NovelToon NovelToon
UNWANTED BRIDE

UNWANTED BRIDE

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan / Patahhati
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Unwanted Bride (Pengantin yang tak diinginkan)

Nazila Faradisa adalah seorang gadis dari keluarga broken home. Karena itulah ia menutup hatinya rapat dan bertekad takkan pernah membuka hatinya untuk siapapun apalagi menjalani biduk pernikahan. Hingga suatu hari, ia terlibat one night stand dengan atasannya yang seminggu lagi akan menyelenggarakan pesta pernikahannya. Atas desakan orang tua, Noran Malik Ashauqi pun terpaksa menikahi Nazila sebagai bentuk pertanggungjawaban. Pesta pernikahan yang seharusnya dilangsungkannya dengan sang kekasih justru kini harus berganti pengantin dengan Nazila sebagai pengantinnya.

Bagaimanakah kehidupan Nazila sang pengantin yang tidak diinginkan selanjutnya?

Akankah Noran benar-benar menerima Nazila sebagai seorang istri dan melepaskan kekasihnya ataukah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.13

Malam ini di kediaman orang tua Noran sedang menyelenggarakan anniversary pernikahan Gultom dan Diana. Sejumlah petinggi perusahaan dan kolega pun sudah tampak memenuhi rumah besar itu.

Tampak Noran tampil begitu gagah dengan tuksedo berwarna marun yang dia kenakan, senada dengan dress yang dikenakan Sarah. Ya, Sarah masih menjalin hubungan baik dengan keluarga Noran jadi ia tetap diperlakukan spesial oleh keluarga itu. Apalagi terlepas dari masalah gagalnya pernikahan Noran dan Sarah bukan karena kesalahan Sarah. Kedua orang tua Noran pun ikut merasa bersalah karena itu terlepas Sarah yang batal menjadi istri dari Lutra mereka, tapi mereka tetap memperlakukan Sarah seperti putri mereka sendiri.

Sebagai menantu, tentu Nazila pun juga ada di dalam pesta itu. Tapi ia hanya seperti bayangan. Ada tapi tak dianggap. Nazila pun duduk menyendiri di sudut kolam renang sambil memandangi langit malam yang bertabur bintang.

"Kamu kenapa di sini, sayang? Ayo gabung dengan yang lain?" ajak Diana. Tapi Nazila hanya tersenyum tipis lalu menolak secara halus. Ia tak ingin kehadirannya justru merusak hari bahagia keluarga itu. Apalagi ia sangat tau, kehadirannya tidak pernah diharapkan keluarga itu. Bahkan pelayan di rumah itupun tak ada yang menganggap dirinya. Ia benar-benar bagaikan angin, ada tapi tak terlihat.

"Nggak usah Tante. Nazila di sini aja." tolak Nazila secara halus.

"Kok masih Tante sih? Kamu itu udah jadi menantu mama sayang jadi sudah seharusnya kamu memanggil mama, bukan Tante." tukas Diana seraya mengusap punggung tangan Nazila yang terasa dingin.

"Iya, Tan eh ma." ucapnya terbata membuat Diana terkekeh.

"Jangan di sini, La! Di sini udaranya dingin. Nanti kamu masuk angin."

"Iya ma, sebentar lagi, Ila masuk. Ila masih pingin di sini dulu sebentar." sahut Nazila yang sebenarnya sudah mulai merasa tak nyaman berada di tengah-tengah orang-orang penting seperti ini.

"Ya udah, kalau begitu mama tinggal dulu ya! Kamu jangan lupa makan ya! Mama nggak mau kamu sampai sakit. Ingat, kamu tetap harus menjaga kondisi tubuh kamu." peringat Diana.

"Iya ma, pasti. Terima kasih, ma."

"Untuk?" tanya Diana seraya mengerutkan keningnya.

"Segalanya." sahut Nazila seraya tersenyum tipis.

"Seharusnya mama yang berterima kasih sama kamu, La. Kalau kamu nggak ada, mungkin ... "

"Ma ... Tolong jangan ungkit masalah itu lagi. Ila udah mengikhlaskan semuanya."

