NovelToon NovelToon
Cinta 1 Atap Bareng Senior

Cinta 1 Atap Bareng Senior

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Irhamul Fikri

Galuh yang baru saja diterima di universitas impiannya harus menerima kenyataan bahwa ia akan tinggal di kos campur karena kesalahan administratif. Tidak tanggung-tanggung, ia harus tinggal serumah dengan seorang senior wanita bernama Saras yang terkenal akan sikap misterius dan sulit didekati.

Awalnya, kehidupan serumah terasa canggung dan serba salah bagi Galuh. Saras yang dingin tak banyak bicara, sementara Galuh selalu penasaran dengan sisi lain dari Saras. Namun seiring waktu, perlahan-lahan jarak di antara mereka mulai memudar. Percakapan kecil di dapur, momen-momen kepergok saat bangun kesiangan, hingga kebersamaan dalam perjalanan ke kampus menjadi jembatan emosional yang tak terhindarkan.

Tapi, saat Galuh mulai merasa nyaman dan merasakan sesuatu lebih dari sekadar pertemanan, rahasia masa lalu Saras mulai terungkap satu per satu. Kedekatan mereka pun diuji antara masa lalu Saras yang kelam, rasa takut untuk percaya, dan batasan status mereka sebagai penghuni kos yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irhamul Fikri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 27 Peluang yang Tak Disangka

Hari-hari Galuh dan Saras semakin dipenuhi dengan dinamika yang tak terduga. Selepas kejadian di taman malam itu, hubungan mereka mengalami perubahan yang cukup signifikan. Meskipun keduanya belum secara terbuka membicarakan perasaan, ada semacam kesepahaman tak terucap yang mulai tumbuh di antara mereka. Pandangan mata yang tertangkap diam-diam, senyum tipis saat bersitatap, hingga percakapan ringan yang mulai menghangatkan suasana rumah mereka.

Namun di sisi lain, Rangga belum benar-benar menyerah. Pria itu masih berusaha mencari celah untuk mendekati Saras. Sikapnya semakin halus, seolah mencoba bermain aman di hadapan Galuh namun tetap menebar perhatian pada Saras di setiap kesempatan. Galuh menyadari hal ini dan mulai merasa tidak nyaman, meski dia belum berani mengungkapkannya secara langsung.

Suatu hari, Saras pulang lebih larut dari biasanya. Galuh yang tengah mengerjakan tugas di ruang tengah segera bangkit saat mendengar pintu depan terbuka.

"Saras?" panggilnya sambil menghampiri.

Gadis itu terlihat lelah. Wajahnya sedikit pucat dan langkahnya pelan.

"Iya... barusan dari bimbingan kelompok. Maaf pulang malam."

Galuh langsung menawari segelas air putih dan membiarkan Saras duduk di sofa.

"Mau makan dulu nggak? Aku tadi sempat masak, masih ada kok."

Saras tersenyum tipis. "Boleh... tapi bareng kamu ya."

Galuh mengangguk dan mengambil dua piring dari dapur. Malam itu mereka makan bersama dalam keheningan yang nyaman. Sesekali, Galuh memperhatikan Saras yang tampak lelah namun tetap memaksakan senyum.

Setelah selesai makan dan membereskan dapur, mereka duduk kembali di ruang tengah. Saras bersandar di sofa dengan mata setengah terpejam.

"Kamu kenapa? Kelihatan capek banget belakangan ini," tanya Galuh, mencoba menjaga nada suaranya tetap lembut.

"Tugas akhir makin banyak. Belum lagi urusan organisasi. Tapi aku bisa kok. Nggak apa-apa."

Galuh ingin sekali bilang bahwa dia peduli. Bahwa dia ingin Saras berhenti terlalu memaksakan diri. Tapi kata-kata itu belum siap keluar.

"Kalau capek, istirahat aja. Aku bantu kalau bisa."

