Alinea Alexandra sangat bahagia saat orang tuanya menjodohkan dirinya dengan Diksi Galenio, pria yang selama ini diam-diam dia cintai.
Namun, kenyataan tak sesuai dengan harapannya, Alinea harus menelan pil pahit karena hanya dijadikan istri rahasia oleh Galen.
"Kamu tidak perlu bertingkah seperti seorang istri! Karena Aku menikahimu hanya untuk balas budi. Satu lagi, rahasiakan pernikahan ini dari kekasih ku!" Diksi Galenio.
Namun, saat Alinea terus memperjuangkan cintanya, Dia justru dipertemukan kembali dengan mantan kekasihnya.
Apakah Alinea akan terus berjuang untuk mendapatkan cinta suaminya?
Atau menyerah dan memilih mantan kekasihnya?
"Aku tunggu jandamu!" Skala Bumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12
'𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘥𝘪 𝘢𝘱𝘢𝘳𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯!'
Ruby tersenyum senang saat membaca pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. Wanita itu pun bergegas menuruti apa yang seseorang itu minta.
Ruby berjalan mengendap-endap menuruni tangga. Berharap kepergiannya itu tidak diketahui oleh Galen.
"Kamu mau ke mana?"
Galen baru saja mengambil air minum dari dapur, pria itu memicingkan matanya saat berpapasan dengan Ruby. Wanita itu berjalan mengendap-endap seperti maling membuat Galen curiga.
"Mmmm... itu... Managerku barusan telpon, katanya ada pemotretan." Wanita itu berusaha menutupi kegugupannya.
"Di jam seperti ini?" Galen menatap Ruby dengan intens sambil menunjuk jam di pergelangan tangannya.
Pasalnya, jam sudah menunjukkan pukul 00.45 dini hari. Perusahaan mana yang memperkerjakan orang di jam seperti ini, pikir Galen.
"𝘚𝘪𝘢𝘭! 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘔𝘢𝘴 𝘎𝘢𝘭𝘦𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘴𝘪𝘩? 𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘢𝘱𝘢?"
"Iya, Mas. Temanya kesunyian, jadi bagus dilakukan di malam hari," ucapnya asal.
Walaupun terdengar aneh dan tidak masuk akal menurutnya, tapi Galen tidak mau ambil pusing. Cukup seharian ini masalahnya dengan Alinea menjadi beban pikirannya. Galen tidak mau menambah beban pikiran lagi dengan memikirkan pekerjaan Ruby. Lagipula Ruby tidak mungkin membohonginya.
Galen pun mengijinkan Ruby untuk pergi, membuat senyum di bibir wanita itu tersungging.
"𝘚𝘺𝘶𝘬𝘶𝘳𝘭𝘢𝘩 𝘔𝘢𝘴 𝘎𝘢𝘭𝘦𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢!"
...----------------...
Setengah jam kemudian, Ruby sampai di sebuah apartemen mewah. Wanita itu turun dari mobilnya dengan menggunakan masker yang menutupi sebagian wajahnya. Ruby selalu waspada di manapun dia berada, karena wanita itu takut kamera paparazi diam-diam mengintainya, mengingat dia adalah seorang model yang sedang naik daun.
Ruby tidak ingin citranya sebagai wanita polos yang selama ini dia bangun, hancur karena kecerobohannya sendiri.
Tok tok tok
Begitu sampai di kamar apartemen yang dia tuju, seseorang menarik tangan Ruby dan menghimpit tubuh wanita itu di dinding. "Kenapa lama sekali, hmm?" Orang itu menatap sendu wanita di depannya. Jaraknya nyaris tak berjarak membuat napas keduanya saling beradu.
Ruby mengalungkan tangannya dileher orang itu. "Maaf, Galen sempat mencurigai ku tadi," ucap Ruby dengan manja. Wanita itu mengecup leher pria di depannya membuat wajah pria yang tadinya kesal itu berubah senang.
"Kamu selalu tahu apa yang ku mau," bisik pria itu. Dengan tatapan penuh damba, pria itu memangku tubuh Ruby membuat wanita itu dengan reflek melingkarkan kakinya di pinggang pria itu.
Pria itu duduk di sofa dengan Ruby berada di atas pangkuannya. Untuk sejenak keduanya saling bertatapan penuh rindu, sampai kemudian bibir mereka saling beradu dan memagut penuh gairah.
Tangan pria itu membuka satu persatu kancing dress yang Ruby kenakan. Sampai akhirnya tampaklah dua gundukan yang menyembul masih terbungkus kain penutup. Dengan cekatan pria itu membuka pengaitnya, membuat dua gundukan itu terpampang nyata tanpa ada yang menghalangi.
"Ini semakin besar, Baby. Aku suka." Pria itu meremas kedua gundukan yang bergelantungan manja sebesar buah melon. Tak puas hanya memainkan dengan tangannya, pria itu menenggelamkan wajahnya diantara dua gundukan itu. Lidahnya bermain dengan lincah membuat Ruby mendesah nikmat.
