Dalam distrik ini, dunia kriminal berlaku sangat bebas meskipun masih banyak orang normal yang tinggal di apartemen.
Para kriminal ini lah yang paling di utamakan dalam pengejaran, apalagi nama dari perampok "Topeng Buas" Akan langsung mengundang banyak perhatian. Anggota kriminal satu ini hanya berisikan 3 orang saja yang selalu menggunakan topeng penutup wajah mereka. Tubuh mereka dominan tinggi dan kuat.
Tapi bagaimana jika topeng macan itu selalu ingin tidur di paha lembut milik seorang gadis manis yang agak polos ini. Ini adalah kisah romantis dari seorang penjahat dan kisah aksi untuk seorang gadis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 12
“Tidak kumohon.... Tolong aku...” dia masih bisa memohon dalam tubuhnya yang perlahan meleleh karena terbakar api yang sangat panas.
Lalu Topeng Rubah menjawab di antara asap yang mengerikan. “Bung, sudah tak ada waktu lagi kita menyelamatkan mu, rasa sakit yang paling hebat akan kau rasai di awal, sebelum api membakar saraf kulit mu, kau akan meleleh seperti plastik, kau tak akan bisa membuka matamu lagi. Jika kau beruntung, kau akan mati karena sesak nafas diakibatkan kobaran api yang merusak paru-paru mu, dan jika tidak....
Maka rasa sakitnya akan terasa sangat hebat, kau akan mati karena serangan jantung,” tatap Topeng Rubah dengan bayangan ketiga Topeng Buas yang gelap dan begitu suram hanya menatap kematian Pria itu saja, kemudian api itu menghilang beserta dia yang hangus.
“Dasar pengecut sialan,” kata Topeng Serigala kemudian dia berjalan pergi dari sana. Dia sepertinya memutuskan untuk pergi duluan menyisakan Topeng Rubah dan Tora yang ada di sana.
“Sepertinya gadis kecil nya akan merengek dan di ambil orang,” kata Topeng Rubah menatap mayat yang telah hangus itu.
Lalu Tora menatap ponsel nya sendiri dan rupanya, siapa sangka, dia sama sekali tak merubah wallpaper ponsel nya, yakni masih dengan foto imut milik Leandra, entah karena apa dia tidak mengubahnya, dan hal itu membuat nya terdiam dan mengingat sesuatu hingga mengatakan sesuatu. “Karena waktu sudah di persingkat, aku akan pergi.”
“Hei, kau tak mau melanjutkan bermain PS 5?” tatap Topeng Rubah.
“Tidak malam ini Bro, aku ada sesuatu yang harus dilakukan,” balasnya.
Tapi Mendadak Topeng Rubah merangkulnya. “Aww, lihat itu, siapa dengan wajah girang nya ituh!?” dia menunjuk ponsel Tora yang ada foto Leandra sekilas.
“Hei, hentikan itu bukan urusan mu.”
“Baiklah, ini memang bukan urusan ku, tapi lebih baik kau mandi dulu, bau mu seperti babi gosong, aku tak berpikir dia akan menyukai nya,” tatap Topeng Rubah.
“Sial, biar kutunjukkan siapa yang bau!” Tora mendekat mendorong nya, mereka seperti bercanda biasa di antara malam yang sangat menyiksa bagi yang tak berdosa.
Jika di sana memperlihatkan penyiksaan malam, bagaimana dengan keadaan Leandra di apartemen nya.
Tampak dia memasukan sebuah pill obat di dalam air di gelas dan meletakan nya di mejanya. “Nah, tinggal tunggu, aku pasti akan tidur nyenyak…” ia begitu antusias dan sekarang baju yang ia pakai juga terlihat sangat santai. Bahkan celana pendek levis yang ketat, meskipun ketat, itu adalah Levis, dan itu tebal.
Kemudian baju yang ia pakai adalah kaos putih yang tampak lebih besar dari tubuhnya. Juga rambut panjang yang ia kuncir kuda.
“Hm... Hm... Hm...” dia menikmati waktu malam nya bahkan sekarang dia mengambil buku dan duduk di kursi meja belajar nya, memakai kaca mata dan tampak menulis dengan serius.
“Hm... Aku sudah lama tidak sekolah.... Itu karena ini liburan akhir semester dan masih ada beberapa minggu lagi, kenapa bisa bisanya liburan ku di isi seperti inian?” ia tampak masih kesal sambil terpikirkan kejadian tadi pagi di bank, juga kisah nya dengan Tora kemarin maupun kemarin nya.