Saras menoleh, menatap Galuh. Ada kehangatan dalam tatapannya. "Makasih, Galuh. Kamu baik banget. Aku nyaman tinggal di sini."

Ucapan itu membuat jantung Galuh berdetak lebih cepat.

Keesokan harinya, di kampus, Galuh dikejutkan oleh tawaran tak terduga dari dosennya. Ia diminta menjadi asisten dosen untuk mata kuliah pemrograman. Sebuah kesempatan emas yang sangat langka bagi mahasiswa semester empat.

"Saya lihat kemampuanmu cukup menonjol, Galuh. Kamu cocok jadi asdos. Mulai minggu depan ya," kata Bu Mira, dosen favoritnya.

Galuh mengiyakan, meski dalam hati merasa gugup. Ia segera menceritakan hal itu pada Saras malam harinya.

"Asdos? Wah, selamat ya! Aku bangga banget," ucap Saras tulus, matanya berbinar.

"Iya... semoga aku bisa. Ini juga bikin aku makin sibuk sih."

Saras mengangguk. "Kalau kamu sibuk, aku juga bisa jaga rumah. Gantian bantu-bantu. Kita bisa bagi waktu bareng-bareng."

Kebersamaan mereka kini tak lagi sekadar tinggal satu atap. Mereka mulai menjalani keseharian sebagai tim. Saling bantu, saling dukung. Tanpa sadar, mereka telah membangun ritme hidup bersama yang tak bisa dipisahkan.

Namun di tengah kebersamaan yang kian erat, Rangga diam-diam mulai menyusun rencana lain. Ia merasa kalah telak dari Galuh, dan hal itu tidak bisa ia terima begitu saja.

Suatu malam, Rangga menghubungi seseorang lewat telepon.

"Gue butuh lo buat cari tahu semuanya tentang cowok itu. Galuh, namanya. Gue pengen tahu dia punya kelemahan di mana."

Suara di ujung sana terdengar mengangguk. "Oke. Gue bakal cari datanya."

Rangga menyeringai licik. Ia tak peduli jika harus bermain kotor. Baginya, Saras harus menjadi miliknya. Dan Galuh? Harus menyingkir.

Sementara itu, Galuh tak tahu apa-apa. Ia hanya fokus menjalani rutinitas barunya sebagai asisten dosen. Ia merasa hidupnya mulai menemukan arah, dan Saras adalah bagian penting dari proses itu. Ia bahkan mulai mempertimbangkan untuk menyatakan perasaan, tapi terus menunda karena takut merusak apa yang telah mereka bangun.

Malam itu, saat Galuh duduk di meja belajar, Saras datang membawa dua cangkir teh hangat.

"Istirahat dulu, asdos keren," ucapnya sambil menyodorkan teh.

Galuh tersenyum dan menerima cangkir itu.

"Saras... kamu tahu nggak? Aku senang bisa tinggal bareng kamu. Nggak cuma karena kita cocok, tapi... karena kamu bikin rumah ini berasa hidup."

Saras menatapnya. Jantungnya ikut berdebar.

"Aku juga ngerasain hal yang sama, Galuh."

Keheningan malam menyelimuti mereka, namun di antara tatapan dan senyum yang saling bertukar, ada perasaan yang tumbuh dan menunggu untuk disampaikan. Namun bayangan ancaman dari luar dari seseorang seperti Rangga masih mengintai, siap mengguncang hubungan yang mulai terjalin erat.

1
Esti Purwanti Sajidin
waaahhhhhhhh keren galuh nya,laki bgt
kalea rizuky
bagus lo ceritanya
Irhamul Fikri: Terima kasih kak
total 1 replies
kalea rizuky
Galuh witing tresno soko kulino yeee
ⁱˡˢ ᵈʸᵈᶻᵘ💻💐
ceritanya bagus👌🏻
Irhamul Fikri: terimakasih kak🙏
total 1 replies
lontongletoi
awal cerita yang bagus 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!