Ahhhhhh
Entah sejak kapan keduanya kini sudah tidak memakai sehelai benang pun, pria itu bersiap memasukkan miliknya yang sudah berdiri tegak ke dalam milik Ruby.
Jleb
Dengan satu hentakan milik pria itu berhasil tenggelam di lembah milik Ruby. Pria itu menghentakkan miliknya dengan ritme yang cepat membuat Ruby melayangkan protesnya. "Dad, pelan-pelan. Ingat, ada baby di dalam sini!" Ruby membawa tangan pria itu mengusap perutnya.
"Maaf, aku terlalu bersemangat!" Pria itu mengecup perut Ruby, dan mulai mengurangi ritme nya.
"Aaahhh ini sangat nikmat, Baby." Pria itu terus mengerang saat Ruby mengambil alih permainan. Ruby yang khawatir dengan janinnya, memilih untuk bertukar posisi, kini wanita itu berada di atas sang pria.
Pria itu menikmati hentakan Ruby di bawah sana sambil tangannya memainkan gundukan buah melon yang bergelantungan manja di depannya.
Setelah beberapa menit kemudian, keduanya sama-sama mencapai klimaksnya. " Terimakasih, kamu selalu membuatku puas!" Ucap pria itu. Ruby hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
...----------------...
Alinea terus berguling-guling di atas tempat tidurnya. Wanita cantik itu tidak bisa tidur karena terus teringat dengan kejadian saat di kantor sore tadi. Saat Skala memeluknya dan bodohnya Alinea tidak menolak pelukan itu, bahkan cenderung menikmatinya karena merasa pelukan mantan kekasihnya itu sangat nyaman.
'𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘢𝘥𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬𝘮𝘶'
Kalimat yang Skala ucapkan itu selalu terngiang di telinganya. Entah mengapa satu kalimat itu mampu membuat jantung Alinea berdebar tak seperti biasanya.
Alinea merasa dejavu dengan perasaannya saat ini, karena ini bukan pertama kali untuknya, ini adalah kali kedua Alinea merasakan debaran itu. Debaran yang sama pada orang yang sama.
"𝘚𝘵𝘰𝘱, 𝘈𝘭𝘪𝘯! 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘨𝘪."
Alinea sangat sadar apa yang dirasakannya pada Skala saat ini adalah cinta. Begitupun Skala, Alinea tahu Skala pun memiliki perasaan yang sama dengannya. Walaupun cinta mereka tidak salah, namun cinta itu hadir di waktu yang tidak tepat, karena keduanya sudah memiliki pemilik raganya masing-masing.
Alinea terus bergelut dengan batinnya sendiri, wanita cantik itu tidak ingin dirinya kembali mencintai orang yang salah. Dulu, Alinea mencintai kekasih sahabatnya. Walaupun pada akhirnya Alinea berhasil memiliki raga pria yang kini menjadi suaminya itu, namun Alinea tidak pernah memiliki cinta suaminya.
Cukup Galen saja dia jadikan pelajaran. Alinea tidak ingin kembali terjebak pada cinta yang sudah memiliki pemiliknya. Alinea juga tidak mau menambah beban pikirannya, masalah rumah tangganya dengan Galen saja Alinea masih bingung mau di bawa kemana. Satu-satunya jalan adalah, Alinea harus mengubur perasaannya untuk Skala sebelum perasaan itu kembali tumbuh dan semakin dalam.
"Aku tidak boleh mencintai Kak Kala! Dia sudah beristri. Aku tidak mau menyakiti hati istri Kak Kala!"
Status Skala yang sudah memiliki istri, membuat Alinea tidak mau di cap sebagai pelakor. Apa kata orang nantinya, terlebih lagi Alinea masih berstatus sebagai istri Diksi Galenio.
Bukan itu saja, keluarga Alinea pasti akan malu jika mendengar putri kesayangannya berhubungan dengan pria beristri. Alinea tidak mau berita itu sampai ke telinga keluarganya, karena itu sama saja dengan mencoreng nama baik keluarganya. Sebelum itu terjadi, Alinea harus menjauh dari Skala. Karena intensitas pertemuan bisa membuat cinta semakin kuat. Jika mereka terus bertemu Alinea takut semakin terjebak dengan perasaannya.
"Apa aku keluar saja dari perusahaannya?"
...----------------...
Di tempat lain, Skala pun tidak bisa memejamkan matanya. Pria itu terus tersenyum membayangkan kejadian saat dirinya memeluk mantan kekasihnya.
Skala merasa hatinya berbunga-bunga bahkan jantungnya berdetak sangat cepat seperti mau melompat dari tempatnya. Skala mengingat Alinea tidak menolak saat dirinya memeluknya, dan Skala yakin wanitanya itu masih memiliki perasaan yang sama dengannya.
"Besok aku harus mengatakan pada Alin, bahwa aku masih sangat mencintainya. Aku juga bukan pria beristri seperti yang dia pikirkan. Dan sebentar lagi kamu yang akan menjadi istriku!"
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
👍❤🌹🙏
tuh denger apa kata babang skala awas nyesel looh 🤭🤭👍❤🌹🙏