Tapi ia mendengar suara. “Meow,” dari pintu kamar membuat nya menoleh dan beranjak dari tempat nya.
Hanya untuk membuka pintu kamar dan rupanya itu adalah kucing betina yang membawa anak kucing dengan mulutnya. “Awh... Apa kamu dalam masa perpindahan anak kucing? Kamu mau memindahkan anak kucing mu ke sini?” Leandra menatap.
Lalu kucing itu berjalan melewatinya dan melompat naik ke meja belajar Leandra dan meletakan anak kucing nya di sana, dia lalu terbaring membiarkan anak kucing nya meminum susu nya.
“Awh... Sangat imut sekali... Aku gemas...” Leandra mendekat. Tapi ia ingat soal bayi kucing yang mati itu. “Kamu melahirkan dua bayi kucing dan yang satunya mati, kamu pasti sedih...” Leandra mengusap kucing betina itu.
Tapi ada yang membuka pintu membuat nya menoleh yang rupanya itu Nenek nya. “Leandra, aku dengar dari Paman mu, bahwa bank tadi pagi di rampok, kenapa kamu tidak cerita?” tiba-tiba dia berbicara seperti itu.
“Eh, memang nya kenapa?” sekejab jantung Leandra menjadi berdegup kencang.
“Kau ada di bank itu kan?” Nenek nya menatap dengan wajah khawatir sekaligus serius padanya.
“Eh, tidak kok, mungkin aku sudah pergi dari sana saat itu, jadi aku tak tahu,” Leandra membuang wajah mencoba menyembunyikan sesuatu yang tidak diketahui neneknya.
“Kau yakin? Itu bahaya, jika kau di sana, kau pasti akan terluka.”
“Haiz... Hiya, hiya, aku tak di sana kok, tenang saja,” dia mendekat dan mendorong Nenek nya keluar. “Sebaiknya Nenek istirahat malam ini, selamat malam!” dia bahkan langsung menutup pintu kemudian menghela napas panjang. “Huf.... Aku tak mau Nenek khawatir... Dia sudah terlalu tua dan aku harus menjaganya dengan baik...”
Tuk!! Tuk!!
Tiba-tiba ada suara dari luar jendela kamar nya membuat nya menoleh ke jendela itu yang gorden nya terbuka tapi jendelanya tertutup.
Siapa sangka, ada tubuh besar yang turun dari atas jendela, tepatnya dari atap dan langsung memperlihatkan kepalanya, siapa lagi jika bukan Tora.
Mereka menjadi menatap masing-masing dan yang berekspresi terkejut sekali adalah Leandra. “Ke-kenapa dia ada di sana...!” Leandra benar-benar terdiam tak berkutik dan dia sekarang panik sambil melepas kacamatanya. “Bagaimana dia tahu tempat ku!? Bagaimana dia tahu kamar ku!? Bagaimana dia ada di sana?! Dia datang dari mana?! Seharusnya aku menutup gorden tadi...”
Lalu Tora memiringkan kepalanya menunjukkan bahwa dia bingung melihat Leandra yang gemetar di tempatnya lalu dia mengisyaratkan tangan.
“Wtf u doin? Opn th wndow,”
Leandra tampak masih panik dan khawatir. “Bagaimana ini.... Aku tidak bisa membiarkan nya masuk, aku harus mencari cara... Ah, aku tahu...” ia mendadak langsung terpikir ide. “Tunggu sebentar,” dia mengisyaratkan.
Lalu Tora membalas. “Kay...”
Leandra tampak berjalan mendekat, harusnya dia membuka kaca, tapi siapa sangka, dia menutup gorden dengan tenang lalu kembali berbalik. “Baiklah...” dengan senang nya, lalu ia menatap kucing tadi yang masih tertidur di meja dengan bayinya yang menyusu.
“Jangan khawatirkan itu, itu hanyalah serangga, tetap lah tenang menyusui bayi mu,” Leandra menatap senang padanya.
Tapi siapa sangka.
BAM!! BAM!!
“BUKA!!” Tora berteriak sambil memukul-mukul kaca dan itu membuat berisik sebentar dan Leandra juga terkejut mendengar nya.
"Astaga?! Dia tidak akan pergi bahkan ketika aku menutup gorden?! Apa dia tidak tahu bahwa ini sudah malam?! Apa yang harus kulakukan, bisa jadi dia punya niat yang buruk?!"