PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Adalah sebuah kisah seorang wanita muda yang berjuang banting tulang siang malam demi kelangsungan hidup bersama sang anak setelah berpisah dari mantan suaminya.
Di tengah perjuangn hidup yang berat, dia juga sedang berjuang menghadapi ego mantan suaminya yang telah mengabaikan hak-hak sang anak yang telah di kabulkan oleh pengadilan ketika di sidang perceraian mereka. Hingga akhirnya hadirlah seorang lelaki tulus, yang berjuang mendapatkan hatinya.
Novel ini di tulis oleh saya sendiri hanya berdasarkan pandangan saya pribadi, bukan berdasarkan kisah nyata.
Mohon dukungannya ya untuk Author agar bisa terus berkarya.. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alina S. Luly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AYANA SAKIT 2
Keesokan harinya, Ayana terpaksa tidak berangkat kerja. Badannya yang demam, muka pucat, membuatnya merasa lemas.
Terlebih pusing di kepalanya semakin terasa dan bertambah
Hari ini tugas Ibunya menjadi bertambah. Mengurus Yuki dan sekarang dia yang sakit. Ayana merasa kasihan melihat Ibunya yang sibuk mengurus keduanya.
Namun apa daya, dia sendiri benar benar harus butuh istrahat karena kondisi sakit
Setelah selesai mengurus Yuki, bu Lela ibunya Ayana kembali ke kamar Ayana untuk mengecek kondisi anaknya.
Tidak seperti biasanya, Ayana meski sakit masih bisa mengurus dirinya sendiri. Namun kali ini berbeda, membuat sang ibu semakin khawatir
“Nak, kita ke dokter ya..? Badan kamu panas sekali nak.. Ibu khawatir..” Ucap sang Ibu membujuk Ayana
Ayana yang baru memejamkan mata menggeliat pelan karena terusik
“Nanti saja Bu.. Aku udah minum obat, bentar lagi juga pasti mendingan..” Jawab Ayana menolak
“Tapi nak, badan kamu demam tinggi.. Kamu harus periksa ke dokter..” Bujuk sang Ibu sedih mendapati penolakan
Ayana diam memejamkan matanya tanpa menjawab. Ayana juga sebenarnya ingin berobat, tapi dia bingung. Jika dia berangkat sendirian, dia gak kuat berjalan. Sementara itu jika Ibunya ikut serta, siapa yang menjaga Yuki di rumah.. Jika Yuki harus di ajak ikut serta, Ini siang hari, bisa membahayakan kesehatannya nanti
Ayana memiringkan badannya menghadap ke dinding kamar membelakangi Ibunya
“Aku gak apa-apa Bu.. Aku udah minum obat, istrahat sebentar juga udah baikan.. Ibu jangan khawatir..” Ucap Ayana pelan
Ibunya tak bisa lagi membujuknya. Ibunya pasrah. Bu Lela merasa anaknya keras kepala. Padahal sang Ibu tidak tahu apa yang Ayana pikirkan.
Hingga tiba tiba Ibunya teringat dengan Rayan di tengah tengah lamunannya. Buru-buru sang Ibu mencari kartu nama yang di berikan Rayan pada malam itu
"Yuki.. Yuki temani mama dulu ya disini.. Nenek ke dapur sebentar.." Bohong bu Lela karena gak mau Ayana sampai tahu maksud rencananya
Yuki pun mengangguk tersrsenyum
Sesaat kemudian
📱
“Hallo, Assalamualaikum..” Sapa Rayan dari seberang sana setelah Ibunya Ayana berhasil menghubunginya
“Waalaikumsalam dok.. Maaf kalau sudah menganggu.. saya Ibunya Ayana, neneknya Yuki ” Ucap Ibunya Ayana pelan karena merasa sungkan
“Oh ini Ibu.. Iya bu ada apa sampai Ibu menghubungi saya bu..? Yuki kenapa..?” Terdengar suara Rayan khawatir
“Yuki baik-baik aja kok, Alhamdulillah.. Tapi sekarang yang sakit Ayana.. Apa dokter bisa kesini..?” Ucap Ibunya Ayana ragu
"Tapi maaf dokter Rayan kalau sudah menganggu kesibukan dokter.." Sambungnya lagi
“Kebetulan saya lagi di jalan pulang ni baru selesai dinas malam.. Nanti saya kesana ya bu..” Jawab Rayan ramah
Bu Lela tersenyum mendapati jawaban Rayan
“Terima kasih banyak dokter.. Maaf sekali lagi sudah merepotkan dokter..” Ucap bu Lela sumringah
“Sama-sama bu.. Gak apa-apa.. ini memang sudah tugas kami sebagai dokter..” Jawab Rayan lembut dari seberang sana
Obrolan by phone dari keduanya pun berakhir. Setengah jam berlalu, Rayan pun akhirnya tiba di rumah Ayana. Ibu Lela menyambut dengan ramah kedatangan Rayan.