"Tapi karena itu ... "

"Ma, please ... " ucap Nazila dengan wajah memelas.

"Baiklah, tapi ingat ya, jaga selalu kesehatanmu. Kalau ada apa-apa, mama mohon, jangan rahasiakan apapun. Katakan pada mama." ucapnya sungguh-sungguh yang diangguki oleh Nazila. "Nazila, maaf, mama tidak bisa bantu banyak untuk membelamu tempo hari. Namun mama yakin, kamu nggak mungkin melakukan hal seperti itu. Mama selalu berdoa, semoga kebenaran segera terungkap dan Noran mau menerimamu dengan hati terbuka." imbuhnya lagi.

"Terima kasih, ma udah percaya Ila. Aamiin ... semoga dia mama dikabulkan Allah SWT." sahut Nazila sebelum Diana benar-benar berlalu dari hadapan Nazila.

Prok prok prok ...

"Wah, wah, wah, hebat! Ternyata kamu udah berhasil mengambil simpati Tante Diana, hm? Wah, aku nggak nyangka kamu sehebat ini. Di hadapan orang lain kau sok polos, lugu, sok dingin juga, padahal nyatanya ... kau tak lebih dari serigala berbulu domba. Entah apa yang sudah kau lakukan sampai Tante Diana berpihak padamu. Kau bukan hanya menggagalkan rencana pernikahanku, tapi kau juga merebut Noran dari sisiku dan mengambil simpati Tante Diana agar memihakmu. Kau pikir dengan Tante Diana berpihak kepadamu, Noran akan ikut berpaling padamu, hah? Jangan mimpi! Noran hanya milikku." tegas Sarah yang entah sejak kapan telah berada di dekat kolam dimana Nazila berada saat ini.

"Terserah kau mau berpikir aku seperti apa yang penting aku tak pernah melakukan seperti hal yang kau tuduhkan. Dan asal kau tau juga, aku tak pernah berniat merebut Noran darimu dan mengambil simpati Tante Diana. Kalaupun dia bersikap baik padaku, hal tersebut wajar, bagaimana pun aku sekarang menantunya. Tapi tenang saja, semuanya hanya sementara, bukan! Kau doakan saja agar aku tak pernah hamil jadi aku akan lebih cepat pergi dari kehidupan kalian." tegas Nazila dengan wajah datarnya. Dibalasnya tatapan meremehkan Sarah tanpa gentar sedikitpun. Untuk apa takut pikirnya, Sarah manusia, dia pun manusia. Ia memang bersalah pada Sarah, tapi itu bukan murni kesalahannya. Ada andil orang lain di sini yang ia tidak tahu siapa itu. Yang tak habis Nazila pikir, apa salahnya? mengapa ia difitnah sedemikian rupa seperti ini? Dan mengapa orang itu begitu tega menghancurkan hidupnya padahal ia merasa tidak memiliki kesalahan dengan siapapun. Nazila sudah ribuan kali memikirkannya, tapi hingga kini ia tak kunjung menemukan jawaban. Ia hanya bisa berdoa agar segala kebenaran terungkap. Ia tak sekuat itu menanggung segala permasalahan ini sendirian. Penguatnya saat ini hanyalah sang ibu. Bila ibunya pun pergi meninggalkannya, mungkin itu akan jadi titik terendah menuju kehancurannya.

"Apa katamu tadi? Menantunya? Sombong. Kita lihat, siapa yang lebih mereka pedulikan, aku ... atau kau." ucap Sarah sambil menyeringai. Lalu ia berjalan mendekati Nazila yang sedang berdiri di tepi kolam renang.

"Mau apa, kau?" desis Nazila saat melihat Sarah perlahan mendekati dirinya dan saat mereka berdua berhadapan, Sarah menjatuhkan dirinya ke dalam kolam membuat Nazila ikut terdorong jatuh juga ke dalam air.

Suara kecipak air di kolam tentu saja membuat semua orang heboh. Apalagi saat mereka menangkap sosok Sarah di dalam kolam. Mereka pun berteriak heboh membuat Noran, Diana, dan Gultom jadi panik.

