NovelToon NovelToon
Bangkitnya Monster PENJARA

Bangkitnya Monster PENJARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Pria Bernada

Kenzo awalnya adalah siswa SMA biasa, namun karena pacarnya dibunuh, ia bangkit melakukan perlawanan, menggunakan belati tajam dan menjadi pembunuh berantai.

‘Srett…srett… srett… srett’

Remaja itu memenggal kepala setiap orang, dan Kepala-kepala itu disusun di ruang pribadi hingga membentuk kata mengerikan "balas dendam".

BALAS!

DENDAM!

Ruangan itu seolah seperti neraka yang mengerikan!

Kenzo dijebloskan ke penjara sejak saat itu! Di penjara, Kenzo, yang telah berlatih seni bela diri sejak kecil, bertarung melawan para pengganggu penjara dengan seluruh kekuatannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pria Bernada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Sebuah Rencana

Sementara Belly dan yang lainnya sibuk “beraliansi” demi kepentingan pribadi dan kelangsungan hidup mereka, Kenzo dan kelompoknya di lantai lima gedung Darah Harimau juga tidak tinggal diam.

Kenzo, yang sudah memperkirakan bahwa sang Pangeran Kael dan kelompoknya mungkin akan bekerja sama dengan kekuatan lain, segera mengumpulkan ke-18 bawahannya untuk merancang strategi balasan. Bagaimanapun, seperti kata sang Pangeran Kael, seekor harimau yang kuat pun akan kesulitan menghadapi singa dalam jumlah banyak. Apalagi, luka yang diderita Max saat itu memang cukup parah. Meski terlihat masih sanggup bertahan, Kenzo tahu persis seberapa parah kondisi Max. Tanpa istirahat setidaknya tiga bulan, harimau gila itu mustahil pulih total. Tapi jelas Max tak punya waktu sebanyak itu. Dia bukan tipe orang yang bisa duduk diam di ruang sempit seperti sel yang kini mirip ruang perawatan. Jika dipaksa beristirahat lebih dari sebulan, bisa-bisa dia malah ambruk. Lagi pula... saat seekor harimau gila kehilangan sifat liarnya, bukankah dia juga kehilangan jati dirinya?

Setelah diskusi singkat, Kenzo pun menyetujui usulan Max. Masih ada waktu setengah bulan sebelum pertarungan, dan waktu itu dirasa cukup untuk memulihkan kondisi.

Namun, fokus pembahasan mereka bukan sekadar bagaimana menang—melainkan bagaimana menang dengan kerugian seminimal mungkin.

"Gavien," kata Kenzo, "dari kalian bertujuh belas, kecuali Kayden yang masih harus tinggal di lantai lima untuk memulihkan diri, aku akan memindahkan enam belas orang ke lantai tiga dan empat. Dalam waktu setengah bulan ini, kalian harus bisa merekrut tujuh puluh satu tahanan yang benar-benar mau bergabung dengan Perkumpulan Darah Elang. Syarat pertama adalah kesetiaan, dan yang kedua—kekuatan! Katakan pada mereka bahwa aku, Darah Elang, menjanjikan: siapa pun yang bisa bertahan dalam pertempuran seratus orang dan membawa lima kepala lawan, akan diterima resmi sebagai anggota. Dan sebagai bonus... beri tahu mereka bahwa aku akan memberikan hadiah yang tak pernah mereka bayangkan!"

Kayden mendengus sambil memutar matanya. "Hadiah yang tak terbayangkan? Hei, Saudara Elang, jangan bilang kau janjikan mereka wanita cantik? Para tahanan ini sudah menahan diri bertahun-tahun. Kalau itu yang kau tawarkan, bisa-bisa tenaga mereka berlipat ganda."

Kenzo tersenyum tipis. "Wanita cantik? Hehe, asal mereka bisa bergabung dengan Perkumpulan Darah Elang, apa pun bisa kuatur. Termasuk... kebebasan. Kebebasan yang sesungguhnya."

Ruangan seketika hening. Semua mata tertuju pada Kenzo, terdiam hampir satu menit. Kayden akhirnya angkat suara, nadanya ragu, "Kebebasan?"

Kenzo mengangguk dan tersenyum. "Ya. Tapi hanya jika mereka bisa menjadi bagian dari Darah Elang."

