"Maafkan aku, tak bisa menepati janjiku untuk tetap setia padamu, sayang. Pada akhirnya aku kalah dengan nafssu." Jeff bersimpuh di depan istrinya, Queen Ariana. Pria itu menyesal karena tak bisa menepati janji nya pada sang istri, untuk tetap setia dengan nya.
"Aku sudah menyiapkan hatiku saat hal ini terjadi, aku cukup tau diri, Mas." Queen tersenyum manis, nyatanya sudah dari lama dia mengantisipasi hal ini.
"Aku hanya wanita pelampiasan hasrat, sadarlah Kirana. Kau tak berarti apapun bagi tuan Jeff, karena dia mencintai istrinya." Kirana Andriana, perempuan yang mengorbankan masa depan nya sendiri, demi melunasi hutang-hutang yang di tinggalkan sang ayah.
Akankah Jeff membuka hatinya untuk Kirana? Setelah banyak malam yang mereka lewati bersama, akankah perasaan nya berubah pada Kirana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 - Uang Tips
Saat makan siang, Kirana masuk ke ruangan Jeffran, tujuan nya untuk memberitahu kalau mereka harus meeting sekarang juga.
"Selamat siang, tuan."
"Hmmm, ada apa?"
"Kita harus meeting di luar kantor, dengan klien dari Singapura, tuan." Jawab Kirana.
"Ya, baiklah."
Jeff mengancingkan kembali jas nya dan berjalan lebih dulu, di ikuti Kirana di belakang nya. Perempuan itu berjalan terseok-seok untuk menyeimbangkan langkah nya dengan Jeff. Tubuh nya yang tak terlalu tinggi, membuat nya kesulitan untuk menyejajarkan langkah nya dengan Jeff.
"Lambat.." cibir Jeff membuat Kirana mencebik.
"Tuan saja yang jalan nya terlalu cepat, sudah tau saya ini kecil mungil dan imut begini." Ketus nya membuat Jeff tersenyum kecil, bahkan saking kecil nya Kirana tak menyadari kalau pria itu tengah tersenyum.
"Pendek."
"Iya, saya pendek." Pasrah Kirana, padahal dalam hati dia menggerutu kesal.
'Bukan aku yang pendek, tapi tuan yang terlalu tinggi, seperti tower.' Batin Kirana.
Kedua nya pun masuk ke dalam mobil yang sama, Jeff duduk dengan nyaman dengan tatapan datar lurus ke depan, sedangkan Kirana sibuk dengan berkas-berkas berisi bahan meeting penting. Sesekali, Kirana curi-curi pandang pada Jeff.
'Astaga, dia ganteng sekali. Tapi terlalu datar dan dingin, berpikir apa aku ini, aisshh.' Kirana mengenyahkan pikiran nakal nya.
"Kenapa, kau pusing?"
"H-ahh? Tidak tuan." Jawab Kirana pelan. Sejujurnya, Jeff sendiri merasa sedikit canggung karena harus berada di dalam mobil bersama wanita lain yang bukan istrinya, tapi mau bagaimana lagi, dia harus tetap profesional dalam bekerja.
Setelah hampir satu jam, supir kantor akhirnya mengatakan kalau mereka sudah sampai, Kirana dan Jeff turun bersama-sama. Seperti biasa, pria itu berjalan lebih dulu dengan langkah yang sedikit manusiawi dari pada tadi.
Hingga Kirana bisa menyeimbangkan langkah nya, masih dengan anggun tanpa harus terseok-seok untuk bisa menyusul langkah lebar sang atasan.
Kedua nya masuk dan langsung di sambut ramah oleh klien yang sudah lebih dulu datang.
"Selamat siang, tuan Jeffran."
"Siang juga tuan Mateo." Balas Jeffran, lalu keduanya berjabat tangan ramah. Kirana mengangguk hormat, lalu ikut duduk di samping Jeff. Mengeluarkan berkas dan laptop berisikan file-file penting.
"Dia siapa?"
"Kirana, dia sekretaris saya, tuan Mateo." Jawab Jeff, wajah nya yang datar sedikit melengkungkungkan sedikit senyuman.
"Ohh ya, baiklah. Kalau begitu kita mulai saja meeting nya?"
"Tentu tuan."
Kirana mulai mempresentasikan pokok utama meeting hari ini, pria bernama Mateo itu manggut-manggut, penjelasan Kirana sangat rinci dan detail, tanpa ada satu pun terlewat membuatnya menyukai pembawaan gadis itu yang anggun dan pandai dalam hal pekerjaan.
Setelah beberapa saat, akhirnya kesepakatan bisnis pun tercapai, Mateo sangat menyukai presentasi dari Kirana, hingga dia berani berinvestasi dalam jumlah yang tak sedikit.
"Saya akan menanam modal dalam proyek ini sebanyak 50%, tuan." Ucap Mateo membuat Jeff cukup terhenyak, 50% itu bukan sedikit.
"L-ima puluh persen, tuan? Anda serius?"
