My Brother'S Friend Is My Partner

"Abang..."

Bianca menghambur ke dalam pelukan Brian yang baru saja pulang setelah urusan nya selesai. Kakak adik itu saling mendekap menyalurkan kerinduan setelah 2 bulan berpisah. Ini perpisahan pertama mereka dalam waktu yang cukup lama selepas kedua orang tua mereka tiada.

"Lu uda pulang?" Alex yang baru pulang dari kantor menyapa mereka yang masih saling mendekap.

"Iya" Brian melepaskan pelukan nya pada Bianca.

"Muka lu kenapa begitu? kayak nggak suka gue pulang" Ucap Brian lagi saat melihat raut wajah aneh dari Alex. Tubuh Bianca menegang, ia takut Brian akan curiga, gadis itu merutuki sikap Alex.

"Bacot! gue cuma kaget aja ternyata lu masih ingat pulang" Jawab Alex sambil terkekeh, ia melirik pada Bianca yang menghela nafas lega.

"Eh lu kira itu mau gue. Sembarangan aja" keduanya saling memeluk ala pria lalu tertawa bersama.

"Tapi malam ini gue tidur di sini dulu ya, malas pulang gue, terbiasa berdua sama Bian kalo balik pasti kerasa banget sepi nya" Ucap Alex pada Brian, namun matanya malah menatap pada Bianca.

"Pake izin segala, selama ini lu nginap ya tinggal nginap aja" gerutu Brian. Alex kembali tertawa. Lalu Brian mengambil paper bag oleh-oleh untuk Bianca dan Alex.

Mata Bianca berbinar melihat oleh-oleh berupa dress pantai dan tas khas daerah yang Brian kunjungi.

"Makasih bang bagus banget" Bianca tersenyum lebar dan menempelkan dress berbahan ringan dengan motif khas daerah tersebut ke tubuhnya

Bianca mengalihkan pandangan nya saat matanya bertemu dengan tatapan Alex. Bianca dapat melihat kilatan yang begitu ia mengerti dari mata pria itu, mungkin saja Alex tengah memikirkan hal mesum saat melihat Bianca dengan dress di tangan nya.

'Dasar mesum' Dengus Bianca dalam hati.

"Bang, Bian ke kamar dulu. Pengen istirahat capek. Pulang kuliah nugas sampe sore jadi capek banget" Pamit Bian, tubuhnya terasa lemas. Tapi ia berusaha tak menunjukkan nya agar kedua pria posesif di hadapan nya tak merasa panik.

"Bi, kamu pucat banget. Ke dokter ya" ucap Alex yang membuat Bianca kelabakan.

"Iya, kamu sakit?" Timpal Brian yang membuat Bianca memutar matanya malas. Yah mereka memang selalu kompak.

"Nggak usah berlebihan gitu ih, Bian cuma kecapek an. Bye..." Bianca memaksakan berlari menuju kamarnya. Mengunci pintunya dari dalam lalu merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia mencoba memejamkan matanya, berusaha memulihkan kembali tenaga nya yang membuat tubuhnya terasa tak bertulang.

"Aku tu kenapa sich jadi gampang lelah begini" Gerutu gadis itu dengan matanya yang terpejam.

Sementara itu di kamarnya Brian tampak terpaku melihat satu buah paper bag yang ia tujukan untuk Bella. Ia bingung pada dirinya sendiri yang mengaku sebal pada Bella yang begitu agresif padanya. Namun seolah ada yang menuntun nya untuk membawakan gadis itu oleh-oleh.

Brian menggelengkan kepalanya

'Aku pasti sudah gila' Brian melemparkan paper bag tersebut lalu merebahkan tubuh nya. Ia memutuskan untuk beristirahat.

Namun meski matanya terpejam, Brian malah memikirkan gadis berisik itu. Brian memang sudah mengenal Bella karena gadis itu sudah beberapa kali main ke rumah ini bersama Bianca. Tak ada kedekatan khusus bahkan mereka hanya bertegur sapa seperlunya.

Brian tak habis fikir saat Bella tiba-tiba menghubungi nya, bahkan gadis itu rutin menelfon dan mengirimkan chat saat dirinya sedang bekerja. Meski Brian sudah tegas mengatakan untuk tak mengganggunya namun Bella tak peduli. Ia tetap getol mendekati kakak dari sahabatnya itu.

