NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Enemy to Lovers
Popularitas:4.6M
Nilai: 5
Nama Author: Desy Puspita

Maksud hati merayakan bridal shower sebagai pelepasan masa lajang bersama teman-temannya menjelang hari pernikahan, Aruni justru terjebak dalam jurang petaka.

Cita-citanya untuk menjalani mahligai impian bersama pria mapan dan dewasa yang telah dipilihkan kedua orang tuanya musnah pasca melewati malam panjang bersama Rajendra, calon adik ipar sekaligus presiden mahasiswa yang tak lebih dari sampah di matanya.

.

.

"Kamu boleh meminta apapun, kecuali perceraian, Aruni." ~ Rajendra Baihaqi

Follow Ig : desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29 - Perfect ~

"Serius kamu ikut?" tanya Rajendra dengan sorot mata menyelidik.

"Iya, aku serius." Aruni mengangguk mantap.

Tidak ada sedikit pun keraguan dalam suaranya, seolah keputusan itu telah dipertimbangkannya dengan matang. Tekadnya untuk ikut ke kediaman orangtua Rajendra sudah bulat, tak tergoyahkan oleh apapun.

Bahkan, keyakinannya tampak jauh lebih besar daripada Rajendra sendiri. Dia telah menyiapkan diri sepenuh hati, seakan pertemuan itu akan menentukan arah hubungan mereka ke depan.

Pagi itu, Aruni berdiri di depan cermin cukup lama, memilih busana terbaik dari koleksi gamis yang tergantung rapi di lemari.

Akhirnya, dia menjatuhkan pilihan pada gamis berwarna sage green yang anggun dan sopan, warna yang menonjolkan kelembutan sekaligus keteduhan dirinya.

Tak lupa, dia juga memadukannya dengan kerudung segi empat berwarna krem muda yang dibentuk rapi, menyesuaikan dengan warna flat shoes dan tas kecil yang ia bawa.

Tak berhenti sampai di situ, Aruni merapikan riasan wajahnya dengan makeup tipis, foundation ringan untuk meratakan warna kulit, perona pipi bernuansa peach yang memberi kesan segar, dan lipstik nude yang mempermanis senyumnya.

Semuanya terlihat selaras dan sederhana, tapi cukup mencerminkan bahwa ia serius ingin memberi kesan baik.

Rajendra yang sejak tadi memperhatikannya dalam diam, tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Pandangannya menyapu dari ujung kaki hingga kepala, lalu terhenti di mata Aruni yang tampak bercahaya.

"Perfect," gumamnya nyaris tanpa sadar, tapi ternyata cukup jelas untuk Aruni dengar.

Mendengar gumaman Rajendra, Aruni menoleh cepat. Tatapan mereka bertemu. Untuk sesaat, waktu seperti berhenti.

“Apa?” tanya Aruni pelan, seolah tak yakin dengan apa yang baru saja didengarnya.

Rajendra mengalihkan pandangan, tersenyum kecil sambil menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal, meski tidak benar-benar gatal.

“Enggak, cuma ... kamu cantik banget hari ini,” ucap Rajendra pada akhirnya, suara itu terdengar lebih pelan dari biasanya, hampir seperti bisikan.

Aruni memalingkan wajah, menyembunyikan rona merah yang mulai menyebar di pipinya. Namun, tentu saja dia tidak bersedia tertangkap basah saat salting lantaran pujian Rajendra.

Kembali, dia menegakkan wajahnya dan dengan penuh percaya diri, Aruni kemudian berucap mantap. "Lah emang cantik, yang bilang aku jelek fiks buta."

Benar-benar di luar dugaan, Rajendra yang mendengar sampai tertawa pelan. Demi Tuhan dia tidak akan mengira bahwa Aruni akan menjawab dengan kata-kata serandom itu, karena sejauh yang dia ketahui jika wanita dipuji cantik jawabannya paling terima kasih atau kalau tidak, ya terkesan tidak percaya saja.

Ingin rasanya dia balas lebih lanjut, tapi sewaktu melirik jarum jam di pergelangan tangan kirinya, Rajendra mengurungkan niat. "Hem, kamu sudah siap?"

"Sudah."

"Baiklah, kita berangkat sekarang ya? Biar nggak terlalu siang sampai sana."

"Okay," sahutnya cepat dan mengiring di sisi sang suami.

Langkah Aruni begitu mantap, dia tampak antusias padahal biasanya, seorang istri ketar-ketir diajak ke rumah mertua.

Apalagi, untuk kali pertama dan agaknya, hal itu tidak berlaku untuk Aruni yang memang bukan bermaksud datang untuk silahturahmi, melainkan unjuk gigi.

Namun, di hadapan kedua orang tuanya jelas Aruni tidak akan mengatakan hal semacam itu, dia bicara baik-baik bahwa ingin mengambil skripsi dan data-data penting di rumah Rajendra.

Selesai pamit, keduanya tetap berjalan berdampingan menuju garasi. Deretan mobil mewah yang merupakan hadiah dari Daddy-nya terparkir rapi, Rajendra melirik satu per satu, memperhatikan detail bodi yang mengilap dan bersih seolah tak pernah tersentuh debu.

Sementara itu, Aruni fokus melanjutkan langkah hingga dia terhenti di depan sebuah mobil sedan hitam metalik, mobil yang paling mencolok dan jelas paling mahal di antara yang lain.

"Nih, kamu yang bawa," ucap Aruni menyerahkan kontaknya tanpa banyak bicara.

Bukan maksud hati memberikan perintah, tapi Aruni hanya ingin Rajendra terlihat berwibawa.

