Niat hati ingin menolong kakak iparnya, justru kakak iparnya merebut suaminya
Kisah Ratna wanita cerdas yang dikhianati oleh suami dan iparnya.
"Na kamu hati-hati jangan sering ngebiarin suami kamu berduaan sama kakak ipar mu"
"Emangnya kenapa bi?"
"Takutnya mereka saling tergoda"
"Ya elah tenang aja, itu mah cuma ada di sinetron. Aku yakin kok Mas Jaka ga seperti itu."
Namun apa kenyataannya, Ratna benar-benar dikhianati oleh mereka.
Bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
Semenjak kejadian itu Ratna sudah tidak pernah bertegur sapa dengan suaminya. Walaupun mereka tinggal satu atap namun mereka bagaikan orang asing yang tak saling kenal.
"Sekarang mama kok sering tidur di sini sih?" Tanya Keenar.
"Iya sayang, soalnya dedeknya minta tidur sama kakak." Bohong Ratna.
Untung saja Keenar bukan tipekal anak yang banyak tanya.
Ratna memeluk tubuh mungil Keenar dan menepuk-nepuk pantatnya supaya segera tidur.
Lima belas menit kemudian, Ratna mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya. Ratna menyibakkan selimut yang menutupi setengah tubuhnya lalu berjalan ke jendela untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya.
"Si pelakor ga tahu malu itu ngapain ke sini malam-malam." Ucap Ratna lirih.
Terdengar suara Amel mengetuk-ngetuk pintu rumahnya dan tak lama Jaka membuka pintunya.
"Ngapain kamu malam-malam ke sini?" Tanya Jaka.
Amel tidak menjawab pertanyaan Jaka, ia mendorong pintu yang masih tertutup itu lalu masuk ke dalam rumah Jaka.
"Kemana Ratna?" Tanya Amel.
"Udah tidur, kenapa?" Tanya Jaka.
Amel berjalan ke depan kamar Ratna dan Jaka lalu mengetuk-ngetuk pintunya.
'Tok tok tok'
"Na keluar kamu." Ucap Amel.
Jaka menghampiri Amel dan langsung menarik tangan Amel.
Mendengar ada suara ribut-ribut di luar, membuat Ratna terganggu dan ia membuka pintu kamar anaknya.
'Klek'
Setelah pintu terbuka Amel segera menghampiri Ratna.
"Ngapain malam-malam ke sini mbak?" Tanya Ratna dengan wajah datar.
Amel mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya lalu menunjukkan pada Ratna.
Ratna tercengang melihat benda yang ada di tangan kakak iparnya itu lalu ia mengambilnya untuk memastikan.
"Itu maksudnya apa Mel?" Tanya Jaka yang tak kalah tercengangnya.
Amel tersenyum melihat sepasang suami istri itu kaget.
"Anak siapa yang kamu kandung mbak?" Tanya Ratna.
"Suami kamu lah." Jawab Amel dengan santai.
Ratna melempar tespek itu ke lantai lalu ia masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya dengan kencang.
Sakit hati itu yang dirasakan oleh Ratna, namun ia tidak mau terlihat lemah di hadapan mereka.
Ia berjalan mendekati lemari pakaian suaminya lalu mengeluarkan semua pakaian suaminya dan memasukkannya ke dalam koper.
"Kamu udah gila ya?" Tanya Jaka.
"Gila kenapa?" Tanya Amel balik.
"Ngapain kamu malam-malam datang ke sini terus bilang sama Ratna kalau kamu hamil anak aku." Ucap Jaka penuh penekanan.
"Ya emang begitu kan kenyataannya, aku sekarang lagi hamil anak kamu." Jawab Ratna dengan santai.
"Tapi gak gini juga cara kamu, kamu tahu kan Ratna sekarang lagi hamil. Aku ga mau anak aku yang ada di kandungan Ratna kenapa-napa." Ucap Jaka.
Amel tidak terima dengan ucapan Jaka itu. Ia berjalan mendekati tubuh Jaka lalu meraih tangan Jaka dan meletakkan di atas perut ratanya.
"Kamu ga mikirin bagaimana keadaan anak kamu yang ada di kandungan aku? Dia juga butuh sosok bapak." Ucap Amel tak mau kalah.
cukup lama mereka berdebat di depan kamar Ratna, hingga akhirnya Ratna membuka pintu kamarnya sambil menarik dua koper berwarna hitam.
"Na kamu mau kemana?" Tanya Jaka, Jaka beranggapan Ratna mau kabur dari rumah.
"Aku ga mau kemana-mana." Jawab Ratna dengan wajah datar.
"Terus ngapain kamu bawa koper?" Tanya Jaka.
"Ngapain aku repot-repot pergi dari rumah aku sendiri, yang harusnya pergi dari sini itu kamu mas." Jawab Ratna.
Jaka tak paham dengan ucapan Ratna. Dan ia meminta Ratna untuk menjelaskannya.
"Intinya aku mau kamu pergi dari rumah aku, aku ga mau kamu menginjakkan kaki di rumah aku lagi." Ucap Ratna.
"Ta..tapi kamu lagi hamil, Na. Gimana kalau tiba-tiba kamu butuh apa-apa?" Tanya Jaka dengan nada seolah-olah dirinya peduli dengan istrinya.
"Aku udah ga butuh kamu lagi, aku jauh lebih baik tanpa kamu." Ucap Ratna
"Dan kamu mbak, jangan kamu pikir mbak itu satu-satunya, mbak itu cuma salah satunya." Ucap Ratna.
"Maksudnya?" Amel bingung dengan perkataan Ratna itu.
"Nanti kamu juga tahu sendirinya." Jawab Ratna yang sulit diartikan.
"Oh iya setelah anak ini lahir aku akan urus semua perceraian kita." Sambung Ratna lalu ia kembali masuk ke dalam kamar.
Tangis Ratna yang ia tahan dari tadi kini pecah juga. Ia memeluk guling supaya tangisan tidak terdengar dari luar.
Sedangkan di luar kamarnya Jaka dan Amel tengah berdebat, Amel menarik tangan Jaka dan mengajaknya pulang ke apartmentnya sedangkan Jaka masih kekeh ingin tinggal di sini dan memperbaiki hubungannya.