🍁🍁🍁

Dengan malas Bella membuka matanya saat mendengar ketukan di pintu kamarnya.

"Bi bukain dong" Suara yang tak asing di telinga nya. Bianca mengumpulkan tenaga nya, ternyata tidur sebentar cukup membuat tubuhnya lebih baik.

Perlahan ia berjalan untuk membuka pintu, ia sempat melirik jam weker nya di nakas, ternyata hari sudah malam. Jarum jam sudah bertengger di angka 7.

"Ngapain malam-malam kemari" Tanya Bianca judes saat melihat sosok Bella yang tersenyum lebar padanya.

"Jahat banget sama teman sendiri" Bella memanyunkan bibirnya.

"Becanda Bell" Bianca terkekeh.

"Aku bawain makan malam buat kamu sama abang Brian" Ucap Bella sambil mengulum senyum.

"Nah iya, aku tu mau buat perhitungan sama kamu. Bisa-bisanya beraksi tanpa cerita ke aku" cecar Bianca saat mengingat Bella yang mulai mendekati abang nya. Bella tersenyum salah tingkah.

"Yah nggak aku kasih tau juga kamu bakalan tau" Elak gadis itu yang dibalas dengusan oleh Bianca.

"Ya udah dech, semoga misi kamu berhasil ya"

"Bantuin ya Bi" Mohon Bella sambil menangkup kan kedua tangan nya.

"Tu kan, pake rahasia-rahasiaan tapi ujung-ujungnya minta tolong jg kan" Cebik Bianca sinis.

"Sesama teman harus saling membantu dong bi" Bella mengerjap-ngerjapkan matanya berusaha merayu Bianca.

"Iya dech iya, by the way makanan apa yang kamu bawa? kebetulan aku lapar" Tanya Bianca kemudian.

"Coto Makassar kesukaan bang Brian" ucap Bella bangga. Mata Bianca berbinar, sepertinya makanan yang Bella bawa sangat menggiurkan.

"Wah pasti enak" Bianca langsung menarik Bella menuju meja makan.

Ternyata Brian dan Alex sudah menunggu di meja makan. Bianca sedikit risih melihat tatapan Alex. Ia takut Brian akan menangkap basah Alex pasti Brian akan curiga melihat Alex menatap nya begitu berbeda.

"Belum mandi Bi?" Tanya Alex

"Belum bang, Bian kedinginan" Karena Bella sudah lebih dulu duduk di depan Brian mau tidak mau Bianca duduk di depan Alex.

"Ini bang, aku yang buat loh. Bikin nya penuh cinta" Ucap Bella sambil menyodorkan semangkok Coto Makassar untuk Brian lalu mengambil untuk dirinya. Brian memasang wajah judes namun ia tetap menerima pemberian Bella.

"Buat aku sama bang Alex nggak sekalian di ambilin Bell?" protes Bianca yang sudah menunggu namun Brian dan Bella malah sudah mulai menyantap makanan nya.

"Ambil sendiri" Ucap Bella, Brian tersenyum sinis pada Bella.

"Jadi kamu cuma baik sama aku?" Bella kelabakan mendapat pertanyaan itu dari Brian. Sial nilai nya yang memang sudah minus di mata Brian menjadi semakin anjlok saat ini.

"Bu-bukan gitu bang, aku sama Bianca kan bersahabat emang biasa kayak gitu. Maaf ya bang tapi tanya dech sama Bian kita tu saling sayang. Iya kan bi? sini aku ambilin ya" Ucap nya gugup.

"nggak usah, aku aja yang ambil" Bianca menuangkan Coto ke dalam mangkuk dan menyerahkan nya pada Alex. lalu mengambil untuknya.

"Makasih Bi" ucap Alex sambil tersenyum. Ia sempat mengusap tangan Bianca tanpa sepengetahuan Brian. Bianca memelototi Alex atas tindakan nya itu, untung saja Brian hanya fokus dengan makanan nya. Brian sengaja terlihat dingin dan judes di depan Bella.

Bianca melirik Bella yang tersenyum menatap pad Brian sehingga melupakan makanan di hadapan nya. Bianca tersenyum geli, sepertinya Bella mulai bersikap bodoh karena perasaan cinta nya.

🍁🍁🍁