BINTANG DI SURGA

Kay terlonjak ketika seseorang menepuk bahunya. Amah lah yang menepuk bahu wanita itu. Dia sebenarnya sedang bingung hendak kemana dimansion sebesar ini. Dia belum tau dimana letak ruangan kerja, bermain maupun yang lainnya, jadi dia berdiri mematung saja di ruang tamu.

"Aya naon atuh non?! "

" Astaghfirullah... Amah... Kay kaget lho, bingung amah... "

" Tak usah bingung atuh non, tinggal pikirin, renungkan, terus serahkan semua sama yang maha menciptakan , sudah atuh setelahnya tinggal ngejalanken aja "

" Hah.. apanya amah?.. saya tuh lagi bingung mau nyusulin bapak kemana, anak-anak dimana, kenapa jadi bawa-bawa sang Pencipta segala?! " Tanya Kay bingung arah pembicaraan amah.

" Lha saya kira teh ucapan aden tadi atuh non... Hihiihi.. maafkan amah yang jadi lancang, mari saya antarkan keliling rumah ini.."

Amah menjelaskan semua sisi yang mereka lewati. Dia juga menceritakan sejak kapan dia bekerja pada keluarga wiratama. Terkadang dia menceritakan pula bagaimana Gagah kecil yang ceria dan sangat aktif. Dia berubah menjadi sosok dingin dan tegas disaat hatinya tersakiti.

Dulu Gagah pernah jatuh hati pada seorang gadis yang merupakan teman kecilnya. Kisah cintanya berjalan mulus tanpa hambatan pada awalnya, hingga dia memutuskan untuk bertunangan. Semua merasakan bahagia, rencana mereka akan  menggelar pernikahan satu tahun setelah bertunangan.

Kedua orang tua Gagah dari awal tak mempermasalahkan, putra semata wayangnya akan menjalin hubungan dengan siapapun dan dari kalangan apapun. Mereka akan tetap mendukung dan memberi restu asalkan putranya bahagia. Namun setelah pertunangan, gelagat aneh mulai tampak dari wanita itu. Dia seolah ingin menjauhkan Gagah dari kedua orang tuanya.

Berbagai drama mulai terjadi hingga puncaknya Gagah bertengkar hebat dengan ayahnya. Ayahnya menentang keras jika sebagian saham perusahaan di Australia diserahkan kepada tunangan putranya. Gagah memutuskan  kembali menetap di Singapura dan secara gila-gilaan bekerja keras membangun bisnis yang sempat meredup.

Usahanya berhasil, namun sayangnya Gagah yang sudah terperdaya cintanya, menyerahkan 80% saham perusahaannya kepada tunangannya. Setelahnya semua dikuasai oleh perempuan itu. Adu domba secara halus yang dilakukan wanita itu sukses membuat Gagah seperti robot tanpa jiwa. Semua yang memegang kendali atas dirinya adalah wanita itu. Bahkan dengan mudahnya wanita itu membawa lari semua aset berharga perusahaan Gagah dan meninggalkan tunangannya bersama pria lain, hingga membuat kondisi Gagah terpuruk.

Perusahaan yang dibangun Gagah pailit, hingga Gagah frustasi dan kembali ke Aussie. Dengan tangan  terbuka kedua orang tuanya kembali merangkul putra terkasihnya. Gagah sangat menyesali kebodohannya. Hingga dia bangkit lagi namun menjadi sosok yang dingin  dan datar, serta hatinya pun membeku. Meski sikapnya tetap hangat ketika dirumah namun sangat dingin ketika diluaran.

Menurut Amah, Kay lah yang berhasil menjungkir balikan dunia dinginnya sang tuan muda. Perlahan pria itu mulai menunjukkan sikap tengilnya yang sudah lama hilang. Apalagi jika Gagah bergabung dengan ketiga anak kembar itu, dia akan berubah seperti mereka. Amah sangat senang dengan  hal itu, karena tuan muda yang ia rawat dari kecil itu telah kembali lagi.

Cerita panjang amah berakhir ketika sampai di sebuah kamar tamu yang akan menjadi tempat Kay beristirahat. Kamar yang sangat luas dengan dominasi warna putih membuat Kay terpesona. Amah meminta Kay beristirahat sembari memikirkan apa yang tadi dikatakan oleh tuan mudanya. Sedangkan amah memilih undur diri ,dan kembali bergabung dengan  ketiga anak yang tengah berada di ruang bermain.

******

Kay berdiri termangu didekat jendela. Dia sibuk dengan kecamuk batinnya. Tak dipungkiri memang ada sedikit getaran dalam hatinya ,setiap kali melihat bos dinginnya itu bermain dengan ketiga buah hatinya. Ketiganya seolah menemukan sosok ayah yang tidak pernah Kay tunjukkan pada mereka.

Sosok Gagah yang dingin akan berubah ketika bersama ketiga anak itu. Meskipun dulu Zulfan juga sama, namun Kay tidak merasakan apapun. Kay melihat Zulfan memang menjadi paman bagi mereka , dan keterikatan mereka memang sudah terjalin,dari pertama Zulfan mengumandangkan takbir ditelinga ketiga bayi itu, sehingga emosi mereka terjalin alami begitu saja.

Ada sesuatu yang sanggup dilakukan Gagah ,namun Zulfan belum pernah bisa melakukannya. Cara pola asuh keduanya jelas jauh berbeda. Cara-cara unik sering dilakukan Gagah , yang membuat ketiga anak itu akan merasa sangat nyaman. Bahkan ketika mereka tiba-tiba bertanya sosok ayah yang tidak pernah mereka ketahui pun, Gagah berhasil menjawabnya sesuai logika anak-anak. Kay sendiri selalu kesulitan jika pertanyaan itu sudah muncul.

