NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Enemy to Lovers
Popularitas:625.4k
Nilai: 5
Nama Author: Desy Puspita

Maksud hati merayakan bridal shower sebagai pelepasan masa lajang bersama teman-temannya menjelang hari pernikahan, Aruni justru terjebak dalam jurang petaka.

Cita-citanya untuk menjalani mahligai impian bersama pria mapan dan dewasa yang telah dipilihkan kedua orang tuanya musnah pasca melewati malam panjang bersama Rajendra, calon adik ipar sekaligus presiden mahasiswa yang tak lebih dari sampah di matanya.

.

.

"Kamu boleh meminta apapun, kecuali perceraian, Aruni." ~ Rajendra Baihaqi

Follow Ig : desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29 - Perfect ~

"Serius kamu ikut?" tanya Rajendra dengan sorot mata menyelidik.

"Iya, aku serius." Aruni mengangguk mantap.

Tidak ada sedikit pun keraguan dalam suaranya, seolah keputusan itu telah dipertimbangkannya dengan matang. Tekadnya untuk ikut ke kediaman orangtua Rajendra sudah bulat, tak tergoyahkan oleh apapun.

Bahkan, keyakinannya tampak jauh lebih besar daripada Rajendra sendiri. Dia telah menyiapkan diri sepenuh hati, seakan pertemuan itu akan menentukan arah hubungan mereka ke depan.

Pagi itu, Aruni berdiri di depan cermin cukup lama, memilih busana terbaik dari koleksi gamis yang tergantung rapi di lemari.

Akhirnya, dia menjatuhkan pilihan pada gamis berwarna sage green yang anggun dan sopan, warna yang menonjolkan kelembutan sekaligus keteduhan dirinya.

Tak lupa, dia juga memadukannya dengan kerudung segi empat berwarna krem muda yang dibentuk rapi, menyesuaikan dengan warna flat shoes dan tas kecil yang ia bawa.

Tak berhenti sampai di situ, Aruni merapikan riasan wajahnya dengan makeup tipis, foundation ringan untuk meratakan warna kulit, perona pipi bernuansa peach yang memberi kesan segar, dan lipstik nude yang mempermanis senyumnya.

Semuanya terlihat selaras dan sederhana, tapi cukup mencerminkan bahwa ia serius ingin memberi kesan baik.

Rajendra yang sejak tadi memperhatikannya dalam diam, tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Pandangannya menyapu dari ujung kaki hingga kepala, lalu terhenti di mata Aruni yang tampak bercahaya.

"Perfect," gumamnya nyaris tanpa sadar, tapi ternyata cukup jelas untuk Aruni dengar.

Mendengar gumaman Rajendra, Aruni menoleh cepat. Tatapan mereka bertemu. Untuk sesaat, waktu seperti berhenti.

“Apa?” tanya Aruni pelan, seolah tak yakin dengan apa yang baru saja didengarnya.

Rajendra mengalihkan pandangan, tersenyum kecil sambil menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal, meski tidak benar-benar gatal.

“Enggak, cuma ... kamu cantik banget hari ini,” ucap Rajendra pada akhirnya, suara itu terdengar lebih pelan dari biasanya, hampir seperti bisikan.

Aruni memalingkan wajah, menyembunyikan rona merah yang mulai menyebar di pipinya. Namun, tentu saja dia tidak bersedia tertangkap basah saat salting lantaran pujian Rajendra.

Kembali, dia menegakkan wajahnya dan dengan penuh percaya diri, Aruni kemudian berucap mantap. "Lah emang cantik, yang bilang aku jelek fiks buta."

Benar-benar di luar dugaan, Rajendra yang mendengar sampai tertawa pelan. Demi Tuhan dia tidak akan mengira bahwa Aruni akan menjawab dengan kata-kata serandom itu, karena sejauh yang dia ketahui jika wanita dipuji cantik jawabannya paling terima kasih atau kalau tidak, ya terkesan tidak percaya saja.

Ingin rasanya dia balas lebih lanjut, tapi sewaktu melirik jarum jam di pergelangan tangan kirinya, Rajendra mengurungkan niat. "Hem, kamu sudah siap?"

"Sudah."

"Baiklah, kita berangkat sekarang ya? Biar nggak terlalu siang sampai sana."

"Okay," sahutnya cepat dan mengiring di sisi sang suami.

Langkah Aruni begitu mantap, dia tampak antusias padahal biasanya, seorang istri ketar-ketir diajak ke rumah mertua.

Apalagi, untuk kali pertama dan agaknya, hal itu tidak berlaku untuk Aruni yang memang bukan bermaksud datang untuk silahturahmi, melainkan unjuk gigi.

Namun, di hadapan kedua orang tuanya jelas Aruni tidak akan mengatakan hal semacam itu, dia bicara baik-baik bahwa ingin mengambil skripsi dan data-data penting di rumah Rajendra.

Selesai pamit, keduanya tetap berjalan berdampingan menuju garasi. Deretan mobil mewah yang merupakan hadiah dari Daddy-nya terparkir rapi, Rajendra melirik satu per satu, memperhatikan detail bodi yang mengilap dan bersih seolah tak pernah tersentuh debu.