Setelah beberapa saat sunyi, semua orang—termasuk Max—terkejut. Mereka melotot, tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.

Kebebasan? Apa mungkin... keluar dari tempat terkutuk ini?

Kenzo menghela napas pelan, lalu berkata, "Cukup katakan bahwa aku menjanjikan hadiah yang tak terbayangkan. Saat waktunya tiba, aku akan membawamu semua keluar dari sini dengan selamat. Tapi sebelum itu, jangan beri tahu siapa pun. Ini janji pertamaku sebagai pemimpin kalian—aku, Kenzo, akan menepatinya."

Belasan orang itu saling berpandangan dengan ekspresi terkejut, lalu serempak berlutut dengan satu lutut dan berseru lantang, “Kami akan mengikuti Saudara Elang sampai mati! Dalam hidup ini, kami tidak akan pernah mengecewakanmu!”

Kenzo mengangkat tangan pelan. “Semua, bangunlah. Sekarang bukan waktunya bicara soal sumpah. Fokus kita saat ini adalah meraih kemenangan sebersih mungkin, dengan kerugian seminimal mungkin.”

Kayden masih tak bisa menyembunyikan semangatnya. “Tenang saja, Saudara Elang. Meskipun kita hanya tujuh belas orang, kita bisa menghabisi semua bajingan itu. Soal anak buah Pangeran Kael, si Zevan itu, serahkan saja pada Saudara Max. Meskipun mereka bersatu sekalipun, Saudara Elang, kau tetap bisa menghancurkan mereka tanpa perlu banyak usaha!”

Kenzo hanya tersenyum tipis, lalu menggeleng pelan. “Lalu jika Naga Langit Daren dan Elang Hitam Axel juga ikut bergabung dengan mereka, menurutmu aku masih bisa menghabisi semuanya dengan satu gerakan?”

Kayden menggaruk kepalanya sambil nyengir. “Eh… ya… paling tidak aku bisa bantu menendang mereka satu atau dua kali.”

Gavien langsung menyikut Kayden. “Sudah, jangan asal bicara. Kalau mereka benar-benar bersatu, kita harus lebih cermat. Kalau kita main hajar tanpa rencana, mereka justru akan balik memanfaatkan celah kita dan menjebak kita di posisi lemah.”

Si Harimau Gila alias Max, yang sejak tadi diam, akhirnya bicara sambil merenung, “Saudara Elang, menurutku selama kita bisa menjatuhkan beberapa pemimpin mereka di awal, kita punya peluang besar untuk menang. Tapi karena kita tidak tahu pasti seberapa banyak pihak yang akan bergabung dengan mereka, kita harus menyiapkan langkah antisipasi.”

Baron—yang dijuluki Pedang Pendek—menimpali, “Saudara Elang, menurutku siapapun yang mereka ajak bergabung nanti, itu bukan masalah besar. Bagaimanapun strateginya berubah, target utama mereka tetap kau dan Saudara Max. Tapi dengan kekuatan kalian berdua, menghadapi lima orang sekelas Zevan pun kalian sanggup. Sementara kami, Saudara Gavien dan yang lainnya, akan bertempur di sisi kalian. Dalam waktu kurang dari lima menit, kami pasti bisa menyingkirkan mereka. Untuk elit-elit lainnya, walaupun kami tidak bisa langsung membunuh, menahan mereka cukup lama bukan masalah.”

Meski dikenal gila, kegilaan Max justru menyimpan perhitungan tajam di baliknya. Ilmu bela dirinya yang tampak brutal sebenarnya menuntut perencanaan matang sebelum bertindak. “Tidak, kita harus punya rencana yang jauh lebih matang. Jujur saja, di hari itu, peran kalian—termasuk Saudara Elang dan tujuh belas orang ini—bukan sebagai ujung tombak, tapi sebagai pelengkap!”

Kayden langsung terpana. “Hah? Pelengkap? Kenapa begitu?”

Max mendengus. “Kita sudah tahu seberapa kuat kalian. Justru karena itu, kalian tidak boleh sampai terluka. Kalian adalah inti dari Darah Elang. Kalian tidak boleh membuat satu kesalahan pun. Luka ringan masih bisa ditoleransi, tapi luka berat? Tidak bisa! Pada hari itu, masing-masing dari kalian hanya boleh membunuh dua orang. Jika ada yang lebih dari itu—keluar dari Perkumpulan Darah Elang. Jelas?”