Lamunan Kay terus berlanjut, berbagai hal masih berkecamuk dalam pikirannya. Mungkin pertimbangan Kay berlebih, dan ketakutan itu masih saja menghantui pikirannya.

Dering ponsel di dalam tas Kay yang tergeletak dia atas ranjang membuyarkan semua lamunan Kay. Dia melihat tas nya dan mengambil benda pipih dari dalam tas itu. Tertera nama bosnya berkedap-kedip dilayar. Dia pun menggeser tombol hijau. Suara lengkingan putrinya langsung menyapa telinganya. Gadis kecil itu menanyakan dimana ibunya berada, karena sudah lama belum juga muncul. Sementara sayup-sayup dibelakang terdengar suara tawa lepas pria pemilik ponsel itu. Kay bergegas menutup panggilan ponselnya dan keluar dari kamar itu.

Tiba diruang bermain dia sangat terkejut karena semua sedang bermain gobak sodor. Tak hanya anak-anak nya bahkan bos nya dan para pekerja lainnya berbaur menjadi satu, melakukan permainan itu termasuk amah dan suster Nancy. Semuanya tertawa tanpa beban jika ada yang kalah. Kay kembali melihat sisi lain dari atasannya itu. Kay tersenyum melihat tingkah kocak mereka.

" Kenapa ya, aku masih belum bisa menerima adanya suatu hubungan " Gumamnya lirih.

Melihat Kay berdiri di ambang pintu, ketiga anak itu langsung menyeret Kay untuk bergabung. Namun sayangnya, Gagah sudah meminta para pekerjanya untuk menyiapkan makan malam, sehingga permainan berakhir. Gagah duduk selonjoran di atas karpet tebal, dia nampak sedang mengatur nafasnya.

Kay diajak ketiga anaknya duduk bersama disana, ketiganya masing-masing bercerita apa saja yang tengah dilakukan mereka tadi, bahkan tanpa diminta tiba-tiba mereka setoran hafalan surat pendek, yang sempat mereka pelajari dari video yang mereka tonton di TV kecil yang ada disana. Kay mendengarkan dengan seksama, bahkan dia pun menyadari perubahan pada sikap Bintang ,yang kini sudah sama dengan kembarannya meski masih lebih cerewet Langit.

Seorang pelayan datang mengabarkan makan malam sudah siap, Gagah mengajak mereka untuk segera ke ruang makan. Semua sudah menanti disana ,dan hidangan berbagai menu pun sudah siap. Amah mempersilakan Kay duduk disebelah Gagah, sementara anak-anak duduk di sebrangnya dan berhadapan dengannya, disamping Kay amah menempatkan dirinya.

Pemandangan baru bagi Kay, karena di meja makan panjang dan besar itu semua duduk bersama, menikmati hidangan yang sama. Tak ada perbedaan pelayan dan majikan. Kay pun merasa kagum akan hal itu. Celetukan Senja memecah keheningan.

" Papa... Senja setelah ini boleh minta ice cream kan, kata abang tadi papa punya persediaan ice cream banyaaaakk... sekali? "

" Senja.. Kok manggilnya papa?! " Tanya Kay bingung , sedangkan yang ditanya malah menampilkan cengiran kudanya.

" Tak apa Kay, biarkan saja , aku malah merasa senang dengan hal itu, itu tandanya Senja merestuiku menjadi papanya. " Ujar Gagah dengan santai nya ,sambil menikmati hidangan dipiringnya.

Kay memberengut bahkan pipinya mulai merona, dia merasa blushing dengan ucapan Gagah di hadapan semua orang.

" Asik... Aku punya papa sekarang sama seperti teman-teman aku... " Ucap Senja kembali sambil bertepuk tangan.

Kay merasa hatinya tercubit mendengar ucapan polos Senja. Dia memang pernah mendapat aduan Senja , bahwa teman-teman sekolahnya sering menanyakan dimana papa nya, kenapa mereka tidak pernah melihat Senja dan saudaranya diantarkan oleh papanya. Yang sering mengantar mereka adalah Zulfan, yang disebut uncle fanfan dan pak Abas yang disebut pak kumis oleh ketiga anak itu. Sementara ketika ada acara sekolah, pasti hanya ibunya dan suster mereka yang hadir.

Air mata Kay mulai meleleh membasahi pipinya. Gegas dia mengusapnya, dia tak ingin menjadi pusat perhatian malam ini. Dia tak ingin disebut ratu drama. Amah menyadari hal itu, dia pun menggenggam tangan Kay dan menenangkannya. Serta memintanya melanjutkan makan malamnya. Gagah hanya melihat sekilas kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya.

Sesuai yang dikatakan Bintang kepada Senja, bahwa di rumah itu tersedia banyak sekali ice cream dengan banyak varian rasa. Mata Senja berbinar melihat satu kulkas yang dipenuhi ice cream itu. Sebelum dia kalap Kay segera memberi tau agar Senja mengambil satu saja ,untuk dia nikmati sama dengan yang lain ,karena dia dan Langit baru pulih dari sakitnya.

" Berarti kalau kita sehat maka boleh ya ami makan banyak-banyak ice creamnya? " Tanya Senja dengan polosnya.

" Tidak sayang... semua tetap dalam porsi yang wajar, gak boleh berlebihan, ingat... segala yang berlebihan itu tak disukai oleh Allah... " tutur Kay kepada putrinya.