Tanpa penolakan, Rajendra juga tidak merasa diperintahkan majikan layaknya seorang sopir di sana, sebagai laki-laki dia tahu betul memang kewajibannya.

.

.

Sepanjang perjalanan, tidak banyak percakapan yang tercipta di antara mereka. Bukan karena canggung, melainkan karena masing-masing larut dalam pikiran sendiri.

Aruni sesekali melirik ke arah jendela, menikmati pemandangan yang berganti dengan cepat. Sementara Rajendra fokus mengemudi, sesekali melirik ke arah Aruni dengan ekor matanya, memastikan dia nyaman.

Hening itu tidak mengganggu. Justru terasa hangat, seolah kehadiran mereka satu sama lain sudah cukup tanpa harus selalu diisi kata-kata.

Namun, ketika mobil mulai memasuki gerbang besar menuju kompleks perumahan elit tempat di mana kediaman orangtua Rajendra berada, Aruni perlahan membuka tas kecilnya dan mengeluarkan sebuah kaca lipat.

Dia mengangkatnya ke depan wajah, memperhatikan rapi tidaknya hijab yang dikenakannya. Dia membetulkan bagian bawah kerudung yang sedikit bergeser, lalu merapikan sedikit bagian depan gamisnya.

Bibirnya menekan lembut, memastikan warna lipstiknya belum memudar.

Rajendra melirik sekilas, lalu tersenyum tipis. "Masih cantik, belum luntur kok."

"Ih, bukan masalah luntur atau enggaknya ... mana tahu ada yang kurang rapi, gitu loh."

Ada saja alasannya dan Rajendra yang mendengar memilih diam pada akhirnya.

Beberapa saat Aruni memastikan penampilan, sampai akhirnya mereka benar-benar tiba dan kembali terlihat semangat. "Let's go!! Kita sudah sampai."

Meski udara luar masih sejuk dan langit pagi terlihat cerah, ada hawa asing yang perlahan menyusup begitu mereka membuka pintu dan melangkah turun dari mobil.

Rajendra keluar lebih dulu, lalu berjalan mengitari mobil untuk membukakan pintu bagi Aruni. Tanpa penolakan, Aruni menyambut uluran tangan suaminya dengan anggun, lalu turun dengan langkah tenang, membawa diri seanggun penampilannya.

Akan tetapi, belum juga mereka sempat melangkah ke teras, suara sepatu hak tinggi yang menghentak lantai marmer terdengar dari arah depan rumah.

Seorang wanita dengan tubuh ramping dan riasan mencolok berdiri di sana, menyandarkan satu tangan di pinggangnya. Sorot matanya tajam, menilai, penuh rasa sinis yang tak berusaha ditutupi.

"Lo ngapain balik ke sini, Jendra?"

.

.

- To Be Continued -

1
Herni Haryani
wow... daddy.renaga bener2 keren n genius n tentu nya tidak gegabah dalam mengambil keputusan pokok nya mah penuh perhitungan n rajend percaya kan saja sama mertua you ya.
🌷💚SITI.R💚🌷
smg cpt ktmu tuh dalang yg bikin rugi oang
Srie Handayantie
lagi disituasi tegang masih bisaa geludd aja kalian tuhh , serius dikit atu bang 🙈/Drowsy/
faridah ida
bagus deh Bagas gak tinggal di rumah orang tua nya , ternyata ibu kandung malah sekongkol dengan suami yang gak ada akhlak .../Proud//Smug/
mars
oh Renaga gabsalah opa Evan pilih menantu'anak sahabatnya sendiri😀😀😀
jumirah slavina
keren Daddy Aga

keyvan Wilantara : ingat Jum... dia menantu'mu


🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Srie Handayantie
bertengkar truss kalian tuhh /Smug/
tpi memang sedikit mencurigakan nihh ayah tiri satu, mau berbuat apa lagi kau belum puaskah slama inii ganggu kakak beradik itu
Esther Lestari
Gak usah cemburu gitu Jendra....kan daddy Renaga emang calon mertua yang gagal buat Bagaskara😁.
Aprisya
wahh ternyata uang transferan dari Dady ya g buat bayar Haikal,,, dan hanya setengahnya yang dikasihkan Haikal,, dasar kere,,,
faridah ida
kereen daah papi Renaga ...👍👍👍
Murni Binti sulaiman
tunjukan skill mu Daddy
faridah ida
10 juta yang kamu trasfer ke besan Renaga ...😁, mungkin dia kesel cuma dapat 10 juta , maka nya cafe Jendra di bakar .
Srie Handayantie
ayoo dady segeralah beraksii , apalgi udh yakin kan tinggal ekseskusi aja dad , Rajen juga pastii makin marah sama ayah tirinya ituu. tpi yowess lahh hukum aja dad biar jeraa . /Determined/
Esther Lestari
Mencurigakan....kenapa harus ketemu ayah tiri mereka.
Jangan2 ayah tirinya mau bertindak jahat ke Baskara tapi kedahuluan Jendra yang datang
Herlina Yus warkop
lanjut
Esther Lestari
Daddy Renaga langsung curiga ke ayah tiri Jendra...yang hanya diberi 10jt saat minta kompensasi sakitnya anaknya. Dan 10jt yang dijanjikan ke Haikal, mungkin karena sakit hati dengan daddy Renaga
Malla
hahaha ada2 aja jawaban aruni..suka aneh² deh kmu Runi😅😅
Malla
kira² siapakah sang pion itu yaaa ..
duuuh jadi penasaran
Malla
alah alah alaaaahh...Arumi kluode ngambek lucunyaaaa😅😅...
jadi kangen SM vano-haura🥰
Novano Asih
kayaknya pas digerebek Nomor nya 69 y kalau nggak salah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!