Sementara itu, Aruni fokus melanjutkan langkah hingga dia terhenti di depan sebuah mobil sedan hitam metalik, mobil yang paling mencolok dan jelas paling mahal di antara yang lain.

"Nih, kamu yang bawa," ucap Aruni menyerahkan kontaknya tanpa banyak bicara.

Bukan maksud hati memberikan perintah, tapi Aruni hanya ingin Rajendra terlihat berwibawa.

Tanpa penolakan, Rajendra juga tidak merasa diperintahkan majikan layaknya seorang sopir di sana, sebagai laki-laki dia tahu betul memang kewajibannya.

.

.

Sepanjang perjalanan, tidak banyak percakapan yang tercipta di antara mereka. Bukan karena canggung, melainkan karena masing-masing larut dalam pikiran sendiri.

Aruni sesekali melirik ke arah jendela, menikmati pemandangan yang berganti dengan cepat. Sementara Rajendra fokus mengemudi, sesekali melirik ke arah Aruni dengan ekor matanya, memastikan dia nyaman.

Hening itu tidak mengganggu. Justru terasa hangat, seolah kehadiran mereka satu sama lain sudah cukup tanpa harus selalu diisi kata-kata.

Namun, ketika mobil mulai memasuki gerbang besar menuju kompleks perumahan elit tempat di mana kediaman orangtua Rajendra berada, Aruni perlahan membuka tas kecilnya dan mengeluarkan sebuah kaca lipat.

Dia mengangkatnya ke depan wajah, memperhatikan rapi tidaknya hijab yang dikenakannya. Dia membetulkan bagian bawah kerudung yang sedikit bergeser, lalu merapikan sedikit bagian depan gamisnya.

Bibirnya menekan lembut, memastikan warna lipstiknya belum memudar.

Rajendra melirik sekilas, lalu tersenyum tipis. "Masih cantik, belum luntur kok."

"Ih, bukan masalah luntur atau enggaknya ... mana tahu ada yang kurang rapi, gitu loh."

Ada saja alasannya dan Rajendra yang mendengar memilih diam pada akhirnya.

Beberapa saat Aruni memastikan penampilan, sampai akhirnya mereka benar-benar tiba dan kembali terlihat semangat. "Let's go!! Kita sudah sampai."

Meski udara luar masih sejuk dan langit pagi terlihat cerah, ada hawa asing yang perlahan menyusup begitu mereka membuka pintu dan melangkah turun dari mobil.

Rajendra keluar lebih dulu, lalu berjalan mengitari mobil untuk membukakan pintu bagi Aruni. Tanpa penolakan, Aruni menyambut uluran tangan suaminya dengan anggun, lalu turun dengan langkah tenang, membawa diri seanggun penampilannya.

Akan tetapi, belum juga mereka sempat melangkah ke teras, suara sepatu hak tinggi yang menghentak lantai marmer terdengar dari arah depan rumah.

Seorang wanita dengan tubuh ramping dan riasan mencolok berdiri di sana, menyandarkan satu tangan di pinggangnya. Sorot matanya tajam, menilai, penuh rasa sinis yang tak berusaha ditutupi.

"Lo ngapain balik ke sini, Jendra?"

.

.

- To Be Continued -

1
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
lah emang bukan mimpi itu Run,tapi suamimu yg nyuri tiuman/Facepalm//Facepalm/
*💞 𝘍𝘭𝘰𝘸𝘦𝘳𝘴 💞*
kasih pencerahan nya kak Des manggil Rajendra enak nya apa..banyak banget panggilan nya Rajen, Jendra, Raj atau apalah..😭
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
wwkkk yg dikira makhluk aneh nyium bibirmu itu suamimu, Run 🤣
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
berusaha bersikap kalem takut ketahuan mencuri ciuman padahal jantungmu dag dig dug tak karuan 🤭
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
sekarang pencuri hati lambat Laun mah jadi pencuri hatinya Aruni
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
wwkkk nyuri kecupan padahal istri sendiri 🤭
Yulia Widarti
sakit banget dngar kata² Rajendra
Yulia Widarti
anggap mimpi aja Runi 😍
Yulia Widarti
dan aku yakin, saat itu jga Aruni sudah jatuh cinta pada pandangan pertama sm km Rajendra.
Yulia Widarti
tdk cuma kamu yg beruntung Rajendra, Aruni juga bruntung mmiliki suami yg mencintainya bgitu dlam
Herman Lim
nah kan betul klo aruni yg jadi perang sengit antara ranjendra sama dewanga
Khayla Salwa
Luar biasa
atik cahya
next semangat
mika aja
rajendra sama kayak dady aga waktu muda, nyuri nyuri cium mamy zavia, ketahuan CCTV 😅
atik cahya
jin tomang runi😁😁😁
Malla
yah gx papa la ketahuan nyium Arumi..kan udah sah juga malahan lebih dr itu juga malah dpt pahala kan babang Rajendra😆😆
Rosna Marleni
ayo Rajedra semangat untuk lulus sebelum di DO,buat Aruni bangga dengan mu....
♒ Fuji Rachma
aah ini mah sindiran yg sangat halus sekali buat Aruni 🥺🥺 tapi kalian gemesin banget loh 🥰🥰
Ria Ningroem
kiss dlu dong sebelum turun../Chuckle/
FATIMAH INGGERIYANY BANGUN
😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😗😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!