Byur ...

Tanpa ragu, Noran langsung melompat ke dalam kolam untuk menyelamatkan Sarah dan bergegas membawanya ke tepi kolam. Dengan panik, Noran berusaha memberikan pertolongan pertama pada Sarah yang hampir tenggelam. Nazila yang tak bisa berenang hanya bisa menatap nanar pemandangan dimana semua orang hanya mempedulikan Sarah. Sekuat tenaga ia mencoba untuk menyelamatkan diri, namun air yang terminum justru makin banyak. Kaki dan tangannya pun sudah tak mampu digerakkan lagi. Kaku, kram, tak mampu bergerak, tak mampu menggapai.

Nazila merasa dirinya tetaplah bayangan. Dirinya tak berarti bagi siapapun. Bahkan tak ada yang menyadari dirinya pun ikut tenggelam di dalam kolam. Yang semua orang pedulikan hanyalah Sarah. Mungkinkah ini akhir dari segalanya? Mungkinkah ini akhir dari hidupnya? Mungkinkah ini akhir dari penderitaannya? Kalau ia, bolehkah ia meminta tolong untuk yang terakhir kalinya? Tolong jaga ibunya, hanya itu. Ia hanya meminta tolong jaga ibunya.

"Ibu ... ibu ... Ila sayang ibu." lirihnya sebelum Nazila benar-benar tenggelam ke dasar kolam.

"Ya Tuhan ... tolong, tolong selamatkan menantu saya, tolong! Nazila ... " pekik Diana saat ia melihat bayangan Nazila yang hampir mencapai dasar kolam.

Semua orang membelalakkan matanya saat sadar di dalam kolam itu ada seseorang lagi yang tenggelam. Tak lama kemudian, terdengar suara seseorang yang melompat ke dalam kolam renang dan dengan cepat mengangkat Nazila dari dalam air. Orang itupun segera melakukan CPR tapi sepertinya Nazila telah terlalu banyak meminum air kolam sehingga ia harus segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan menyeluruh.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Diana panik.

"Kita harus segera membawanya ke rumah sakit sebelum semuanya makin fatal. Tubuhnya sudah makin dingin dan hampir membiru." ucap seseorang itu. Diana pun meminta sopirnya segera menyiapkan mobil untuk membawa Nazila ke rumah sakit dengan segera.

"Ya Tuhan, Nazila. Semoga kamu nggak papa, nak. Ya Tuhan, selamatkanlah Nazila." lirih Diana sambil mengekori Nazila yang telah dibawa masuk ke dalam mobil.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Retno Palupi
pergi aja gpp
Retno Palupi
kasian hidupmu la, semoga kelak bahagia
JandaQueen
dah main kamu2 aja ni karin...😄
Supriyatijunaidi Wicaksono
Luar biasa
Retno Palupi
hadeh, yang keras nazilla biar kesakitan, mungkin Illa hamil
Retno Palupi
Kevin
Retno Palupi
berarti la menjual ginjalnya untuk perawatan ibunya?
Retno Palupi
Luar biasa
Retno Palupi
mungkin yg donor ginjal nazla
Retno Palupi
pasti ulah ortu noran
Retno Palupi
apa itu jebakan dari keluarga nuran? karena g setuju dg pacar noran yg matre?
Retno Palupi
loh kok malah pingsan
Tuti irfan
Luar biasa
Tuti irfan
Lumayan
Setianingrum Ningrum
Luar biasa
Nokhie
Bagus. Ceritanya gk bertele2.
eka wati
aku bacanya jadi "anjay" dong wkwkwk 🤣🤣
Adam Markelov izaan
sat settttt
g menye-menyeee
⬜🟥⬜⬜⬜🟥⬜
🟥🟥🟥⬜🟥🟥🟥
🟥🟥🟥🟥🟥🟥🟥
⬜🟥🟥🟥🟥🟥⬜
⬜⬜🟥🟥🟥⬜⬜
⬜⬜⬜🟥⬜⬜⬜
yunna
Luar biasa
Wy Ky
ok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!