"Tentu, saya suka dengan pembawaan sekretaris anda. Penjelasan nya rinci dan berurutan,"
"Terimakasih tuan Mateo." Jawab Kirana ramah. Sedangkan pria yang datang bersama Mateo hanya berdiri tanpa bicara sepatah kata pun, hanya beberapa kali curi pandang ke arah Kirana.
"Anda masih sendiri, Nona?" Tanya Mateo.
"Maksudnya, tuan?"
"Belum berkeluarga?" Tanya nya lagi, membuat Jeff mendelik kesal ke arah Kirana yang terus menyebar senyum manisnya.
"Aaahh belum, tuan."
"Kebetulan, putra saya ini juga belum mau menikah. Mungkin kalian bisa saling mencocokan diri." Ucap Mateo melirik pria yang ada di samping nya dengan senyuman.
"Sebaiknya jangan bahas hal semacam ini, karena ini tak ada hubungan nya dengan agenda meeting, tuan Mateo." Ketus Jeff, membuat Mateo tertawa sumbang.
"Maaf tuan, jadi kesepakatan tetap terjalin dengan saya berinvestasi sebanyak 50%."
"Baiklah, senang berbisnis dengan anda tuan." Kedua nya kembali berjabat tangan, dan meeting pun selesai.
"Kami permisi lebih dulu."
"Ya, terimakasih atas kerja sama nya, tuan Mateo."
"Sama-sama tuan Jeff." Jawab tuan Mateo, mereka pun pergi meninggalkan Kirana dan Jeff.
"Jangan terlalu ramah pada klien, Kirana."
"Kenapa tuan?" Tanya Kirana keheranan, biasanya bos nya ini akan menuntut nya untuk ramah pada setiap klien, tapi kenapa hari ini berbeda?
"Aku tak suka melihat tatapan pria yang bersama tuan Mateo saat melihatmu, tadi."
"Alasan nya, tuan?"
"Bukankah kau sudah tau alasan nya, hmm?"
"Baiklah tuan." Jawab Kirana.
"Sekalian makan siang, kau belum makan siang kan?" Tanya Jeff.
"Sudah tuan, saya membawa bekal dari rumah."
"Makan lagi, satu porsi pasti akan muat di perutmu."
"Huffftt, baiklah." Pasrah Kirana, akhirnya dia ikut makan lagi. Padahal tadi, dia sudah memakan bekal yang dia buat dari rumah tadi.
Kirana terlihat makan dengan lahap, satu porsi steak habis dalam sekejap mata.
"Katanya sudah makan, tapi makan nya lahap sekali."
"Hehe beda dong, tuan. Tadi saya makan sama tumis kangkung, nah sekarang makan daging jadinya lahap." Jawab Kirana sambil tersenyum kecil, membuat Jeff terdiam sejenak. Dia terpesona melihat senyuman Kirana yang selalu terlihat manis karena lesung pipit nya.
"Tuan, anda kenapa?"
"Tidak, kalau sudah selesai kita balik ke kantor."
"Baik tuan."
Setelah selesai, keduanya pun kembali ke kantor dengan membawa keberhasilan yang sangat memuaskan, itu semua berkat Kirana.
"Ikut ke ruangan ku."
"Baik tuan." Jawab Kirana, dia mengekor di belakang Jeff, masuk ke dalam ruangan yang sangat luas dan bersih itu.
Jeff duduk di singgasana nya, dia mengambil amplop coklat dari laci dan mengisi nya dengan sejumlah uang, sedangkan Kirana asik celingukan sendiri melihat-lihat ruangan CEO yang padahal setiap hari dia selalu datang ke sini.
"Ini tips untukmu, Kirana." Jeff mendorong amplop coklat itu ke arah Kirana.
"Untuk saya? Terimakasih tuan." Ucap Kirana dengan wajah berbinar.
"Tingkatkan lagi kinerja mu, nanti akan ku berikan tips lagi."
"Tentu saja tuan, terimakasih."
"Ya, kau bisa pergi dari ruangan ku." Kirana mengangguk, lalu menunduk hormat dan keluar dari ruangan CEO dengan menutup pintu secara perlahan.
Setelah memastikan Kirana keluar, Jeff meraba jantung nya yang entah kenapa berdetak lebih kencang dari pada biasanya.
"Shiit, perasaan macam apa ini. Ingat Jeff, kau punya istri di rumah!" Jeff mengumpat, kenapa jantung nya tak singkron dengan ucapan nya?
Sedangkan di ruangan nya, Kirana memeluk amplop dari Jeff dengan senyuman manis nya.
"Kebetulan lagi butuh uang buat beli obat ibu." Kirana memasukan amplop itu ke dalam tas nya, lalu kembali melanjutkan pekerjaan nya yang selalu menumpuk tiap harinya.
Tapi, gaji dan bonus akhir tahun nya sangat besar hingga membuat Kirana semangat bekerja, demi biaya berobat sang ibu yang cukup besar tiap bulan nya.
........
🌻🌻🌻🌻