“Maaf dokter.. Apa dokter bisa langsung periksa Ayana dok.. Ibu khawatir sekali.. Demamnya gak turun-turun..” Ucap Ibunya Ayana menatap Rayan
“Iya bu bisa..” Jwab Rayan tersenyum
“Mari dok saya antar..” Ucap sang Ibu mengajak Rayan masuk kedalam kamar Ayana
Rayan terenyuh melihat Yuki duduk di samping Ayana yang terbaring sakit sambil mengelus pipi sang Ibu. Hatinya pilu melihat anak Ibu itu.
Ayana tak menyadari kehadiran Rayan di kamarnya. Ayana terperanjat kaget melihat Rayan berdiri mematung di ambang pintu saat mengikuti arah pandangan maya Yuki.
Ayana menatap Rayan dan sang Ibu dengan penuh pertanyaan.
Menyadari tatapan sang anak, bu Lela menghampiri anaknya dan mengelus punggung tangan sang anak
“Nak, Ibu terpaksa menghubungi dokter Rayan karna Ibu sangat khawatir.. ini sudah dari semalam demam kamu gak turun-turun, tapi kamu menolak di ajak berobat sama Ibu..” Tutur sang Ibu lembut
Ayana hanya bisa menarik nafas pelan menatap wajah Ibunya.
Tanpa perintah, tiba tiba Rayan menghamipir Ayana dan duduk di tepi ranjang. Ayana terlonjak kaget dan bergeser menjaga jarak dari Rayan.
Sementara Rayan acuh tak acuh menanggapi Ayana.
Mata Ayana tak bisa lepas memandangi Rayan. Sementara itu, Rayan mulai mengambil peralatan medisnya dengan sedikit kesal karena mendengar ucapan Ibu Lela tentang Ayana yang mengabaikan sakitnya itu.
"Mau nyelipin sendiri atau aku bantu.." Tanya Rayan datar dengan mengangkat termometer di tangannya
Ayana spontan mengambil alat pengukur suhu itu dari tangan Rayan dan menyelipkan ke ketiak dari balik selimut yang di angkat menutupi tubuhnya hingga batas leher
Rayan menarik nafas pelan melihat tingkah Ayana. Rayan memgangkat stetoskop menujukan ke Ayana dengan kening terangkat ke atas. Ayana hanya diam menatap wajah Rayan
Tanpa permisi Rayan menarik selimut dan menempelkan stetoskop untuk mengecek kondisinya.
Ayana binguncanggung berdekatan seperti itu dengan Rayan. Jika saja dia bisa menolak, akan dia lakukan.. Tapi dia takut Rayan tersinggung
Setelah selesai, Rayan masih dengan sikap acuh tak acuhnya. Membuat Ayana bingung dengan sikap Rayan seperti ini yang tidak hangat seperti biasanya
Dengan perlahan Ayana bangun dan duduk bersandar pada sandaran tempat tidur sambil mengikat rambutnya yang sedikit berantakan.
Rayan terpesona menatap wajah cantik Ayana. meski dalam kondisi sakit pun masih terlihat begitu cantik.
Mendapati tatapan seperti itu, Ayana menjadi salah tingkah dan menundukan pandangannya.
“Doktel, mama sakit panas ya..?” Tanya Yuki mengagetkan Rayan dari lamunanya
Rayan tersentak gelagapan. Rayan mengalihkan perhatiannya pada Yuki dengan senyum. Di usapnya pucuk kepala Yuki penuh sayang, membuat Yuki tersenyum manis
**BERSAMBUNG
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA..
MOHON DUKUNGANNYA TERUS YA TEMAN TEMAN..😇🙏💞💞**
bedah = dlm kedokteran berarti operasi/memotong/membelah dsbnya...