aku coba hibur dia, ayo kita kesana." ajak Chandra
Mereka berdua pun duduk disebelah Alin dan mengobrol ringan, lalu Chandra mulai memberanikan diri untuk membahas soal Aldi.
"Lin, kamu yakin dengan keputusanmu itu? apa tidak ada salahnya kamu coba dengerin penjelasan Aldi dulu."
"Gak ada Mas, hatiku udah terlanjur sakit."
"Mas tau Lin, tapi gak ada manusia yang sempurna di dunia ini, semua pasti punya ke khilafan dan Allah aja selalu memaafkan kesalahan hambanya sebesar apapun itu, Mas tau kamu sakit hati, tapi kalau kamu seperti ini malah makin sakit nantinya." Ucap Chandra dengan lembut.
"Iya Kak, maaf ya aku lebih percaya sama kak Aldi, soalnya kelihatan dari matanya kalau dia sayang banget sama Kakak, Kak Alin kan tau sendiri Kak Laura itu gimana? siapa tau emang benar dijebak."
"Umi setuju dengan adikmu Lin." timpal Bu Liliy sambil menghidangkan segelas jus jeruk dan roti bakar untuk menemani mereka ngobrol.
"Umi tau sendiri Laura itu seperti apa? dia pernah mengancam Umi kalau ingin balas dendam soal Umi yang dikira merebut Papahnya itu." sambung Bu Liliy.
"Jadi, Laura pernah mengancam Umi?" Kini Alin mulai bicara lagi.
"Iya Nak, adikmu tau sendiri waktu itu, dia mengancam akan membalas perbuatan Umi sama kamu, tapi oercayalah Nak, Umi gak pernah merebut siapapun, waktu itu, Pak Wirawan sudah pisah sama istrinya." Jelas Bu Liliy.
Alin jadi bingung harus gimana, dia berfikir semua memang ada benarnya, dia juga baru sadar kalau dirinya juga sudah tak suci lagi meskipun waktu itu Papah tirinya belum sempat mengambil ke prawanannya, tapi tetap saja, Alin merasa sebagian dari dirinya telah hilang, Alin terus memikirkan semuanya dan ia mantap untuk kembali melanjutkan pernikahannya dengan Aldi yang sudah tinggal menghitung hari.
Alin mengajak Aldi ketemuan di sebuah tempat yang tak jauh dari rumahnya Alin. mereka berdua mulai mengobrol.
"Ada apa Lin, kamu ngajakin ketemuan disini?" tanya Aldi penasaran.
"Kamu yang seharusnya aku tanya, kenapa kamu gak cerita kalau kamu satu tempat kerja dengan Laura? dan katanya kamu mau menjelaskan semuanya."
"Aku minta maaf, aku sengaja gak cerota karena aku takut kamu jadi kepikiran terus dan malah mengganggu skripsi kamu, dan aku juga gak tau kenapa bisa kita satu tempat kerja juga."
"Terus apa maksudnya kamu ngirim lokasi ke hotel waktu itu? b4arti kan kamu sengaja ngasih kejutan ke aku seperti itu." sambil menunjukkan pesan WhatsApp dari nomer baru.
"Apa? share lokasi, aku gak pegang hp waktu itu dan ini juga bukan nomer aku."
"Terus ini nomer siapa?"
"Aku juga gak tau, percaya sama aku, kalau ini dijebak."
"Baiklah kali ini aku percaya sama kamu."
"Jadi kamu mau kan melanjutkan pernikahan kita lagi."
Alin hanya meng anggukan kepalanya dan Aldi sangat luar biasa senangnya.
"Terimakasih Alin, aku gak akan kecewain kamu."
Mendengar kabar Alin akan kembali menikah dengan Aldi, Laura terlihat sangat kesal.
"Gimana sih Pah, katanya cara ini berhasil buat batalin pernikahan mereka kok malah lanjut lagi sih?"
"Papah juga gak tau Ra, tapi sabar ya Papah akan terus berusaha buat kamu."
"Bener ya Pah?"
"Iya sayang, udah dong jangan ngambek lagi ya, Aldi pasti bisa kok jadi milik kamu."
Pak Wirawan memang begitu menyayangi Laura, apapun yang Laura inginkan selalu dia penuhi bahkan merusak hubungan Alin sekaligus. Pak Wirawan terus mencari cara agar pernikahan Alin dan Aldi batal.