Gavien dan yang lainnya mengangguk mantap, dada mereka membusung. “Jelas!”

Kenzo ikut mengangguk. “Semuanya akan bergantung pada orang-orang yang kalian rekrut nanti. Kita harus memilih tahanan-tahanan paling tangguh—terutama mereka yang sudah dijatuhi hukuman mati. Di hari pertempuran nanti, aku dan Max pasti akan jadi target utama mereka. Yang perlu kita rencanakan sekarang adalah... bagaimana cara mengalihkan perhatian mereka.”

Baron mengangkat bahu. “Itu bukan hal mudah, kecuali kalau mereka semua bodoh... atau Saudara Elang dan Saudara Max tidak turun langsung ke arena.”

Kayden terdiam sesaat, lalu tiba-tiba berdiri tegak sambil bertepuk tangan. “Oh, Saudara Elang, aku punya rencana!”

“Oh?” Kenzo melirik. “Coba ceritakan.”

Kayden menyeringai. “Aku kenal seseorang... namanya Nathan. Mungkin dia bisa membantu kita.”

Gavien mengerutkan kening, berpikir sejenak. “Jangan-jangan... pria bermata satu yang dulu pernah kau tolong itu?”

“Hehe, Saudara Gavien, ternyata kau masih ingat juga.”

“Ya jelas ingat. Waktu itu dia masuk dengan satu mata, dan murung terus setiap hari. Tatapan matanya saja membuat merinding. Mana bisa aku lupa.”

Kayden mengangguk. “Iya, memang dia agak muram. Tapi dia punya satu kemampuan yang tidak banyak orang tahu. Dan kalau kupikir-pikir, skill-nya ini bisa sangat berguna untuk kita.”

Riko penasaran. “Ayo, cepat bilang. Keahlian macam apa?”

“Dia ahli dalam penyamaran.”

“Penyamaran?” Mata Harimau langsung berbinar. “Sejauh apa kemampuannya?”

“Aku tidak tahu detailnya,” jawab Kayden. “Tapi dia pernah bilang, ilmunya sudah melampaui gurunya. Dia bisa ubah penampilan seseorang dengan sangat realistis. Nah, idenya begini: kita panggil orang itu, lalu aku dan Saudara Elang tukar penampilan. Di hari pertempuran, kita buat mereka bingung. Aku akan jadi umpan, tampil sebagai Saudara Elang di depan mereka. Sementara itu, Saudara Elang bisa bergerak dari samping untuk menyerang diam-diam! Dengan kekuatanmu, Saudara Elang, menyerang dari bayangan pasti akan membuat mereka panik. Membunuh Zevan? Gampang.”

“Brilian!” Harimau Gila tak bisa menahan diri untuk bersorak. “Ide yang cerdas! Kalau berhasil, Saudara Elang akan membuat mereka benar-benar lengah.”

Namun Kenzo hanya menatap Kayden sambil mengernyit pelan. “Kau mau main-main denganku? Kalau ternyata yang datang dua orang sekuat Zevan, menurutmu kau bisa bertahan lebih dari sepuluh gerakan?”

Kayden tertawa santai. “Tenang, Saudara Elang. Kalau cuma dua orang sekelas Zevan, tiga puluh gerakan pun masih aman.”

Kenzo menyipitkan mata. “Lalu... bagaimana dengan tiga puluh gerakan setelah itu?”

“Hehe, itu bagianmu, Saudara Elang. Setelah tiga puluh gerakan, giliranmu yang tampil. Bukankah kau selalu jadi yang terakhir menyelesaikan semuanya? Lagipula, aku ini rubah abadi. Aku tidak akan mati.”

Si Harimau Gila tertawa keras. “Oke, oke, aku suka semangatmu, Nak. Haha!”

Kenzo hanya bisa tersenyum pahit dan menggeleng pelan. “Baiklah... aku akan pertimbangkan rencanamu. Tapi seperti biasa, yang utama tetap keselamatan.”

“Siap, Tuan!” jawab mereka serempak.

1
Bagaskara Manjer Kawuryan
Keren ini ceritanya 👍👍👍
Jhony Meranam
mantap
Raja Semut
Lanjut/Hunger/
Raja Semut
whahaha sangat mendominasi cerita nya /Joyful/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!